You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny.

S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS SEPSIS NEUNATORUM

A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Senin, 7 Juli 2014
Pukul : 13.15 WIB
Tempat : Ruang NICU RSUD Wates
Metode : Wawancara, observasi,dan studi document.
Sumber : Pasien dan status pasien.
Oleh : Praktikan Nurul dan Palupi

B. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
1. Nama pasien : By. Ibu S
2. Tanggal lahir/umur : 6 Juli 2014/ 1 hari
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Nama Ayah : Tn. T
5. Nama Ibu : Ny. S
6. Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
7. Agama : Islam
8. Pendidikan ayah/ibu : S1/ SMA
9. Pekerjaan ayah/Ibu : Wiraswasta/ IRT
10. Usia Ayah/Ibu : 40 tahun/ 33 tahun
11. Alamat : Tegal Lembut, Giripeni, Wates, Kulonprogo
12. Diagnosa Medis : Sepsis Neunatorum
13. No. RM : 479024

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya bernapas cepat. Bayi menangis
merintih dan rewel.
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Ibu pasien membawa anaknya ke ruang perinatologi karena anaknya
bernapas cepat sejak tanggal 6 juli malam.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak lahir secara spontan pervaginam dengan presentasi kepala dan
tanpa bantuan pernapasan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus.
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami sama dengan pasien.
5. Genogram













6. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Selama Kehamilan
1) HPHT : 25 Oktober 2013
2) HPL : 2 Juli 2014
3) Umur Kehamilan : 40 minggu 4 hari
4) Riwayat ANC : teratur setiap bulan, frekuensi
pemeriksaan 7 kali
5) Tempat ANC : Bidan
6) Kenaikan BB selama hamil : 12 kg
7) Komplikasi kehamilan : tidak ada komplikasi
8) Golongan darah ibu : B
9) Riwayat kehamilan : hamil direncanakan


Keterangan:

= perempuan

= laki-laki

= perempuan
meninggal

= laki-laki
meninggal
= pasien
10) Riwayat persalinan yang lalu

No. BB lahir Tahun
lahir
Jenis
kelamin
Jenis
persalinan
Komplikasi
persalinan
Kondisi
saat ini
Riwayat
imunitas
1. 2700
gram
2007 Laki-laki Spontan - Sehat Sudah
diimunisasi
lengkap

b. Saat Kelahiran
1) Penolong : bidan
2) Tempat : bidan klinik
3) Cara melahirkan : spontan pervaginam
4) Presentasi : kepala

c. Setelah Kelahiran
1) Usaha nafas : dengan bantuan / tanpa bantuan
2) APGAR score : menit pertama skor 7, menit kelima skor 8
3) Resusitasi : -
4) Trauma lahir : tidak ada trauma lahir

7. Riwayat Imunisasi
Bayi sudah diimunisasi Hepatitis B pada tanggal 6 Juli 2014-07-09

D. POLA KEBIASAAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
1. Pola Nutrisi dan Cairan
Jenis makanan dan minuman pasien adalah ASI eksklusif tidak ada
tambahan makanan lain. Pasien minum sehari sekitar 100 cc perhari.
Berat badan turun dari 2800 gram ke 2400 gram. Pasien diberikan ASI
setiap 3 jam sekali.
2. Pola Eliminasi
a. BAK : urine pertama tanggal 6 Juli 2014, jam tidak diketahui
karena menggunakan pampers dan urine berwarna jernih.
b. BAB : keluarnya feses pertama tanggal 6 Juli 2014 sekitar jam 5
sore dan berwarna hitam.
3. Pola Tidur
Ibu pasien mengatakan pasien sering terbangun dan tidak nyenyak
tidurnya.
4. Pola Hygene tubuh
Bayi hanya di lap dengan washlap.
5. Pola Aktivitas
Aktivitas mobilisasi dilakukan sendiri, makan dan minum dibantu
dengan alat OGT, untuk toileting pasien menggunakan pampers

E. PEMERIKSAAN UMUM
1. Reflek :
a. Moro : ada
b. Menghisap : kuat
c. Menggengam : lemah
d. Rooting : lemah

2. Tonus aktivitas
Aktiv/ tenang/ letargi/ kejang
Menangis keras/ menangis lemah/ melengking/ sulit menangis/
merintih

3. Tanda-tanda Vital
Keadaan Umum : lemah
Suhu : 36,4
o
C
Nadi : 130x/ menit
Respirasi : 80x/ menit
Berat badan : 2400 gram
Panjang badan : 48 cm

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit
warna kulit pucat, tidak ada sianosis di seluruh tubuh, turgor kulit
baik.

b. Kepala / leher
Lingkar kepala : 33 cm
Kepala simetris, tidak ada lesi, ubun- ubun masih lunak, Sutura
sagitalis tepat tidak terpisah

c. Mata
Mata terlihat bersih tidak ada pengeluaran sekret pada mata,
konjungtiva tidak anemis, dan warna sklera tidak ikterik.

d. Telinga
Telinga bersih, bentuk simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada
cairan yang keluar dari telinga.

e. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada kelainan kongenital, tidak ada
pengeluaran cairan dari hidung, ada nafas cuping hidung,
terpasang O2 kanul binasal.

f. Mulut
Tidak ada kelainan, mukosa mulut kering, terpasang OGT.

g. Thorax dan paru-paru
Lingkar dada: 29 cm
Bentuk dada simetris, ada retraksi dada ringan. Terpasang TSR
pada dada kanan kiri dan garis tengah aksila. Suara jantung
S1/S2.
h. Abdomen
Lingkar perut: 27 cm
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran limfa dan tidak ada
kelainan kongenital. Bising usus tidak terdengar.




i. Umbilikus
Umbilikus belum puput jumlah pembuluh darah 2 arteri, 2 vena.
Kondisi umbilikus basah tidak berbau berwarna agak kecoklatan
dan tidak ada inflamasi maupun perdarahan.

j. Genitalia
Laki-laki normal tidak ada kelainan, testis sudah turun.

k. Anus
Anus ada, tidak ada kelainan.

l. Ekstremitas
Ekstremitas atas lengkap, tidak ada keluhan gerak.
Ekstrimitas bawah lengkap, tidak ada keluhan gerak, kaki kanan
terpasang infus threeway dan pada kaki kiri terpasang saturasi
O2.


5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal pemeriksaan : 07 Juli 2014
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.

9.
10.
11.

12.
13
14
15
16
17
18
19
20
21


22

23
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Lekosit
Trombosit
Eritrosit
MPV (Mean Platelet Volume)
PDW (Platelet Distributor Width)
PCT (Pieatelecrit)
INDEX
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Neutrofil%
Limfosit%
Monosit%
Eosinofil%
Basofil%
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa darah sewaktu
ELEKTTROLIT
Natrium

13,4
36,6
17,77
275
3,77
8,4
16,3
0,2

97,0
35,5
36,6

70,9
20,0
7,5
1,2
0,4
12,60
3,45
1,35
0,21
0,07


76

138,6

14,00 - 24,00
44,00 - 64,00
4,0 10,5
150 450
4,80 7,10
6,5 12,00
9,0 17,0
0,108 0,282

80,0 97,0
27,0 32,0
32,0 38,0

50,0 70,0
25,0 40,0
3,0 9,0
0,5 5,0
0,0 1,0
2,00 7,00
1,25 4,0
0,30 1,00
0,02 0,50
0,0 10,0


<200

135-146
24
25
Kalium
Chlorida
4,8
106,4
3,4 5,4
96 100


6. TERAPI
a. Oksigen kanul binasal 1L/ menit
b. Infus Glukose infus pump dengan threeway 6 tetes/ menit
c. Ampicillin injeksi IV 2 x 120 mg
d. Gentamium injeksi IV 1 x 12 mg


F. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
DS: Ibu bayi
mengatakan:
- Bayi napas cepat
- Bayi menangis
merintih
DO:
- RR: 80x/ menit
- Nadi: 130x/ menit
- Retraksi dada
ringan
- Terpasang O2 1L/
menit
- Napas cuping
hidung
- Bayi terpasang
TSR
- Bayi terpasang
saturasi oksigen
Pola napas tidak efektif Takipnea
DS: ibu bayi
mengatakan:
- Pasien makan
dan minum ASI
sedikit
- Berat badan turun
dari 2800 gram
menjadi 2400
gram
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intake nutrisi kurang
DO :
- BB lahir: 2800
gram
- BB sakit: 2400
gram
- Bayi terpasang
OGT
- Sehari bayi
minum ASI 100
cc
- Hemoglobin: 13,4
(14,00 24,00)
- Eritrosit: 3,77
(4,80 7,10)
-
DS:
- Ibu pasien
mengatakan saat
melahirkan air
ketuban berwarna
keruh
- Ibu bayi
mengatakan, bayi
minum hanya
sedikit
DO:
- Pasien terpasang
infus pump
Glukose 10%
pada kaki kanan
- Leukosit: 17,77
Resiko infeksi Penurunan sistem
imunitas
(4,0 10,5)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan takipnea yang ditandai
dengan:
DS: Ibu bayi mengatakan:
- Bayi napas cepat
- Bayi menangis merintih
DO:
- RR: 80x/ menit
- Nadi: 130x/ menit
- Retraksi dada ringan
- Terpasang O2 1L/ menit
- Napas cuping hidung
- Bayi terpasang TSR
- Bayi terpasang saturasi oksigen

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi kurang yang ditandai dengan:
DS: ibu bayi mengatakan:
- Pasien makan dan minum ASI sedikit
- Berat badan turun dari 2800 gram menjadi 2400 gram
DO :
- BB lahir: 2800 gram
- BB sakit: 2400 gram
- Bayi terpasang OGT
- Sehari bayi minum ASI 100 cc
- Hemoglobin: 13,4 (14,00 24,00)
- Eritrosit: 3,77 (4,80 7,10)

3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imunitas yang
ditandai dengan:
DS:
- Ibu pasien mengatakan saat melahirkan air ketuban berwarna
keruh
- Ibu bayi mengatakan, bayi minum hanya sedikit
DO:
- Pasien terpasang infus pump Glukose 10% pada kaki kanan
- Leukosit: 17,77 (4,0 10,5)



H. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam, pola nafas kembali normal
dengan kriteria hasil:
- RR dalam rentang normal
- Bayi menangis keras
- Bayi mampu bernapas dengan baik
- Tidak ada pernapasan cuping hidung

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Posisikan bayi semi fowler

3. Kolaborasi pemberian oksigen
1. Mengetahui perubahan status
kesehatan bayi
2. Posisi semi fowler membantu bayi
bernapas lebih lapang
3. Pemberian oksigen membantu
mengurangi sesak napas pada bayi
2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 2x24 jam, nutrisi bayi terpenuhi
dengan kriteria hasil:
- Berat badan meningkat 200 gram
- bayi dapat minum ASI dengan baik
- ibu mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi bayi
1. kaji masukan nutrisi bayi

2. timbang berat badan setiap hari

3. jelaskan pada ibu pentingnya nutrisi
dan kebutuhan nutrisi perhari pada
bayi
4. kolaborasi untuk pemberian cairan
1. mengetahui masukan nutrisi yang
baik untuk bayi
2. mengetahui perubahan berat badan
yang berarti
3. menambah pengetahuan ibu
tentang bayinya

4. cairan parenteral mencegah bayi
parenteral
5. kolaborasi untuk pemasangan OGT
dehidrasi dan mal nutrisi
5. OGT membantu bayi untuk
mendapatkan nutrisi yang cukup

3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 2x24 jam, resiko infeksi pada bayi
tidak terjadi dengan kriteria hasil:
- Bayi bebas dari tanda dan gejala
infeksi
- Leukosit dalam batas normal
1. Batasi pengunjung sesuai indikasi


2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi

3. Batasi penggunaan alat/prosedur
invasive jika memungkinkan

4. Lakukan dressing infus

5. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayi
6. Gunakan sarung tangan pada waktu
perawatan
1. Pembatasan pengunjung dapat
mengurangi penularan infeksi dari
luar
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
dapat membantu mengurangi resiko
penyebaran infeksi nosokomial
3. Prosedur invasif yang berlebihan
dapat menambah luka-luka yang
meningkatkan infeksi
4. Dressing infus mengurangi resiko
infeksi
5. ASI dapat membantu meningkatkan
antibodi pada bayi
6. Sarung tangan mencegah
penyebaran infeksi nosokomial
7. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik 7. Antibiotik membantu mengurangi
penyebaran/ membunuh bakteri pada
tubuh bayi

You might also like