You are on page 1of 20

PENDAHULUAN

Penyakit kelamin (veneral diseases) sudah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat
populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonore. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan,
seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat, banyak ditemukan penyakit-penyakit baru,
sehingga istilah tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexually transmitted diseases
(STD) atau penyakit menular seksual (PS).
!
Perubahan istilah tersebut memberi dampak terhadap spektrum PS yang semakin luas
karena selain penyakit-penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit kelamin ("D) yaitu
sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma #enereum dan granuloma inguinale juga termasuk
uretritis non-gonore ($%&), kondiloma akuminata, herpes genitalis, kandidosis, trikomoniasis,
bakterial #aginosis, hepatitis, moluskum kontagiosum, s'abies, pedikulosis pubis, dan lain-lain.
!

PS adalah penyakit yang hubungannya terutama melalui hubungan seksual. (ara hubungan
kelamin tidak terbatas se'ara genito-genital saja, tetapi dapat juga se'ara oro-genital atau ano-
genital, sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit menular seksual tidak terbatas pada
daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstragenital.
)
eskipun demikian tidak berarti bah*a semuanya harus melalui hubungan kelamin,
tetapi ada beberapa yang ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk,
termometer, dan sebagainya. Selain itu penyakit menular seksual juga dapat ditularkan kepada
bayi dalam kandungan.
)
+arus diperhatikan bah*a PS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat
mun'ul dan menyerang mata, mulut, saluran pen'ernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
(ontohnya, baik +I",-IDS dan +epatitis . dapat ditularkan melalui hubungan seks tapi
keduanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.
/
Terkadang, PS tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga kita tidak tahu kalau
kita sudah terinfeksi. PS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada pria
atau *anita. .eberapa PS baru menunjukkan tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi. Pada *anita, PS bahkan tidak dapat
terdeteksi. 0alaupun seseorang tidak menunjukkan gejala-gejala terinfeksi PS, dan tidak
mengetahui bah*a mereka terkena PS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
/
1rang yang terinfeksi +I" biasanya tidak menunjukkan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi.
Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya
berdasarkan penampilannya saja. 0alaupun orang tsb mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa
menularkan +I" kepada orang lain. 2adang, orang yang sudah terinfeksi +I" tidak sadar bah*a
mereka mengidap #irus tsb, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. +anya tes
laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksi +I" atau tidak.
/
Gejala Umum Penyakit Menular Seksual
1
PS kadang tidak memiliki gejala. &ejala yang mungkin mun'ul termasuk3
/
2eluar (airan,keputihan yang tidak normal dari #agina atau penis. Pada *anita, terjadi
peningkatan keputihan. 0arnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau
kemerahmudaan. 2eputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah ken'ing, biasanya
disebabkan oleh PS. Pada *anita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PS tapi juga
disebabkan oleh infeksi kandung ken'ing yang tidak ditularkan melalui hubungan
seksual.
4uka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. 4uka tersebut dapat
terasa sakit atau tidak.
Tonjolan ke'il-ke'il (papules) disekitar alat kelamin.
2emerahan di sekitar alat kelamin.
Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung 5akar.
6asa sakit diperut bagian ba*ah yang mun'ul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan
menstruasi.
.er'ak darah setelah hubungan seksual.
.erikut tabel gejala umum PS3
/
Gejala Perempuan Laki-laki
4uka 4uka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin,
anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan ke'il-
ke'il, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin
(airan tidak normal (airan dari #agina bisa gatal,
kekuningan, kehijauan,
berbau atau berlendir. Duh
tubuh bisa juga keluar dari
anus.
(airan bening atau ber*arna
berasal dari pembukaan
kepala penis atau anus.
Sakit pada saat buang air
ke'il
PS pada *anita biasanya
tidak menyebabkan sakit
atau burning urination.
6asa terbakar atau rasa sakit
selama atau setelah urination
terkadang diikuti dengan
duhtubuh dari penis.
Perubahan *arna kulit Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan
bias menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Tonjolan seperti jengger
ayam
Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
kelamin.
Sakit pada bagian ba*ah
perut
6asa sakit yang mun'ul dan hilang, yang tidak berkaitan
dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam
system reproduksi, termasuk ser#iks, tuba falopi, dan
o#arium).
2
2emerahan 2emerahan pada sekitar alat
kelamin, atau diantara kaki.
2emerahan pada sekitar alat
kelamin, kemerahan dan
sakit pada skrotum.
&ejala lain pada penderita
+I",-IDS
Demam
2eringat malam
Sakit kepala
2emerahan di ketiak, paha atau leher
en'ret yang terus menerus
Penurunan berat badan se'ara 'epat
.atuk, dengan atau tanpa darah
.intik ungu kebiruan pada kulit
Peningkatan insidens PS dan penyebarannya di seluruh dunia, tidak dapat diperkirakan
se'ara tepat. Di beberapa negara disebutkan bah*a pelaksanaan program penyuluhan yang
intensif akan menurunkan insidens PS atau paling tidak dapat insidensnya relatif tetap. %amun
demikian, di sebagian besar negara insidens PS relatif masih tinggi dan setiap tahun beberapa
juta kasus baru beserta komplikasi medisnya antara lain kemandulan, ke'a'atan, gangguan
kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker, bahkan juga kematian memerlukan penanggulangan,
sehingga hal ini akan meningkatkan biaya kesehatan.
!
Selain itu pola infeksi juga mengalami perubahan, misalnya infeksi klamidia, herpes
genital, dan kondiloma akuminata di beberapa negara 'enderung meningkat dibanding uretritis
gonore dan sifilis. .eberapa penyakit infeksi sudah resisten terhadap antibiotik, misalnya
mun'ulnya galur multiresisten Neisseria gonorrhoeae, Haemophylus ducreyi dan Trichomonas
vaginalis yang resisten terhadap metronida5ol. Perubahan pola infeksi maupun resistensi tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
!
&ejala utama pada penyakit menular seksual antara lain7 ulkus, dis'harge, maupun
#egetasi. Pada referat ini, akan dibahas tentang penyakit menular seksual dengan gejala utama
ulkus.
ULKUS GENITAL
$lkus genital adalah salah satu gejala pada infeksi menular seksual (IS) yang selama
perjalanan penyakitnya ditemukan adanya lesi ulseratif, ulkus, tukak atau borok.
)

-danya lesi ulseratif di genital akan meningkatkan /-)8 kali risiko transmisi +I"--IDS.
3
Infeksi menular seksual yang dapat bermanifestasi sebagai ulkus genital adalah3
)
). Sifilis
9. $lkus mole (chancroid)
!. +erpes simpleks genitalis (herpes genitalis)
:. 4imfogranuloma "enereum (4&")
/. &ranuloma Inguinale
SIFILIS
%ama lain3 4ues #enerea, raja singa
Sifilis adalah IS yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, merupakan penyakit
kronis dan dapat mengenai seluruh organ tubuh. &ambaran klinisnya dapat menyerupai penyakit
lain (the great imitator). Pada bayi ditularkan in utero atau karena kontak dengan lesi ibu pada
*aktu persalinan. Selama perjalanan penyakitnya terdapat masa laten tanpa manifestasi lesi di
tubuh.
KLASIFIKASI
!"
). Sifilis kongenital
a. Sifilis kongenital dini (mun'ul sebelum umur 9 tahun)
b. Sifilis kongenital lanjut (mun'ul setelah umur 9 tahun)
9. Sifilis akuisita (klasifikasi epidemiologis)
a. Sifilis dini (sifilis yang terjadi dalam ) tahun setelah terinfeksi)
i. Sifilis primer (S I)
ii. Sifilis sekunder (S II)
iii. Sifilis laten dini (early latent syphilis)
b. Sifilis lanjut (sifilis yang terjadi lebih dari ) tahun setelah infeksi)
i. Sifilis laten lanjut (late latent syphilis)
ii. Sifilis tersier (S III)
GAM#A$AN KLINIS
Si%ilis primer
Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dari lesi infeksius. Treponema masuk melalui
selaput lendir yang utuh atau kulit yang mengalami abrasi, menuju kelenjar limfe, kemudian
4
masuk ke pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Pada saat ini tanda-tanda klinis dan
serologis belum jelas.
),!,:

Tanda klinis yang pertama kali mun'ul adalah timbul lesi primer berupa ulkus di tempat
inokulasi, ! minggu ()8-;8 hari) setelah <coitus suspectus= (hubungan seksual yang di'urigai
sebagai penyebab infeksi). $lkus ini disebut ulkus durum atau chancre (syphilitic ulcer), dapat di
genital maupun ekstra genital.
!,/
&ambaran karakteristik ulkus durum3
9
.iasanya soliter, tidak nyeri (indolen), bagian tepi lesi meninggi dan keras (indurasi),
dasar bersih, tanpa eksudat, ukuran ber#ariasi dari beberapa mm sampai )-9 'm.
Terdapat limfadenopati inguinal medial unilateral,bilateral, tidak terdapat gejala
konstitusi
-danya ulkus disertai pembesaran kelenjar getah bening disebut kompleks primer
.ila tidak diobati, ulkus akan menetap selama 9-> minggu, lalu sembuh spontan.
Pada ulkus dapat ditemukan gerakan T. pallidum.
Tes serologis untuk sifilis3 non reaktif, namun makin lama lesi terjadi kemungkinan tes
menjadi reaktif ( ? : minggu)
Si%ilis sekun&er
Timbul > minggu sampai > bulan kemudian berupa ruam pada kulit, mukosa dan organ tubuh,
dapat disertai gejala konstitusi seperti demam, malaise, sakit kepala, atralgia dan anoreksia.
Pada stadium ini ulkus masih dapat ditemukan.
:,/
2elainan antara lain3
),:
- anifestasi kulit pada sifilis sekunder (sifilid)3
o Sangat ber#ariasi, biasanya simetris, dapat berupa makula, papula, folikulitis,
papulaskuamosa (psoriasiform) dan pustul.
o Ditemukan pada @/A kasus
o 6uam kulit dapat sembuh spontan
- Papul basah pada daerah intertriginosa yang lembab disebut kondiloma lata
- 4imfadenopati generalisata ( ? /8A kasus)
- +epatomegali
- Splenomegali
- Pada kasus yang tidak diobati dapat terjadi relaps )-9 tahun setelah infeksi, lesi sering
unilateral, berbentuk arsiner.
Diagnosis sifilis sekunder ditegakkan berdasarkan adanya lesi sifilis sekunder yang khas,
hasil pemeriksaan serologis yang reaktif, dapat pula pemeriksaan lapangan gelap positif.
),/
5
Dia'n(sis )an&in'
*!+
Sifilis pimer3
- Chancroid
- &ranuloma inguinale
- +erpes genitalis
Sifilis sekunder3
- Pitiriasis rosea
- Tinea #ersikolor
- Psoriasis
- Skabies
- Drug eruption
- Bksantema #irus
Si%ilis laten
Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa manifestasi klinis, dapat berlangsung bertahun-
tahun atau seumur hidup.
:
asa laten ini terbagi dua yaitu3
- 4aten dini, kurang dari ) tahun, masih bisa menular
- 4aten lanjut, lebih dari ) tahun, jarang menular, ke'uali pada *anita hamil dapat
menularkan sifilis pada bayi yang dikandungnya
Diagnosis hanya berdasarkan pada tes serologis. Pada laten dini titer tinggi, namun setelah
diberi pengobatan akan rendah atau non reaktif, sedangkan laten lanjut selalu dengan titer rendah
dan sedikit perubahan setelah diberikan pengobatan.
/
Si%ilis lanjut
4esi sifilis lanjut berupa endarteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh
darah ke'il yang menyebabkan peradangan dan nekrosis. .ila tidak diobati kerusakan akan
semakin hebat pada salah satu organ tubuh
!,@
Cang paling sering terjadi pada sifilis lanjut adalah3 latensi, simtomatik neurosifilis, sifilis
benigna lanjut dan sifilis kardio#askuler.
/
Tes serologis umumnya reaktif
Si%ilis k(n'enital
Infeksi pada janin lebih banyak terjadi bila ibu berada pada stadium dini, sebab pada saat ini
banyak Treponema yang beredar dalam darah. Pada tahun pertama setelah infeksi yang tidak
6
diobati, kemungkinan ;8A akan ditularkan pada bayi yang dikandungnya. Pada umumnya makin
lama seorang ibu terkena infeksi, maka makin sedikit kemungkinannya menginfeksi janinnya.
>
Pada sifilis kongenital dini, tanda dan gejala yang khas mun'ul sebelum umur 9 tahun. 4ebih
a*al mun'ulnya manifestasi klinis, prognosisnya akan semakin buruk. Tanda-tanda tersebut
antara lain3 lesi #esikobulosa (segera setelah lahir), lesi papulaskuamosa, sekresi hidung disertai
darah, osteokondritis, anemia hemolitik, hepatosplenomegali, kelainan pada 'airan sumsum
tulang belakang.
@,D
Sifilis kongenital lanjut biasanya mun'ul setelah umur 9 tahun. 4ebih dari setengah penderita
tanpa manifestasi klinis ke'uali tes serologis yang reaktif. Pada tipe ini tidak menular. Tanda-
tanda sifilis kongenital lanjut, antara lain3 keratitis interstitialis, gigi +ut'hinson, gigi ulberry,
ketulian, neurosifilis, sklerosis tulang, fisura sekitar rongga mulut dan hidung (rhagade parrot),

PEME$IKSAAN LA#,$AT,$IUM-
!.
Pemeriksaan langsung 3 bahan pemeriksaan dari ulkus (Reitz serum)
Dar !ield examination
P(6
Pemeriksaan tidak langsung3 tes serologis untuk sifilis (TSS) ,"erologic Test !or "yphilis (STS)
# Tes Treponema 3 TPI (T. pallidum $mmobilization), ET---.S (%luorescent &ntibody
&bsoption Test)' TP+- (Treponema (allidum Haemagglutination &ssay)
) Tes non Treponema 3 "D64 (*enereal Diseases Research +aboratory), 6P6 (Rapid
(lasma Reagin)
"D643 sensiti#itas tinggi skrining
TP+-3 spesifisitas tinggi konfirmasi diagnosis
PENG,#ATAN

). Sifilis dini (primer, sekunder, laten dini)


- .en5atin ben5ilpenisilin & 9,: juta I$ intra muskuler, dosis tunggal atau
- Prokain ben5ilpenisilin 8,> juta I$, hari, intramuskuler selama )8 hari berturut-
turut.
- $ntuk penderita yang alergi penisilin3
i. Doksisiklin 9 F )88 mg, hari per oral, selama !8 hari
ii. Tetrasiklin : F /88 mg, hari, selama !8 hari
iii. Britromisin : F /88 mg, hari selama !8 hari
7
9. Sifilis lanjut (sifilis ? 9 tahun, laten yang tidak diketahui lama infeksi, kardio#askular,
syphilis late benign ke'uali neurosifilis)
- .en5atin ben5ilpenisilin & 9,: juta I$, minggu, intramuskuler, selama ! minggu
berturut-turut, atau
- Prokain ben5ilpenisilin 8,> juta I$, hari, intramuskuler selama ! minggu berturut-
turut.
- $ntuk penderita yang alergi penisilin3
i. Doksisiklin 9 F )88 mg, hari selama !8 hari atau lebih
ii. Tetrasiklin : F /88 mg, hari selama !8 hari atau lebih
iii. Britromisin : F /88 mg, hari selama !8 hari atau lebih
E/aluasi Hasil Pen'()atan
Pada penderita sifilis stadium dini yang telah dilakukan pengobatan dengan 'ara dan dosis
yang adekuat, harus die#aluasi kembali se'ara klinis dan serologis (dengan "D64) sesudah !
bulan pengobatan. B#aluasi kedua dilakukan sesudah > bulan, dan bila ada indikasi berdasarkan
hasil pemeriksaan pada bulan ke-> tersebut, dapat die#aluasi kembali sesudah bulan ke-)9.
9,>
ULKUS M,LE
$lkus mole atau Chancroid atau so!t chancre adalah IS yang disebabkan oleh Haemophilus
ducreyi, dengan masa inkubasi :-)8 hari. Pada *anita sukar ditentukan masa inkubasinya karena
sering ditemukan kasus asimtomatis
),@
2arakteristik3
)9
- $lkus multipel, nyeri pada ? /8A kasus, tepi tidak rata, indurasi (-).
- Dasar ulkus kotor, mudah berdarah dan nekrotik, kulit sekitar ulkus kemerahan
- Terdapat limfadenopati inguinal uni,bilateral yang terasa nyeri pada /8A kasus terjadi
supurasi perforasi fistula ulkus
- Dapat terjadi autoinokulasi
- 4okasi lesi3 sering pada daerah #ul#a, ser#iks, prepu'e, sulkus koronarius, dan anal7 oral
pada oral sexual contac, bagian tubuh lain (jarang) karena autoinokulasi
Dia'n(sis )an&in'-
- Sifilis
- +erpes genitalis
8
Pada sekitar )8A kasus dapat terjadi koinfeksi. $lkus mikstum adalah koinfeksi ulkus mole
dengan infeksi T. pallidum.
Pemeriksaan la)(rat(rium-
o Pe*arnaan &ram dari ulkus (sensiti#itas :8->8A)
.asil ke'il &ram negatif, yang berderet berpasangan seperti kumpulan ikan (school
o! s-imming !ish)
o 2ultur
o P(6
PENG,#ATAN


). Siprofloksasin 9 F /88 mg, hari per oral, selama ! hari
9. Britromisin base : F /88 mg,hari,per oral selama @ hari
!. -5itromisin ) gram per oral, dosis tunggal
:. Seftriakson 9/8 mg intramuskular, dosis tunggal
HE$PES GENITALIS
+erpes genitalis adalah IS yang disebabkan oleh Herpes "implex *irus (+S") tipe ) dan 9
(;8A kasus herpes genitalis disebabkan oleh +S" tipe 9), dengan gejala khas berupa #esikel
berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekuren.
Infeksi herpes genitalis ditularkan melalui kontak langsung dari lesi atau sekret genital yang
infeksius. Transmisi terjadi pada saat viral shedding. &ejala yang timbul dapat berat, tetapi dapat
pula asimtomatis. Pada penelitian retrospektif /8-@8A infeksi +S" tipe 9 adalah asimtomatis.
Pada penderita dengan imunodefisiensi, gejala akan lebih berat, lebih lama, rekurensi lebih
sering dengan penyembuhan yang lebih lama.
D

Mani%estasi klinis
!0!1
). Bpisode pertama G primer
9. Bpisode pertama G bukan primer
!. Bpisode rekuren
:. -simtomatik
Epis(&e pertama primer
0!2
erupakan infeksi primer sejati, mengenai seseorang yang belum pernah terpajan +S"
sebelumnya (seronegatif terhadap antibodi +S")
asa inkubasi ) minggu (9-)9 hari) setelah coitus suspectus
9
Pada episode ini gejala lebih berat, seringkali disertai gejala sistemik dan dapat mengenai
banyak tempat.
2elenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada perabaan.
"esikel berkelompok pada dasar eritem, yang terasa nyeri pustula erosi ulkus
krusta keabu-abuan
H 4esi baru masih mun'ul sampai hari ke-)8, reepitelisasi terjadi setelah )/-98 hari
H 4okasi3
H 0anita3 introitus, meatus, labia, ser#iks (@8A)
H 4aki-laki3 &lans, sulkus koronarius, uretra, penile sha!t' perineal region
H Iarang3 perineum, bokong, paha, perianal, skrotum, mons area
H 2omplikasi3
H %eurologis ()!-!/A) 3 aseptic meningitis' transverse meningitis' sacral
radiculitis (retensi urin)
H Pada kehamilan3 abortus, malformasi kongenital, lahir mati.

Epis(&e pertama )ukan primer
0!1
Pada orang yang pertama kali timbul gejala klinis, namun telah seropositif terhadap
antibodi +S"
&ejala lebih ringan dari episode primer, tetapi lebih berat dari episode rekuren
Epis(&e $ekuren
0
H &ejala yang timbul biasanya lebih ringan, dapat dia*ali gejala prodromal seperti gatal,
rasa terbakar, disuria
H Eaktor pen'etus 3 trauma, stress emosi, kelelahan, koitus yang berlebihan, demam,
menstruasi, obat-obatan (imunosupresif, kortikosteroid), alkohol.
H 6eepitelisasi J )8 hari
H 6ekurensi +S"-9 lebih sering dibandingkan +S"-)
DIAGN,SIS #ANDING
- (han'roid
- Sifilis dengan infeksi sekunder
- $lkus genital karena trauma
- Dermatitis kontak
LA#,$AT,$IUM
!0
Pemeriksaan laboratorium sederhana dengan apus T5an'k yang di*arnai dengan &iemsa
atau 0right akan tampak sel raksasa berinti banyak, namun pemeriksaan ini mempunyai
sensiti#itas dan spesifisitas yang rendah.
10
P(6
Serologi

PENG,#ATAN
!0
). Bpisode pertama primer3
a. -siklo#ir / F 988 mg, hari, per oral, selama @ hari, atau
b. "alasiklo#ir 9 F /88 mg, hari, per oral, selama @ hari
9. Bpisode kambuhan3
a. -siklo#ir / F 988 mg, hari, per oral, selama / hari, atau
b. "alasiklo#ir 9 F /88 mg, hari, per oral, selama / hari
'. .ila ringan 'ukup diberikan krim asiklo#ir
!. Pengobatan supresif (kekambuhan ? > kali, tahun)
a. -siklo#ir 9 F :88 mg, hari, per oral, se'ara terus-menerus, atau
b. "alasiklo#ir ) F /88 mg, hari
LIMF,G$ANUL,MA 3ENE$EUM 4LG35
Penyakit #enerik yang disebabkan oleh (hlamydia tra'homatis, afek primer biasanya 'epat
hilang, bentuk yang tersering adalah sindrom inguinal
ETI,L,GI
!2
(hlamidya tra'homatis3
H erupakan parasit intraobligat
H enyerupai bakteri &ram negatif
H (hlamydia tra'homatis mengalami 9 fase3
H Ease I3 disebut fase noninfeksiosa, terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada
genitalia maupun konjungti#a. Pada saat ini kuman sifatnya intraselular dan berada di
dalam #akuol yang letaknya melekat pada inti sel hospes, disebut badaninklusi.
H Ease II3 fase penularan, bila #akuol pe'ah kuman keluar dalam bentuk badan
H elementer yang dapat menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru.
H asa tunas !-98 hari
GAM#A$AN KLINIS
asa tunas )-: minggu. &ejala konstitusi timbul sebelum penyakitnya mulai dan
menetap selama sindrom berupa malaise, nyeri kepala, atralgia, anoreksia, nausea dan demam.
11
0aktu terjadinya afek primer hingga sindrom inguinal !-> minggu. .entuk dini berupa afek
primer dan sindrom inguinal. .entuk lanjut berupa sindrom genital, anorektal, dan uretral. 4esi
primer di genital yang bersifat tidak khas, tidak sakit dan 'epat menghilang. 4esi primer
berbentuk erosi atau ulkus dangkal, papul, kelompok #esikel ke'il mirip lesi herpes atau uretritis
nonspesifik
:,/,>
PEME$IKSAAN PENUN6ANG
4ab darah (4BD meningkat)
Tes Erei
Tes serologi
PENG,#ATAN
$ek(men&asi 7H,-
!"
Doksisiklin 9F)88 mg,hari, selama ):-9) hari
Tetrasiklin +(l atau Britromisin :F/88 mg,hari sampai ): hari
2otrimoFa5ol 9F9 tab,hari selama ): hari
,)at-()atan lain-
2loramfenikol, minoksiklin,dan rifampisin
Terapi )e&a8
K,MPLIKASI
Pembuluh getah bening bisa mengalami penyumbatan pembengkakan jaringan.
Infeksi rektum pembentukan jaringan parut penyempitan rektum.
G$ANUL,MA INGUINALE
Proses granulomatosa yang biasanya mengenai daerah anogenital dan inguinal.
ETI,L,GI

12
Dono#ania granulomatis
-tau disebut juga (alymmatoba'terium granulomatis3
H .erbentuk batang pendek
H Tebal
H tidak membentuk spora negati#e G &ram
H Pada pe*arnaan membentuk gambaran bipolar seperti peniti

.er#ariasi antara ) G )9 minggu. 4esi dapat dimulai pada genitalia eksterna, paha, lipat paha atau
perineum. $lkus yang khas sebagai masa induratif atau abses yang akhirnya pe'ah
Tipe3
9
- %odular
- $lsero#egetatif
- +ipertrofik
- Sikatrisial

PEME$IKSAAN PENUN6ANG

+apusan jaringan
.iakan
.iopsi
Tes serum
Inokulasi
Tes kulit
PENG,#ATAN

Sistemik
H -mpi'illin
H :F /88 mg,hari
H K9 minggu
H Do total 9: G )>8 gr
H Streptomi'in i.m
H ) gr,hari selama 98 hari
H Tetrasiklin
H :F /88 mgselama )D G 98 hari
H 2loramfenikol i.m
H : gram ()F suntik)
H Britromisin
H :F /88mg,hari
H K 9 G ! minggu
K,MPLIKASI
13
Bdema genital
Deformitas genital
Stenosis uretra
Stenosis #agina
Stenosis lubang anus
+iperplasia pseudoepiteliomatosa
4esi metastatik yang mengenai tulang juga sendi dan alat-alat dalam
KESIMPULAN
penyakit menular seksual dengan gejala utama ulkus merupakan penyakit menular
seksual yang sangat banyak presentasinya di masyarakat. Diagnosis dini uang 'epat dan tepat
sangat diperlukan untuk dapat mengeradikasi serta menghindarkan komplikasi pada penderita.
anifestasi ulkus dapat serupa pada tiap penyakit. %amun dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang 'ermat, penyakit G penyakit tersebut dapat dibedakan dengan
baik. Pemilihan regimen pengobatan juga perlu dipertimbangkan,. Dosis tunggal menjadi pilihan,
namun, apabila tidak dapat dilakukan, dipilih regimen yang tersingkat namun efektif. Prognosis
penyakit menular seksual dengan manifestasi ulkus ini baik apabila diagnosis dini dapat
ditegakkan serta dapat dipilihnya regimen pengobatan yang tepat untuk penyembuhan dan
pen'egahan komplikasi.


14
Gam)ar 9 Ulkus &urum pa&a la)ia may(r &am)ar *9 Ulkus &urum pa&a
sulkus k(r(narius
Gam)ar "9 Ulkus &urum ekstra 'enital
Gam)ar :9 Si%ilis sekun&er! lesi
papular
15
Gam)ar ;9 Si%ilis ps(riatika Gam)ar +9 Lesi pa&a telapak tan'an
&an kaki 4S II &ini5
Gam)ar .9 K(n&il(ma lata
16
Gam)ar 09 Ulkus m(le Gam)ar 19 Herpes 'enitalis
#a'an 9 Ulkus Genital 4Pen&ekatan Sin&r(m5
17
#a'an *9 Ulkus Genital 4#ila Terse&ia La)(rat(rium5
18
DAFTA$ PUSTAKA
19
). Eahmi Daili, Sjaiful. Tinjauan Penyakit enular Seksual (P..S.). Dalam3 -dhi D,
o'htar +, Siti -, ed. Ilmu Penyakit 2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit
E2$I, 988/ 3 !>) G !>!.
9. Siregar, 6.S. Dalam3 -tlas .er*arna Saripati Penyakit 2ulit. Bdisi 9. Iakarta3 Penerbit
.uku 2edokteran B&(, 988/ 3 9;; G !8;.
!. +akim, 4ukman. Bpidemiologi Infeksi enular Seksual. Dalam3 Sjaiful ED, 0resti I.,
Earida L, Iubianto I, ed. Infeksi enular Seksual. Bdisi !. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I,
988/ 3 ! G )>.
:. +utapea, %amyo. Sifilis. Dalam3 Sjaiful ED, 0resti I., Earida L, Iubianto I, ed. Infeksi
enular Seksual. Bdisi !. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 @8 G D@.
/. http3,,situs.kesrepro.info,pmshi#aids,indeF.htm
>. +andoko, 6onny. Penyakit "irus. Dalam3 -dhi D, o'htar +, Siti -, ed. Ilmu Penyakit
2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 ))8 G ))D.
@. Eahmi Daili, Sjaiful. Infeksi &enital %onspesifik. Dalam3 -dhi D, o'htar +, Siti -, ed.
Ilmu Penyakit 2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 !>: G
!>>.
D. +andoko, 6onny. +erpes Simpleks. Dalam3 -dhi D, o'htar +, Siti -, ed. Ilmu Penyakit
2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 !@; G !D).
;. Eahmi Daili, Sjaiful. Trikomoniasis. Dalam3 -dhi D, o'htar +, Siti -, ed. Ilmu
Penyakit 2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 !D9 G !D!.
)8. B( %atahusada, -dhi D. Sifilis. Dalam3 -dhi D, o'htar +, Siti -, ed. Ilmu Penyakit
2ulit dan 2elamin. Bdisi :. Iakarta3 .alai Penerbit E2$I, 988/ 3 !;) G :)).
)). Sparling PE, S*art5 %, usher D, +ealy .P. (lini'al manifestation of syphillis.
Dalam3 +olmes 22, Sparling PE, Stamm 0B, Piot P, 0asserheit I%, (orey 4, dkk,
penyunting. SeFually Transmitted Diseases. Bdisi ke-:. %e* Cork3 '.&ra* +ill, 988D3
>>)-D:.
)9. Spinola S. (han'roid and +aemophilus du'reyi. Dalam3 +olmes 22, Sparling PE,
Stamm 0B, Piot P, 0asserheit I%, (orey 4, dkk, penyunting. SeFually Transmitted
Diseases. Bdisi ke-:. %e* Cork3 '.&ra* +ill, 988D3 >D;-@88.
20

You might also like