Professional Documents
Culture Documents
1
a
!
12
!
11
!
10
b
c
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1*
'a+)ar 3.; Me"(de Ta,h!+e"r1
I
A"
B bb 4 bd
dimana (
D B jarak datar
h B sudut -ertikal
bt B bacaan benang tengah
ti B tinggi instrumen
I
A"
B beda tinggi antara titik A dan "
3ntuk besaran jarak &D' diperoleh dengan persamaan (
D B AG @os
*
. h
dimana (
D B jarak datar
A B besaran konstanta alat &199'
G B benang atas 4 benang ba#ah
h B sudut -ertikal
5. Pen*u.uran Cr( Se,"!(n
Pengukuran cross section pada daerah dam site dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi tampang permukaan tanah pada posisi tegak lurus terhadap as sungai
cross section, yang diukur dengan menggunakan alat Theodolith ;ild T
9.
Pada perencanaan ini pengukuran cross section dilakukan pada lokasi rencana
embung, pada daerah genangan dan pada daerah trase saluran dengan uraian
kriteria sebagai berikut (
a' @ross section diukur dengan inter-al 199 m sepanjang alinyemen saluran,
inter-al 199 m untuk daerah genangan.
b' Penampang melintang diukur dengan mengambil detail yang me#akili dan
sesuai dengan skala yang digunakan.
c' 6ebar pengukuran cross section diukur 19 meter ke kiri dan 19 meter ke
kanan dari rencana as saluran dan lebar pengukuran cross section untuk
daerah genangan adalah sampai pada ele-asi crest embung.
d' Pada setiap titik cross section dipasang patok kayu ukuran , cm ? 1 cm ? %9
cm dan di atasnya diberi paku sebagai titik acuan pengukuran.
e' !etiap center line titik cross section dipakai juga sebagai pengukuran long
section.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1,
") Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan alat theodolith
#ild T
9.
7. Pen*u.uran Pr(0!l Me+an/an*
Pro+il memanjang diukur sepanjang as sungai rencana daerah genangan dan lay
out alinyemen yang direncanakan, ele-asi pro+il yang diambil adalah ele-asi
center line sungai daerah genangan.
!pesi+ikasi dari pengukuran pro+il memanjang ini dapat diuraikan sebagai
berikut (
a' Pengukuran pro+il dilakukan dengan inter-al 19 meter untuk daerah
genangan.
b' !etiap perubahan detail yang memungkinkan untuk digambar berdasarkan
skala diukur untuk penentuan pro+il memanjang.
c' !etiap center line cross section juga merupakan ele-asi pada pro+il
memanjang.
d) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan theodolith #ild T
9
.
e' !emua titik berdiri alat harus terikat pada poligon utama.
+' !emua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan rapi.
:. Pe.er/aan Kan"(r (Peren,anaan$
Pekerjaan kantor atau perencanaan dapat diuraikan sebagai berikut (
1$. Pe.er/aan H!"un*an
!etelah hitungan a#al pekerjaan pengukuran di lapangan terutama hitungan
kerangka kontrol hori5ontal dan -ertikal diselesaikan, maka proses
selanjutnya adalah penghitungan data secara simultan. Iitungan-hitungan
yang dilakukan adalah hitungan untuk data cross section dan detail situasi.
Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan calculator maupun
dengan menggunakan bantuan Personal @omputer. Tahapan pekerjaan
perhitungan ini meliputi (
&a' Pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan, sehingga
kalau ada kesalahan dapat segera diulang untuk segera dapat
diperbaiki.
&b' !tasiun pengamatan matahari &jika ada' dicantumkan dalam sketsa.
&c' Iitungan poligon dan sipat datar menggunakan metode perataan
bo#ditch.
&d' Pada gambar sketsa dicantumkan pula salah penutup sudut poligon
beserta jumlah titik, salah linear poligon beserta harga toleransi, serta
jumlah jarak.
&e' Perhitungan koordinat dilakukan dengan proyeksi 3T/.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1%
2$. Pe.er/aan Pen**a+)aran
Pengukuran poligon dilakukan dengan mengukur sudut dan jarak beserta
a5imuth a#al sebagai penentu arah utara.
Penggambaran dilakukan pada kertas kalkir ukuran A1 dan A,, dengan
menggunakan Program Autocad. .ambar-gambar dilengkapi dengan
penunjuk arah utara, legenda, skala, kop, judul gambar, disertai dengan
kelengkapan yang diperlukan lainnya.
3.3.3. Tahap III : Pe.er/aan Sur8e1 'e("e. Me."an
A. L!n*.up Pe.er/aan 'e("e.n!. dan Me."an
$egiatan ini pada dasarnya adalah merupakan pekerjaan tahap a#al yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran dan data dasar tentang kondisi geologi teknik dan
parameter mekanika tanah lokasi pekerjaan. Iasil penyelidikan dapat digunakan
untuk acuan dalam perencanaan struktur bangunan air yang diperlukan.
6ingkup pekerjaan ini meliputi (
K Pemetaan .eologi Permukaan pada daerah alternati-e as rencana #aduk.
K Pemboran inti pada as bendungan, as rencana pelimpah, as rencana "angunan
Pengelak, rencana intake dan pada bangunan lainnya serta pengambilan sample
tanah untuk alternati+ usulan terpilih.
K Pengambilan sampel tanah0 Test Pit &!umur 3ji' pada daerah borro# area dengan
kedalaman sesuai kondisi lapangan dilakukan bersama-sama dengan Direksi
Pekerjaan.
K 3ntuk keperluan pemeriksaan inde? properties dan engineering properties di
laboratorium mekanika tanah, maka harus diambil contoh-contoh tanah seperti
berikut ini (
Pengambilan undisturbed L disturbed samples
3ndisturbed sample L disturb sample dari lubang bor di lokasi rencana site
embung, pelimpah dan rencana intake, diambil sesuai kebutuhan.
Pengambilan sampel tanah tidak terganggu &undisturbed sample03D!' di
lokasi borro# area.
Pengambilan contoh tanah asli &undisturbed sample' dilakukan dengan
menggunakan tabung &tube'.
K Penyelidikan contoh tanah di laboratorium mekanika tanah
$onsultan harus membuat catatan dan hasil pengujian serta dra+t hasil seluruh
pengujian secara lengkap dan menyerahkan 1 &lima' rangkap kepada Pemberi
Tugas, termasuk hasil perhitungan dan +ormulir-+ormulir laboratorium mekanika tanah
yang diperlukan.
K Pencarian lokasi Muarry untuk bahan urugan batu, transisi, +ilter dan struktur
bangunan beton.
K !tandar untuk pengujian laboratorium mekanika tanah
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 11
3ntuk memenuhi kontrak atau perintah-perintah khusus dari Pemberi Tugas, maka
$onsultan harus melaksanakan pengujian laboratorium mekanika tanah sesuai
dengan prosedur umum yang diuraikan di dalam "!.1,>> !tandard A!T/ D-
11A=-=>, I!R/, !uggested /ethod +or Rock @haracteri5ation Testing L
/onitoring, 1:A1 atau standar lain yang disetujui. Pengujian di laboratorium
meliputi parameter-parameter tentang inde? properties dan engineering properties
dari contoh-contoh tanah yang diambil.
-. Me"(de Sur8e1 dan Pen1el!d!.an 'e(l(*!
1' Pemboran Inti
Pengeboran inti dimaksudkan agar secara langsung dapat mengetahui
karakteristik geologi diba#ah permukaan tanah dengan cara pengambilan contoh-
contoh tanah dan batuan yang terdapat pada kedalaman tertentu di ba#ah
permukaan tanah, kemudian diadakan penelitian pada contoh-contoh tanah dan
batuan tersebut, penganalisaan pada kecepatan pelaksanaan pengeboran,
penelitian kemampuan daya dukung pada tiap-tiap lapisan, pengecekan tingkat
permeabilitas dan lain-lain.
Jolume "or Inti (
"or inti dilakukan dengan kedalaman total 19 m, lengkap dengan 8!PT dan
Permeability.
Pelaksanaan pemboran ini termasuk pengambilan undisturb sampling, setiap 1
meter contoh tanah dan batuan.
3ndisturbed sampling
/aksud dan tujuan (
3ntuk memperoleh contoh tanah pada kedalaman tertentu guna keperluan
penyelidikan di laboratorium, yang kelak akan menjadi parameter pondasi.
Alat utama yang digunakan sama dengan alat-alat pemboran inti, hanya saja
ditambah dengan Nsampling tubeO.
*' Pengujian Penetrasi !tandart &!PT'
Pada saat pengeboran inti telah mencapai suatu lapisan yang akan diuji, maka
mata bor diganti dengan alat yang disebut standart split-barrel sampler dan
kemudian pipa bor diturunkan kembali sehingga alat tersebut bertumpuan diatas
lapisan yang akan diuji. Pada bagian atas dari pipa bor terdapat sebuah palu
&dengan berat =,.1 kg' yang berbentuk cincin silinder yangn dapat turun naik
dengan bebas setinggi >1 cm. Dengan menjatuhkan palu tersebut secara bebas
beberapa kali dari ketinggian >1 cm dan menimpa tumpuan yang melekat pada
pipa bor sedemikian sehingga splitbarrel sampler masuk kedalam lapisan yang
diuji sedalam ,9 cm.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1=
Dan dengan menghitung jumlah pukulan &angka 8' yang diperlukan untuk dapat
memasukkan split-barrel sampler sedalam ,9 cm tersebut dalam setiap pengujian,
maka tingkat konsolidasi serta daya dukung dari setiap lapisan dapat dihitung.
a. 3ji !PT &standard penetration test' dilakukan bersamaan dengan pemboran inti
pada setiap inter-al kedalaman ,.99 m di setiap lubang bor.
b. 3ji permeabilitas &permiability test' dilakukan bersamaan dengan pemboran inti
pada setiap inter-al kedalaman 1,99 m di setiap lubang bor atau pada setiap
perubahan perlapisan.
,' Pengujian .eser
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh harga-harga @ dan tangen P
yang akan digunakan untuk menghitung kekuatan geser dari suatu contoh bahan
atau contoh tanah pondasi. Pengujian dapat dilakukan dengan beberapa metode,
antara lain pengujian desak bebas, pengujian geser langsung dan pengujian
kompresi tri sumbu. Pengujian contoh-contoh tanah untuk bahan tubuh embung
dilakukan dengan metode pengujian geser langsung.
%' Pengujian 6ugeon &jika diperlukan'
Pengujian ini menggunakan lubang bor, dimana keadaan pondasi calon embung
terdiri dari lapisan batuan. Peralatan pengujiannya relati+ mudah dan angka
permeabilitas yang dihasilkan akan dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan
sementasi &grouting' untuk perbaikan pondasi. Pada kondisi batuan yang normal,
maka pengujian-pengujian dilaksanakan sampai pada kedalaman Q kali
kedalaman calon embung. !edangkan untuk kondisi batuan yang mempunyai
banyak problema, maka pengujian dilaksanakan sampai pada kedalaman yang
sama dengan kedalaman maksimum calon embung tersebut.
C. Me"(de Pen*u/!an La)(ra"(r!u+ Me.an!.a Tanah
Pekerjaan dilaksanakan untuk mendapatkan data si+at +isik dan si+at teknik tanah.
@ontoh tanah asli0tidak terganggu &undisturbed sample' diambil dari lubang bor inti di
daerah penyelidikan untuk kemudian diuji di laboratorium mekanika tanah.
Penyelidikann laboratorium antara lain meliputi ( spesi+ic gra-ity test, natural moisture
content, -olume unit #eight, atterberg limit, grain si5e analisys, direct shear test,
konsolidasi, compaction test dan permeability test.
Pengujian @ontoh Tanah di 6aboratorium /ekanika Tanah meliputi (
a. Inde? Properties, meliputi ( 3nit #eight &n', !peci+ic gra-ity &.s', 8atural /oisture
@ontent &;n',.rain si5e analysis, Atterberg 6imit.
b. ngineering Properties, meliputi ( Tria?ial Test, @onsolidation Test, Permeability
Test, @ompaction Test.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1>
1' 3nit Density &Rn' (
3ntuk memperoleh nilai jenis berat isi tanah, maka tanah yang akan dikenakan
pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli undisturbed sample.
*' !peci+y .ra-ity &.s' (
Dilaksanakan untuk mendapatkan besaran berat jenis spesi+ik. Alat yang dipakai
adalah ( botol picnometer &19 cc4199 cc', timbangan &9.1 gr', o-en, alat penumbuk
dan pencampur contoh &mangkuk', kompor listrik. Prosedur pelaksanaan sesuai
dengan standar "!I atau A!T/ @.1*> dan @.1*A.
,' /oisture @ontent &;n' (
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan nilai kadar air contoh tanah dalam
keadaan aslinya. Prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar !8I atau A!T/
D.**19. Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah dalam keadaan asli
dengan prosedur dapat mengikuti A!T/ D.**1=-:9.
%' .rain !i5e Analysis (
Pada tanah yang berbutir kasar dengan diameter butir lebih besar dari >1 mm
&tertahan pada ayakan 8o.*99', maka penentuan diameter butirnya dilakukan dengan
metode ayakan &!ie-e Analysis', sedangkan pada tanah yang berbutir halus atau
tanah dengan diameter lebih kecil dari >.1 mm &lolos melalui ayakan 8o.*99' akan
ditentukan dengan cara Iydrometer Analysis. Pembagian butir tanahnya digunakan
3!!@ dengan prosedur yang sesuai dengan A!T/ D.%**-:9. Analisa ukuran butiran
meliputi penentuan secara kuantitati+ pembagian ukuran partikel dalam tanah.
1' Atterberg 6imit (
< 6iMuid 6imit &66'
"atas cair0 liMuid limit ini adalah nilai kadar air yang dinyatakan dalam prosentase
dari contoh tanah yang dikeringkan dalam o-en pada batas antara keadaan cair.
Dimaksudkan untuk mendapatkan nilai batas cair dan batas plastis dari tanah
sehingga dapat diklasi+ikasikan jenis tanahnya. Prosedur pelaksanaan sesuai
dengan standard !8I atau A!T/ D.%*,0D.%*%. Ini dapat ditentukan dengan cara
menentukan nilai kadar air pada contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan
sebanyak *1 kali dijatuhkan setinggi 1 cm pada kecepatan ketukan * kali setiap
detiknya. Prosedurnya dapat mengikuti A!T/ D.%,1A-A%.
< Plastic 6imit &P6'.
"atas plastis ini adalah nilai kadar air pada batas ba#ah daerah plastis. $adar air ini
ditentukan dengan menggiling tanah yang mele#ati ayakan 8o.%9 pada alat kaca
sehingga membentuk diameter ,,* mm dan memperlihatkan retakretak, prosedur
dapat mengikuti A!T/ D.%,1A-A%.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1A
< !hrinkage 6imit.
!hrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan dimana -olume dan
tanah ini tidak berubah, prosedur penentuan batas susut ini dapat mengikuti A!T/
D.%*>-:9.
=' Direct !hear (
Dimaksudkan untuk menentukan nilai kekuatan geser tanah dengan melakukan
percobaan geser langsung &Direct !hear Test'.
>' @ompaction Test (
!alah satu cara untuk memperoleh hasil pemadatan yang maksimal telah banyak
digunakan metode proctor &1:A,' di laboratorium. Dengan cara ini maka pegangan
sebagai dasar-dasar pemadatan di lapangan dapat dilakukan seperti penentuan
kadar air optimum &;opt'. Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara A!T/ D.=:A-:.
8) $onsolidasi, A!T/ D.*%,10>9 (
@ara ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya konsolidasi pada tanah apabila
ditekan dalam arahlateral dan dibebani serta dialirkan dalam arah a?ial. /aksud
utama dari percobaan konsolidasi adalah untuk memperoleh data tanah yang
dipergunakan untuk memperkirakan kecepatan dan besarnya penurunan struktur
yang dibangun diatas tanah berbutir halus.
9) Tria?ial &33 L @3', A!T/ D.*A190>9 (
Tria?ial Test atau sering juga disebut N@ylindrical @ompression Tria?ial !hear TestO
dalam keadaan N3nconsolidatedO &33' yaitu tanpa dilakukan pengukuran tekanan air
pori dalam pengujian ini..
3.3.4. Tahap III : Anal!!2 Ka/!an dan Peren,anaan &e"a!l
A. Anal!! H!dr(l(*!
Analisis hidrologi diperlukan untuk mengkaji ulang kondisi hidrologi daerah proyek
termasuk daerah aliran sungai. Data yang digunakan adalah data dasar yang
telah mendapatkan legalisasi dari 3nit Iidrologi Pro-. 8T" dan 6aporan Desain
terdahulu &apabila ada'. Data ini dilampirkan dalam 6aporan Iidrologi.
Pekerjaan ini meliputi pemastian banyaknya air yang tersedia &#ater a-ailability'
serta kemungkinan air irigasi serta air untuk keperluan4keperluan lainnya.
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang analisa curah hujan yang diolah
sehingga bisa ditemukan curah hujan daerah. /etode yang digunakan dan cara
pengujiannya juga di bahas dalam bab ini.
1. Pen*!!an &a"a K((n*
Pada saat ini dikenal * &dua' cara untuk memperkirakan data hujan yang
hilang yaitu dengan cara S8ormal Rasio /ethodeS &6insley, et all, 1:1A'
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - 1:
dan SReciprocal /ethodeS0In-ersed sMuared distanceS &!imanton L
Hsborne, 1:A9', 3ntuk S8ormal Rasio /ethodeS bisa digunakan bila -ariasi
ruang hujan tidak terlalu besar, sedangkan pada SReciprocal /ethodeS
meman+aatkan jarak antar stasiun sebagai +aktor koreksi. @ara yang
digunakan dalam hal ini adalah cara 8ormal Rasio /ethode.
Rumus yang dipakai dalam S 8ormal Rasio /ethodeS adalah sebagai
berikut (
P? B l0n & 8? PA 08
A
F 8? P
"
08
"
F ....... F 8? Pn 08n '
dengan (
P? B @urah hujan stasiun pada stasiun ? yang dicari &mm'.
8? B @urah hujan normal tahunan di stasiun ?.
8
A
B @urah hujan normal tahunan di stasiun A.
n B 7umlah stasiun re+erensi.
2. U/! K(n!"en! &a"a
!ebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus mele#ati pengujian
untuk kekonsistenan data tersebut. 3ji konsistensi juga meliputi
homogenitas data karena data konsisten berarti data homogen, pengujian
menggunakan dua metode yaitu (
1$ Me"h(de Len*.un* Maa 'anda
Gaitu kur-a kumulati+ hujan tahunan stasiun yang ditinjau,
dibandingkan dengan kur-a kumulati+ hujan tahunan stasiun
re+erensi0acuan, pada kasus ini dilakukan dua pengujian yaitu
kumulati+ dari tahun kecil sampai tahun besar, dan dari kumulati+ dari
tahun yang besar ke tahun yang kecil. Ial ini dilakukan karena hasil
yang menyimpang disebabkan oleh banyak hal dan bisa terjadi pada
tahun a#al pencatatan ataupun pada tahun-tahun terakhir tergantung
pada keadaan alat dilapangan. Rumus yang dipakai adalah (
1 i
t n
t
A R i
i i
t n
i
R i
D/@
t
B & E
t
, G
t
'
dengan (
E
t
B $omulati+ curah hujan tahunan stasiun A pada tahun
ke-t
G
t
B $omulati+ curah hujan tahunan stasiun re+erensi pada
tahun ke-t.
RA
t
B @urah hujan tahunan stasiun A
R
i
B Rata-rata curah hujan tahunan stasiun re+erensi pada
tahun ke-t.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *9
2$ Me"h(de RAPS
Pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu
sendiri yaitu pengujian dengan komulati+ penyimpangan terhadap nilai
rata-rata dibagi dengan akar kumulati+ rerata penyimpangan
kuadrat terhadap nilai reratanya, lebih jelas lagi bisa dilihat pada
rumus di ba#ah.
0 #
0
S
( ) n k dengan Y Y S
k
i
,$$$$$$$ 3 , 2 , 1 #
1
( )
n
Y Y
D
n
i
y
1
1
2
2
n!la! "a"!"!. < dan R
# #
k
S maks Q
9 k n
R B maksTT - min !TT
9 k n 9 k n
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Uen dan
Ren. Iasil yang didapat dibandingkan dengan nilai Uen syarat dan
Ren syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan
konsisten.
Ta)el 3.1. N!la! <2n
935
dan R2n
935
n
U0n
9.1
R0n
9.1
:9 V :1 V :: V :9 V :1 V :: V
19
*9
,9
%9
199
1.91
1.19
1.1*
1.1%
1.1>
1.**
1.1%
1.**
1.*%
1.*>
1.*:
1.,=
1.*:
1.%*
1.%A
1.1*
1.11
1.=,
1.*1
1.,%
1.%9
1.%%
1.19
1.=*
1.*A
1.%,
1.19
1.11
1.=*
1.>1
1.,A
1.=9
1.>9
1.>A
1.A1
*.99
Sumber Sri Harto, 1993:168
3. Curah Hu/an &aerah E+)un* (&AS$
@urah hujan di daerah embung yang akan dibangun dilakukan dengan
metode Theissen. 3ntuk mendapatkan curah hujan daerah &@atchment
Rain+all' dari hujan suatu tempat saja dilakukan koreksi dengan +aktor
&!ri Iarto 1:A,', nilai +aktor koreksi hujan ditetapkan yaitu (
B 1,111A A
-9,1%:1
8
-9,*>*1
!I/
-9,9*1:
!
-9,9>,,
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *1
dengan (
B 2aktor reduksi hujan titik ke hujan daerah, tidak berdimensi
A B 6uas DA! &$m
*
'
8 B 7umlah stasiun hujan yang ada, tidak berdimensi
!I/ B 2aktor simetri, tidak berdimensi
! B 6andai sungai rata-rata, tidak berdimensi
4. Anal!a Ke"ered!aan A!r
1$ Curah Hu/an Har!an Ma.!+u+
@urah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan
peman+aatan air adalah curah hujan rerata di seluruh daerah yang
bersangkutan (curah hujan daerah), bukan curah hujan pada suatu
titik tertentu. "esarnya nilai curah hujan rerata ini harus diperkirakan
dari beberapa titik pengamatan curah hujan dengan menggunakan
ketentuan yang berlaku. "iasanya curah hujan daerah dihitung
dengan memperhitungkan weighting factor dari Poligon Thiesen
berdasarkan data curah hujan dari stasiun penakar. 3ntuk studi ini
karena data yang tersedia hanya dari satu stasiun, maka metode
tersebut diatas tak dapat digunakan.
2$ Anal!a &!"r!)u! =re.uen!
Dalam Analisis ini, keluaran yang dapat diperoleh adalah besaran curah
hujan rancangan yang ditetapkan berdasarkan patokan perancangan
tertentu. 3ntuk keperluan analisis lebih lanjut, maka ditetapkan curah
hujan dengan kala ulang *, 1, 19, *1, 19, 199, *99 dan 1999 tahun.
!ejauh ini telah banyak dikemukakan metode untuk menentukan curah
hujan rancangan. $esesuaian metode yang ada ditentukan oleh -ariasi
dan jenis distribusi data yang diperoleh. Dalam studi ini, analisis curah
hujan rancangan akan dilakukan dengan menggunakan /etode 7
.umbel dan 6og Person Type III. 3ntuk menetapkan metode mana
yang dapat diterapkan, maka akan dipilih setelah dilakukan pengujian
tingkat kesesuaiannya yang secara rinci akan dibahas pada bagian
berikutnya.
a. Anal!! &!"r!)u! =re.uen! E/ 'u+)el
Persamaan umum yang digunakan adalah (
) SK * K ( R RT +
dengan (
RT B 8ilai curah hujan untuk periode ulang T
R B @urah hujan maksimum merata selama periode
pengamatan
! B !impangan baku
$ B 2aktor +rekuensi
Sn
Yn Yt
1
1
1
1
2
1
1
n
) LogX LogX (
S
n
i
3
1
1
3
1
2 1 ) S ( * ) n ( * ) n (
) LogX LogX (
C
n
i
s
dengan (
!
1
B !impangan baku
E
t
B @urah hujan rancangan periode ulang t tahun
@
s
B $oe+isien kepencengan &#$ewne## $oeficien'
$ B $oe+isien +rekuensi
$oe+isien +rekuensi merupakan +ungsi dari kala ulang &return
%eriod' dan nilai koe+isien kemencengan &@
s
', yang nilainya
dapat ditentukan melalui Tabel.
,. U/! Keeua!an &!"r!)u! =re.uen!
3ntuk melakukan uji ini, maka data dan hasil yang diperoleh
secara teoritik harus diplot pada kertas distribusi +rekuensi
sesuai dengan metode yang digunakan. 6angkah-langkah
pengerjaan analisis ini secara rinci diuraikan sebagai berikut.
1. 3rutkan data mulai dari terkecil hingga terbesar.
*. Tentukan probabilitas dari masing-masing titik uji
dengan persamaan berikut ini (
% 100
1
x
m
m
P
+
dengan (
E
*
B Parameter uji
H
j
B 2rek#ensi yang diobser-asi &empirik'
j
B 2rek#ensi yang diharapkan &teoritik'
!elanjutnya nilai E
cr
dapat ditentukan dengan
menggunakan tara+ keberartian 1 V dengan derajat bebas
sesuai dengan persamaan berikut ini.
B n - &m F 1'
dengan,
B Derajat bebas
n B 7umlah data amatan
m B 7umlah pembatas +ungsi agihan
Uji Smirnov - Kolmogorov
3ji !mirno--$olmogoro- digunakan untuk menguji
penyimpangan secara hori5ontal. 8ilai penyimpangan
yang di uji adalah nilai penyimpangan terbesar yang terjadi
di antara titik uji. 3ntuk menilai kesesuaiannya, hasil
tersebut harus dibandingkan dengan beda kritis yang
merupakan +ungsi tara+ keberartian dan jumlah data &
cr
dan n'. Persamaan yang berlaku untuk ini )
maks
B A"! WP
t
-P
e
X Y
cr
dengan (
maks
B !impangan maksimum &V'
P
t
B Probabilitas teoritis &V'
P
e
B Probabilitas empiris &V'
cr
B !impangan kritis yang diperoleh dari tabel.
Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bah#a
ketiga metode analisis distribusi +rekuensi yang diterapkan
sesuai untuk sebaran data curah hujan pada kedua DP!
yang dianalisis. 3ntuk selanjutnya hasil analisis dari
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *%
metode I#ai $adoya akan digunakan sebagai dasar
analisis lebih lanjut &dipilih' oleh karena memberikan hasil
yang moderat.
3$ Curah Hu/an Ma.!+u+ >an* Mun*.!n Ter/ad! (Pr()a)le
Ma?!+u+ Pre,!p!"a"!(n3 PM$
/enurut kriteria yang ada bah#a suatu bendungan harus mampu
menahan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi, oleh sebab itu
penetapan P/P menjadi sangatlah penting mengingat adanya
anggapan bah#a banjir maksimum yang terjadi akibat dari terjadinya
hujan maksimum yang terjadi secara merata di dalam DP!.
P/P dihitung dengan menggunakan cara statistik dari Her#fie&d
dengan persamaan umum sebagai berikut (
E
m
B E F $
m
. !
n
dengan (
E
m
B @urah hujan maksimum yang mungkin terjadi
E B 8ilai rerata dari data hujan maksimum yang terjadi pada
setiap tahun
!
n
B !tandar de-iasi data
$
m
B Jariabel statistik, yang dipengaruhi oleh distribusi +rekuensi
nilai-nilai ekstrim.
4$ Hu/an Ne""( dan Hu/an Ja+@Ja+an
a. Hu/an Ne""(
Iujan netto merupakan bagian hujan yang menghasilkan
limpasan langsung (irect run+off). 6impasan langsung ini terdiri
atas limpasan permukaan (#urface run+off) dan inter+lo# &air yang
masuk ke dalam lapisan tipis di ba#ah permukaan tanah dengan
permeabilitas rendah, yang keluar lagi di tempat yang lebih
rendah dan berubah menjadi limpasan permukaan'.
Dengan menganggap bah#a proses trans+ormasi hujan menjadi
limpasan langsung mengikuti proses linier dan tidak berubah
oleh #aktu, maka hujan netto &Rn' dapat dinyatakan sebagai (
R
n
B @ . R
dengan (
R
n
B Iujan netto
@ B $oe+isien limpasan
R B @urah hujan total
$oe+isien pengaliran adalah suatu -ariabel yang nilainya
didasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik
hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun kondisi dan
karakteristik tersebut adalah (
1. $eadaan hujan
*. 6uas dan bentuk daerah aliran
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *1
,. $emiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai
%. Daya in+iltrasi dan perkolasi tanah
1. $ebasahan tanah
=. !uhu udara dan angin serta e-aporasi
>. Tata guna lahan.
!ecara praktis, nilai koe+isien pengaliran menurut kondisi daerah
pengaliran sungai dapat ditentukan menurut tabel berikut ini.
Ta)el 3.2. K(e0!!en Pen*al!ran
K%N&ISI &PS K%E=ISIEN PEN'ALIRAN
Pegunungan curam 9,>1 - 9.:9
Pegunungan tersier 9,>9 - 9,A9
Tanah berrelie+ berat L berhutan kayu 9,19 - 9,>1
Dataran pertanian 9,%1 - 9,=9
Dataran sa#ah irigasi 9,>9 - 9,A9
!ungai di pegunungan 9,>1 - 9,A1
!ungai di dataran rendah 9,%1 - 9,>1
!ungai besar yang sebagian besar
alirannya berada di dataran rendah
9,19 - 9,>1
Sumber : Su'ono So#rodar#ono, 198,
$oe+isien pengaliran pada tabel di atas didasarkan pada
pertimbangan bah#a koe+isien tersebut tergantung dari
+aktor-+aktor +isik DP!. Dr. $a#akami menyusun suatu +ormulasi
yang menyatakan bah#a untuk sungai tertentu, koe+isien itu
tidak tetap tetapi berbeda-beda tergantung dari besarnya curah
hujan. Persamaan yang dimaksud secara matematis diuraikan
sebagai berikut (
+ B 1 - RC0R
t
B 1 - +C
dengan (
+ B koe+isien pengaliran
+C B laju kehilangan &B 0RtT'
R
t
B @urah hujan &mm'
RC B $ehilangan curah hujan
, s B tetapan
Rumus-rumus koe+isien limpasan &koe+isien pengaliran' rerata
diuraikan pada tabel berikut ini.
Ta)el 3.3. Ru+u@ru+u K(e0!!en L!+paan
N(. &aerah K(nd!! Sun*a! Curah Hu/an Ru+u
1 hulu + B 1 - 11,>0Rt
,0%
* tengah sungai biasa + B 1 - 1,=10Rt
,0%
, tengah
sungai di 5one
la-a
Rt Z *99 mm + B 1 - >,*0Rt
,0%
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *=
% tengah Rt Y *99 mm + B 1 - ,,1%0Rt
,0%
1 hilir + B 1 - =,=0Rt
,0%
). &!"r!)u! Hu/an Ja+@Ja+an
Idealnya distribusi hujan jam-jaman ditentukan menurut data
pengamatan dari stasiun pencatat hujan automatis. Hleh karena
sulit diperoleh data tersebut, maka nilainya didekati dengan
menggunakan persamaan empirik. /etode yang la5im
digunakan adalah persamaan /H8H8H" dengan anggapan
curah hujan maksimum yang terjadi rata-rata selama = jam.
/enurut persamaan /ononobe yang dimaksud.
RT B R
*%
0 t T &t0T'
*0,
dengan (
RT B Intensitas hujan rerata dalam T jam
R
*%
B @urah hujan e+ekti+ dalam 1 hari &*% jam'
t B ;aktu konsentrasi hujan yang nilainya identik
dengan lama terjadinya hujan per hari &1[= jam'
T B ;aktu mulai hujan
!edangkan nisbah hujan jam-jaman ditentukan menurut
persamaan berikut (
R
T
B t T R
t
- &t - 1' T &R
T-1
'
dengan (
R
t
B Prosentase intensitas hujan rerata dalam t jam.
R
T-1
B Intensitas hujan dalam t jam.
1. 2aktor simetri &!I/', yaitu hasil kali antara +aktor lebar &;2'
dengan luas DA! sebelah hulu &R3A'.
*. 7umlah pertemuan sungai &78' adalah jumlah semua
pertemuan sungai di dalam DA! tersebut. 7umlah ini tidak
lain adalah jumlah pangsa sungai tingkat satu dikurangi
satu.
,. $erapatan jaringan kuras &D', yaitu jumlah panjang sungai
semua tingkat tiap satuan luas DA!.
5$ Pene"apan H!dr(*ra0 Sa"uan
Iidrogra+ satuan (unit h'drogra%h) adalah hidrogra+ limpasan
langsung (direct runoff h'drogra%h) yang dihasilkan oleh hujan netto
yang terjadi merata di seluruh DP! dan dengan intensitas yang
tetap dalam satu satuan #aktu yang ditetapkan. "entuk dan dimensi
hidrogra+ satuan menggambarkan karakteristik DP! yang ditinjau.
7ika data pemantauan aliran sungai automatic &A;6R' tersedia,
maka hidrogra+ satuan dapat langsung ditentukan dengan keluaran
yang akurat, namun bila tidak tersedia data tersebut maka
penentuannya dapat dilakukan dengan analisis hidrogra+ satuan
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - *>
sintetik.
Dalam studi ini, hidrogra+ satuan ditentukan melalui analisis hidrogra+
satuan sintetik sedangkan pendekatan dengan menggunakan data
A;6R belum dapat dilakukan disebabkan belum tersedianya +asilitas
A;6R. /etode yang digunakan pada studi ini adalah metode
8akayasu.
a. H!dr(*ra0 Sa"uan S!n"e"!. Na.a1au
Dalam metode ini dibutuhkan parameter-parameter DP!
sebagai data masukannya. Parameter-parameter tersebut dapat
diukur dengan mudah dari peta topogra+i yang merupakan
parameter DP! yang secara hidrologis mudah dijelaskan
pengaruhnya terhadap hidrogra+. Parameter-parameter yang
dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut (
1. Tenggang #aktu dari permulaan hujan sampai dengan
puncak hidrogra+ &time to %ea$ magnitude'.
*. Tenggang #aktu dari titik berat hujan sampai dengan titik
berat hidrogra+ &time &ag'.
,. Tenggang #aktu hidrogra+ &time ba#e of hidrograf'
%. 6uas daerah pengaliran.
1. Panjang sungai utama terpanjang &-engt of the &onge#t
channe&'.
=. $oe+isien Tp
Rumus dari Iidrogra+ !atuan 8akayasu adalah (
( )
3 $ 0
3 , 0 & , 3 T T
R x A x C
Q
!
o
!
+
,
_
g
"
2
2
7adi total energinya adalah (
m B ;
( )
,
_
,
_
+ +
g
"
# #
2
2 1
2
&1'
7ika hal ini berlaku untuk semua masa aliran dalam penampang
melintang dengan debit U dengan satuan berat ;, total energi per
detik pada penampang adalah (
B U#
,
_
+ +
g
"
$ d
2
2
&*'
Tinggi energi absolut IA, dinamakan dengan persamaan "ernoulli (
I
A
B d F ]
,
_
g
"
2
2
&,'
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,9
'a+)ar. 3.19. Kara."er!"!. Al!ran Saluran Ter)u.a
nergi yang ada pada penampang melintang yang berhubungan
dengan dasar saluran dinamakan dengan !pesi+ik nergi. Tinggi
energi yang sama yang dinyatakan dengan tinggi !pesi+ik nergi dan
dinyatakan sebagai (
I B d F
,
_
g
"
2
2
&%'
dimana U B A . J, persamaan &%' dapat dinyatakan
I B d F
2
2
2ga
Q
&1'
3ntuk suatu saluran yang berbentuk trape5oid dimana b adalah lebar
dasar dan 5 menunjukkan kemiringan dinding lereng, jika M dinyatakan
sebagai U0b dan a dinyatakan sebagai d &d F 5d', maka persamaan &1'
dapat ditulis (
I B d F
2
2
2
1 2
,
_
+
%
&d
gd
'
&='
Persamaan &1' bisa digambarkan sebagai suatu gra+ik sebagaimana
yang ditunjukkan dalam gambar ,.A. Diagram tersebut
menggambarkan beberapa nilai debit dalam suatu saluran yang
berbentuk persegi empat. Tampaknya ada dua nilai d, dI dan d6 untuk
masing-masing nilai I kecuali pada titik dimana I dalam keadaan
minimum dimana terdapat hanya satu nilai.
$edalaman yang mempunyai energi minimum disebut dengan energi
kritis dan kedalaman nilai-nilai lain dinamakan dengan kedalaman
peralihan &alternate'.
$edalaman yang terletak diatas kedalaman kritis berada pada baris
aliran sub-kritis &disebut sebagai kedalaman subkritis' dan yang
terletak di baris aliran superkritis &disebut dengan kedalaman
superkritis'.
). Al!ran Kr!"!
Aliran kritis dapat dide+inisikan sebagai berikut (
1. Debit $ritis
Debit maksimum untuk suatu energi khusus yang diijinkan, atau
debit yang akan terjadi dengan energi khusus minimum.
*. $edalaman $ritis
$edalaman dimana aliran debit dalam keadaan maksimum untuk
energi khusus yang diijinkan terjadi atau kedalaman suatu debit
yang diijinkan terjadi dengan energi khusus minimum.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,1
,. $ecepatan $ritis
$ecepatan rata-rata pada saat debit dalam keadaan kritis.
%. 6ereng $ritis
6ereng yang akan menahan debit yang diijinkan pada kedalaman
kritis yang sama pada sebuah saluran.
1. Aliran !ubkritis
$ondisi aliran dimana kedalaman lebih besar daripada aliran kritis,
sebaliknya kecepatannya lebih kecil.
=. Aliran !uperkritis
$ondisi aliran dimana kedalaman lebih kecil daripada aliran kritis,
sebaliknya kecepatan lebih besar.
Iubungan antara penampang melintang dengan debit yang memang
harus ada sehingga aliran dapat terjadi adalah (
g
Q
2
B
T
A
2
&>'
dimana (
A B 6uas penampang melintang
T B 6ebar permukaan air
7ika U^ B A^ . -^, maka persamaan &>' dapat ditulis (
g
"(
2
2
B
T
A
2
&A'
7uga, jika A B dm T, dimana dm adalah kedalaman aliran rata-rata
pada penampang, maka persamaan &A' dapat ditulis ulang menjadi (
h-c B
2
dm(
&:'
7adi persamaan &%' dapat dibuat (
I B dc F
2
dm(
&19'
Dari persamaan-persamaan diatas, didapatkan hubungan tambahan
sebagai berikut (
dmc B
2
2
"(
&11'
dmc B
g A
Q(
2
2
&1*'
-c B
gdm(
&1,'
-c B
T
Ag
B ,.1,
T
A
&1%'
$edalaman kritis untuk penampang segi empat dijelaskan dengan
persamaan (
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,*
dc B
g
"(
2
B
2
2
2
2
( 2 &
%
g
"(
&
%
+ + &11'
dimana
5 B rasio lereng dinding saluran dari hori5ontal sampai dengan
-ertikal
,. Ru+u Mann!n*
!ebagian besar analisa hidrolis yang dibahas dalam teks ini, untuk
aliran di dalam saluran terbuka menggunakan rumus /anning. Ini
merupakan bentuk khusus dari rimus @he5y, pengembangannya
secara lengkap terdapat dalam kebanyakan teksbook tentang
mekanika +luida.
Rumus tersebut dapat ditulis sbb (
J B
2 ) 1 3 ) 2
1
S R
n
&1='
atau (
U B
2 ) 1 3 ) 2
1
S R A
n
&1>'
dimana (
A B penampang melintang daerah aliran dalam meter persegi
J B kecepatan dalam meter perdetik
n B koe+isien kekasaran
R B jari-jari hidrolis B daerah &A'0keliling basah &P' dan
! B kemiringan gradien energi
8ilai koe+isien kekasaran n, berbeda menurut kekasaran +isik dinding
dan dasar saluran, ukuran dan bentuk penampang melintang,
penjajaran dan tipe serta kondisi materi yang membentuk keliling
basah.
d. Hu.u+ -ern(ull!
Iukum "ernoulli yang merupakan dasar konser-asi energi pada aliran
saluran terbuka dapat dijelaskan. Tinggi energi absolut pada setiap
penampang sama dengan tinggi energi absolut pada suatu
penampang hilir ditambah dengan kehilangan tinggi energi
&inter-ening'.
"erkaitan dengan persamaan &,', dari gambar ,.A. dapat ditulis (
]
*
F d
*
F h-
*
B ]
1
Fh-
1
F h
6
&1A'
Dimana h6 melambangkan semua kehilangan tinggi energi antara
penampang * &subscript *' dan penampang 1 &subscript 1'.
$ehilangan tinggi energi yang demikian itu sebagian besar disebabkan
oleh kehilangan akibat gesekan juga akibat dari pusaran, peralihan,
gangguan, benturan dan sebagainya.
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,,
7ika debit pada suatu penampang melintang satu saluran adalah
konstan sesuai dengan #aktu, maka aliran tersebut adalah tetap. 7ika
aliran tetap tersebut terjadi pada semua penampang yang terjangkau,
aliran tersebut akan bergerak terus menerus.
U B A
1
J
1
B A
*
J
*
&1:'
Persamaan &1:' disebut dengan persamaan kontinuitas, persamaan
&1A' dan &1:' dipecahkan secara bersamaan merupakan rumus dasar
yang dipakai dalam pemecahan masalah aliran pada saluran terbuka.
e. 'rad!en Ener*! dan H!dr(l!
.radien hidrolis pada saluran terbuka adalah permukaan air. .radien
energi berada diatas gradien hidrolis dimana satu jarak sama dengan
tinggi kecepatan menurunnya gradien energi pada saluran dengan
panjang tertentu menandakan hilangnya energi baik yang disebabkan
oleh gesekan ataupun pengaruh-pengaruh lain. Iubungan antara
gradien energi dan gradien hidrolis mencerminkan tidak hanya
kehilangan energi tetapi juga perubahan antara energi potensial dan
energi kinetik. 3ntuk aliran seragam gradien-gradiennya paralel dan
kemiringan muka air menunjukkan gradien kehilangan akibat gesekan.
Dalam aliran dengan kecepatan yang tinggi gradien hidrolis lebih terjal
daripada gradien energi yang menunjukkan suatu perubahan prosesi+,
dari energi potensial menjadi energi kinetik. !ebaliknya untuk
kecepatan yang rendah gradien energi lebih terjal daripada gradien
hidrolis yang menunjukkan suatu perubahan dari energi kinetik
menjadi energi potensial. Iubungan yang progresi+ dari gradien-
gradien energi tersebut dapat dijelaskan dengan Iukum "ernoulli.
$emiringan rata-rata gradien energi adalah _h+, dimana (
_h
+
B
L
S S
,
_
+
2
2 1
&*9'
Rumus berikut dibuat berdasarkan si+at-si+at hidrolis pada tiap-tiap
potongan dan koe+isien kekasaran (
_h
+
B
L
R
"
R
"
n
1
1
]
1
,
_
,
_
2
3 ) 2
2
3 ) 2
2
2
1
1
2
&*1'
7ika kemiringan kekasaran rata-rata &!
+
' sama dengan
2
1 2 S S +
B
L
#)
dan !
b
adalah kemiringan dasar saluran dengan
mensubstitusikan s, dan _
6
dengan ]
*
-]
1
dan I
+
2 1
&**'
"$ Keh!lan*an Ener*!
1. Peralihan 6ambat 6aun
'a+)ar 3.11. Saluran -eru)ah La+)a" Laun
Dari gambar diatas dapat dijelaskan -
1
, -
*
dan -
,
adalah kecepatan
pada tiap potongan.
$ehilangan tinggi pada peralihan dihitung dengan rumus (
*. Penyempitan 6ambat 6aun
Ig
c
B +g
c
( )
g
" "
$ 2
2
1 2
dimana (
hg
c
B kehilangan energi masuk &m'
+g
c
B koe+isien kehilangan energi B 9,* &$P-9,'
,. Pelebaran 6ambat 6aun
hg
e
B +g
e
( )
g
" "
$ 2
2
3 2
dimana (
hg
e
B kehilangan energi keluar &m'
+g
e
B koe+isien kehilangan energi B 9,% &$P-9,'
%. Peralihan
'a+)ar 3.12. Saluran -eru)ah T!)a@"!)a
Dari gambar diatas dapat dijelaskan -
1
, -
*
dan -
,
adalah kecepatan
pada tiap potongan.
*
1
+ran,i,i
*
2
*
1
-*
2
dan *
3
-*
2
./bar 0/rm12aan
air *
3
./bar 0/rm12aan air
*
1
*
3
*
2
*
1
-*
2
dan *
3
-*
2
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,1
a. Penyempitan Tiba-tiba
hs
c
B +s
c
( )
g
" "
$ 2
2
1 2
dimana (
hs
c
B kehilangan energi masuk &m'
+s
c
B koe+isien kehilangan energi B 9,1 &$P-9,'
b. Pelebaran Tiba-tiba
hs
e
B +s
e
( )
g
" "
$ 2
2
3 2
dimana (
hse B kehilangan energi keluar &m'
+se B koe+isien kehilangan energi B 1,9 &$P-9,'
1. $ehilangan Aliran /asuk dan $eluar
a. $ehilangan Aliran /asuk
h
i
B +
i
.
g
"
2
2
dimana (
h
i
B kehilangan aliran masuk
+
i
B koe+isien kehilangan B 9,1
J B kecepatan sesudah masuk &m0dt'
b. $ehilangan Aliran $eluar
h
o
B +
o
.
g
"
2
2
dimana (
h
o
B kehilangan aliran keluar
+
o
B koe+isien kehilangan B 9,19
J B kecepatan sesudah keluar &m0dt'
=. $ehilangan di "elokan dan Tikungan
"agian belokan dan tikungan pada siphon atau pipa menyebabkan
perubahan arah aliran dan sebagai akibatnya perubahan kecepatan.
h
b
B +
b
.
g
"
2
2
dimana (
h
b
B kehilangan pada belokan
+
b
B koe+isien kehilangan &lihat tabel ,.*.'
J B kecepatan sesudah keluar
2$ Al!ran d! A"a Pel!+pah
Pelimpah disediakan pada bendung &di-erson dam' untuk mele#atkan
kelebihan air yang masuk ke dalam saluran &atau tero#ongan, sesuai
dengan keadaannya' dan pada #aduk untuk mele#atkan kelebihan air yang
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,=
tidak dapat tertampung dalam #aduk. Desain pelimpah yang aman adalah
sangat penting untuk pengamanan keseluruhan bendung atau #aduk.
A. Analisa Hidrolis Pelimpa
Analisis hidraulik digunakan untuk menentukan dimensi pelimpah dan
tinggi jagaan &+reeboard', sedangkan dimensi struktur akhir ditentukan
berdasar optimasi lebar pelimpah yang dihubungkan dengan biaya
timbunan. Dimana bangunan pelimpah umumnya terdiri dari empat
bagian utama yaitu (
1. !aluran Pengarah Aliran
*. !aluran Pengatur Aliran
,. !aluran Peluncur
%. Peredam nergi
!kema bangunan pelimpah secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut (
!aluran Pengatur !aluran Peluncur Peredam nergi
Tipe limpahan +rontal
samping
lengkung
corong
tipe tranpilin
tipe tero#ongan
tipe pipa dasar bendungan
tipe loncatan
tipe kolam olakan
tipe terjunan bebas
Tipe siphon
Tipe penyadap
tero#ongan
Tipe penyadap bebas
'a+)ar 3.13. &enah -an*unan Pel!+pah
1. !aluran Pengarah Aliran
"agian ini ber+ungsi sebagai penuntun dan pengarah aliran agar tetap
dalam kondisi hidrolika yang baik. Pada saluran ini kecepatan masuk air
supaya tidak melebihi % m`0dt lebar saluran mengecil ke arah hilir,
a.$ !/ngarah a.$ !/ngat1r a.$ !/.1nc1r !/r/dam 3n/rgi
!/nam0ang m/man4ang
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,>
kedalaman dasar saluran pengarah aliran biasanya diambil lebih besar 101 ?
tinggi rencana limpasan diatas mercu ambang pelimpah.
*. !aluran Pengatur Aliran
"agian ini ber+ungsi sebagai pengatur kapasitas aliran &debit' air yang
melintasi bangunan pelimpah. Ada beberapa tipe yang biasa digunakan
yaitu (
'a+)ar 3.14. Saluran Pen*a"ur Al!ran
a. Tipe ambang bebas &+lo#ing into canal type'
a.1. Ambang berbentuk persegi empat
h
o
B
3
D
b B
2 ) 3
50( $ 1
D
C
Q
,
_
+
*d
@ B 1,=9
,
_
,
_
+
*d
#
a
*d
#
a
1
2 1
dimana (
@ B koe+isien limpahan
@
d
B koe+isien limpahan pada saat h B I
d
h B tinggi air diatas mercu bendung
I
d
B tinggi takan rencana di atas mercu bendung
; B tinggi bendung
a B konstanta &diperoleh pada saat h B I
d
yang berarti @ B @
d
'
b.*. 6ebar +ekti+ "endung
Pada saat terjadinya pelimpahan air melintasi mercu suatu bendung
terjadi kontraksi aliran, baik pada kedua dinding samping bendung
maupun sekitar pilar-pilar yang dibangun di atas mercu-mercu
bendung tersebut, sehingga secara hidrolis lebar e+ekti+ suatu
bendung akan lebih dari seluruh panjang yang sebenarnya dan debit
air yang melintasi mercu bendung yang bersangkutan selalu
didasarkan pada lebar e+ekti+nya, yaitu dari hasil pengurangan lebar
sesungguhnya dengan jumlah seluruh kontraksi yang timbul pada
aliran air yang melintasi bendung tersebut.
Pada bendungan tipe urugan, dimana bangunan pelimpahnya
dilengkapi dengan bendung yang sangat panjang dibandingkan
dengan debit banjir yang harus ditampung, maka besarnya kontraksi
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
Detail Desain Embung Sangkok Bawi di Kabuaten Sumbawa
III - ,:
aliran yang timbul biasanya cukup kecil dan karenanya dapat
diabaikan. Akan tetapi pada bangunan pelimpah yang bagian pengatur
alirannya dilengkapi dengan pintu-pintu atau kedalaman limpahan air
diatas mercu bendungnya cukup tinggi dibandingkan dengan lebar
bendung yang bersangkutan,maka pengaruh dari kontraksi dari aliran
tersebut di atas diperhatikan.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung lebar e+ekti+
bendung &dari @i-il ngineering Departement 3.!. Army'
6 B 6C - * W8 . $
p
F $
a
X . I
dimana (
6 B panjang e+ekti+ bendung
6C B panjang bendung yang sesungguhnya
8 B jumlah pilar-pilar di atas mercu bendung
$
p
B koe+isien kontraksi pada pilar
$
a
B koe+isien kontraksi pada dinding samping
I B tinggi tekan total diatas mercu bendung
b.,. Pro+il Penampang 6intang Pelimpah
Angka @ suatu bendung sangat dipengaruhi oleh bentuk penampang
lintangnya karena itu pemilihan bentuknya yang tepat termasuk salah
satu syarat untuk meningkatkan angka @. .una meningkatkan angka
@ tanpa menimbulkan hal-hal yang negati+, diusahakan agar mercu
bendung mengikuti bentuk bagian ba#ah berkas aliran yang keluar
melintasi bendung tipis.
"entuk pro+il pelimpah bagian hilir menurut persamaan Iarrold (
o
*
Y
B
n
o
*
X
K
,
_