You are on page 1of 17

LAPORAN TUTORIAL MODUL 2

BLOK 3.6 GANGGUAN INDRA KHUSUS


SKENARIO 2
TAHI LALAT PAK BASA BERDARAH
Kelompok 3A
Tutor : dr. Siti Nurhajjah, Msi. Med
Ketua : Aghnia Jolanda Putri
Sekretaris:
Harris Putra e!a
"usti#a Sari
Anggota:
$e%& Nels&a 'ka Putri
(ieka Nugrahi Jaslindo
Adelin Prima $e#ita
Hild&a Kusmi
i!ki Nur Amalia
)enn& Ma&ang Sari
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2013
SKENARIO 2 : TAHI LALAT PAK BASA BERDARAH
Pak *asa usia ++ tahun, pekerjaan petani datang ke puskesmas dengan keluhan tahi
lalat &ang semakin ,epat mem%esar di pipi kanan sejak 3 %ulan &ang lalu. Sejak ke,il, Pak
*asa memiliki %e%erapa tahi lalat dan %er,ak kehitaman di punggungn&a %erupa tanda lahi.
Selain itu juga tim%ul tahi lalat lainn&a &ang makin lama makin %an&ak &ang kadang terasa
gatal dan tim%ul juga di leher %e%erapa tahun %elakangan ini. Tahi lalat &ang di pipi kanan ini
mudah %erdarah %ila tergesek se-aktu men,u,i -ajah dan %agian tengah tampak seperti
%erlu%ang sehingga mem%uat Pak *asa ,emas dan kha-atir dengan keadaan terse%ut.
Setelah dinilai status generalisn&a, dokter puskesmas melakukan pemeriksaan status
dermatologikus. Pada pipi kanan di dapatkan tumor terlokalisir, %ulat lonjong, soliter,
%er%atas tegas, %erukuran . / 0,+ / 1,+ ,m terdapat ulkus di tengahn&a &ang ditutupi krusta
kehitaman dengan pinggir tidak teratur, dinding %ergaung, %erisi pus, jaringan sekitar %erupa
skar hipertropi dengan telangiektasis. Pada -ajah dan leher tampak papul2papul
hiperpigmentasi dan makula hiperpigmentasi pada punggung.
Setelah diperiksa, dokter mem%erikan rujukan untuk penatalaksanaan selanjutn&a dan
men&atakan tidak perlu kha-atir karena tidak semua tahi lalatn&a akan %eru%ah seperti ini.
Pak *asa kha-atir tindakan apa &ang akan dilakukan nanti di rumah sakit, namun dia
%ersedia dirujuk.
*agaimana anda menjelaskan apa &ang dialami Pak *asa 3
I. Termi!"!#i
0. Tahi lalat: 4Ne#us pigmentosus5 pertum%uhan sel jinak di permukaan kulit.
.. Telangiektasis: sekelompok lesi #askuler &ang ter%entuk aki%at dilatasi pem%uluh darah
ke,il, mun,ul di kulit, mukosa.
3. Scar hipertro6i: jarigan parut &ang tim%ul dari proses sikatrisikasi &ang %an&ak, gam%aran
seperti keloid terjadi jika lesi sudah mengenai dermis &ang %an&ak mengandung kolagen.
7. $inding %ergaung: kerusakan mengenai kulit 4dermis dan epidemis5pun&a dasar, dinding
dan isi.
II. M$%$"$&
0. Mengapa tahi lalat Pak *asa mem%esar dengan ,epat di pipi kanan sejak 3 %ulan &ang
lalu3
.. Mengapa Pak *asa memiliki %e%erapa tahi lalat sejak ke,il dan %er,ak kehitaman di
punggung %erupa tanda lahir3
3. Mengapa tim%ul tahi lalat lainn&a &ang makin %an&ak dan kadang terasa gatal dan tim%ul
juga di leher %e%erapa tahun %elakangan3
7. Mengapa tahi lalat di pipi kanan mudah %erdarah dan %erlu%ang3
+. *agaimana interpretasi hasil pemeriksaaan status dermatologikus pada Pak *asa3
8. Mengapa dokter merujuk Pak *asa dan %agaimana penatalaksanaan Selanjutn&a3
9. Apa saja 6aktor &ang mempengaruhi tahi lalat sehingga %isa %eru%ah seperti pada Pak
*asa3
III. A$"i%i% M$%$"$&
0. Pem%esaran &ang ,epat pada tahi lalat menandakan adan&a proli6erasi sel &ang %isa
merupakan suatu pertum%uhan &ang jinak atau keganasan. Pem%esaran &ang terjadi
dalam 3 %ulan juga menandakan proli6erasi &ang ,epat dan mengarah ke keganasan.
Tahi lalat merupakan penumpukan pigmen &ang %isa men&erap sinar :;, dimana paparan
sinar :; &ang %erle%ihan dapat meru%ah si6at pigmen ditandai dengan peru%ahan -arna
dari tahi lalat terse%ut.
.. Normaln&a tahi lalat telah ada dari lahir &ang merupakan penumpukan melanosit.
*er,ak kehitaman di punggung &ang telah ada sejak lahir kemungkinan merupakan
congenital melanocytic nevi. congenital melanocytic nevi merupakan ne#us ,ongenital
&ang mempun&ai ,iri: ukuran %er#ariasi, %eram%ut, %er-arna hitam atau ke,oklatan,
permukaan rata, &ang dapat %eru%ah -arna setelah pu%ertas dan jika sering terkena
paparan sinar :; dapat menjadi Melanoma Malingnum.
3. Jika kulit sering sering terkena paparan sinar :;, maka untuk melindungi keratin pada
kulit terjadi peningkatan produksi melanin %er,ak kehitaman. Karena ketika %ekerja
Pak *asa &ang seorang petani sering terkena paparan sinar :;, maka tim%ullah %er,ak
kehitaman %aru pada kulit Pak *asa.
Selain itu, tahi lalat %aru pada Pak *asa &ang sudah %erusia ++ tahun kemungkinan
merupakan suatu keratosis se%oroik &aitu merupakan kelainan degenerati6 pada kulit,
&ang mengenai epidermis kulit, %an&ak pada usia <+1 tahun, %erhu%ungan dengan
paparan sinar :;, predileksi di -ajah dan kulit.
Tahi lalat terasa gatal menandakan adan&a pertum%uhan %aru menim%ulkan
ketidakn&amanan di kulit sering digaruk.
7. Tahi lalat &ang mudah %erdarah dan %erlu%ang &ang mem%entuk ulkus kemungkinan
sudah %eru%ah menjadi keganasan, &ang %isa %erupa:
2 Melanoma malignum: %an&ak %erasal dari tahi lalat, perjalanan ke lapisan %a-ah kulit
sampai ke dermis &ang %an&ak mengandung ujung sara6 dan pem%uluh darah
sehingga jika mendapat trauma ringan menjadi mudah %erdarah.
2 Karsinoma sel %asal: &ang jika terkena trauma ringan juga mudah %erdarah.
+. 2 Terlokalisir: mengenai 31= dari luas permukaan tu%uh
2 *ulat lonjong: %entuk &ang tidak simetris &ang menandakan adan&a pertum%uhan dari
ne#us, kaena ne#us %iasan&a %ulat simetris.
2 Soliter: han&a ada 0 lesi.
2 *atas tegas: pinggir lesi jelas.
2 :kuran . / 0,+ / 1,+ ,uriga keganasan.
2 :lkus: kehilangan jaringan &ang sudah mele-ati stratum %asalis.
2 Krusta: ,airan &ang mongering, %isa %erupa darah, pus, dan serum.
2 Pus: adan&a in6eksi sekunder.
2 Skar hiperto6i: merupakan jaringan parut &ang ter%entuk pada jaringan &ang %aru
mengalami trauma dengan kemerahan disekelilingn&a.
8. Pak *asa dirujuk karena kasus ini %ukan kompetensi dokter umum dan diperlukan
tindakan %iopsi untuk menentukan jenis keganasann&a.
Tatalaksana untuk melanoma malignum: %iopsi jika %elum ada metastase lesi dan
jaringan sekitar diangkat 011= sem%uh. $apat juga di%erikan imunoterapi >( >>.
Tatalaksana karsinoma sel %asal: skar hiperto6i khas %edah kuretase.
Pen,egahan: lindungi tu%uh dari sinar :; dengan menggunakan ta%ir sur&a 31 menit
se%elum keluar rumah, dan hindari paparan langsung sinar :; pada pukul 01207.11
siang.
9. ?aktor &ang mempengaruhi terjadin&a peru%ahan pada tahi lalat: sinar :;, trauma
minor, tidak melindungi pengaman saat %ekerja, paparan pestisida.
IV. Si%'em$'i($
V. Learning Objective
Pak Basa 55
tahun
Papul-papul
hiperpigmentas
i di wajah dan
leher
Suspect:
keratosis
seboroik
Tahi lalat &
bercak
hitam
Paparan sinar
UV
eganas
an
!udah
berdarah"
ulkus" gatal
#e$us
pigmentosus
congenital melanocytic nevi
!elanoma
malignum
arsinoma
sel basal
Mahasis-a mampu mempelajari, memahami, dan menjelaskan:
0. Kelainan kongenital pada kulit
2. Skin aging
3. Tumor kulit
VI. Be"$)$r M$*iri
VII. A$"i%i% LO
1. KELAINAN KONGENITAL PADA KULIT
I('i!%i% V+"#$ri%
2 *ersi6at dominan autosomal
2 Mutasi gen ?(" 4gen mengkode pro6ilagrin5
2 Pro6ilagrin 6ilagrin 4penting untuk agregasi keratin dan moisture retension
stratum korneum 5
2 @nset : 3 A 0. %ulan 4early childhood5
2 >nsiden B 0:.+1 A 0:..111
2 Klinis: skuama putih, halus pada %agian ekstensor 46leksor %iasan&a %e%as lesi5,
-ajah umumn&a %e%as lesi ke,uali %agian pipi dan dahi ,sisik halus &ang melekat
di seluruh tu%uh dengan 6isura super6isial,tingkat kekeringan kulit %er#ariasi, sisik
di tungkai le%ih kasar daripada di %adan,paling jelas di ekstensor,lipatan atau
6le/or jarang teli%at, atopi 4C5,garis tangan dan kaki jelas 4hiperlinearis5,
hiperkeratosis di telapak tangan, keratosis pilaris.
2 $iagnosis %anding:$ermatitis atopik ,Derosis kutis , A,Euired i,hth&osis , D2
linked i,hth&osis ,(amellar i,hth&osis
2 *iopsi 4pada daerah tulang kering5 hilangn&a stratum granulosum
2 Terapi : emolien 4urea, AHA5
2 Prognosis: mem%aik dengan usia F musim panas, pada kondisi hangat F lem%a%
2 Perjalanan pen&akit %er#ariasi.
I('i!%i% L$mer$"
2 esesi6 autosomal
2 Mutasi gen transglutaminase 0 4T"M 05 transglutaminase
2 >nsiden 0:311.111
2 Patogenesis mutasi pada gen T"M0 gangguan keratinisasi F deskuamasi
2 "ejala klinis:
o am%ut scarring alopecia
o Kuku distro6i dengan in6lamasi pada nail fold
o Kulit: *a&i %aru lahir collodion baby dengan mem%ran tipis
men&elimuti %adan, e,tropion, e,la%ium, eritroderma in6eksi sekunder,
dehidrasi . AnakGde-asa skuama %esar, gelap, seperti lempengan pada
6leksor, eritroderma, e,tropion, keratoderma palmoplantaris, keringat
2 Tatalaksana
2 *a&i %aru lahir >H:
2 AnakGde-asa retinoid, emolien, hindari akti#itas %erle%ih, hindari panas
%erle%ih
2 Prognosis: terjadi terus sepanjang hidupI normal life span
Her"$,+i Fe'+%
2 $iturunkan resesi6 autosomal
2 Mutasi gen A*HA 0. 4Membrane transportGmeta%olisme lipid5
2 $iganosis prenatal amniosentesis, :S", %iopsi kulit
2 >nsiden J 0:311.111
2 "ejala:
o Plak hiperkeratotik dengan 6isura men&elimuti tu%uh
o ',tropion, e,la%ium, de6ormitasGhilangn&a telinga, hidung, jari
kakiGtanganI gangguan pengaturan suhu
o Skuama generalisata dengan eritroderma
2 $iagnosis %anding: Se#ere lamellar i,hth&osis
2 Tatalaksana:>H: ,etinoid, emolien
2 Prognosis: meninggal %e%erapa hari setelah lahir 4aki%at sepsisGgg perna6asanG gg
intake5 .
A"-i!
2 *ersi6at kongenital, autosomal resesi6
2 "en : T) 4tirosinase5
2 Pigmen hilang komplit atau parsial pada kulit, ram%ut dan mata.
2 Tampilan kelainan kulit %eragam, tapi kelainan mata hampir sama.
2 Patogenesis : gangguan sintesis melanin
2 '6ek &ang serius gangguan penglihatan, risiko kanker kulit
2 Klinis : kulit, ram%ut dan mata putih
2 Klinis : 6oto6o%ia, ekspresi muka khas karena silau
2 Potensi keganasan karena sinar matahari : keratosis aktinik, SHH dan *HH dan
melanoma
2 Terapi : proteksi terhadap sinar matahari termasuk ta%ir sur&a
2 Perlu pemeriksaan %erkala untuk deteksi dini kemungkinan premaligna.
Pie-$"*i%me
2 Jarang, %ersi6at autosomal dominan
2 Patogenesis : terjadi karena mutasi gen K>T.
2 Mun,ul saat lahir
2 *er,ak putih 4depigmentasi5 di %adan dan punggung, lengan hingga pergelangan
tangan, paha hingga %etis.
2 Khas : terdapat makula hiperpigmentasi di dalam area &ang depigmentasi
2 *ulu mata dan alis mata %agian medial %er-arna putih
Hem$#i!m$
2 $e6inis : tumor jinak &ang tejadi aki%at gangguan pada perkem%angan dan
pem%entukan pem%uluh darah.
2 *entuk Klinis :Hemangioma kapiler 4Stra-%err& hemangioma5, Hemangioma
ka#ernosum, Hemangioma ,ampuran
S'r$.-err/ &em$#i!m$
2 @nset : -aktu lahir atau %e%erapa hari sesudah lahir
2 Klinis : %er,ak merah &ang makin mem%esar, -arna merah men&ala, tegang dan
%er%entuk lo%ular, %atas tegas, pera%aan keras, mudah %erdarah.
2 *entuk &ang super6isial %er-arna merah terang, su%kutan ke%iruan
2 :kuran dan dalam %er#ariasi. :kuran maksimal %iasan&a ter,apai saat usia K A 0.
%ulan. egresi spontan sampai usia + tahun.
2 >n#olusi spontan ditandai dengan pu,at pada daerah sentral, menjadi kurang tegang
dan le%ih datar.
Hem$#i!m$ K$0er!%+m
2 Klinis : makula eritematosa, atau nodus %er-arna merah hingga ungu, tidak %er%atas
tegas, %ila ditekan mengempis dan %ila dilepas ,epat menggem%ung.
2 Jarang in#olusi spontan
Hem$#i!m$ 1$m2+r$
2 $apat terjadi saat lahir atau masa anak2anak
2 Merupakan ,ampuran antara jenis kapiler dan jenis ka#ernosum.
2 Predileksi : ekstremitas in6erior
2 Klinis : tumor lunak %er-arna merah ke%iruan dapat %erkem%ang dengan klnis
keratotik dan #erukosa.
2 :nilateral, soliter
2 Terapi
0. Konser#ati6 : tunggu tumor mengalami in#olusi spontan. *iasan&a regresi umur 0.
%ulan A + tahun.
.. Akti6: @perati6, adiasi, Kortikosteroid, @%at sklerotik,'lektrokoagulasi,
Pem%ekuan
2. SKIN AGING
Aging 3 Pe+$$ 4
Menurut Honstantinindes, proses penurunan kemampuan jaringan untuk memper%aiki diri G
mengganti diri, mempertahankan struktur dan 6ungsi normal se,ara perlahan, sehingga tidak
dapat %ertahan terhadap jejas 4termasuk in6eksi5 dan
tidak dapat memper%aiki kerusakan &ang diderita dise%ut penuaan 4 $armojo, .11K5.
Penuaan adalah merupakan suatu proses &ang men&e%a%kan atresi dan
per%urukan selular seiring usia &ang pada akhirn&a %erakhir pada penurunan
#ia%ilitas dan kematian, dipengaruhi %aik oleh suatu program genetik mau pun juga
oleh peristi-a lingkungan dan endogen kumulati6 &ang %erlangsung di sepanjang
rentang usia organisme. Proses penuaan perlu dipahami, se%agian karena proporsi
indi#idu %erumur ++ tahun ke atas terus meningkat, diprediksikan se%esar 30= di
Amerika Serikat pada tahun .131 4 )aar, .113 5, dengan pergeseran demogra6i
serupa diprediksikan untuk 'ropa dan Jepang. Persentase orang %erusia 81 tahun ke
atas akan meningkat dua atau tiga kali lipat pada .1+1.
Ketika harapan hidup meningkat, &ang memaksa indi#idu tua untuk menunda
pensiun mereka danGatau meren,anakan pensiun panjang, kaum manula men,ari modalitas
inter#ensi untuk memper%aiki penampilan mereka dan mengem%alikan tanda penuaan.
@leh karena itu, jumlah kunjungan ke dokter estetik, dokter kulit dan dokter %edah plastik
diperkirakan meningkat pesat di masa mendatang. :ntuk menangani pen&akit kulit pada
manula se,ara e6ekti6 dan untuk menggunakan modalitas intre#ensi &ang tepat untuk
mem%alikkan penuaan kulit, penting %agi kita untuk mengerti dengan peru%ahan
klinis dan histologis &ang men&ertai penuaan kulit.
..0.0. Pe+$$ K+"i' Kr!!"!#i%
Penuaan kulit kronologis meliputi peru%ahan kulit &ang terjadi se%agai
aki%at dari perjalanan -aktu saja. Peru%ahan ini se%agian terjadi se%agai aki%at
dari kerusakan endogen kumulati6 karena pem%entukan terus2menerus reactive
oxidative species 4@S5 &ang diproduksi selama meta%olisme oksidati6 selular.
Meski terdapat sistem pertahanan anti2oksidan selular &ang rumit, @S &ang
diproduksi terse%ut merusak %e%erapa unsur selular &ang meliputi mem%ran,
en!im dan $NA, dan juga mengganggu interaksi $NA dan protein dan protein #s
protein.
Telomere, %agian ujung dari kromosom eukar&ote, terli%at dalam
peru%ahan terjadi se%agai aki%at dari penuaan kronologis. Pada tiap pem%elahan
sel, panjang telomere manusia memendek. *ahkan pada 6i%ro%last kulit &ang
relati6 tak akti6, le%ih dari 31= panjang telomere hilang selama masa de-asa.
Telomere &ang terlalu pendek men&inalkan penghentian 4arrest5 siklus sel atau
apoptosis, %ergantung pada jenis sel, &ang turut andil dalam men&e%a%kan
penipisan selular seiring penuaan 4 Pangkahila, .119 5.
Hal &ang sama dengan penuaan pada sistem lain, penuaan kulit
kronologis dipengaruhi oleh modi6ikasi %e%erapa growth factor dan hormon &ang
menurun seiring usia. Penurunan &ang terdokumentasi dengan %aik adalah
penurunan steroid seks seperti estrogen, testosterone, deh&droepiandosterone
4$H'A5 dan sulfate ester 4$H'As5 4 Lespes ', .11. 5. *e%erapa hormon lain
&ang meliputi melatonin, ,ortisol, th&ro/ine, hormon pertum%uhan dan insulinlike
growth factor I juga turun. *entuk akti6 ;itamin $, &akni 0,.+2
dih&dro/&#itamin $3, suatu molekul &ang mempengaruhi %er%agai jaringan &ang
meliputi kulit dengan ,ara &ang %er%eda dari e6ek terhadap homeostasis kalsium ,
turun seiring usia 4 Arlt , .117 5. $isamping penurunan kadar dari tiap unsurn&a
kadar induksi dari %e%erapa molekul penghantar sin&al tertentu &ang meliputi
sitokin dan kemokin mengalami penurunan seiring usia &ang mengaki%atkan
%e%erapa 6ungsi kulit mem%uruk 4 S-i6t, .110 5.
Atresi dan per%urukan selular &ang menandakan proses penuaan
diaki%atkan oleh peru%ahan molekular %aik pada lingkungan selular mau pun
juga pada $NA dan protein didalam sel. Peru%ahan ini mengaki%atkan respons
selular &ang men&impang terhadap peru%ahan lingkungan, &ang pada akhirn&a
men&e%a%kan penurunan #ia%ilitas dan kematian.
2.1.2 M$i5e%'$%i ("ii% *$ &i%'!"!#i% 2e+$$ (+"i' (r!!"!#i%
Mani6estasi klinis dari penuaan kulit kronologis meliputi /erosis, kendor,
keriput, lam%an dan mun,uln&a seborrheic keratosis dan cherry angioma. elati6
sedikit terjadi peru%ahan kete%alan di epidermis, %entuk keratinosit dan kohesi
korneosit, dan terjadi %an&ak kehilangan melanosit dan sel (angerhans. Peru%ahan
kulit &ang %esar pada penuaan kulit kronologis terlihat pada dermoepidermal junction
&ang memperlihatkan perataan rete ridges &ang men&e%a%kan reduksi kontak antara
epidermis dan dermis men&e%a%kan reduksi pertukaran nutrien dan meta%olit diantara
kedua kompartemen ini.
'pidermis $ermis Jaringan (ain
Perataan dermoepidermal
jun,tion
Athrop& 4 kurangn&a #olume
dermis 5
$epigmentasi ram%ut
Peru%ahan kete%alan Peru%ahan jaringan penunjang am%ut rontok
*entuk dan ukuran sel &ang
%er#ariasi
?i%ro%last &ang %erkurang Kon#ersi dari ram%ut terminal
menjadi #ellus
Terdapat atipik nu,lear Mast ,ell %erkurang Nailplates a%normal
Melanosit %erkurang Sel $arah %erkurang Kelenjar %erkurang
Sel (angerhans %erkurang Pemendekan loop kapiler
Pem%uluh sara6 a%normal
T$-e" 2.1 M$i5e%'$%i &i%'!"!#i% *$ri 2e+$$ (+"i' (r!!"!#i%. 36$$r M7 2006 4
.
$ermis tampak hiposelular dengan le%ih sedikit 6i%ro%last dan mast ,ells dan
hilangn&a #olume dermis. Penelitian dengan mikroskop elektron menunjukkan %ah-a
sera%ut kolagen menjadi longgar dan terjadi peningkatan moderat dan pene%alan
sera%ut elastis dengan resorpsi se%agian %esar sera%ut su%2epidermis. Selain itu,
terjadi penurunan jumlah pem%uluh darah dermis, pemendekan capillary loop, dan
penurunan densitas Pacinian corpuscles dan Meissners corspuscles, &akni organujung
kulit &ang %ertanggung ja-a% terhadap persepsi tekanan dan sentuhan ringan.
Kehilangan iner#asi sensorik dan otonom &ang meli%atkan epidermis maupun dermis
4 :l6hak, .11. 5.
Modi6ikasi appendage kulit meliputi rontok ram%ut &ang men,erminkan kon#ersi
ram%ut utama menjadi ram%ut #ellus 4 )aar, .113 5. Juga terjadi pengu%anan ram%ut
se%agai aki%at hilangn&a melanosit dari akar ram%ut dan pen&impangan 6ungsi
melanosit &ang meliputi penurunan akti#itas t&rosinase, penurunan dan kurang
e6isienn&a trans6er melanosom dan rusakn&a migrasi danGatau proli6erasi melanosit
dari area pen&impanan ke area &ang %erdekatan dengan dermal papilla.
1. Keri2+' 3 Wrinkle 4
?aktor intrinsik &ang mempengaruhi struktur -ajah dan turut men&e%a%kan pem%entukan
keriput muka meliputi peru%ahan otot ekspresi, hilangn&a lemak
su%kutan, ga&a gra#itasi persisten dan hilangn&a tulang dan ,artilago muka. "aris
ekspresi terjadi se%agai aki%at dari traksi %erulang &ang dikerahkan oleh otot muka
&ang pada akhirn&a mengaki%atkan pem%entukan lipatan &ang dalam pada dahi dan
diantara alis mata, sekitar lekuk mata 4periorbital5 dan pada lipatan nasola%ial.
G$m-$r 2.1 Keriput karena 'kspresi. Pengulangan gerakan
pada otot -ajah menghasilkan terjadi garis tegas pada dahi 4A5
dan diantara alis mata 4 * 5.
Se,ara histologis, untai jaringan konekti6 te%al hipodermis &ang mengandung sel
otot terdapat di%a-ah keriput. Selain itu, %ukti menunjukkan %ah-a seiring penuaan,
terjadi peru%ahan pada struktur mus,uloaponeurosis &ang mengaki%atkan peningkatan
kelemasan dan men&e%a%kan pem%esaran keriput ekspresi tertentu seperti keriput
pada lipatan nasola%ial. Seperti otot &ang ditandai dengan striae, otot muka juga
menunjukkan akumulasi Mpigmen umurN &akni lipo6us,in, suatu petanda kerusakan
selular, dan pem%urukan otot seiring umur &ang diper%uruk oleh %erkurangn&a
kontrol neuromuskular ini ikut men&e%a%kan pem%entukan keriput 4 $a&an, 0KOO 5.
"a&a gra#itasi &ang terus %ekerja terhadap tu%uh mempengaruh kulit &ang
mempengaruhi distri%usi jaringan lunak muka sehingga men&e%a%kan pengenduran
kulit. Ketika kulit menjadi semakin kendur seiring usia dan penopang jaringan lunak
%erkurang, ga&a gra#itasi juga menjadi 6aktor penting. "ra#itasi mengerahkan ga&a
mekanik &ang menarik kulit muka sehingga mengaki%atkan pem%entukan kulit &ang
kendur dan lentur. Seiring penuaan, lemak memang men&usut dari area muka tertentu &ang
meliputi dahi, daerah preor%ital, %u,,al, temporal dan perioral. Se%alikn&a, terjadi
peningkatan %agian %esar jaringan lemak se,ara men&olok pada area lain &ang
meliputi daerah su%mental, pipi %a-ah, dan lipatan nasola%ial dan area lateral pipi.
*er%eda dari tampilan muka muda &ang lemakn&a terse%ar se,ara d66use, pada kulit
muka &ang menua lemak ,enderung terakumulasi dalam kantong -ajah, dan
kemudian ketika kele%ihan lemak ini terkena ga&a gra#itasi, maka kulit menjadi
kendor dan melorot 4 $ono6rio, .111 5.
Tulang muka memperlihatkan penurunan massa seiring usia, resorpsi tulang
sangat mempengaruhi rahang %a-ah, rahang atas dan tulang 6rontal. Hilangn&a tulang
pada area ini mem%uat kulit muka semakin kendor dan turut men&e%a%kan hilangn&a
%atas antara kontur rahang dan leher &ang %egitu jelas pada indi#idu de-asa muda
4 )aar M, .113 5.
Kulit indi#idu tua juga memperlihatkan sederetan garis permukaan halus &ang
hilang se,ara khas ketika kulit diregangkan. Se,ara histologis, epidermis terlihat
atro6ik se%agai aki%at dari penurunan laju pergantian epidermis. Terjadi resorpsi
jaringan sera%ut elastis pada area su%2epidermis, dan dermis retikulum
memperlihatkan P%undelQ kolagen atro6ik. Pada dermis, 6i%ro%last &ang tersisa
terlihat %erkerut 4 )aar, .113 5.
3. TUMOR KULIT
K"$%i5i($%i:
I. T+m!r 8i$(
0. Keratosis se%oroik G se%orea
Tumor ini merupakan lesi %enigna &ang men&erupai #eruka dengan %er%agai ukuran
dan -arna &ang %er#ariasi dari -arna ,okelat ,erah hingga hitam. Kista se%oreika %iasan&a
terdapat pada muka, %ahu, dada serta punggung, dan merupakan tumor kulit &ang paling
sering terlihat pada orang2orang usia %a&a dan lansia. Kista terse%ut mungkin se,ara kosmetik
tidak dapat ditoleransi oleh pasien, dan keratosis &ang %er-arna hitam dapat didiagnosis
se,ara keliru se%agai melanoma maligna. Terapin&a adalah pengangkatan jaringan tumor
dengan ,ara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan menggunakan kar%ondioksida
atau nitrogen ,air.
. Keratosos aktinika
Merupakan lesi kulit pramalignan &ang tum%uh pada daerah tu%uh &ang terkena sinar
matahari terus2menerus. Keratosis ini tampak se%agai %er,ak2%er,ak &ang kasar, %ersisik
dengan eritema di %alikn&a. (esi ini se,ara %erangsur2angsur dapat %eru%ah %entuk menjadi
karsinoma sel skuamosa kulit.
3. ;eruka 4kutil, Lart5.
;eruka merupakan tumor kulit %enigna &ang sering ditemukan dan dise%a%kan oleh
in6eksi #irus human papilloma &ang tergolong ke dalam kelompok #irus $NA. Semua
kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini paling sering ditemukan di antara usia 0.
dan 08 tahun. Ada %an&ak tipe #eruka.*iasan&a #eruka merupakan kelainan &ang
asimtomatik, ke,uali kalau terjadi pada daerah &ang menahan %e%an tu%uh seperti telapak
kaki. ;eruka dapat diterapi dengan sinar laser &ang diarahkan se,ara lo,al, nitrogen ,air,
plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan ,antharidin.
7. ;eruka #enereal.
;eruka &ang terjadi di daerah genital dan perianal ini dikenal dengan ,ond&loma
a,uminate dan tern&ata ditularkan le-at hu%ungan seks. Jenis #eruka ini dapat diterapi
dengan larutan poso6ilin dalam tingtura %en!oin.&ang dioleskan pada #eruka dan kemudian
di%asuh. *entuk terapi lainn&a men,akup nitrogen ,air, %edah %eku, %edah elektro dan
kuretase.
+. Ne#us pigmentosus 4mola5.
Mola merupakan tumor kulit &ang sering ditemukan dengan %er%agai ukuran dan
-arna &ang %erkisar dari ,okelat kekuningan hingga hitam. Tumor ini dapat %erupa lesi
%er%entuk ma,ula &ang datar atau nodul atau popula &ang menonjol dan kadang2kadang
%erisi ram%ut. Se%agian %esar ne#us pigmentosus merupakan lesi &ang tidak %er%aha&a.
Kendati demikian, pada kasus2kasus &ang jarang dijumpai dapat terjadi peru%ahan tumor
maligna dan pada lokasi ne#us tum%uh melanoma. Se%agian pakar merasa %ah-a semua
mola ,ongenital harus diangkat karena insidensi peru%ahan malignan&a &ang tinggi.
Ne#us &ang memperlihatkan peru%ahan -arna atau ukuran, atau &ang menjadi ne#us
&ang simtomatik 4gatal5 atau &ang tepin&a ireguler harus diangkat untuk menentukan apakah
sudah terjadi peru%ahan malignan. Mola &ang terjadi pada tempat2tempat &ang tidak la!im
harus diperiksa dengan ,ermat untuk menentukan iregularitas serta ,ekungan pada %agian
tepi mola dan #ariasi -arnan&a. 4melanoma dini kerapkali memperlihatkan kemerahan serta
iritasi dan daerah2daerah pigmentasi ke%iruan dimana sel2sel &ang mengandung pigmen
terletak le%ih dalam di dalam kulit5.ne#us &ang le%ih %esardaripada 0 ,m harus diperiksa
dengan ,ermat. Ne#us &ang dieksisi harus diperiksa se,ara histologis.
8. Keloid.
Keloid merupakan pertum%uhan %enigna jaringan 6i%rosa &ang %erle%ihan pada lokasi
sikatriks atau trauma. Keloid le%ih sering dijumpai di antara orang2orang &ang %erkulit gelap.
Keadaan ini %ersi6at asimtomatik kendati dapat men&e%a%kan masalah kosmetika dan ,a,at
6isik. Terapin&a &ang tidak selalu %erhasil memuaskan terdiri atas eksisi keloid, pen&untikan
kortikosteroid intralesi dan radiasi.
9. $ermato6i%roma.
$ermato6i%roma merupakan tumor %enigna jaringan
ikat &ang sering dijumpai &ang terutama terjadi pada
ekstremitas. Tumor ini %erupa papula atau nodul
%er%entuk ku%ah &ang dapat %er-arna seperti -arna kulit
atau %er-arna ,okelat kemerahan. *iops& eksisional
dermato6i%roma merupakan metode terapi &ang
dianjurkan
Tumor Jinak ialah tumor &ang %erdi6erensiasi normal 4matang5. Pertum%uhann&a
lam%at dan eksansi6, kadang2kadang %erkapsul. Keratosis se%oroik adalah tumor jinak &ang
paling sering ditemukan.
II. T+m!r Pr$($(er
Tumor Prakanker mempun&ai ke,endrungan %erkem%ang menjadi kanker. Se,ara
histopatologik ditemukan peru%ahan &ang men&impang dari polarisasi sel normal. >stilah ca
in situ %erarti kelainan telah memenuhi s&arat se%agai kanker se,ara histopatologik saja,
misaln&a pen&akit *o-en, eritroplasia. Kanker kulit data tum%uh di atas kulit normal 4 de
no#o5, tapi %an&ak terjadi di atas kulit &ang didahului oleh 6aktor predisposisi.
"am%aran Klinis: tanda2tanda keratosis, ulserasi, nodus dan mor6ea, #ariasi
%erma,am2ma,am. Pengo%atan umumn&a dengan alatG%ahan &ang dapat menghilangkan
kelainan se,ara total, misaln&a: pem%edahan, %edah listrik, %edah %eku, %edah kimia,
derma%rasi, salap + 6luorourasil. Hasil pengo%atan tergantung pada penatalaksanaan.
III. T+m!r G$$%
$ari segi histopatologik tumor ganas mempun&ai struktur &ang tidak teratur dengan
di6erensiasi sel dalam %er%agai tingkatan kromatin, nukleus dan sitoplasma.. :mumn&a
pertum%uhan ,epat 4ke,uali %asalioma5 dengan gam%aran mitosis &ang a%normal. Tumor
ganas %ersi6at ekspansi6, in6iltrati#e sampai merusak jaringan disekitarn&a serta
%ermetastasis melalui pem%uluh darah atau pem%uluh getah %ening. Jenis ditemukan di kulit
umumn&a karsinoma atau sarkoma. Tumor ganas kulit dapat %erupa primer atau sekunder
4metastasis dari alat2alat dalam5.
$. K$r%i!m$ Se" B$%$"9B$%$" 1e"" :$r:i!m$9 B$%$"i!m$9U"(+% R!*e%
P$'!#ee%i%
Asal : sel epidermal pluripotensial atau dari epidermis G adneksan&a
?, predisposisi : ?, lingkungan 4 radiasi, %ahan kimia 4arsen5, pekerjaan &ang %an&ak
terpapar matahari, ulkus sikatrik5,?, genetik 4/eroderma pigmentosum, al%inisme5
G$m-$r$ K"ii%
*entuk nodulus
Paling sering, tidak %eram%ut, -arna ,oklat atau hitam, keruh, pinggir %er%entuk papular,
meninggi, anular, ulkus rodent, talengeaktasis. Pera%aan keras, %atas tegas F mudah
%erdarah.
*entuk Kistik
Jarang. Nodus G nodulus li,in, keras, mo%il, talengeaktasis.
*entuk Super6isial
*adan, multipel. 'ritema G hitam ukuran plakat, homogenG %intik., pinngir keras spt ka-at
*entuk mor6ea
$atar, %atas tegas, tum%uh lam%at, pinggir keras
T$'$"$(%$$
*edah : skalpel, listrik, kimia-i 4Mohs5, %eku
adiasi
Topikal : krim +26lourourasil 4e6ude/ +=5 7 28 mgg
Sistemik : %leomisin
Pr!#!%i% : %aik
-. K$r%i!m$ Se" S(+$m!%$
Si!im : 'pitelioma sel skuamosa, Karsinoma *o-en, Karsinoma epidermoid, Horni6ied
epithelioma, Ha. sel prickle
E'i!"!#i
0. Sinar matahari .K11 A A 3111 A
.. as G herediter
3. ?aktor genetik
7. Arsen inorganik
+. adisi sinar D G gamma
8. ?aktor hidrokar%on 4tar, mineral, para6in likuidum5
9. Sikatrik, keloid, ulkus kronik, 6istula 4osteomielitis5
P$'!#ee%i%
*erasal dari sel epidermis
Mempun&ai %e%erapa tingkat kematangan
>ntraepidermal, in#asi6, metastase jauh
Ge)$"$ K"ii%
:sia 71 A +1 thn
Tungkai %a-ah, laki2laki < perempuan
Metastase melalui K"*
Hi%'!2$'!"!#i
0. *entuk intraepidermal
Keratosis solaris, kornu kutanea, keratosis arsenikal, pen&akit *o-en, eritroplasia 4Rue&rat5,
epitelioma Jadasshon .Menetap lama dalam dermis dermis dan metastase melalui K"*
.. *entuk in#asi6
Nodus keras %er%atas tidak tegas, permukaan mula. li,in, #erukosa G papiloma, skuamasi
keras, mem%esar kesamping dan ke dalam, in#asi ke jaringan lunak, otot, tulang. Sukar
digerakkan ulserasi, krusta, pinggir keras, mudah %erdarah .
T$'$"$(%$$ : Hampir sama dengan %asalioma
:. Me"$!m$ m$"i#+m
E2i*emi!"!#i
0 2 3=
:mur 31 A 81 thn
Pria B -anita
E'i!2$'!#ee%i%
*elum diketahui
>ritasi %erulang pada tahi lalat
Metastase jauh
K"$%i5i($%i
Menurut H(AK F M>HM 4tgkt pen&e%aran s,r HP5
>. >ntra epidermal 4 MM in situ 5
>>. >n6iltrasi sampai papila dermis, serat retikulum utuh
>>>. >n6iltrasi sampai jaringan ikat kolagen
>;. >n6iltrasi sampai kedalam jaringan ikat kolagen
;. >n6iltrasi sampai jaringan su%kutis
K"ii%
0, *entuk super6isial
Paling sering 4+7=5
*er,ak ukuran mm A ,m
Larna %er#ariasi
Tidak teratur, %atas tegas
$apat %eru%ah : 2 ukuraran mem%esar
2 -arna le%ih gelap G pu,at
2 gatal, iritasi, n&eri
2 in6eksi
2 perdarahan, ulserasi, krusta
.. *entuk nodular 4melanoma dQem%lee5
Nodus %iru kehitaman, %er%atas tegas
Ter%atas pada epidermis dgn permukaan li,in
Nodus menonjol, %entuk tidak teratur
*entuk ekso6itik dengan ulserasi
3. (entigo Maligna Melanoma
(.M.M Hut,hinsonQs melanoti, 6re,kle
plak ,oklat kehitaman tidak homogen, %atas tegas
*entuk tidak teratur nodus
MM 2$*$ *$er$& '''
Melanoma su%ungual : makula hiperpigmentasi
Melanoma anal : makula hiperpigmentasi
Melanoma #ul#a : makula %iru kehitaman
Melanoma di mukosa : palatum, ka#um nasal, ginggi#a, lidah, konjungti#a
Pe#!-$'$
:mumn&a agresi6 %edah
Sistemik : 2 $imeth&l Tria!one >mida!ol Har%o/imide 2$e,ar%a!ine 4$T>H5 2 Me2
HHN: 4Meth&l Nitrosourea5 2Kom%inasi $T>H F Me2HHN:
Adju#an : imunoterapi dgn *H" G *H" dgn dekar%a!in

You might also like