You are on page 1of 56

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis adalah penyakit langsung yang mengenai parenkim paru
yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman tuberculosis mengenai paru tapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya (Brunner & Suddarth, 2001.
TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di
!ndonesia, berdasarkan laporan tahun 1""# !ndonesia menduduki tempat
ketiga sebagai penyumbang kasus tuberculosis enam belas negara di dunia.
Berdasarkan hasil sur$ey kesehatan rumah tangga tahun 1""%. &enyakit TB
paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
kardio$askuler dan penyakit saluran perna'asan pada semua kelompok usia
dan nomor satu dari golongan penyakit in'eksi.
(iperkirakan setiap tahun )%0.000 kasus baru TB paru dimana sekitar
1*+ penderita di puskesmas 11+ ditemukan pelayanan rumah sakit, klinik
pemerintahan s,asta, praktek s,asta dan sisanya belum terjangkau unit
pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 1#%.000
per tahun (http://www.infeksi.com.!!".
&enyakit TB paru menyerang sebagian besar usia kelompok produkti',
kelompok ekonomi menengah dan berpendidikan menengah, penyakit TB
paru juga lebih banyak ditemukan di daerah miskin.
&enderita tuberculosis paru BT- positi' akan menjadi sumber
penularan bagi lingkungan sekitarnya. Beberapa 'aktor yang erat
hubungannya dengan terjadinya in'eksi hasil tuberculosis yaitu adanya sumber
penularan. .umlah basil yang cukup banyak dan terus menerus memapar calon
penderita. /irulensi (keganasan basil serta daya tahan tubuh, dimana daya
tahan tubuh ini mempunyai hubungan erat dengan 'aktor lingkungan,
misalnya perumahan dan pekerjaan, 'aktor imunologis, keadaan penyakit yang
memudahkan in'eksi seperti diabetes mellitus dan campak, serta 'aktor
genetik.
&ada penderita tuberculosis paru bila penanganan di rumah sakit
kurang baik, maka penderita tuberculosis paru akan mengalami komplikasi
perdarahan dari saluran perna'asan bagian ba,ah yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipo$olemik atau tersumbatnya jalan na'as, penyebaran
in'eksi ke organ lain misalnya otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
(engan mengetahui meningkatnya kasus tuberculosis paru setiap
tahun dan meningkatnya angka kematian karena penyakit tuberculosis paru
per tahun, maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan
judul -suhan 0epera,atan Tuberculosis &aru pada Tn.- di ruang 1mar
2umah Sakit 2oemani Semarang.
B. #$%$an Pen$lisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah3
2
1. &enulis ingin mendeskripsikan hasil pelaksanaan asuhan kepera,atan
pada pasien Tn.- dengan penyakit tuberculosis paru di ruang 1mar
2umah Sakit 2oemani Semarang.
2. &enulis mampu membahas permasalahan kepera,atan dan memodi'ikasi
tindakan kepera,atan klien Tn.- dengan penyakit tuberculosis paru di
ruang 1mar 2umah Sakit 2oemani Semarang.
+. &enulis ingin memberikan sumbang saran sesuai masalah kepera,atan
yang dihadapi klien Tn.- dengan penyakit tuberculosis paru di ruang
1mar 2umah Sakit 2oemani Semarang.
&. 'eto(e Pen$lisan (an #eknik Peng$mp$lan Data
0arya tulis ilmiah ini penulis susun dengan menggunakan metode
penulisan deskripti' yaitu menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi.
&enulis menggambarkan suatu proses kepera,atan pada klien Tn.- dan
tuberculosis di ruang 1mar 2umah Sakit 2oemani Semarang mulai dari
pengkajian sampai e$aluasi.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut3
1. 4bser$asi partisipati'
4bser$asi partisipati' adalah suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan
kepera,atan pada klien selama dira,at di rumah sakit dan lebih bersi'at
obyekti' yaitu dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan.
+
&enulis melakukan pera,atan secara langsung pada klien dengan
penyakit tuberculosis paru di ruang 1mar 2umah Sakit 2oemani
Semarang.
)
2. 5a,ancara
5a,ancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya ja,ab dengan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan.
&enulisan melakukan ,a,ancara pada klien, keluarga, pera,at
ruangan dan tim kesehatan mengenai teori tentang keadaan klien dengan
penyakit tuberculosis paru di ruang 1mar 2umah Sakit 2oemani
Semarang.
+. Studi dokumenter
Studi dokumenter adalah suatu teknik diperoleh dengan mempelajari
buku laporan, catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada.
&enulis mempelajari buku laporan, catatan mengenai data6data klien
Tn.- dengan penyakit tuberculosis paru di 2uang 1mar 2umah Sakit
2oemani Semarang.
). &emeriksaan 'isik
&emeriksaan 'isik adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi untuk mendapatkan data 'isik klien secara keseluruhan (&atricia
-. &otter, 1""7. &enulis melakukan pemeriksaan 'isik secara langsung
pada klien Tn.- dengan penyakit tuberculosis di ruang 1mar 2umah Sakit
2oemani Semarang.
%
D. )istematika Pen$lisan
(alam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut3
B-B ! &endahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.
B-B !! 8enerangkan konsep dasar yang meliputi pengertian penyakit,
anatomi dan 'isiologi, mani'estasi klinik, penatalaksanaan,
komplikasi, pengkajian 'okus, path,ay, 'okus inter$ensi secara
rasional.
B-B !!! 8erupakan tinjauan kasus yang merupakan laporan tentang kasus
yang dira,at meliputi pengkajian, diagnosa kepera,atan sampai
e$aluasi.
B-B !/ 8erupakan pembahasan berdasarkan pada pengkajian, diagnosa
kepera,atan yang ditegakkan sampai e$aluasi dari tiap diagnosa
dan kendala yang ditemui serta solusinya.
B-B / 8erupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
7
BAB II
*+N)EP DA)A,
A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit in'eksi yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. 0uman batang tahan asam ini dapat merupakan
organisme patogen maupun sapro'it (Sil$ia - &rice, hal.#%+, 1""%.
Tuberculosis paru adalah penyakit in'eksi yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat ber$ariasi (-ri'
8ansjoer, 1""".
Tuberculosis (TB adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis (Smelt9er, Brunner & Suddarth, 2001.
Tuberculosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh in'eksi
bakteri mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru6paru maupun
bagian lain dari tubuh manusia (www.me(icastore.com.
.adi tuberculosis paru pada manusia dapat dijumpai dalam 2 bentuk
yaitu3
1. Tuberculosis primer
Bila penyakit terjadi pada in'eksi pertama kali.
2. Tuberculosis pasca primer
Bila penyakit timbul setelah beberapa ,aktu, seorang terkena in'eksi
primer menyembuh dan merupakan yang terpenting oleh karena bentuk
yang paling sering ditemukan dan dengan terdapat kuman dalam sputum,
merupakan sumber penularan.
#
B. Anatomi (an -isiologi
&aru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks,
yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
tekanan.
&aru6paru ada dua, merupakan alat perna'asan utama, paru6paru
mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya
yang terletak di dalam mediastinum.
8ediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi
dua bagian. 8ediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur
toraks kecuali paru6paru terletak diantara kedua lapisan pleura.
Bagian terluar paru6paru dilindungi oleh membran halus dan licin
yang disebut pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior
toraks dan permukaan superior dia'ragma, sedangkan pleura $iseralis melapisi
paru6paru. -ntara kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura
yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser dengan bebas selama $entilasi.
Setiap paru dibagi menjadi lobus6lobus. &aru kiri terdiri atas lobus atas
dan ba,ah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan ba,ah.
Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh
'isurel yang merupakan perluasan pleura.
:
(alam setiap lobus paru terdapat beberapa di$isi6di$isi bronkus.
&ertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri.
Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan
dan delapan pada paru kiri. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi
bronkus sub segmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang
memiliki arteri, lim'otik dan syara'.
Bronkus subsegmental membantu percabangan menjadi bronkiolus.
Bronkiolus membantu kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan na'as.
Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel6sel yang permukaannya dilapisi oleh
silia dan ber'ungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru6
paru menuju laring.
Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus
terminalis kemudian menjadi saluran transisional antara kalan udara konduksi
dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke
dalam duktus al$eolus dan jakus al$eolar kemudian al$eoli. &ertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam al$eoli.
"
&aru terbentuk oleh sekitar +00 juta al$eoli. Terdapat tiga jenis sel6sel
al$eolar, yaitu tipe ! adalah sel membentuk dinding al$eolar. Sel6sel al$eolar
tipe !! adalah sel6sel yang akti' secara metabolik, mensekresi su'raktan, suatu
'ostolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah al$eolar agar tidak
kolaps. Sel al$eoli tipe !!! adalah makro'ag yang merupakan sel6sel 'agosit
besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai
mekanisme pertahanan yang penting (Brunner & Suddarth, 20013 %12.
.. Definisi Pernapasan
&ernapasan (respirasi) adalah peristi,a menghirup udara dari luar
yang mengandung 4
2
ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung ;4
2
(karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh. &enghisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi. .adi dalam paru6paru terjadi pertukaran
9at antara 4
2
ditarik dari udara masuk kedalam darah dan ;4
2
akan
dikeluarkan dari darah secara osmosis seterusnya ;4
2
akan dikeluarkan
melalui traktus respiratorius (jalan perna'asan dan masuk ke dalam tubuh
melalui kapiler6kepiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri
jantung (atrium sinistra) ke aorta ke seluruh tubuh (jaringan6jaringan dan
sel6sel disini terjadi oksidasi (pertukaran sebagai ampas (sisanya dari
dari pembakaran adalah ;4
2
dan 9at ini dikeluarkan melalui peredaran
darah $ena masuk ke jantung (serambi kanan* atrium dekstra ke otak
kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonaris ke
jaringan6jaringan paru6paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel
10
dan al$eoli. &roses pengeluaran sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenetalis dan kulit.
. -$ngsi Pernafasan
a. 8engambil 4
2
(oksigen yang kemudian di ba,a oleh darah ke seluruh
tubuh (sel6selnya untuk mengadakan pembakaran.
b. 8engeluarkan ;4
2
(karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari
pembakaran, kemudian diba,a oleh darah ke paru6paru untuk dibuang
(karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
c. 8enghangatkan dan melembabkan udara.
Setelah udara luar di proses didalam hidung masih memerlukan
epiglotis yang berguna untuk menutup laring, se,aktu menelan, sehingga
makanan tidak masuk ke trakea, sedangkan ,aktu berna'as epiglotis
terbuka begitu seterusnya. .ika makanan masuk kedalam laring maka kita
mendapat serangan batuk untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebut
dari laring dan dibantu oleh adanya bulu6bulu getar yaitu gunanya untuk
menyaring debu6debu, kotoran6kotoran, dan benda6benda asing.
-da benda asing* kotoran tersebut memberikan rangsangan kepada
selaput lendir dan bulu6bulu getar sehingga terjadi bersin6bersin, kadang6
kadang terjadi batuk6batuk, benda asing* kotoran tersebut bisa dikeluarkan
melalui hidung dan mulut. (engan kejadian tersebut diatas udara yang
masuk kedalam alat6alat perna'asan benar6benar bersih.
11
Tapi kalau kita berna'as melalui mulut, udara yang masuk kedalam
paru6paru tidak dapat disaring, dilembabkan*dihangatkan, ini bisa
mengakibatkan gangguan terhadap tubuh, dan sel6sel bersilia (bulu6bulu
getar dapat rusak apabila adanya gas beracun dan dalam keadaan
dehidrasi.
<amun dalam keadaan tertentu diharapkan kita bernapas melalui
mulut, misalnya pada operasi hidung, pengangkatan polip, karena setelah
operasi pada kedua hidung diisi tampon sehingga bernapas melalui mulut
tidak merugikan. (=$elyn, &earce. 2000
/. Proses #er%a(in0a Pernafasan
8enurut Syai'uddin (1""#, &ernapasan terdiri dari dua (2 proses
yaitu !nspirasi (8enarik na'as dan =kspirasi (8enghembuskan na'as.
Berna'as berarti melakukan inspirasi dan ekpirasi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus6menerus. Berna'as merupakan gerak re'lek
yang terjadi pada otot6otot perna'asan.
!nspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari
nervus frenikus lain mengkerut datar. Muskulus Interkostalis yang letaknya
miring, setelah dapat rangsangan kemudian mengkerut dan tulang iga
(costa) dan vertebra semakin luas dan melebar menjadi datar. (engan
demikian jarak antara sternum (tulang dada 2ongga dada membesar maka
pleura akan berbalik, dengan demikian akan menarik paru6paru maka
12
tekanan didalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar. (Syai'uddin,
1""#
=kpirasi, pada suatu saat otot akan kendor lagi (dia'ragma akan
menjadi cekung, muskulus inlerkostalis) dan dengan demikian rongga dada
menjadi kecil kembali, maka udara didalam keluar. .adi proses respirasi
atau perna'asan ini terjadi karena adanya tekanan antar rongga pleura dan
paru6paru.
2e'lek berna'as ini diatur oleh pusat perna'asan yang terletak
didalam sumsum penyambung (medulla oblongata). 4leh karena
seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat na'asnya ini
berarti re'lek berna'as ini juga diba,ah pengaruh korteks serebri. &usat
perna'asan sangat peka terhadap kelebihan kadar ;4
2
dalam darah dan
kekurangan dalam darah. (Sya'uddin, 1""#.
1+
&.
D.
E.
>ambar 1. Tampilan anterior trakea, pohon bronkiolus dan lobus6lobus paru
1)
&. Etiologi
&enyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terin'eksinya paru
oleh micobacterium tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang
dengan ukuran sampai ) mycron dan bersi'at anaerob. Si'at ini yang
menunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya, sehingga paru6paru merupakan tempat prediksi penyakit
tuberculosis. 0uman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia
dan 'isik. &enyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu melalui droplet
nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan mengin'eksi (pedoman nasional
penanggulangan tuberculosis, cetakan ke :, (epartemen 0esehatan 2!,
.akarta. 2002.
D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman mycobacterium adalah saluran perna'asan,
in'eksi tuberculosis terjadi melalui (airban yaitu melalui instalasi dropet yang
mengandung kuman6kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terin'eksi. Basil tuberkel yang mempunyai permukaan al$eolis biasanya
diinstalasi sebagai suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung atau
cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit (Syl$ia &rice, 1""7.
1%
Setelah berada dalam ruangan al$eolus biasanya di bagian lobus atau
paru6paru atau bagian atas lobus ba,ah basil tuberkel ini membangkitkan
reaksi peradangan, leukosit polimortonuklear pada tempat tersebut dan
mem'agosit namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari6hari
pertama masa leukosit diganti oleh makro'ag. -l$eoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. &neumonia seluler
ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal
atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus di'agosit atau
berkembang biak, dalam sel basil juga menyebar melalui gestasi bening
reginal. 8akro'ag yang mengadakan in'iltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi
oleh lim'osit, nekrosis bagian sentral lesi yang memberikan gambaran yang
relati' padat dan seperti keju6lesi nekrosis kaseora dan jaringan granulasi di
sekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan 'ibrosis menimbulkan respon berbeda,
jaringan granulasi menjadi lebih 'ibrasi membentuk jaringan parut akhirnya
akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.
?esi primer paru6paru dinamakan 'okus gholi dengan gabungan
terserangnya kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan
komplet ghon dengan mengalami pengapuran.
17
2espon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan
dimana bahan cairan lepas ke dalam bronkus dengan menimbulkan kapiler
materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding ka$itis akan masuk ke dalam
percabangan keobronkial. &roses ini dapat terulang kembali di bagian lain dari
paru6paru atau basil dapat terba,a sampai ke laring, telinga tengah atau usus.
0a$itis untuk kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dengan
meninggalkan jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus
rongga. Bahan perkijaan dapat mengontrol sehingga tidak dapat mengalir
melalui saluran penghubung, sehingga ka$itasi penuh dengan bahan perkijuan
dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. 0eadaan ini dapat tidak
menimbulkan gejala dalam ,aktu lama dan membentuk lagi hubungan dengan
bronkus dan menjadi limpal peradangan akti'.
&enyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.
4rganisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil, yang kadang6kadang dapat menimbulkan lesi pada
berbagai organ lain. .enis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran lim'o
hematogen yang biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi apabila 'okus
nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke
dalam sistem $askuler dan tersebar ke organ6organ tubuh.
(Syl$ia -. &rice, 1""7
E. 'anifestasi *linik
Tanda dan gejala
1#
Tanda dan gejala tuberculosis dapat bermacam6macam antara lain (ilmu
penyakit dalam jilid !!!, hal.#1:.
1. (emam
1mumnya sub'ebris, kadang6kadang )06)1
0
;, keadaan ini sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya in'eksi
kuman tuberculosis yang masuk.
1:
2. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Si'at batuk dimulai dari batuk kering (non
produkti'. 0eadaan setelah timbul peradangan menjadi produkti'
(menghasilkan sputum atau dahak. 0eadaan yang lanjut berupa batuk
darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat.
0ebanyakan batuk darah pada TB; terjadi pada dinding bronkus.
+. Sesak na'as
&ada gejala a,al atau penyakit ringan belum dirasakan sesak na'as. Sesak
na'as akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
in'iltrasinya sudah setengah bagian paru6paru.
). <yeri dada
>ejala ini dapat ditemukan bila in'iltrasi radang sudah sampai pada pleura,
sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang
ditemukan.
%. 8alaise
&enyakit TB; paru bersi'at radang yang menahun. >ejala malaise sering
ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang,
nyeri otot dan keringat malam. >ejala semakin lama semakin berat dan
hilang timbul secara tidak teratur.
0lasi'ikasi diagnosis TB adalah
1. TB paru
1"
a. BT- (bakteri tahan asam mikroskopis langsung (@ atau biakan (6,
kelainan 'oto toraks menyokong TB paru dengan gejala klinis sesuai
TB paru.
b. BT- (bakteri tahan asam mikroskopis langsung atau biakan (6 tetapi
kelainan rontgen atau klinis sesuai dengan TB paru dengan
memberikan perbaikan pada pengobatan a,al inti TB paru (initial
therapy pasien golongan ini memerlukan pengobatan yang adekuat.
2. TB paru tersangka
(iagnosa pada tahap ini bersi'at sementara sampai hasil pemeriksaan
bakteri tahan asam (BT- didapat (paling lambat + bulan. &asien dengan
BT- mikroskopis langsung (6 atau belum ada hasil pemeriksaan atau
pemeriksaan belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB
paru. &engobatan dengan inti TB; sudah dapat dimulai.
+. Bekas TB paru (tidak sakit
-da ri,ayat TB paru pada pasien di masa lalu dengan atau tanpa
pengobatan atau gambaran rontgen normal * abnormal tetapi stabil pada
'oto serial dan sputum >BT- (@ kelompok ini tidak perlu diobati.
-. *omplikasi
&enderita TB paru antara lain3
1. &endarahan dari saluran perna'asan bagian ba,ah yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipo$olemik atau tersumbatnya
jalan na'as.
20
2. &enyebaran in'eksi ke organ lain
8isalnya 3 otak, jantung persendian, ginjal aslinya.
1. Penatalaksanaan
1. &enatalaksanaan medis
2egimen dasar pengobatan TB paru adalah kombinasi isoni9id
(!<A dan ri'amicin selama 7 bulan dengan pyra9inamide (&2- pada 2
bulan pertama. &ada TB berat dan ekstra pulmonal biasanya pengobatan
dimulai dengan kombinasi )6% obat selama 2 bulan (ditambah asam bucal
dan streptomran dilanjutkan dengan inti6inti ritamicin selama )610 bulan,
sesuai perkembangan klinis. &ada meningitis TB peritonitis TB miliar dan
e'usi pleura diberikan contikosteroid oleh prednisone 162 mh*kgBB*hari
selama 2 minggu, diturunkan secar bertahan ('enering o' S8& 26%
minggu (-rie' 8ansjoer, dkk. 1"":.
(iet yang diberikan pada penderita makanan yang tinggi kalori,
protein agar penderita TB cepat sembuh, maka penderita harus minum
obat secara teratur sesuai petunjuk, makan6makan yang cukup gi9i, rajin
kontrol ke puskesmas atau sarana.
2. &enatalaksanaan pera,atan
&enatalaksanaan pera,atan untuk klien ditujukan agar3
a. 0lien dapat mempertahankan jalan na'as dengan mengeluarkan sekret
tanpa bantuan
b. 0ebut nutrisi klien dapat terpenuhi
21
c. 0ebut istirahat tidur klien dapat terpenuhi
d. 0lien dapat berakti$itas secara e'ekti'
e. 0lien dapat lebih mendapatkan pengetahuan tentang penyakit TB
'. 0lien tidak terjadi in'eksi terhadap penyebaran penyakitnya ke organ
orang lain
H. Pengka%ian -ok$s
&engkajian tergantung pada tahap penyakit dan derajat yang terkena
1. -kti$itas atau istirahat
>ejala 3 kelelahan umum dan kelemahan, mimpi buruk, na'as pendek
karena kerja, kesulitan tidur pada malam hari, menggigil atau
berkeringat.
Tanda 3 takikardia. takipnea*dispnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri
dan sesak (tahap lanjut.
2. !ntegritas =>4
>ejala 3 adanya 'aktor stress lama, masalah keuangan rumah, perasaan
tidak berdaya*tidak ada harapan. populasi budaya*etnik, missal
orang -merika asli atau imigran dari -sia Tenggara* benua
lain.
Tanda 3 menyangkal (khususnya selama tahap dini ansietas ketakutan,
mudah terangsang.
22
+. 8akanan*cairan
>ejala 3 kehilangan na'su makan. tidak dapat mencerna penurunan
berat badan.
Tanda 3 turgor kulit buruk, kering* kulit bersisik, kehilangan otot*
hilang lemak subkutan.
). <yeri atau kenyamanan
>ejala 3 nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda 3 berhati6hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.
%. &erna'asan
>ejala 3 batuk produkti' atau tidak produkti', na'as pendek, ri,ayat
tuberculosis terpajan pada indi$idu terin'eksi.
Tanda 3 peningkatan 'rekuensi perna'asan (penyakit luas atau 'ibrosis
parenkim paru pleura pengembangan perna'asan tidak simetri
(e''use pleura perkusi pekak dan penurunan 'remitus (cairan
pleural atau penebalan pleural bunyi na'as menurun * tidak ada
secara bilateral atau unilateral e'usi pleural * pneumotorak
bunyi na'as tubuler dan bisikan pectoral di atas lesi luas,
krekels tercabut di atas aspek paru selama inspirasi cepat
setelah batuk pendek (krekes posttussic karakteristik sputum3
hijau, puluren, muloid kuning atau bercak darah de$iasi trakeal
(penyebaran bronkogenik.
2+
7. 0eamanan
>ejala 3 adanya kondisi penekanan imun. contoh3 -!(S, kanker. Tes
A!/ positi'.
Tanda 3 demam rendah atau sedikit panas akut.
#. !nteraksi sosial
>ejala 3 perasaan isolasi* penolakan karena penyakit menular,
perubahan bisa dalam tanggungja,ab * perubahan kapasitas
'isik untuk melaksanakan peran.
:. &emeriksaan &enunjang
&emeriksaan penunjang pada pasien tuberculosis paru yaitu3
a. 0ultur sputum3 positi' untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap
akhir penyakit.
b. Biehl6<eelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan
cairan darah positi' untuk basil asam cepat.
c. Tes kulit (mantouC, potongan $ollmer3 reaksi positi' (area indurasi 10
mm atau lebih besar, terjadi ):6#2 jam setelah injeksi intra dermal
antigen menunjukkan in'eksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi
tidak secara berarti menunjukkan penyakit akti'.
d. =lisa*5ostern Blot3 dapat menyatakan adanya A!/.
e. Doto thorak3 dapat menunjukkan in'iltrasi lesi a,al pada area paru atas
simpangan kalsium lesi sembuh primer atau e''use cairan.
'. Aistologi atau kultur jaringan paru3 positi' untuk mycobacterium
tuberculosis,
2)
g. Biopsi jarum pada jaringan paru3 positi' untuk granulana Tb, adanya
sel raksasa menunjukkan nekrosis,
h. <ektrolit3 dapat tidak normal tergantung pada lokasi dan beratnya
in'eksi.
i. >(-3 dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada
paru.
j. &emeriksaan 'ungsi paru3 penurunan kapasitas $ital, peningkatan
ruang mati, peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total dan
penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap in'iltrasi parenkim*
'ibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru
kronis luas
((oengoes, 2000
2%
I. Pathwa0
Sumber 3 Syl$ia -. &rice and ?ourraine.
27
8ycobacterium tuberculosis
-irbone * inhalasi droplet
Saluran perna'asan
Saluran perna'asan atas
Bakteri yang besar bertahan di
bronkus
&eradangan bronkus
&enumpukan sekret
='ekti' Tidak e'ekti'
Sekret keluar
saat batuk
Batuk terus
menerus
Terhisap orang
sehat
2esiko
penyebaran
in'eksi
Sekret sulit
dikeluarkan
4bstruksi
Sesak na'as
>angguan
pola na'as
tidak e'ekti'
Saluran perna'asan ba,ah
&aru6paru
-l$eolus
Terjadi perdarahan
-l$eolus
mengalami
konsolidasi
dan eksudasi
>angguan
pertukaran
gas
&enyebaran bakteri secara
lim'a hematogen
0eletihan -noreksia
malaese mual
muntah
(emam
&eningkatan
suhu tubuh
&erubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
!ntoleransi
akti$itas
Bersihan jalan
na'as tidak e'ekti'
2. Diagnosa *eperawatan
1. Berikan jalan na'as tidak e'ekti' berhubungan dengan sekret kental,
kelemahan upaya batuk buruk
2. &ola na'as tidak e'ekti' berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan
kekurangan upaya batuk
+. >angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan e'ek
paru. 0erusakan membran di al$eolar, kapiler, sekret ke$tal dan tebal
). &erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.
%. >angguan pada istirahat tidur berhubungan dengan sesak na'as dan batuk
7. !ntoleransi akti$itas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat
oksigenasi untuk akti$itas.
#. 0urang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan
berhubungan dengan jalan interpretasi inibrasi, keterbatasan kogniti'.
:. 2esiko tinggi in'eksi terhadap penyebaran berhubungan dengan pertahan
primer adekuat, kerusakan jaringan penakanan proses in'lamasi,
malnutrisi.
*. -ok$s Inter3ensi (an ,asional
1. Bersihan jalan na'as tidak e'ekti' berhubungan dengan sekret kental,
kelemahan upaya batuk buruk
a. Tujuan 3 bersihan jalan na'as e'ekti'
2#
b. 0A 3 pasien dapat mempertahankan jalan na'as dan mengeluarkan
sekret tanpa bantuan
c. !nter$ensi
1 0aji 'ungsi perna'asan contoh bunyi na'as, kecepatan, irama, dan
kelemahan dan penggunaan otot bantu.
2asional 3 &eningkatan bunyi na'as dapat menunjukkan
atelektasis, ronchi, mengi menunjukkan akumulasi
sekret * ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
na'as yang dapat menimbulkan penggunaan otot
akseseri perna'asan dan peningkatan kerja perna'asan.
2 ;atat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk e'ekti', catat
karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis
2asional 3 &engeluaran sulit bila sekret sangat tebal sputum
berdarah kental * darah cerah (misal e'ek in'eksi, atau
tidak kuatnya hidrasi.
+ Berikan klien posisi semi atau 'o,ler tinggi
2asional 3 &osisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan
mekan upaya perna'asan.
) Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai
keperluan
2asional 3 8encegah obstruksi respirasi, penghisapan dapat
diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan
sekret.
2:
% &ertahankan masukan cairan sedikitnya 2%00 m * hari kecuali
kontra indikasi.
2asional 3 &emasukan tinggi cairan membantu untuk
mengencerkan sekret, membantu untuk mudah
dikeluarkan.
2. &ola na'as tidak e'ekti' berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan
kekurangan upaya batuk
a. Tujuan 3 setelah dilakukan tindakan kepera,atan pola na'as kembali
akti'
b. 0A 3 dispnea berkurang, 'rekuensi, irama dan kedalaman dan
perna'asan normal
c. !nter$ensi
1 0aji kualitas dan kedalaman perna'asan penggunaan otot
aksesoris, catat setiap perubahan
2asional 3 0ecepatan biasanya meningkat, dispnea terjadi
peningkatan kerja na'as, kedalaman perna'asan dan
ber$ariasi tergantung derajat gagal na'as.
2 0aji kualitas sputum, ,arna, bau dan konsistensi
2asional 3 -danya sputum yang tebal, kental, berdarah dan
purulen diduga terjadi sebagai masalah sekunder.
+ Baringkan klien untuk mengoptimalkan perna'asan (semi 'o,ler
2"
2asional 3 &osisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal
upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang
sekret.
+. >angguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan e'ek
paru, kerusakan membran al$eolar, kapiler, sekret kental dan tebal
a. Tujuan 3 tidak ada tanda6tanda dispnea
b. 0A 3 melaporkan tidak adanya penurunan dispnea, menunjukkan
perbaikan $entilasi dan 4
2
jaringan adekuat dengan ->& dalam
rentang normal, bebes dari gejala, distres perna'asan.
c. !nter$ensi dan rasional
1 0aji dispnea, takipnea, tidak normal atau menurunnya bunyi na'as,
peningkatan upaya perna'asan, terbatasnya ekspansi dinding dada
dan kelemahan.
2asional 3 TB paru menyebabkan e'ek luas pada paru dari bagian
kecil bronkopneumonia sampai in'lamasi di'us luas
nekrosis e''ure pleural untuk 'ibrosis luas.
2 =$aluasi tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan pada
,arna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku
2asional 3 -kumulasi sekret * pengaruh jalan na'as dapat
mengganggu 4
2
organ $ital dan jaringan.
+ Tunjukkan * dorong berna'as dengan bibir selama endikasi,
khususnya untuk pasien dengan 'ibrosis atau kerusakan parenkim
+0
2asional 3 8embuat tahanan mela,an udara luar untuk mencegah
kolaps atau penyempitan jalan na'as, sehingga
membantu menyebarkan udara melalui paru dan
menghilangkan atau menurunkan na'as pendek.
) Tingkatkan tirah baring * batasi akti$itas dan bantu akti$itas pasien
sesuai keperluan
2asional 3 8enurunkan konsumsi oksigen * kebutuhan selama
periode penurunan perna'asan dapat menurunkan
beratnya gejala.
% 0olaborasi medis dengan pemeriksaan -;& dan pemberian
oksigen
2asional 3 8encegah pengeringan membran mukosa, membantu
pengenceran sekret.
). &erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan, anoreksia, ketidakcukupan nutrisi
a. Tujuan 3 kebutuhan nutrisi terpenuhi (tidak terjadi perubahan nutrisi
b. 0riteria hasil 3 pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan
melakukan perilaku atau perubahan pola hidup.
c. !nter$ensi dan rasional3
1. ;atat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat
badan dan derajat kekurangannya berat badan, ri,ayat mual atau
muntah, diare.
+1
2asional 3 berguna dalam mende'inisikan derajat* luasnya
masalah dan pilihan inter$ensi yang tepat.
2. &astikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
2asional 3 membantu dalam mengidenti'ikasi kebutuhan
pertimbangan keinginan indi$idu dapat memperbaiki
masukan diet.
+. Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan
hubungan dengan obat, a,asi 'rekuensi, $olume konsistensi 'eces.
2asional 3 (apat mempengaruhi pilihan diet dan mengidenti'ikasi
area pemecahan masalah untuk meningkatkan
pemasukan atau penggunaan nutrien.
). (orong dan berikan periode istirahat sering.
2asional 3 8embantu menghemat energi khususnya bila
kebutuhan meningkat saat demam.
%. Berikan pera,atan rnulut sebelum dan sesudah tindakan
perna'asan.
2asional 3 8enurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum atau
obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang
pusat muntah.
7. (orong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
+2
2asional 3 8asukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu atau
kebutuhan energi dari makan makanan banyak dari
menurunkan iritasi gaster.
#. 0olaborasi, rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
2asional 3 bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan metabolik dan diet.
%. >angguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak na'as dan batuk.
a. Tujuan 3 agar pola tidur terpenuhi.
b. 0riteria hasil 3 pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun.
c. !nter$ensi dan rasional3
1. (iskusikan perbedaan indi$idual dalam kebutuhan tidur
berdasarkan hal usia, tingkat akti$itas, gaya hidup tingkat stress.
2asional 3 rekomendasi yang umum untuk tidur : jam tiap malam
nyatanya tidak mempunyai 'ungsi dasar ilmiah
indi$idu yang dapat rileks dan istirahat dengan
mudah memerlukan sedikit tidur untuk merasa segar
kembali dengan bertambahnya usia, ,aktu tidur. Total
secara umum menurun, khususnya tidur tahap !/ dan
,aktu tahap meningkat.
2. Tingkatkan relaksasi, berikan lingkungan yang gelap dan terang,
berikan kesempatan untuk memilih penggunaan bantal, linen dan
selimut, berikan ritual ,aktu tidur yang menyenangkan bila perlu
++
pastikan $entilasi ruangan baik, tutup pintu ruangan bila klien
menginginkan.
2asional 3 tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi,
lingkungan rumah sakit dapat mengganggu relaksasi.
7. !ntoleransi akti$itas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat
oksigen untuk akti$itas.
a. Tujuan 3 agar akti$itas kembali e'ekti'.
b. 0riteria hasil 3 pasien mampu melakukan -(?nya secara mandiri dan
tidak kelelahan setelah berakti$itas.
c. !nter$ensi dan rasional3
1. .elaskan akti$itas dan 'aktor yang meningkatkan kebutuhan
oksigen seperti merokok. suhu sangat ekstrim, berat badan
kelebihan, stress.
2asional 3 merokok, suhu ekstrim dan stress menyebabkan
$asokastriksi yang meningkatkan beban kerja jantung
dan kebutuhan oksigen, berat badan berlebihan,
meningkatkan tahapan peri'er yang juga meningkatkan
beban kerja jantung.
2. Secara bertahap tingkatan akti$itas harian klien sesuai peningkatan
toleransi.
+)
2asional 3 mempertahankan perna'asan lambat, sedang dan
latihan yang dia,asi memperbaiki kekuatan otot
asesori dan 'ungsi perna'asan.
+. 8emberikan dukungan emosional dan semangat
2asional 3 rasa takut terhadap kesulitan berna'as dapat
menghambat peningkatan akti$itas.
). Setelah akti$itas kaji respon abnormal untuk meningkatkan
akti$itas.
2asional 3 intoleransi akti$itas dapat dikaji dengan menge$aluasi
jantung sirkulasi dan status perna'asan setelah
berakti$itas.
#. 0urang pengetahuan (kebutuhan belajar mengenai kondisi, aturan
tindakan dan pencegahan berhubungan dengan salah satu interprestasi
in'ormasi, keterbatasan kogniti', tidak lengkap in'ormasi yang ada.
a. Tujuan 3 pengetahuan pasien bertambah tentang penyakit TB &aru.
b. 0riteria hasil 3 pasien menyatakan mengerti tentang penyakit TB
&aru.
c. !nter$ensi dan rasional3
1. 0aji kemampuan pasien untuk belajar
2asional 3 belajar tergantung pada emosi dari kesiapan 'isik dan
ditingkatkan pada tahapan indi$idu.
2. Berikan instruksi dan in'ormasi tertulis pada pasien untuk rujukan
contoh3 jad,al obat.
+%
2asional 3 in'ormasi tertulis menentukan hambatan pasien untuk
mengingat sejumlah besar in'ormasi pengulangan
menguatkan belajar.
+. .elaskan dosis obat, 'rekuensi pemberian, kerja yang diharapkan
dan alasan pengobatan lama, dikaji potensial interaksi dengan obat
atau subtansi lain.
2asional 3 meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan
dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan
kondisi pasien..
). (orong untuk tidak merokok.
2asional 3 meskipun merokok tidak merangsang berulangnya
TB; tetapi meningkatkan dis'ungsi perna'asan.
%. 0aji bagaimana yang ditularkan kepada orang lain
2asional 3 pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan atau
reakti$itas ulang juga komperkasi sehubungan dengan
reakti$itas.
:. 2esiko tinggi in'eksi terhadap penyebaran atau akti$itas ulang
berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, kerusakan jaringan,
penekanan proses in'lamasi, mal nutrisi.
a. Tujuan 3 tidak terjadi in'eksi terhadap penyebaran.
b. 0riteria hasil 3 pasien mengidenti'ikasi inter$ensi untuk mencegah
atau menurunkan resiko penyebaran in'eksi, melakukan perubahan
pola hidup.
+7
c. !nter$ensi dan rasional3
1. 0aji patologi penyakit dan potensial penyebaran in'eksi melalui
droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, terta,a.
2asional 3 membantu pasien menyadari* menerima perlunya
mematuhi program pengobatan untuk mencegah
pengakti'an berulang atau komplikasi serta membantu
pasien atau orang terdekat untuk mengambil langkah
untuk mencegah in'eksi ke orang lain.
2. !denti'ikasi orang lain yang beresiko, missal3 anggota keluarga,
sahabat karib* teman.
2asional 3 orang6orang yang terpejan ini perlu program terapi
obat untuk mencegah penyebaran* terjadinya in'eksi.
+. 0aji tindakan kontrol in'eksi sementara, missal3 masker atau isolasi
perna'asan.
2asional3 dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan
membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit
menular.
). -njurkan pasien untuk batuk* bersin dan mengeluarkan pada tisu
dan menghindari meludah. 0aji pembuangan tisu sekali pakai dan
teknik mencuci tangan yang tepat, dorong untuk mengulangi
demonstrasi.
2asional 3 perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran
+#
%. Tekanan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
2asional 3 periode singkat berakhir 26+ hari setelah kemoterapi
a,al, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas,
sedang resiko penyebaran in'eksi dapat berlanjut
sampai + bulan.
7. (orong memilih mencerna makanan seimbang, berikan makan
sering, makanan kecil pada jumlah, makanan besar yang tepat.
2asional 3 adanya anoreksia (mal nutrisi sebelumnya,
merendahkan tahapan terhadap proses in'eksi dan
mengganggu penyembuhan, makanan kecil dapat
meningkatkan pemasukan semua.
+:
BAB III
#IN2AUAN *A)U)
&engkajian dilakukan pada tanggal 27 8ei 200: pukul 12.00 di ruang 1mar
2umah Sakit 2oemani Semarang.
A. Bio(ata
1. !dentitas pasien
<ama 3 Tn.-
1mur 3 +1 tahun
.enis 3 ?aki6laki
Suku bangsa 3 .a,a * !ndonesia
-gama 3 !slam
Status perka,inan 3 Belum ka,in
&endidikan 3 S8-
&ekerjaan 3 6
-lamat 3 Semarang
Tanggal masuk 3 22 8ei 200:
<o. register 3 2).20.2+
(iagnosa medis 3 TB paru
2. !dentitas penanggung ja,ab
<ama 3 Tn.0
1mur 3 %7 tahun
.enis kelamin 3 ?aki6laki
&endidikan 3 6
+"
&ekerjaan 3 S,asta
Aubungan dg pasien 3 -yah
)0
B. ,iwa0at *esehatan
1. 0eluhan utama 3 mual muntah
2. 2i,ayat penyakit sekarang
&ada tanggal 22 8ei 200: klien datang bersama keluarga, klien dengan
keluhan mual6mual diare dan batuk6batuk kemudian klien dira,at inap di
ruang 1mar 2umah Sakit 2oemani Semarang dengan diagnosa TB.
+. 2i,ayat penyakit dahulu
E " bulan yang lalu klien pernah dira,at di rumah sakit 5illiam Boot
dengan keluhan dan diagnosa yang sama, kemudian klien sembuh.
). 2i,ayat keluarga
(alam keluarga klien tidak ada yang mempunyai ri,ayat penyakit seperti
klien saat ini. 0eluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
Tetapi kalau penyakit keturunan tidak ada.
&. Pola *esehatan -$ngsional
1. &ola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
0lien selalu menjaga kesehatannya. 0lien mau mendapat pera,atan, klien
ingin cepat sembuh upaya yang dilakukan klien untuk mempertahankan
kesehatan klien pergi ke dokter. 0lien tidak melakukan diit. 0lien
biasanya makan +C sehari terkadang telat. 0lien melakukan pemeriksaan
berkala, kebiasaan hidup klien tidak olah raga. 0lien termasuk keluarga
sosial ekonomi yang mampu.
2. &ola nutrisi dan metabolik
)1
Sebelum sakit klien makan +C sehari dengan komposisi nasi, sayur, buah
dan lauk pauk dan minum E %67 gelas sehari.
Selama sakit klien mengalami perubahan dalam makannya, klien makan
hanya F piring karena perutnya mual6mual. 8inum klien 76# gelas perhari
BB 3 )0 kg.
+. &ola eliminasi
Sebelum sakit klien B-B 1 hari satu kali dengan konsistensi lembek,
,arna kuning bau khas B-0 E 7 kali dalam sehari.
). &ola akti$itas dan latihan
Sebelum sakit klien biasanya melakukan akti$itas seperti mandi, ganti
baju, makan dan minum, bekerja dilakukan sendiri.
Selama sakit 3 akti$itas klien seperti mandi, ganti baju, makan dan buang
air besar dan kecil selalu dibantu oleh keluarga.
%. &ola tidur dan istirahat
Sebelum sakit klien biasanya tidur E :6" jam setiap hari dan selama sakit
klien tidur dalam sehari E :610 jam setiap hari.
7. &ola persepsi sensori dan kogniti'
0lien tidak ada gangguan dalam kemampuan sensasi seperti penglihatan,
pendengaran, pengecapan dan perabaan. 0lien tidak menggunakan alat
bantu pendengaran. 0emampuan kogniti' kemampuan mengingat, bicara
dapat dipahami dan pesan dapat diterima, klien juga mampu mengambil
keputusan. &ola kogniti' orang tua klien berharap putranya cepat sembuh.
#. &ola hubungan dengan orang lain
)2
Aubungan klien dengan keluarga dan tetangga dan petugas kesehatan tidak
mengalami perubahan. 0emampuan klien dalam berkomunikasi mampu
dipahami oleh orang yang ada di sekelilingnya. 0lien selalu ditunggui oleh
ibunya.
:. &ola reproduksi dan seksual
0lien belum mempunyai keluarga, alat kelamin klien tidak ada keluhan
seperti nyeri. 0lien juga tidak menggunakan alat bantu seperti kateter.
". &ersepsi diri dan konsep diri
0lien berharap setelah mendapat pera,atan sakit klien mengalami
perubahan konsep diri.
a. ;itra diri * body image 3 klien menerima keadaan tubuhnya tetapi
sakitnya mempengaruhi tubuhnya seperti BB klien menurun
b. !dentitas, klien seorang laki6laki yang normal, klien puas sebagai laki6
laki karena klien mempunyai teman perempuan
c. &eran 3 klien berperan sebagai anak yang baik bagi kedua orang
tuanya klien berperan sebagai anak yang berbakti dan selalu
membantu kedua orang tuanya
d. !deal diri 3 harapan klien terhadap dirinya agar cepat sembuh dan
berperan kembali sebagai anak yang baik dan selalu membantu orang
tuanya
e. Aarga diri 3 klien selalu dihargai oleh adik6adiknya. 0lien tidak
merasa rendah diri dengan keadaannya
10. &ola mekanisme koping
)+
-pabila ada keluarga klien selalu musya,arah bersama keluarga semua
untuk mengambil keputusan bersama. -pabila ada masalah juga selalu
dimusya,arahkan bersama. -pabila klien sedang sakit selalu diba,a ke
dokter. -pabila keluarga klien ada masalah selalu ditanggung bersama.
0lien sudah merasa senang dira,at di 2umah Sakit 2oemani.
11. &ola nilai kepercayaan * keyakinan
0lien beragama !slam klien selalu sholat % ,aktu dan klien selalu berharap
dan berdoa agar sakitnya cepat sembuh. 0lien juga yakin kalau kita
berusaha pasti dapat sembuh.
D. Pengka%ian -isik
1. 0eadaan umum 3 cukup
2. Tingkat kesadaran 3 composmentis
+. Tanda6tanda $ital
T( 3 120*:0 mmAg
< 3 :2 C*mnt
22 3 +2 C*mnt
S 3 +7,%
0
;
). &engukuran antropometri
TB 3 17%
BB 3 )0 kg
?ingkar lengan atas 3 )2 cm
%. 0epala 3 mesocepal
))
2ambut 3 hitam, pendek
8ata 3 konjungti$a anemis, sklera tidak ikterik, adanya sekret
Aidung 3 tidak ada polip hidung, tidak ada cuping hidung, tidak ada 4
2
Telinga 3 tidak ada nyeri tekan, tidak menggyunakan alat bantu
8ulut 3 bibir kering, tidak ada sianosis
7. ?eher dan tenggorok 3 tidak ada benjolan pada leher, tidak memakai alat
trakea stormy, tidak ada nyeri ketika menelan
#. (ada dan thoraC 3 simetris, tidak ada lesi atau luka ejjas
:. &aru6paru !ns 3 ekspansi dada simetris ada retraksi dada
-us 3 terdengar suara ronchi basah pada paru kanan dan kiri
&el 3 sonor
&al 3 /esikuler
". .antung !ns 3 ictus cordis tidak tampak
&er 3 kon'igurasi jantung dalam batas normal
&al 3 teraba ictus cordis di intercosta ) menjadi cla$ikula
-us 3 bunyi jantung !! murni, tidak ada gallop
10. -bdomen !ns 3 datar
&er 3 tympani
&al 3 tidak ada pembesaran hati dan limpa
-us 3 bising usus 1%C *menit
11. >enetalia 3 tidak menggunakan alat bantu kateter, tidak ada hemoroid
12. =kstremitas 3 terpasang in'us di tangan kanan, tidak ada edema, dan tidak
ada jejas
)%
1+. 0ulit 3 ,arna putih, tidak ada luka ataupun jahitan, tidak ada in'eksi di
tusukan in'us dan tidak ada balutan dan tidak ada jejas
E. Data Pen$n%ang
?aboratorium tanggal 22 8ei 200:
Aemoglobin 10.: g*dl
?eukosit 1%.)00 *mm
+
Trombosit #)7.000 *mm
+
Aematokrit +)." G
=osino'il 1 G
<6segmen :2 G
Baso'il 1 G
?im'osit " G
8onosit # G
?=( ": mm*jam
=rytrosit ).07 jt*mm
+
8;/ :7 umb
8;A 27 pH
8;A; +1 g*dl
)7
!munoserologi
AB%-" negati'
-nti A;/ negati'
0imia darah
>(S 12% mg*dl
1ric atid 7.) mg*dl
;holesterol 10) mg*dl
Trigliserida 1+" mg*dl
&rotein total :%0 g*dl
>lobulin %.)7 g*dl
-lbumin +.10 g*dl
S>4T 1+ u*?
S>&T 1# u*?
;alsium 1).1 mmol*l
0alium )) mmol*l
<atrium 1%% mmol*l
;hloride 122 mmol*l
1rinalisa
5arna kuning
0ekeruhan agak keruh
0easaman 7.0
&rotein (@ )
2eduksi negati'
)#
=pitel +6%*! pk
?ekosit 26+*! pb
=ritrosit 162*! pb
0ristal negati'
;ylinder granuler 162*! pk
1robilinogen negati'
Bilirubin negati'
Bakteri positi'
Deices
5arna hijau
0onsistensi cair
?endir positi'
&arah negati'
-moeba negati'
Telur cacing negati'
?ekosit 162*! pb
=ritrosit 162*! pb
Sisa makanan positi'
Bakteri positi'
.amur positi'
Sudan !!! negati'
):
&emeriksaan thoraC tanggal 22 8ei 200:
6 Tanda atelektasi pulma destra disertai air mungkin karena TB destra
6 Tanda TB sinistra lama akti'
Therapy
&o 3 <ori D
;apro'il 1C1
8etronedosol +C%00 gr
;e'otaksin 2C1 gr
2anititin 1C2 ampul
)"
-. Analisa Data
No Data 'asalah 4P5 Etiologi 4E5 ##
1. (S 3 0lien mengeluh mual6mual,
muntah, tidak na'su makan.
(43 0lien mual, kadang muntah,
makanan tidak habis.
>angguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh.
8ual, muntah
dan anoreksia.
2. (S 3 0lien mengeluh kalau batuk
tidak keluar sekret.
(43 0lien batuk tetapi tidak
mengeluarkan sekret.
0etidake'ekti'nya
bersihan jalan
na'as.
Sekret sukar
dikeluarkan
+. (S 3 !bu klien mengatakan belum
begitu tahu tentang penyakit
yang dialami anaknya.
(43 !bu klien menanyakan
sakitnya.
0urang
pengetahuan
0urangnya
in'ormasi yang
berhubungan
dengan penyakit
tuberculosis.
1. Diagnosa *eperawatan
1. >angguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan anoreksia ditandai dengan klien mengeluh mual6mual,
muntah, tidak na'su makan.
2. 0etidake'ekti'nya bersihan jalan na'as berhubungan dengan Sekret sukar
dikeluarkan ditandai dengan klien mengeluh kalau batuk tidak keluar
sekret.
%0
+. 0urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in'ormasi yang
berhubungan dengan penyakit tuberculosis ditandai dengan ibu klien
mengatakan belum begitu tahu tentang penyakit yang dialami anaknya.
,encana *eperawatan
#anggal
No.
D6.
#$%$an 7 *riteria Hasil ,encana
2760%60: 1. Setelah dilakukan tindakan
kepera,atan kebutuhan nutrisi
adekuat dengan kriteria hasil
menunjukkan berat badan
meningkat, melakukan
perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan
mempertahankan BB.
6 ;atat status nutrisi pada saat
datang
6 &astikan makanan dari rumah
sakti disukai klien
6 -,asi masukan *
pengeluaran dan BB secara
periodik
6 -njurkan klien makan sedikit
tapi sering
6 0olaborasi dengan ahli gi9i
2760%60: 2. Setelah dilakukan pera,atan
untuk mempertahankan jalan
na'as dengan kriteria hasil 3
6 8engeluarkan sekret *
sputum tanpa bantuan
6 8enunjukkan perilaku
bersihan jalan na'as
6 0aji 'ungsi perna'asan,
kedalaman dan penggunaan
otot aksesori
6 -njurkan klien untuk
mengeluarkan sekret
6 Berikan posisi semi 'o,ler
6 8enganjurkan klien untuk
%1
6 Berpartisipasi dalam
program pengobatan.
banyak minum
6 0olaborasi otot6otot sesuai
indikasi
2760%60: +. Setelah dilakukan penyuluhan
penyakit tuberculosis klien dan
keluarga mengetahui penyebab,
tanda penyakit tuberculosis
6 8emberikan pendidikan
kesehatan tentang penyakit
TB &aru
6 8emberikan pengertian,
tanda6tanda dan gejala
tentang penyakit TB &aru.
Implementasi
#gl/2am
No
D6
#in(akan *eperawatan ,espon ##
2762%60:
12.00
1 8encatat status nutrisi klien
penerimaan
S 3 6
4 3 BB )0 kg
1 8enganjurkan klien untuk
makan sedikit tapi sering
S 3 0lien kooperati'
4 3 0lien mencobanya
1 8engkaji makanan yang
diberi rumah sakit apakah
klien suka atau tidak.
S 3 0lien mengatakan suka
makanan yang beri
rumah sakit.
4 3 0lien makan ;uma F
porsi karena mual.
1 0olaborasi dengan ahli gi9i
diit T0T&
S 3 6
4 3 0lien mendapat diit cair
(bubur
2#60%60:
0:.00
!! 8engkaji kecepatan dan
ketidakadekuatan dan
S 3 6
4 3 22 22 C*mnt tidak
%2
penggunaan otot aksesori. menggunakan otot
bantu.
!! 8engajarkan klien batuk
e'ekti'.
S 3 0lien kooperati'
4 3 0lien mencobanya
!! 8emberikan posisi tidur
semi 'o,ler.
S 3 6
4 3 0lien sudah tidur semi
'o,ler.
8enganjurkan klien untuk
oral hygiene (sikat gigi, cuci
mulut
S 3 0lien mengatakan mau
sikat gigi
4 3 0lien sedang berkumur
dengan pencuci mulut
8enganjurkan klien untuk
banyak minum.
S 3 0lien akan berusaha
untuk banyak minum.
4 3 0lien sedang minum air
putih.
8emonitor tetesan in'us. S 3 6
4 3 !n'us 2? 20 tetes
8emberikan terapy sesuai
ad$is.
S 3 !njeksi masuk
4 3 8emberikan terapy
ranitidine 1 ampul
8engajarkan klien untuk
relaksasi.
S 3 0lien mengikuti pera,at
untuk relaksasi.
4 3 0lien mencobanya
8empertahankan cairan
in'us parenteral.
S 3 6
4 3 !n'us terpasang pada
tangan kiri jenis 2? 20
tpm
8engkaji penurunan bunyi S 3 6
%+
na'as. 4 3 Tidak terjadi penurunan
bunyi na'as.
8engobser$asi 01 pasien. S 3 6
4 3 01 cukup,
composmentis
8enganjurkan klien untuk
tirah baring, batasi akti$itas
dan menganjurkan keluarga
untuk membantu akti'itas
klien seperlunya.
S 3 0lien dan keluarga
kooperati'
4 3 0lien tirah baring dan
keluarga sedang
membantu klien
(mengambilkan makan
dari meja ke dekat klien
8emonitor TT/ S 3 6
4 3 T( 120 mmAg, <3 :2
C*mnt, 223 22 C*mnt, S3
+7
% o
;
8engkaji pengetahuan klien
dan keluarga tentang
penyakit TB &aru.
S 3 0eluarga mengatakan
penyebab penyebab
penyakit TB karena
kuman tapi tidak tahu
kuman apaI
4 3 0eluarga mengatakan
penyakit TB paru karena
kuman.
8engkaji tanda6tanda yang
muncul pada klien pertama
S 3 !bu klien mengatakan
klien sering batuk
%)
kali. 4 3 !bu mengatakan anaknya
sering batuk.
8emberikan penyuluhan
tentang penyakit TB &aru.
S 3 0eluarga dan klien
kooperati'
4 3 8emberikan penyebab
kuman, penyebab TB
paru dan tanda6tandanya
8enganjurkan klien untuk
makan dan minum obat.
S 3 0lien menganguk
4 3 0lien makan F porsi
dan minum obat.
%%
E3al$asi
#gl/2am
No
D6
E3al$asi ##
2#60%60:
0:.00
1 S 3 8engatakan mual muntah, anoreksia berkurang.
4 3 0lien sudah menghabiskan makanan dari rumah
sakit, BB 3 +7 kg.
- 3 8asalah teratasi sebagian.
& 3 ?anjutkan inter$ensi.
2#60%60:
0"7.00
2 S 3 0lien mengatakan sudah bisa mengeluarkan sekret
sedikit6sedikit.
4 3 0lien masih batuk6batuk dan berusaha sedang batuk
e'ekti'.
- 3 8asalah teratasi sebagian.
& 3 ?anjutkan inter$ensi.
2#60%60:
11.00
+ S 3 !bu klien mengatakan penyebab TB paru karena
kuman tuberculosis dan tanda6tandanya antara lain
batuk, keringat malam hari tanpa akti$itas.
4 3 !bu klien kooperati'.
- 3 8asalah teratasi.
& 3 &ertahankan inter$ensi.
%7

You might also like