You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II

PERCOBAAN IV
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN MENGGUNAKAN
VISKOMETER OSTWALD




OLEH :
NAMA : AL FIRA AHMAD SIPA
NIM : F1F1 12 006
KELAS : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ABDUL KADIR

LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN
MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD
A. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mempelajari berat molekul
polimer kitosan menggunakan viscometer Ostwald.
B. LANDASAN TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir
cepat,sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat
seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan
yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar (Sutiah, et al, 2008).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakangesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yangrendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan
memilikiviskositas yang tinggi (Samdara, et al, 2008).
Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer
peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder
sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem
Searle dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam
dan sistem Couette dimana silinder bagian luar yang diputar sedangkan
bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah
di antara kedua silinder (Febrianto, at el, 2013).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain,
Viskometer kapiler / Ostwald Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan
mengukur waktu yangdibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2
tanda ketika mengalirkarena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir
dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda
tersebut. Viskometer Hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola
maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya
archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari
kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Viskometer Cup
dan Bob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar
daribob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-
tengah.Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkangeseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut
aliran sumbat. Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampel
ditempatkan ditengah-tengah papan,kemudian dinaikkan hingga posisi di
bawah kerucut. Kerucut digerakkan olehmotor dengan bermacam kecepatan
dan sampelnya digeser di dalam ruang semi transparan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Moechtar, 1990)
Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku berbagai keperluan industri. Kitosan adalah polisakarida
yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan merupakan
suatusenyawa poli (N -amino-2 deoksi -D-glukopiranosa) atau glukosamin
hasil deasetilasi kitin/poli (N -asetil-2 amino-2-deoksi -D-glukopiranosa) yang
diproduksi dalam jumlah besar di alam, yaitu terdapat pada limbah udang dan
kepiting yang cukup banyak terdapat di Indonesia. Pemanfaatan limbah kulitu
dang sebagai kitosan selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat
menaikan nilai tambah bagi petani udang (Ramadha, et al, 2010).
Kitosan merupakan amino polisakarida linier yang tersusun oleh ikatan (1-
4) D-glukosamin dan N-asetil- D-glukosamin yang terdistribusi secara acak.
Kitosan terbentuk dari proses deasetilasi kitin, polisakarida alami yang
tersebar luas dan dapat ditemukan pada cangkang krustasea seperti kepiting
dan kerang Kitosan mempunyai banyak kelebihan yaitu berlimpah di alam,
sifat mukoadesif yang unik, sifat farmakologi yang melekat, dan kelebihan
biologis lain seperti biokompatibel, biodegaradabel, tidak beracun, dan
imunogenitas yang rendah Selain itu kitosan juga mempunyai kemampuan
untuk membuka tight junction (TJ), sehingga dapat membawa obat masuk ke
dalam sel (Wibowo, 2013).
Kitosan adalah hasil deasetilasi kitin, merupakan suatu polimer yang
bersifat polikationik. Kitosan merupakan turunan Ndeasetilasi dari kitin dan
biopolimer alami kedua yang paling banyak. Sebagai sebuah adsorben
terkenal, kitosan banyak digunakan untuk penyerap logam berat dan juga zat
warna karena adanya kelompok amina (-NH
2
) dan gugus hidroksil (-OH) pada
rantai polimer kitosan yang dapat menyerap kedua molekul kationik dan
anionik. Kitosan berbasis nanopartikel perak juga telah disintesis oleh sebagai
penyerap polutan pestisida dalam air minum. Namun demikian, kitosan
memiliki beberapa keterbatasan, yaitu kelemahan mekanik pada properti,
serta berat jenis yang rendah. Hal itu menyebabkan kitosan akan
mengembang dan mengapung ketika berada di air. Kitosan memiliki densitas
muatan yang tinggi, satu muatan per unit glukosamin, sehingga muatan
positif kitosan dari gugus (- NH
3
+
) dapat berinteraksi dengan berbagai
material bermuatan negatif (Hartanti, et al, 2012).
Kitin dan senyawa turunannya terutama kitosan, memiliki banyak
kegunaan di berbagai bidang baik farmasi, kedokteran, biokimia, pertanian,
pangan, tekstil, makanan, dan lingkungan hidup. Dibidang farmasi, kitosan
digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai sediaan obat diantaranya
tablet, krim dan lotion . Kitosan dan turunannya juga sedang dikembangkan
untuk digunakan sebagai bahan baku dalam sediaan obat lepas terkendali.
Kitin, kitosan maupun turunannya juga diketahui memiliki aktivitas biologi
diantaranya antibakteri, antikoagulan , pengikat lemak yang potensial untuk
digunakan dalam terapi pengobatan. Diantara aplikasi kitin dalam bidang
kesehatan yang telah dipasarkan adalah kitin digunakan sebagai pembalut
luka karena aktivitasnya yang dapat mempercepat penyembuhan luka (Betha,
et al, 2009).
Kitosan banyak digunakan pada industri kosmetika, kertas, pangan,
farmasi, dan lain- lain Di bidang farmasi, salah satu manfaat kitosan
digunakan sebagai obat luka. Hal tersebut karena kitosan memiliki kelebihan,
seperti: tidak beracun, bioderadabel, biokompatibel, haemostatik, dan
antibakteri, sehingga aman untuk digunakan sebagai obat luka. Penggunaan
kitosan sebagai bahan pembantu (excipient) dalam sediaan obat, khususnya
obat luka, dapat dipadukan dengan poli(vinil) alkohol/PVA. Poli(vinil)
alkohol/PVA merupakan polimer yang tidak beracun, mudah larut dalam air,
biokompatibel, dan dapat didegradasi. Karena memiliki karakteristik tersebut,
poli(vinil) alkohol/PVA cocok bila digunakan sebagai bahan matrik yang
dipadukan dengan kitosan untuk aplikasi biomedika (Nuryantini, et al, 2013).









C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Viskometer Ostwald
Stopwatch
Botol semprot
Corong
Statif dan klem
Filler
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Kitosan 2 %, 4 %, 6 %, dan 8 %
Asam Asetat 2 %
Aquades











D. PROSEDUR KERJA


- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukkan ke dalam viskometer Ostwald
- Dihisap sampai garis m (garis atas) dengan
menggunakan filler
- Dibiarkan mengalir sampai garis n ( garis
bawah)
- Dihitung waktu alirnya
- Dicatat waktu alirnya
- Dilakukan triplo
- Dihitung nya viskositas
Hasil Pengamatan.?






Asam asetat 2%


- Dipipet sebanyak 10 ml
- Dimasukkan ke dalam Viskometer Ostwald
- Dihisap sampai garis m (garis atas)
- Dibiarkan mengalir sampai garis m ( garis
bawah)
- Dihitung waktu alirnya
- Dicatat waktu alirnya
- Dilakukan triplo
- Diulangi langkah di atas untuk kitosan
dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8%
- Dihitung -nya viskositas
- Dihitung
rel,

sps,
dan
red

- Diplot hubungan anatara C dan
red

- Dihitung (Mv) menggunakan persamaan
Mark Houwink
Hasil Pengamatan




Larutan Kitosan 2%
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
No. Sampel Konsentrasi
Waktu alir (detik) Rata-
rata

rel

sps

red

t1 t2 t3
1. Kitosan
2%
0.02 M 9,8 9,9 10,8 10,16
0,92
363
-0,07
636
-3.818
2. Kitosan
4%
0.04 M 12,00 12,19 12,23 12,23
1,11
18
0.11
18
2.795
3. Kitosan
6%
0.06 M 8,88 8,74 8,83 8,81
0,80
09
-0,19
91
-3.318
4. Kitosan
8%
0.08 M 15,06 15,23 14,83 15,04
1,36
72
0,36
72
4.590
5. Asam
asetat
2%
0.02 M 12,00 10,00 11,00 11,00

2. Data Perhitungan
1.
rel
setiap bahan :


Pada kitosan 2%

rel


= 0,92363
Pada kitosan 4%

rel


= 1,1118
Pada kitosan 6%

rel


= 0,8009
Pada kitosan 8%

rel


= 1,3672
2.
sps
pada setiap bahan:


Pada kitosan 2%

sps
= 0,92363 - 1
= -0,07636
Pada kitosan 4%

sps
= 1,1118 - 1
= 0,1118
Pada kitosan 6%

sps
= 1,1118 - 1
= 0,1118
Pada kitosan 8%

sps
= 0,8009 - 1
= -0,1991
3.
red
pada setiap bahan :


Pada kitosan 2%

red
=


= -3,818
Pada kitosan 4%

red
=


= 2,795
Pada kitosan 6%

red


= -3,318

Pada kitosan 8%

red
=


= 4,590





4. Data Grafik
Tabel Hubungan antara konsentrasi kitosan dengan
red
X Y
Kitosan (M)
red


0,02 -3,818
0,04 2,795
0,06 -3,318
0,08 4,590


Dari grafik tersebut diperoleh persamaan : y = 95.55x 4,715
Kemudian untuk menghitung nilai M polimer maka digunakan rumus Mark-
Houwink :
[] = KM
a

Dik : = 4,715
y = 95.555x - 4.7155
R = 0.3354
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

r
e
d

Konsentrasi Kitosan
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi kitosan dengan
red
Series1
Linear (Series1)
K =1,46 x 10
-4

a =0,83
Dit : M...?
Peny : [] = KM
a

Log [] = log K + a log M
Log 4,715 = log 1,46 x 10
-4
+ 0,83 log M
Log M =


Log M =


Log M = 5,43
M = inv log 5,43
M = 269153,48 gr/mol














F. PEMBAHASAN
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan
apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-
molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekanan
temperatur, ukuran dan berat molekul, serta kehadiran zat lain. Viskositas
cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul
cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Selain itu,
viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta
laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. Penambahan gula tebu
meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan
air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun
minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat. Struktur molekul
kitosan

Pada percobaan ini sampel diukur viskositasnya menggunakan
viskometer ostwald. Pada viskometer oswaltd yang diukur adalah waktu yang
diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Cairan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah kitosan yang masing-masing
berkonsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%. Dan sebagai pelarutnya digunakan
larutan asam asetat. Pada percobaan ini 10 ml masing-masing larutan kitosan
dipipet dan dimasukkan ke dalam viskometer. Cairan kemudian dihisap
menggunakan filler sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas m atau
garis atas. Cairan dibiarkan turun karena pengaruh gaya gravitasi
hingga permukaan cairan turun melewati batas n atau garis bawah. Waktu
yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak dari m ke n inilah yang
digunakan untuk menentukan viskositas larutan tersebut. Perlakuan ini
dilakukan sebanyak tiga kali (triplo) yang bertujuan untuk mendapatkan
keakuratan data jika dibandingkan dengan perlakuan hanya satu kali.
Pertama-tama yang akan diukur waktu alirnya adalah asam asetat dan
diperoleh waktu rata-ratanya sebesar 11.00 detik. Kemudian dilanjutkan
dengan larutan kitosan dengan berbagai konsentrasi. Diperoleh waktu rata-
ratanya kitosan 2% sebesar 10,16 detik, kitosan 4% sebesar 12,23 detik,
kitosan 6% sebesar 8,81 detik dan kitosan 8% sebesar 15,04 detik. Dari hasil
yang diperoleh, dapat dilihat bahwa konsentrasi yang di dapat tidak
berbanding lurus atau tidak sesuai dengan teori yang ada, yang dimana
seharusnya semakin tinggi konsentrasi dari larutan kitosan maka semakin
lama pula waktu yang dibutuhkan larutan kitosan tersebut untuk mengalir. Hal
ini disebabkan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Tidak
sesuainya hasil yang didapatkan disebabkan karena larutan konsetrasi kitosan
telah tercampur dengan larutan lain, sehingga ketika akan dihitung waktu
alirnya tidak sesuai dengan teori yang diatas. Dari waktu rata-rata tersebut
dapat ditentukan nilai rel dengan membagi nilai rata-rata kitosan dengan
pelarutnya yaitu Asam asetat Didapatkan rel masing-masing kitosan .
berturut-turut sebesar 0,92363 ; 1,1118; 0,8009; dan 1,3672. Kemudian
ditentukan nilai viskositas spesifik ( sps) larutan kitosan yang dihitung
berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran suatu larutan dengan
pelarutnya sehingga didapatkan hasil berturut-turut sebesar -0,07636 ;0,1118
; -0,1991 ; dan 0,3672.
Selanjutnya ditentukan lagi red yang merupakan perbandingan antara
viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan. Diperoleh red untuk masing-
masing larutan kitosan yaitu kitosan 2% sebesar -3,818 ;kitosan 4% sebesar
2,795 ; kitosan 6% sebesar -3,318 dan kitosan 8% sebesar 4,590. Berat
molekul kitosan diukur berdasarkan viskositas instrinsik Larutan kitosan dibuat
dalam variasi konsentrasi 2% sampai 8% dalam pelarut asam asetat.
Berdasarkan grafik yang telah diperoleh berdasarkan persamaan Mark-
Houwink dan hasil yang didapatkan sebesar 269153,48 gr/mol.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara
komersialdalam industri pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan
limbah dan penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat
dimanfaatkan dalam pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil dan
pengental, antioksi dan serta penjernih pada produk minuman. Selain itu,
kitosan banyak diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat
berfungsi sebagai seratmakanan, penurun kadar kolesterol, antitumor serta
prebiotik.












G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa bobot molekul polimer kitosan menggunakan persamaan Huggins dan
persamaan Mark-Houwwin didapatkan molekul polimer kitosan sebesar
269153,48 gr/mol.



















DAFTAR PUSTAKA
Betha, Ofa Suzanti, Siswa setyahadi, dan Herman Suryadi, 2009, Amobilisasi Sel
Lactobacillus Acidophilus FNCC116 Untuk Demineralisasi Limbah Kulit
Udang Dalam Pengolahan Kitin, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No.
3, Desember 2009, : 119-120, Universitas Indonesia, Jawa Barat.

Febrianto, Teguh, Sukiswo Supeni Edi, dan Sunarno, 2013, Rancang Bangun
Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler,
Unnes Physics Journal, UPJ V0l. 2 (1), : 30-31, Universitas Negeri
Semarang, Semarang.

Hartati, Eka, F. Widhi Mahatmanti, dan Eko Budi S., 2012, Sintesis Kitosan-
Bentonit Serta Aplikasinya Sebagai Penurun kadar Insektisida Jenis
Diazinon, Journal Of Chemical Science, Vol. 1 (2), : 110-111, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.

Moechtar, 1990, Farmasi Fisik , UGM-press, Yogyakarta.

Nuryantini, Ade Y., Muhammad Miftahu M., Tri Sucianti, dan Khairurrijal, 2013,
Pembuatan Sera Nano PVA/Kitosan dengan penambahan Sodium
Tripolifosfat (STTP) sebagai Agen Ikatan Sambung Silang, Seminar
Nasional Material 2013, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Ramadhan, LOAN., Radiman C.L., Wahyuningrum D., Suendo V., Ahmad,L.O.,
dan Valiyaveetiil, S., 2010,Deasetilasi Kitin secara Bertahap
danPengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa
molekulKitosan, Jurnal Kimia Indonesia, Vol. 5 (1),: 17-18, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.

Samdara, R., Bahri, S., dan Muqorobin, A., 2008, Rancangan
BangunViskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer, Jurnal
Gradien, Vol. 4 (2) ,: 342, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Sutiah.,Firdausi, KS., dan Budi, ST., 2007,Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan
Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 11 (2),
: 53-54, FMIPA UNDIP, Jawa Tengah.

Wibowo, Sapto Adi, 2013, Studi Interaksi Segmen Dimer Kitosan, Nikotinamida
secara Komputasi Ab Initio dan Eksprimen, Jurnal Chem Info, Vol. 1,
No.1,: 256-257.

You might also like