Professional Documents
Culture Documents
b. Menentukan kerapatan bulk / BJ nyata
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang zat padat sebanyak 10 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
(W)
3. Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml.
4. Diratakan permukaan zat padat dalam gelas ukur. Ditentukan volumenya (V).
5. Dihitung kerapatan bulk dengan persamaan :
Kerapatan bulk / BJ Nyata =
c. Menentukan kerapatan sejati / BJ sejati
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Ditimbang piknometer kosong dengan timbangan analitik beserta tutupnya yang
sudah dibersihkan dan dikeringkan. Dicatat bobot piknometer. (a).
3. Ditimbang 1 gram zat padat yang akan ditentukan kerapatannya.
4. Diisi piknometer dengan zat padat dan tutup piknometer, kemudian ditimbang
dengan timbangan analitik.(b).
5. Dimasukkan parafin cair ke dalam piknometer yang berisi zat padat . Dikocok
dengan perlahan dan diisi piknometer dengan parafin hingga penuh dengan hati-
hati agar tidak ada gelembung yang masih tersisa di dalam piknometer.
6. Ditimbang piknometer yang berisi zat padat dan parafin cair beserta tutupnya (c).
7. Dibersihkan dan dikeringkan piknometer, kemudian diisi penuh dengan parafin
cair hingga tidak terdapat gelembung di dalam piknometer.
8. Ditimbang piknometer berisi parafin cair dan tutupnya. (d)
9. Dihitung kerapatan sejati dengan persamaan :
Kerapatan sejati =
()
()()
Ket : a = bobot piknometer kosong
b = bobot piknometer + 1 gram granul zat padat
c = bobot piknometer + 1 gram granul + cairan pendispersi (parafin cair )
d = bobot piknometer + cairan pendispersi (parafin cair)
V. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
A. Penentuan bobot jenis cairan
Bobot jenis (Bj) =
W1 = Berat piknometer kosong beserta isinya
W2 = Berat piknometer berisi air suling
W3 = Berat piknometer berisi cairan
Nama Zat W1 W2 W3 Bj
Air Suling 12,057 g
12,058 g
12,059 g
21,815 g
21,803 g
21,819 g
Rata-rata
0,9758
0,9745
0,9760
0,9754
Oleum cocos 13,515 g
13,516 g
13,512 g
23,385 g
23,404 g
23,422 g
23,924 g
23,932 g
23,814 g
Rata-rata
1,0540
1,0533
1,0395
1,0489
Propylenglikol 13,542 g
13,540 g
13,542 g
23,385 g
23,404 g
23,422 g
23,788 g
23,717 g
23,744 g
Rata-rata
1,0410
1,0317
1,0325
1,035
Gliserin 12,057 g
12,058 g
12,059 g
21,815 g
21,803 g
21,819 g
25,053 g
25,127 g
24,855 g
Rata-rata
1,3318
1,3410
1,3110
1.3279
Paraffin cair 10,426 g
10,426 g
10,593 g
20,184 g
20,171 g
20,186 g
19, 416 g
19,140 g
19,136 g
Rata-rata
0,9247
0,8942
0,8905
0,8831
B. Penentuan kerapatan bulk / Bj Nyata
Kerapatan Bulk / Bj Nyata =
w = Berat zat padat
v = Volume zat padat
Nama Zat w v Bj Nyata
NaCl w
1
= 10,000 g
w
2
= 10,000 g
w
3
= 10,000 g
v
1
= 7,5 ml
v
2
= 7,8 ml
v
3
= 7,7 ml
Rata-Rata
Bj
1
= 1,3333 g/ml
Bj
2
= 1,2820 g/ml
Bj
3
= 1,2987 g/ml
0,4340 g/ml
Amylum Maydis w
1
= 10,005 g
w
2
= 10,008 g
w
3
= 10,006 g
v
1
= 19,5 ml
v
2
= 20,5 ml
v
3
= 20 ml
Rata-Rata
Bj
1
= 0,5128 g/ml
Bj
2
= 0,4878 g/ml
Bj
3
= 0,5000 g/ml
0,8335 g/ml
Sukrosa w
1
= 10,008 g
w
2
= 10,001 g
w
3
= 10,001 g
v
1
= 11 ml
v
2
= 11 ml
v
3
= 12 ml
Rata-Rata
Bj
1
= 0,9092 g/ml
Bj
2
= 0,9091 g/ml
Bj
3
= 0,833 g/ml
0,8837 g/ml
C. Penentuan kerapatan sejati / Bj Sejati
Kerapatan sejati =
()
() ()
a = Berat piknometer kosong
b = Berat piknometer + 1 g granul
c = Berat piknometer + 1 g granul + cairan pendispersi (paraffin cair)
d = Berat piknometer + cairan pendispersi (paraffin cair)
Nama Zat a b c d Bj Sejati
NaCl 30,014 g
30,011 g
30,014 g
30,969 g
31,013 g
31,046 g
38,819 g
38,559 g
38,880 g
38,293 g
38,293 g
38,291 g
Rata-rata
1,9367
1,1844
2,0267
1,715
Amylum Maydis 25,471 g
25,471 g
25,471 g
29,463 g
29,376 g
29,441 g
37,348 g
37,314 g
37,260 g
36,786 g
36,786 g
36,786 g
Rata-rata
1,0125
1,0060
0,9879
1,0021
Sukrosa 10,093 g
10,093 g
10.093 g
11,925 g
11,913 g
11,900 g
19,653 g
19,645 g
19,622 g
19,416 g
19,416 g
19,416 g
Rata-rata
0,999
0,994
0,981
0,991
Menurut FI IV, Bj propylenglikol adalah 1,038 g/cm
3
Menurut Handbook of Pharmaceutical Exipient, Bj sukrosa adalah 1,2856 1,3471 g/cm
3
VI. DISKUSI
Bobot jenis (spesific gravity) adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menyatakan
suatu besaran yang menyatakan perbandingana antara massa suatu zat (g) dengan volume (ml).
Kerapatan (density) adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume.
Kerapatan juga merupakan turunan besaran karena menyangkut massa dan volume.
Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu untuk menentukan bobot jenis dari cairan
Oleum Cocos, Propilen Glikol, Gliserin, Air Suling, Paraffin cair dengan menggunakan alat
piknometer. Dan menentukan kerapatan zat dari Natrium Klorida, Sukrosa, Corn Starch.
Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan kerapatan bulk, kerapatan sejati
menggunakan sampel zat padat Natrium Klorida, Sukrosa, Corn Starch dan penentuan bobot
jenis dengan Oleum Cocos, Propilen Glikol, Gliserin, Air Suling, Paraffin cair
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil berat jenis suatu zat diantaranya :
Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang
sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung
berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu
pada suhu 25
o
C (suhu kamar).
Massa zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi
lebih besar.
Volume zat
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa
zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari
suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.
Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya. Hal ini dapat
dilihat dari rumus :
V = k x d x t
Dari rumus tersebut, viskositas berbanding lurus dengan bobot jenis (d).
Jadi semakin besar viksositas suatu zat maka semakin besar pula berat jenisnya
Metode yang dilakukan dengan piknometer juga mempengaruhi hasil berat jenis, metode
yang dilakukan secara baik dan benar akan mendapatkan hasil yang mendekati dari
kompendial yang tersedia.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang
ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan
piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai optimuman tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30
ml. cara kerja dari piknometer adalah :
Gunakan piknometer yang bersih dan kosong (W1) kemudian timbang,
Lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan
ditimbang(W2)
Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur
bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat pengukuran air suling, dan timbang
Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan prsamaan berikut :
Pada penentuan kerapatan bulk dengan menggunakan sampel zat padat Natrium Klorida,
Sukrosa, Corn Starch yang ditimbang sebanyak 10 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas
ukur 50 ml dan diukur volumenya sesuai yang tertera pada gelas ukur dihitung kerapatan
bulknya.
Pada penentuan kerapatan sejati dilakukan dengan menggunakan piknometer bersih yang
telah dibilas dengan alkohol. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik
seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa hasil
pencucian yang masih menepel pada dinding piknometer baik yang di dalam maupun yang ada di
luar piknometer dapat hilang dengan baik, sehingga tidak mempengaruhi hasil penimbangannya.
Kemudian piknometer ditimbang, pada saat penimbangan piknometer dipegang dengan
menggunakan tissue hal ini dilakukan untuk mencegah kulit mati pada tangan yang akan
menempel pada piknometer sehingga akan mengganggu keakurasian perhitungan. Setelah itu zat
padat dimasukan kedalam piknometer dan ditimbang beserta tutupnya, kemudian piknometer
berisi zat padat tersebut ditambahkan dengan parafin hingga penuh sampai tidak muncul
gelembung dan ditimbang. Penambahan paraffin cair karena paraffin cair dapat menutup pori
pada zat padat dan paraffin cair tidak dapat melarutkan zat padat yang diukur. Selanjutnya
piknometer dibersihkan dan diisi dengan cairan parafin hingga penuh sampai tidak ada
gelembung, kemudian piknometer ditimbang. Kemudian dilakukan perhitungan kerapatan sejati.
Pada penentuan bobot jenis cairan dilakukan dengan menggunakan piknometer 10 ml.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah
dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam
penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan hasil yang ditetapkan literature. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan
menggunakan piknometer juga memerlukan waktu yang lama. Pengukuran dengan menggunakan
piknometer dilakukan pada suhu 25 atau suhu ruangan, hal ini dikarenakan suhu dapat
mempengaruhi bobot jenis. Cairan yang akan dihitung bobot jenisnya Oleum Cocos, Propilen
Glikol, Gliserin, Air Suling, Paraffin cair. Langkah pertama yaitu piknometer yang bersih dan
kering ditimbang beserta tutupnya kemudian dimasukkan sampel hingga penuh dan ditimbang
beserta tutupnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan yang tertera pada
literatur.
Dari percobaan diatas didapatkan hasil kerapatan bulk / bj nyata NaCl 0,4340 g/ml,
amylum maydis 0,8335 g/ml, sukrosa 0,8837 g/ml.
Untuk kerapatan sejati dari hasil percobaan didapatkan hasil NaCl 1,715 g/ml, amylum maydis
1,0021 g/ml dan sukrosa 0,991 g/ml.
Untuk penentuan bobot jenis cairan air 0,9754, oleum cocos 1,0489, propylenglikol 1,035,
gliserin 1,3279, parrafin liquid 0,8831.
Bj cairan dari Farmakope Indonesia edisi III menunjukkan berat jenis cairan Oleum cocos yaitu
0,940 0,950 sedangkan hasil praktikum kami oleum cocos didapatkan 1,0489. Bj
propylenglikol menurut Farmakope Indonesia edisi III yaitu 1,035 1,037, sedangkan hasil
percobaan kami 1,035. Bj paraffin cair menurut Farmakope Indonesia edisi III yaitu 0,870
0,890, sedangkan hasil percobaan kami sebesar 0,88331. Bj gliserin meurut Farmakope
Indonesia edisi III yaitu 1,255 -1,260, sedangkan bj hasil praktikum kali ini 1,3279.
Kerapatan sejati NaCl menurut MSDS (Material safety data sheet) yaitu 2,165 sedangkan
hasil praktikum kami 0,4340. Menurut Handbook of Pharmaceutucal bj sukrosa sebesar 1,2856
1,3741. Sedangkan hasil praktikum kami sebesar 0,8337.
Terjadi perbedaan yang sangat signifikan karena mungkin saja bahan yang digunakan
tidak murni dan sudah terkontaminan dengan bahan lain, dan kemungkinan juga karena proses
penimbangan yang tidak akurat serta cara penggunaan piknometer yang kurang baik.
Perbedaan bobot jenis pada setiap sampel mungkin dikarenakan adanya beberapa
kesalahan selama praktikum diantaranya yaitu kesalahan pembacaan skala pada saat
penimbangan alat, cara penutupan piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu dalam
piknometer, piknometer yang mungkin kurang bersih dan saat pengeringan belum sepenuhnya
kering sehingga mempengaruhi bobot jenis, atau sample yang terkontaminasi.
Kesalahan penimbangan setelah piknometer diisi suatu cairan atau piknometer yang
kosong bisa disebabkan karena timbangan yang digunakan bergantian, sehingga hasil
penimbangan antara timbangan 1 dengan timbangan yang lainnya berbeda. Kemudian, cara
penutupan piknometer juga dapat mempengaruhi hasil penimbangan pada piknometer, semakin
cepat menutup piknometer dapat menyebabkan air yang tumpah terlalu banyak. Piknometer yang
digunakan belum bersih dan masih basah juga dapat berpengaruh dalam hasil penimbangan
piknometer karena masih ada cairan yang tertinggal di dalamnya mempengaruhi hasil akhir.
Sampel yang telah terkontaminasi juga mempengaruhi hasil penimbangan piknometer, karena
kemurnian suatu zat bisa berbeda dengan zat yang sudah terkontaminasi. Pengaruh perubahan
suhu juga mempengaruhi hasil karena mungkin saja pada saat penimbangan dengan suhu dan
kondisi yang tidak sama akan berbeda hasilnya dengan suhu dan kondisi yang sama.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bobot jenis cairan
- Air 0,9754
- Oleum cocos 1,0489
- Propilengilikol 1,035
- Gliserin 1,3279
- Parafin liquid 0,8831
2. Kerapatan bulk / bj nyata
-Nacl 0,4340 g/ml
- Amylum maydis 0,8335 g/ml
- Sukrosa 0,8837 g/ml
3. Kerapatan sejati / bj sejati
- Nacl 1,715 g/ml
- Amylum maydis 1,0021 g/ml
- Sukrosa 0,991 g/ml
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C., Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisika. Jakarta : UI Press.
Petrucci R . H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern. Jakarta : Erlangga.
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6
th
ed. London:
Pharmaceutical Press
Voigt, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi ke-5. Yogyakarta : UGM
Press