You are on page 1of 3

Praktikum mengenai tegangan permukaan kali ini memiliki tiga tujuan, yaitu

mengkalibrasi alat penentu tegangan permukaan, menentukan tegangan permukaan, dan


menghitung tegangan permukaan dengan menggunakan alat penentu tegangan permukaan.
Dalam praktikum ini, digunakan metode cincin Du Nouy dan metode pelat Wilhelmy. Zat cair
yang akan diukur tegangan permukaannya dan surfaktan yang akan digunakan telah ditentukan
sebelum praktikum dimulai oleh asisten laboratorium.Berdasarkan penentuan tersebut,
kelompok kami memperoleh oleum sesami atau biasa disebut dengan minyak wijen sebagai zat
cair uji dan Tween 80 sebagai surfaktannya.
Sebelum praktikum dimulai, alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan dan dicek
kondisinya, apakah baik dan layak atau tidak. Jika keadaan alat tidak layak, sebaiknya praktikan
meminta pada asisten untuk menukarnya dengan alat yang kondisinya baik sehingga tidak
mengganggu kelancaran praktikum. Alat-alat yang akan digunakan hendaknya dicuci dan
dibersihkan terlebih dahulu agar tidak terdapat zat-zat aktif lain yang menempel di
permukaannya yang dapat mengganggu jalannya percobaan dan mengurangi keakuratan hasil
percobaan.
Alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan mengenai tegangan permukaan ini
antara lain alat penentu tegangan permukaan, batu timbangan atau anak timbangan, cawan
petri, bulb pipet dan pipet volume, gelas ukur, dan gelas beaker. Alat penentu tegangan
permukaan yaitu berupa susunan alat yang bentuknya menyerupai timbangan yang memiliki
skala yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan suatu zat cair. Batu timbangan
atau anak timbangan akan diletakkan dalam susunan alat pengukur tegangan permukaan untuk
menunjukaan gaya yang digunakan dalam rumus tegangan permukaan setelah beban tersebut
dikalikan dengan percepatan gravitasi bumi, yaitu sebesar 10 m/s
2
. Cawan petri digunakan
sebagai wadah untuk zat cair dalam massa yang ditentukan yang akan diuji atau

diukur
tegangan permukannya. Kawat yang digunakan dalam praktikum adalah berupa rangkaian
kawat berbentuk kerucut dengan alas lingkaran yang akan digantungkan pada alat penentu
tegangan permukaan dan alas yang berupa lingkaran tersebut, setelah diletakkan tepat di
permukaan zat cair, akan tertarik oleh permukaan zat cair sampai jarak tertentu akibat adanya
adhesi dan kemudian lepas. Jarak tersebut kemudian diukur dan digunakan untuk menghitung
gaya yang digunakan oleh permukaan zat cair untuk menarik kawat sampai jarak maksimum.
Prinsip yang sama juga berlaku saat penentuan tegangan permukaan zat cair dengan
menggunakan kaca sebagai pengganti kawat. Bulb pipet, pipet volume, dan gelas ukur adalah
alat-alat untuk mengukur zat-zat uji dan surfaktannya secara kuantitatif sesuai dengan
ketentuan. Zat uji yang dibutuhkan diambil dengan gelas ukur lalu ditempatkan di dalam gelas
beaker dan kemudian dipipet sesuai keperluan dengan pipet volume dan dipindahkan ke dalam
cawan petri.
Yang pertama harus dilakukan setelah bahan dan alat disiapkan adalah mengkalibrasi
alat penentu tegangan permukaan. Kalibrasi dilakukan dengan menentukan titik nol pada skala
alat. Kalibrasi ini diperlukan agar pengukuran yang dilakukan memperoleh hasil yang akurat dan
tingkat sesatan atau kesalahan yang seminimal mungkin. Kalibrasi alat dilakukan dengan cara
menggeser beban pemberat pada alat sampai penunjuk skala menunjukkan angka 0 (nol). Alat
dikalibrasi saat kawat atau pelat kaca digantungkan pada alat, karena jika kalibrasi dilakukan
saat kawat atau pelat dalam keadaan belum terpasang, skala akan menunjukkan angka bukan
nol setelah digantungkan kawat atau pelat kaca, akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak
tepat.
Pengujian pertama dilakukan dengan menyiapkan oleum sesami sebanyak 20ml yang
diukur dengan gelas ukur 10ml. Pengukuran dilakukan dengan meniskus bawah. Kemudian, dari
gelas ukur, oleum sesami dipindahkan ke dalam cawan petri. Baru setelah itu pengukuran
dilakukan dengan meletakkan kawat tepat pada permukaan oleum sesami kemudian
menurunkan cawan petri ke bawah secara perlahan-lahan sampai kawat terlepas dari
permukaan oleum sesami. Saat meletakkan kawat di permukaan oleum sesami harus dilakukan
secara perlahan-lahan agar kawat tidak terdorong ke atas dan mengubah penunjuk skala
menjadi tidak tepat di angka 0. Peletakkan kawat juga sebaiknya tegak lurus dengan
permukaan oleum sesami agar sudut antara kawat dan permukaan zat sama dan dapat
diperoleh hasil yang lebih akurat. Tepat pada saat kawat terlepas dari permukaan oleum
sesami, dilihat skala yang ditunjuk oleh alat penentu tegangan permukaan. Melihat skala juga
harus dari sudut pandang yang tepat, yaitu tepat di depan penunjuk skala, tidak dari atas atau
dari bawahnya, agar diperoleh pembacaan skala yang tepat. Setelah skala diketahui, anak
timbangan diletakkan diatas lempengan yang terdapat di atas kawat sampai skala kembali
menunjukkan angka yang tadi ditunjukkan saat terlepasnya kawat dari permukaan oleum
sesami. Agar lebih akurat hasilnya, anak atau batu timbangan yang digunakan tersebut
hendaknya ditimbang kembali dengan neraca analit meskipun pada anak atau batu timbangan
telah tertera berapa massa beban tersebut. Massa dari anak timbangan tersebut kemudian
akan digunakan sebagai besar gaya (F) pada perhitungan tegangan permukaan dengan
menggunakan rumus =

untuk kawat dan =

pelat kaca, setelah dikalikan dengan


percepatan gravitasi bumi, 10m/s
2
.
Pengujian kedua memiliki prosedur yang kurang lebih sama dengan pengujian pertama,
tetapi setelah oleum sesami dipindahkan ke cawan petri, sebelum dilakukan penentuan
tegangan permukaan, terlebih dahulu ditambahkan Tween 80 sebagai surfaktan. Tween 80
yang ditambahkan pada percobaan ke dua ini sebanyak 0,1ml. Tween 80 ditambahkan langsung
ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet volume. Dari sejumlah Tween 80 yang sudah
diambil di gelas beaker, dipipet sesuai keperluan dengan menggunakan pipet volume. Saat
memipet, pastikan tidak ada gelembung udara di dalam pipet dan zat cair memenuhi seluruh
bagian dalam pipet sampai skala yang diinginkan. Pemakaian bulb pipet juga harus dilakukan
dengan benar, baik saat memipet maupun saat mengosongkan pipet harus dengan hati-hati
dan teliti agar volumenya tepat. Pembacaan skala pipet juga harus dilakukan dalam posisi pipet
tegak agar skala dapat terbaca dengan benar. Setelah surfaktan ditambahkan ke dalam cawan
petri, campuran harus diaduk dengan batang pengaduk agar oleum sesami homogen dengan
Tween 80 sehingga besar tegangan permukaan di setiap bagian permukaan sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh akurat. Pengukuran tegangan permukaan dengan alat penentu
tegangan permukaan dilakukan dengan prosedur dan prinsip yang sama seperti pada pengujian
pertama. Pengujian ke tiga, empat, lima, dan enam adalah pada 20ml oleum sesami dengan
penambahan masing-masing 0,3ml; 0,5ml; 0,8ml; dan 1ml Tween 80 dengan prosedur serta
prinsip yang juga sama seperti pengujian-pengujian sebelumnya. Penambahan jumlah surfaktan
secara bertahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi surfaktan
dalam zat cair uji terhadap tegangan permukaan zat cair uji tersebut.

You might also like