You are on page 1of 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

HIRSPRUNG
SGD 2 :
I.A. HERNA KUSUMA WULANDARI (0802105004)
NI MADE SRI AYU RACHMASARI (0802105007)
NI AYU RANTINI INDRAYANI (0802105011)
PUTU DYAH ASTARI (0802105020)
NI MADE ALIT NOPIANTI (0802105028)
LUH KETUT HAYU HASTARI (0802105030)
NI PUTU IKE WINDARI MATALIA (0802105033)
I GUSTI NGURAH PURNAIWA (0802105051)
A.A. GEDE PUTRA SUMADI (0802105054)
KOMANG YOGI TRIANA (0802105055)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan
kongenital yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang
terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari
usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.
Sehingga menyebabkan terakumulasinya feses dan dilatasi kolon yang
masif. (Anonim !""#)
Hirschsprung atau Mega $olon adalah penyakit yang tidak adanya sel %
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid $olon. &an
ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
peristaltik serta tidak adanya e'akuasi usus spontan ( (et) $ecily dan
So*den + !""" ).
Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan ba*aan
penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus dan kebanyakan
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir kurang dari , kg lebih banyak
laki % laki dari pada perempuan. (Arief Mansjoeer !""" ).
Kesimpulan +
Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah penyakit yang
disebabkan oleh obstruksi mekanis karena tidak adekuatnya motilitas
pada usus sehingga tidak ada e'akuasi usus spontan dan tidak mampunya
spinkter rectum berelaksasi.
2. Epidemiologi
&ata tentang penyakit Hirschsprung di -ndonesia belum ada. Angka insidensi
. diantara /""" kelahiran maka dengan penduduk !!" juta dan tingkat
kelahiran ,/ per mil diperkirakan akan lahir .0"" bayi setiap tahun dengan
penyakit Hirschsprung di -ndonesia. &i Amerika frekuensi . dari /"""
kelahiran (Kartono .##, 1 2oshida !""0). -nsiden penyakit ini adalah . +
/""" kelahiran hidup. 3rekuensi pada anak laki4laki dengan perempuan 0 + .
(5udolf !""")
3. Penyebab
&alam keadaan normal bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di
sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot4otot yang melapisi
usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik). Kontraksi otot4otot
tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion yang
terletak diba*ah lapisan otot. Pada penyakit Hirschsprung ganglion ini tidak
ada biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter. Segmen usus yang tidak
memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan4bahan yang
dicerna dan terjadi penyumbatan. Penyakit Hirschsprung / kali lebih sering
ditemukan pada bayi laki4laki. Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan
ba*aan lainnya misalnya Sindroma &o*n. (Anonim !""#)
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega $olon itu sendiri
adalah diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada
anak dengan Down Syndrom kegagalan sel neural pada masa embrio dalam
dinding usus gagal eksistensi kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa
dinding ple6us. (&efa Arisandi !""7)
Penyebab lain dari Hirsprung antara lain+
a) Mungkin karena adanya kegagalan sel4sel 89eural $rest8 ambrional yang
berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus
dan submukosa untuk berkembang ke arah kranio kaudal di dalam
dinding usus.
b) &isebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus
Auerbach di kolon.
c) Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian
ba*ah kolon sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan
pada kolon. (Staf Pengajar -lmu Kesehatan Anak 3K:- .#7/ + ..,0)
d) Sering terjadi pada anak dengan 8&o*n Syndrome8.
e) Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus gagal
eksistensi kranio kaudal pada nyenterik dan submukosa dinding pleksus.
(Suriadi !"". + !0!)
. Patologi! Pato"i#iologi
-stilah congenital aganglionic Mega $olon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya
e'akuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya
akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. (agian proksimal
sampai pada bagian yang rusak pada Mega $olon.
( (et) $ecily dan So*den !""!+.#;)
Semua ganglion pada intramural ple6us dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. -si usus mendorong ke
segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut menyebabkan
terdilatasinya bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi
obstruksi dan menyebabkan dibagian $olon tersebut melebar. ( Price S dan
<ilson .##/ + .0. )
$. Kla#i"i%a#i
Klasifikasi penyakit Hirschsprumg adalah sebagai berikut+
.) Hirschsprung segmen pendek
Pada morbus hirschsprung segmen pendek daerah aganglionik meliputi
rektum sampai sigmoid ini disebut penyakit hirschsprung klasik. Penyakit
ini terbanyak (7"=) ditemukan pada anak laki4laki yaitu lima kali lebih
banyak daripada perempuan.
!) Hirschsprung segmen panjang
Pada hirschsprung segmen panjang ini daerah aganglionik meluas lebih
tinggi dari sigmoid.
,) Hirschsprung kolon aganglionik total
&ikatakan Hirschsprung kolon aganglionik total bila daerah aganglionik
mengenai seluruh kolon.
0) Hirschsprung kolon aganglionik uni'ersal
&ikatakan Hirschsprung aganglionosis uni'ersal bila daerah aganglionik
meliputi seluruh kolon dan hampir seluruh usus halus.
&. 'e(ala %lini#
(ayi dengan Penyakit Hirshsprung dapat menunjukkan gejala klinis sebagai
berikut+
>bstruksi total saat lahir dengan muntah distensi abdomen dan
ketidakadaan e'akuasi mekonium.
Keterlambatan e'akuasi mekonium diikuti obstruksi konstipasi
muntah dan dehidrasi.
?ejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan
yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare distensi abdomen dan
demam.
Adanya feses yang menyemprot tepat pada colok dubur merupakan
tanda yang khas.
(ila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi abdomen
hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah ( 9elson !""! +
,.; ).
?ejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah.
Pada bayi yang bar) la*ir +
segera setelah lahir bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja
pertama pada bayi baru lahir)
tidak dapat buang air besar dalam *aktu !0407 jam setelah lahir
perut menggembung
muntah
diare encer (pada bayi baru lahir)
berat badan tidak bertambah mungkin terjadi retardasi pertumbuhan
malabsorbsi.
tampak malas mengonsumsi cairan muntah bercampur dengan cairan
empedu dan distensi abdomen. (9elson !""" + ,.;).
Pada ana%,ana% +
3ailure to thri'e (gagal tumbuh)
9afsu makan tidak ada (anoreksia)
5ektum yang kosong melalui perabaan jari tangan
Kolon yang teraba
Hipoalbuminemia
@inja seperti pita dan berbau busuk
Adanya masa difecal dapat dipalpasi
(iasanya tampak kurang nutrisi dan anemia ( (et) $ecily dan
So*den !""! +.#;).
Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari.
Pada anak yang lebih besar gejalanya adalah sembelit menahun perut
menggembung dan gangguan pertumbuhan.
-. Pemeri%#aan .i#i%
Pemeriksaan fisik dilakukan pada daerah4daerah yang mungkin
memperlihatkan manifestasi klinis penyakit melalui inspeksi auskultasi
perkusi dan palpasi dan data4data yang mungkin ditemukan antara lain+
-nspeksi +
Klien tampak muntah
Perut kembung
Kurus (malabsorbsi)
Susah minum
Anoreksia
Pada daerah mata dapat ditemukan kondisi anemis (ABA)
Klien tampak meringis kesakitan karena nyeri (pada anak dan
bayi dapat menangis)
(ibir tampak kering
Cika terjadi dehidrasi berat anak atau bayi menangis tanpa
mengeluarkan air mata
Adanya keterlambatan pertumbuhan
@inja tampak seperti pita dan berbau busuk
&iare
Auskultasi +
?erak peristaltik meningkat (lebih dari /4,/ 6Bmnt)
Perkusi +
Pada daerah kolorektal (inguinal sinister) terdengar suara redup
karena terjadi penumpukkan feses
Palpasi +
4 @erasa nyeri saat ditekan pada bagian inguinal sinister karena ada
penumpukan feses
4 &istensi abdomen
4 &emam
@urgor kulit menurun
Kolon teraba
Adanya massa difekal.
Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam
anus) menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum.
/. Pemeri%#aan Pen)n(ang
.. Pemeriksaan dengan barium enema pemeriksaan ini dapat ditemukan +
a. &aerah transisi
b. ?ambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang
menyempit
c. Dntrokolitis pada segmen yang melebar
d. @erdapat retensi barium setelah !0 % 07 jam ( &arma*an K !""0 + .;)
!. (iopsi isap
yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap dan
mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa ( &arma*an K !""0 +.; )
,. (iopsi otot rektum
yaitu pengambilan lapisan otot rektum
0. Pemeriksaan akti'itas en)im asetil kolin esterase dari hasil biopsi isap
pada penyakit ini khas terdapat peningkatan aktifitas en)imasetil kolin
esterase (&arma*an K !""0 + .; )
/. Pemeriksaan akti'itas norepinefrin dari jaringan biopsi usus. ( (et) cecily
dan So*den !""! + .#; )
E. Pemeriksaan colok anus
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada *aktu tinja
yang menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahui bau dari tinja
kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian ba*ah dan
akan terjadi pembusukan.
;. Pemeriksaan elektrolit albumin urinalisis dan fungsi tiroid.
7. 5ontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan
tinja)
#. Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara
mengembangkan balon di dalam rektum). Memasukkan balon kecil
dengan kedalaman yang berbeda4beda ke dalam rectum dan kolon. Study
manometri pada megakolon congenital memberikan hasil sebagai berikut+
&alam segmen dilatasi terdapat hiperaktifitas dengan aktifitas
propulsi'e yang normal.
&alam segmen aganglionik tidak terdapat gelombang peristaltik yang
terkoordinasi motilitas normal digantikan oleh konstraksi yang tidak
terkoordinasi dengan intensitas dan kurun *aktu yang berbeda.
5eflek inhibisi antara rectum dan spingter ani tidak berkembang reflek
relaksasi spingter ani interna setelah distensi rectum tidak terjadi
bahkan terdapat kontraksi spastik dan relaksasi spontan tak pernah
terjadi.
0. Penatala%#anaan ! T*erapi
Penatalaksanaan serta terapi yang dapat diberikan antara lain+
.) Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik di
usus besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan
motilitas usus besar sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani
internal.
Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis yaitu +
a. Temporary ostomy dibuat proksimal terhadap segmen aganglionik
untuk melepaskan obstruksi dan secara normal melemah dan
terdilatasinya usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya.
b. Pembedahan koreksi diselesaikan atau dilakukan lagi biasanya saat
berat anak mencapai sekitar # Kg ( !" pounds ) atau sekitar , bulan
setelah operasi pertama. ( (et) $ecily dan So*den !""! + #7 ). Ada
beberapa prosedur pembedahan yang dilakukan seperti S*enson
&uhamel (oley dan Soa'e. Prosedur Soa'e adalah salah satu
prosedur yang paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus
besar yang normal bagian akhir dimana mukosa aganglionik telah
diubah. ( &arma*an K !""0 + ,; )
!) Pera*atan
Pera*atan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya bila
ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal perhatikan +
a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan
kongenital pada anak secara dini
b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
c. Mempersiapkan orang tua akan adanya inter'ensi medis
( pembedahan )
d. Mendampingi orang tua pada pera*atan colostomy setelah
rencana pulang. ( 3K:- !""" + ..,/ )
Pada pera*atan preoperasi harus diperhatikan juga kondisi klinis anak % anak
dengan mal nutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan sampai status
fisiknya meningkat. Hal ini sering kali melibatkan pengobatan simptomatik
seperti enema. &iperlukan juga adanya diet rendah serat tinggi kalori dan
tinggi protein serta situasi dapat digunakan nutrisi parenteral total ( 9P@ )
Selain hal tersebut di atas menurut seumber lain juga dapat dilakukan
tindakan4tindakan sebagai berikut+
1. @indakan pertama pada neonatus
&ibuat kolostomi sementara pada bagian usus yang sudah
mengandung ganglion1 biasanya dibuat sigmoidostomi one loop yaitu
anus dan ujung paling proksimal dari bagian usus yang aganglioner
dijahit rapat B ditutup kemudian bagian sigmoid yang mengandung
ganglion ini dimuarakan pada kulit.
2. @indakan definiti'e
Adalah membuang bagian yang aganglioner tapi tetap
mempertahankan anus.
bermacam4macam teknik operasi yaitu+
S*enson
5ehbein B &a'id State
&uhamel
Soa'e
a. Metode S*enson
&ibuang bagian yang aganglioner dan bagian sisa di rektum
dibalikkan keluar kemudian bagian yang sehat ditarik dan
ditembuskan keluar anus dan dilakukan anastomosis di luar.
Setelah selesai kembali didorong ke dalam. $ara ini disebut
juga metode pull through S*enson. >perasi ini memerlukan
*aktu lama dan dapat dilakukan setelah anak berusia !4, tahun
dengan berat badan .!4., kg. Sekarang ternyata banyak anak
laki4laki yang menjalani opersi dengan teknik ini mengalami
impoten karena operasi ini merusak saraf4saraf yang menuju
genital terutama yang melekat pada prostat.
b. Metode 5ehbein B State
Anastomosis tetap dilakukan dengan rektum sisa berada di
dalam1 ini berarti bagian yang ditinggalkan itu harus lebih
panjang untuk memungkinkan penjahitan yang berarti pula
bah*a ada bagian aganglioner yang ditinggalkan. Menurut
5ehbein *alaupun cara ini tidak sehebat S*enson tapi cukup
memadai karena anak dapat defekasi !4, hari sekali dan tidak
timbul kelainan impotensi akan tetapi cara ini mudah terjadi
residif.
c. Metode &uhamel
(agian yang aganglioner tidak dibuang hanya pada bagian
proksimal dari bagian ini dijahit. (agian yang hipertrofi
dibuang sampai pada bagian yang berdiameter normal dan ini
kemudian ditarik ke arah anal disambungkan tepat di atas
muskulus sfingter ani eksternus pada sisi belakang dari rektum.
Cadi dilakukan colo rectostomy end to side dengan ini sfingter
ani eksternus tetap dipakai sedangkan bagian yang aganglioner
tidak dipakai. Menurut metode &uhamel ini saraf4saraf yang
melekat pada prostat tidak diganggu gugat trauma operasi
kecil sehingga dapat dilakukan pada bayi4bayi usia 74# bulan
bahkan ada yang berani pada bayi usia 0 bulan. Malah pada
bayi4bayi yang datang terlambat misalnya telah berusia ,40
bulan dapat langsung dikerjakan metode &uhamel tanpa
mengadakan kolostomi dahulu.
d. Metode Soa'e
Prosedur ini sebenarnya pertama sekali diperkenalkan 5ehbein
tahun .#/# untuk tindakan bedah pada malformasi anorektal
letak tinggi. 9amun oleh Soa'e tahun .#EE diperkenalkan
untuk tindakan bedah definitif Hirschsprung.
@ujuan utama dari prosedur Soa'e ini adalah membuang
mukosa rektum yang aganglionik kemudian menarik terobos
kolon proksimal yang ganglionik masuk kedalam lumen
rektum yang telah dikupas tersebut
,. @erapi medikamentosa
&igunakan antibiotik yang potensial yang dapat membunuh berbagai
jenis bakteri seperti bakteri gram positif dan negatif serta bakteri
anaerob. Sebaiknya sebelum menentukan jenis antibiotik yang dipilih
dilakukan kultur sensiti'itas sehingga terapi yang diberikan efektif.
4 Ampicilin inj !/mg B kg (( 0 6 . untuk membunuh bakteri gram
positif
4 ?entamicin inj !/mg B kg (( , 6 . untuk membunuh bakteri
gram negati'e
4 Metronida)ole inj ;/mg B kg (( 0 6 . untuk membunuh bakteri
anaerob
0. @erapi non medikamentosa
4 &iet + sebelum operasi pasien dinjurkan untuk puasa setelah
dilakukan operasi dan fungsi usus dapat bekerja optimal dapat
diberikan AS- atau susu formula melalui 9?@ dan untuk beberapa
pasien dapat diberikan diet tinggi serat seperti buah dan sayuran.
4 Selama E minggu pasien dianjurkan untuk membatasi akti'itas
agar luka operasi dapat sembuh baik.
11. Diagno#i#
&iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus)
menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum.
&iagnosis (anding
.. Meconium plug syndrome
5i*ayatnya sama seperti permulaan penyakit Hirscprung pada neonatus
tetapi setelah colok dubur dan mekonium bisa keluar defekasi selanjutnya
normal.
!. Akalasia recti
Keadaan dimana sfingter tidak bisa relaksasi sehingga gejalanya mirip
dengan Hirschprung tetapi pada pemeriksaan mikroskopis tampak adanya
ganglion Meissner dan Aurbach
,. Konstipasi psikogenik
Pada anak4anak berusia 04/ tahun dimana mereka malas defekasi (sering .
minggu sekali) sehingga perut tampak kembung dan pertumbuhan tubuh
buruk. (iasanya pada anak4anak ini ada sebabnya misalnya ketakutan
tidak puas merasa terasing dan lain4lain.
11. Progno#i#
Kira .= dari pasien dengan penyakit Hirschsprung membutuhkan
kolostomi permanent untuk memperbaiki inkontinensia.
:mumnya lebih dari #"= pasien dengan penyakit Hirschsprung memiliki
hasil memuaskan.
Secara umum prognosisnya baik #"= pasien dengan penyakit hirschprung
yang mendapat tindakan pembedahan mengalami penyembuhan dan hanya
sekitar ."= pasien yang masih mempunyai masalah dengan saluran cernanya
sehingga harus dilakukan kolostomi permanen. Angka kematian akibat
komplikasi dari tindakan pembedahan pada bayi sekitar !"=.
2. KONSEP DASAR AS34AN KEPERA5ATAN
1. PEN'KA6IAN
Pengkajian kepera*atan klien dengan Hirsprung meliputi anamnesis ri*ayat
penyakit pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik dan pengkajian
psikososial.
Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan
kesehatan adalah berhubungan dengan muntah penurunan nafsu makan
konstipasi atau diare yang berkepanjangan demam perut kembung serta
badan lemas. Cika terjadi pada bayi -bu klien biasanya juga mengeluh
bah*a bayinya re*el dan diare dengan bau yang busuk.
5i*ayat Penyakit Saat ini
3aktor ri*ayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk menunjang
keluhan utama klien. &i sini harus ditanya dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti kapan mulai serangan sembuh atau bertambah
buruk.
Pengkajian Psiko4sosio4spiritual
Pengkajian psikologis klien Hirsprung meliputi beberapa penilaian yang
memungkinkan pera*at untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi kognitif dan prilaku klien atau -bu klien. Pengkajian
mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menilai
respons emosi klien terhadap konstipasi yang dialami. Apakah ada
dampak yang timbul pada klien yaitu timbul ketakutan akan kecacatan
rasa cemas rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti'itas secara
optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra
tubuh). Pengkajian mengenai mekanisme koping yang secara sadar biasa
digunakan klien selama masa stres meliputi kemampuan klien untuk
mendiskusikan masalah kesehatan saat ini yang telah diketahui dan
perubahan perilaku akibat stres.
Pemeriksaan 3isik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada daerah4daerah yang mungkin
memperlihatkan manifestasi klinis penyakit melalui inspeksi auskultasi
perkusi dan palpasi) dan data4data yang mungkin ditemukan antara lain+
-nspeksi +
Klien tampak muntah
Perut kembung
Kurus (malabsorbsi)
Susah minum
Anoreksia
Pada daerah mata dapat ditemukan kondisi anemis (ABA)
Klien tampak meringis kesakitan karena nyeri (pada anak dan
bayi dapat menangis)
(ibir tampak kering
Cika terjadi dehidrasi berat anak atau bayi menangis tanpa
mengeluarkan air mata
Adanya keterlambatan pertumbuhan
@inja tampak seperti pita dan berbau busuk
&iare
Auskultasi
?erak peristaltik cenderung menurun ( F /4,/ 6Bmnt) karena
konstipasi.
(ila diare cenderung meningkat (lebih dari /4,/ 6Bmnt)
Perkusi
Pada daerah kolorektal (inguinal sinister) terdengar suara redup
karena terjadi penumpukkan feses)
Palpasi +
@erasa nyeri saat ditekan pada bagian inguinal sinister karena ada
penumpukan feses
&istensi abdomen
&emam
@urgor kulit kering
Kolon teraba
Adanya massa difekal.
Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam
anus) menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum.
Pemeriksaan Penunjang
.) Pemeriksaan dengan barium enema dengan pemeriksaan ini akan bias
ditemukan +
a. &aerah transisi
b. ?ambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang
menyempit
c. Dntrokolitis pada segmen yang melebar
d. @erdapat retensi barium setelah !0 % 07 jam ( &arma*an K !""0 +
.;)
!) (iopsi isap
yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap dan
mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa ( &arma*an K !""0 +
.; )
,) (iopsi otot rektum
yaitu pengambilan lapisan otot rektum
0) Pemeriksaan akti'itas en)im asetil kolin esterase dari hasil biopsi isap
pada penyakit ini khas terdapat peningkatan aktifitas en)imasetil kolin
esterase (&arma*an K !""0 + .; )
/) Pemeriksaan akti'itas norepinefrin dari jaringan biopsi usus( (et)
cecily dan So*den !""! + .#; )
E) Pemeriksaan colok anus
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada *aktu
tinja yang menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahui bau dari
tinja kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian
ba*ah dan akan terjadi pembusukan.
;) Pemeriksaan elektrolit albumin urinalisis dan fungsi tiroid.
7) 5ontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh
gas dan tinja)
#) Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara
mengembangkan balon di dalam rektum)
PA@H<A2
Penumpukan feses dalam
jangka *aktu lama
3aktor genetik dan lingkungan
Kegagalan tumbuh kembang embrio dalam dinding usus gagal eksistensi dinding
ple6us &o*n Syndrome
$ongenital aganglionic Mega $olon
(tidak adanya sel ganglion pada dinding mukosa kolon)
distal)
Hirsprung
@idak adekuatnya gerakan tenaga
pendorong (peristaltikBmotilitas usus)
D'akuasi usus spontan (4)
Sphincter rectum tidak dapat relaksasi
3eses tidak dapat keluar dengan normal
Akumulasi feses pada usus
>bstruksiB distensi saluran cerna
Konstipasi 5efle6 spasme otot
sekunder akibat gangguann
'isceral usus
Ketidaknyamanan pada
abdomen
9yeri Akut
5efluks peristaltik
Menekan lambung
Merangsang refle6 mual
muntah
Mual muntah -ntake kurang
9afsu makan
(( G ." =
Ketidakseimbangan 9utrisi +
Kurang dari Kebutuhan @ubuh
Pengeluaran cairan
tubuh meningkat
Kurangnya informasi
Kurang
Pengetahuan
enterokolitis
2. DIA'NOSA KEPERA5ATAN 72erda#ar%an priorita#8
.) 9yeri akut berhubungan dengan refle6 spasme otot sekunder akibat
gangguan 'isceral usus ditandai dengan klien tampak meringis kesakitan
klien tampak menangis dengan skala nyeri .4." dan mengungkapkan
descriptor nyeri pada area perut.
!) Konstipasi berhubungan dengan obstruksi abdomen ditandai dengan klien
menyatakan sulit (A( selama beberapa hari terasa ada penumpukkan
feses di perut bagian ba*ah adanya tekanan pada rectum penurunan
bising usus rectal terasa penuh adanya distensi abdomen.
,) Ketidakseimbangan 9utrisi + Kurang dari Kebutuhan @ubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder mual muntah dan
pengeluaran feses (yang mengandung elektrolit dan air) secara berlebihan
ditandai dengan klien mengeluh tidak nafsu makan klien tidak memiliki
keinginan untuk makan berat badan klien mengalami penurunan sebesar
." 4!" = dari ((- dan hipoalbumin.
0) Kekurangan Holume $airan berhubungan dengan kehilangan cairan
sekunder akibat diare dan intake cairan yang kurang ditandai dengan klien
tidak mau minum berat badan menurun ."4!" = dari ((- mukosa
kering turgor kulit menurun mual dan anoreksia
Kekurangan Holume $airan
:( tdk dapat
menyerap air feses
tdk dpt diekskresikan
Akumulasi
cairan pd feses
@oksin pada
sal cerna
3eses cair
&iare
Penurunan
sirkulasi
sekunder
@ermoregulasi
tubuh terganggu
Hipertermi
/) Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder akibat
dehidrasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (G ,E % ,;/
>
$ ) klien
berkeringat berlebih.
E) &iare berhubungan dengan malabsobsi ditandai dengan feses lunakBcair
bising usus meningkat.
;) Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
diperoleh keluarga ditandai dengan keluarga bertanya tentang penyakit
klien.
3. REN9ANA TINDAKAN
18 Nyeri a%)t ber*)b)ngan dengan re"le: #pa#me otot #e%)nder a%ibat
gangg)an ;i#<eral )#)# ditandai dengan %lien tampa% meringi#
%e#a%itan= %lien tampa% menangi# dengan #%ala nyeri 1,11= dan
meng)ng%ap%an de#<riptor nyeri pada area per)t.
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan nyeri
klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil+
4 Klien anakBbayi tida% menangi# karena sakit
4 Skala nyeri ber%)rang 7mis+ dari E menjadi ! (dengan skala .4
."))
4 Klien anak dapat lebi* rile%#.
4 @@H dbn (S)*) + 3& > 3-=$
o
$ 9adi+ bayi .!"4.E"6Bmnt
toddler #"4.0"6Bmnt prasekolah 7"4.." 6Bmnt sekolah ;/4
.""6Bmnt remaja E"4#"6Bmnt1 55+ bayi ,/40" 6Bmnt toddler
!/4,!6Bmnt anak4anak !"4," 6Bmnt remaja .E4.# 6Bmnt1 @&+
bayi 7/B/0 mmHg toddler #/BE/ mmHg sekolah ."/4.E/
mmHg remaja .."BE/ mmHg).
?andiri +
1. Ka(i %el)*an nyeri+ inten#ita#= %ara%teri#ti%= lo%a#i=
lamanya= "a%tor yang memperb)r)% dan mereda%an.
Rasional + 9yeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan
oleh pasien. -dentifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan
merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih inter'ensi yang
cocok dan untuk menge'aluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
2. Ka(i TT@ %lien
Rasional + Adanya nyeri dapat meningkatkan 55 @& 9adi dan suhu
tubuh klien.
3. 2eri%an ling%)ngan yang tenang= agak gelap sesuai dengan
indikasi
Rasional + Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan
meningkatakan istirahat
. Ting%at%an tira* baring
Rasional + Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri
$. Ob#er;a#i adanya tanda,tanda nyeri non ;erbal #eperti
e%#pre#i Aa(a*= gelisah menangisBmeringis perubahan tanda 'ital.
Rasional + Merupakan indikatorBderajat nyeri yang tidak langsung yang
dialami.
&. D)%)ng )nt)% menem)%an po#i#i yang nyaman= #eperti
berbaring di tempat tid)r= po#i#i %a%i dite%)%.
Rasional + Menurunkan iritasi menigeal resultan ketidaknyamanan lebih
lanjut dan merelakskan otot %otot abdomen.
-. A(ar%an te%ni% mana(emen nyeri #e#)ai )#ia %lien (mis+ teknik
distraksi atau guided imagery)
Rasional + Membantu mengontrol nyeri klien
/. Anjurkan orang terde%at %lien #eperti orang t)a (terutama pada
klien anak) untuk senantiasa mendampingi klien
Rasional + :ntuk membantu klien mengontrol nyeri klien anak melalui
dukungan keluarga dan mengurangi ketakutan klien.
Kolabora#i +
.. (erikan obat pereda nyeri (analgetik) sesuai indikasi.
Rasional + Pemberian analgetik dapat menurunkan rasa nyeri secara
medikamentosa.
28 Kon#tipa#i ber*)b)ngan dengan ob#tr)%#i abdomen ditandai dengan
%lien menyata%an #)lit 2A2 #elama beberapa *ari= tera#a ada
pen)mp)%%an "e#e# di per)t bagian baAa*= adanya te%anan pada
re<t)m= pen)r)nan bi#ing )#)# 7B$:!menit8= re<tal tera#a pen)*= adanya
di#ten#i abdomen
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan klien
tidak mengalami konstipasi dengan kriteria hasil+
4 3eses klien tidak keras.
4 &efekasi klien teratur (. sampai ! kali sehari).
4 Klien tidak mengalami kesulitan saat defekasi.
4 3rekuensi bising usus normal (/ % ,/ 6Bmenit)
4 Penurunan distensi abdomen
?andiri+
.. Auskultasi bising usus.
Rasional + Adanya bunyi bising usus abnormal menunjukkan terjadinya
komplikasi.
!. Selidiki keluhan nyeri abdomen.
Rasional + Mungkin berhubungan dengan distensi gas atau terjadinya
komplikasi lain.
,. Anjurkan pemberian makananBcairan yang tidak mengiritasi bila
masukan oral diberikan.
Rasional + Menurunkan resiko iritasi ususBdiare.
0. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit !""" mlBhari
(sesuaikan dengan usia klien).
Rasional + &apat melembekkan feses dan memfasilitasi eliminasi.
/. @ingkatkan diet makanan yang berserat.
Rasional + Membantu dalam mengatur konsistensi fekal dan menurunkan
konstipasi.
Kolabora#i+
1. (eri pelunak feses atau supositoria gliserin sesuai indikasi.
Rasional + Mungkin diperlukan untuk merangsang peristaltik dengan
perlahan sehingga memudahkan defekasi.
!. Konsultasikan dengan ahli gi)i mengenai kebutuhan nutrisi klien
dalam menunjang defekasi sesuai usia klien
Rasional + Membantu memperlancar defekasi melalui asupan makanan
sesuai dengan perkembangan sistem pencernaan klien.
38 Ketida%#eimbangan N)tri#i + K)rang dari Keb)t)*an T)b)*
ber*)b)ngan dengan pen)r)nan %einginan )nt)% ma%an #e%)nder=
m)al= m)nta*= dan pengel)aran "e#e# 7yang mengand)ng ele%trolit dan
air8 #e<ara berlebi*an ditandai dengan %lien mengel)* tida% na"#)
ma%an= %lien tida% memili%i %einginan )nt)% ma%an= berat badan %lien
mengalami pen)r)nan #ebe#ar 11 ,21 C dari 22I= dan *ipoalb)min.
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil+
4 Klien mengatakan mual berkurang
4 Muntah (4)
4 9afsu makan klien bertambah (porsi makanan yang dihabiskan
bertambah)
4 @erjadi kenaikan berat badan yang sesuai dengan tumbuh kembang klien
(anakBbayi)
?andiri +
1. $atat status nutrisi pasien catat turgor kulit berat badan dan derajat
kekurangan berat badan kemampuan B ketidakmampuan menelan ri*ayat
mual muntah.
Rasional + (erguna dalam mendefinisikan derajat B luasnya masalah dan
pilihan inter'ensi yang tepat
!. A*asi masukan B pengeluaran nutrisi dan berat badan secara periodik.
Rasional + (erguna dalam mendukung keaktifan nutrisi dan dukungan
cairan.
,. Selidiki anoreksia mual muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan obat.
Rasional + &apat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area
pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan B pengeluaran nutrien.
0. &orong dan berikan periode istirahat sering.
Rasional + Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan
metabolik meningkat saat demam.
/. &orong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
Rasional + Memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi gaster
E. Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan kering (biscuit crakers)
Rasional + Makanan kering dapat mengurangi rasa mual yang dirasakan
;. Anjurkan pada orang tua untuk menyediakan makanan kesukaan klien
Rasional + Makanan kesukaaan dapat merangsang nafsu makan klien
8. (erikian makanan dalam keadaan hangat.
Rasional + Makanan hangat dapat menurunkan perasaan mual dan muntah
#. (ila terapi intra'enaBnutrisi parenteral dilakukan pemberiannya dipantau
secara teratur sesuai dengan nilai elektrolit serum
Rasional + untuk memantau kebutuhan elektrolit klien sesuai dengan
indikasi.
Kolabora#i
.. 5ujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
Rasional + Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet.
8 Ke%)rangan @ol)me 9airan ber*)b)ngan dengan %e*ilangan <airan
#e%)nder a%ibat diare dan inta%e <airan yang %)rang ditandai dengan
%lien tida% ma) min)m= berat badan men)r)n 11,21 C dari 22I=
m)%o#a %ering= t)rgor %)lit men)r)n= m)al= dan anore%#ia
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan
kebutuhan cairan tubuh klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil+
4 Klien bersedia minum air (sesuai dengan usia dan kebutuhan klien klien)
4 @erjadi peningkatan (( seseuai dengan usia klien
4 Mukosa bibir lembab
4 @urgor kulit normal
4 -ntake cairan I output
4 (erat jenis urine dbn (sesuai dengan usia klien)
4 Mual (4) anoreksia (4)
4 @@H dbn (S)*) + ,E % ,;/
o
$ 9adi+ bayi .!"4.E"6Bmnt toddler #"4
.0"6Bmnt prasekolah 7"4.." 6Bmnt sekolah ;/4.""6Bmnt remaja E"4
#"6Bmnt1 55+ bayi ,/40" 6Bmnt toddler !/4,!6Bmnt anak4anak !"4,"
6Bmnt remaja .E4.# 6Bmnt1 @&+ bayi 7/B/0 mmHg toddler #/BE/ mmHg
sekolah ."/4.E/ mmHg remaja .."BE/ mmHg).
?andiri +
.. Pantau pemasukanBpengeluaran cairan. Hitung keseimbangan cairan dan
catat kehilangan cairan tak kasat mata.
Rasional + :ntuk menge'aluasi status cairan dan derajat dehidrasi.
!. D'aluasi turgor kulit kelembaban membran mukosa.
Rasional + :ntuk menge'aluasi status cairan dan derajat dehidrasi.
,. Pantau @@H klien
Rasional + &erajat dehidrasi klien dapat mempengaruhi @@H klien.
0. @imbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional + :ntuk mengetahui tingkat dehidrasi klien. Perubahan tiba4tiba
pada berat badan dicurigai kehilanganBretensi cairan. -ndikator langsung
status cairan.
5. Anjurkan pasien untuk minum dan makan dengan perlahan sesuai dengan
indikasi.
Rasional + &apat menurunkan terjadinya muntah bila mual serta
menurunkan risiko dehidrasi yang lebih berat.
E. :kur berat jenis urine klien
Rasional + adanya dehidrasi dapat mempengaruhi berat jenis urine dan
kandungan elektrolit di dalam urine.
Kolabora#i+
.. Pemberian antiemetik contoh proklorpera)in maleat (compa)ine)
trimetoben)amid (tigan) sesuai indikasi.
Rasional + &apat membantu menurunkan mualBmuntah (bekerja pada
sentral daripada gaster) meningkatkan pemasukan cairanBmakanan.
!. Kolaborasi pemerikasaan lab H(Bht elektrolit albumin
Rasional + Mengetahui kadar Hb elektrolit dan albumin klien untuk
menilai status malnutrisi dan dehidrasi klien.
3. Kolaborasi pemberian plasmaBdarah cairan dan elektrolit sesuai indikasi
Rasional + Membantu meningkatkan asupan cairan tubuh klien sesuai
kebutuhan.
$8 4ipertermi ber*)b)ngan dengan pen)r)nan #ir%)la#i #e%)nder a%ibat
de*idra#i ditandai dengan pening%atan #)*) t)b)* 7D 3& > 3-=$
O
9 8=
%lien ber%eringat berlebi*.
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan suhu
tubuh klien kembali normal dengan kriteria hasil+
4 Klien tidak tampak berkeringat berlebih
4 @@H dbn (@& + .!"B7" mmHg 9adi + E"4."" 6Bmnt 55+ .!4." 6Bmnt
suhu tubuh kembali normal (,E % ,;/
o
$) )
?andiri +
.. >bser'asi tanda4tanda 'ital.
Rasional + &engan mengobser'asi tanda4tanda 'ital klien pera*at dapat
mengetahui keadaan umum klien serta dapat memantau suhu tubuh klien
!. Memberikan kompres hangat pada klien
Rasional + &engan pemberian kompres hangat dapat menurunkan demam
klien.
,. Menganjurkan klien untuk minum air putih sesuai indikasi
Rasional + &engan memberikan minum peroral dapat menggantikan cairan
yang hilang
0. Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat
Rasional + &apat membantu meningkatkan rasa nyaman dan menghindari
kelembaban.
Kolabora#i +
.. Memberikan obat penurun panas sesuai indikasi
Rasional + Membantu dalam proses penurunan suhu tubuh.
&8 Diare ber*)b)ngan dengan malab#ob#i ditandai dengan "e#e# l)na%!<air=
bi#ing )#)# mening%at.
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 !0 jam diharapkan diare
klien berkurang bahkan hilang dengan kriteria hasil+
4 3eses klien dalam konsistensi lunak dan *arna normal (coklat
kekuningan)
4 (ising usus dbn (/4,/ 6Bmnt)
4 @idak terjadi peningkatan frekuensi defekasi .4! kali sehari (sesuai
dengan usia)
?andiri +
.. >bser'asi dan catat frekuensi defekasi karakteristik jumlah dan faktor
pencetus.
Rasional + Membedakan penyakit indi'idu dan mengkaji beratnya
episode.
!. -dentifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare.
Rasional + Menghindari iritan dan meningkatkan istirahat usus.
3. (erikan masukan cairan per oral secara bertahap. @a*arkan minuman
jernih setiap jam dan hindari minuman dingin.
Rasional + Mengistirahatkan usus dengan menurunkan rangsang makanan
dan cairan dan mengganti cairan yang hilang karena diare. $airan dingin
dapat meningkatkan motilitas usus.
0. Hentikan makanan padat1 hindari produk susu lemak serat tinggi1 secara
bertahap tambahkan makanan semipadat dan padat.
Rasional + Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau
menurunkan rangsang makananBcairan sehingga mengurangi diare.
Makan kembali secara bertahap mencegah kram dan diare berulang.
/. Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium.
Rasional + :ntuk mempertahankan elektrolit tubuh.
-8 K)rang Pengeta*)an ber*)b)ngan dengan %)rangnya in"orma#i yang
diperole* %el)arga ditandai dengan %el)arga bertanya tentang penya%it
%lien.
T)()an +
Setelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... 6 ./ menit diharapkan
pengetahuan klien dan keluarga klien dapat ditingkatkan dengan kriteria hasil+
4 Keluarga dapat menyebutkan apa definisi dari Hirsprung
4 Keluarga dapat menyebutkan penyebabnya
4 Keluarga dapat menyebutkan terapi yang diperlukan bagi Hirsprung
Mandiri :
.. Mulai memberikan penjelasan ketika klien menunjukkan kesiapan untuk
belajar.
Rasional + Kesiapan klien untuk belajar mempermudah klien dalam
proses pembelajaran.
!. Sediakan informasi sesuai dengan tingkat pengetahuan dan tingkat
perkembangan klien.
Rasional + -nformasi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan
mempermudah klien mencerna dan meresapi informasi yang diberikan.
,. Celaskan istilah4istilah yang tidak familiar.
Rasional + -stilah4istilah yang tidak familiar bisa membuat klien bingung
dan tidak mengerti akan penjelasan yang diberikan.
0. :langi informasi4informasi yang penting.
Rasional + Pengulangan informasi4informasi yang penting bertujuan
memberikan penekanan agar klien dapat mengingat informasi tersebut.
/. (erikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan diskusi.
Rasional + (ertujuan untuk mengetahui informasi yang kurang dimengerti
oleh klien.
E. Ca*ab pertanyaan klien dengan singkat dan jelas.
Rasional + :ntuk mempermudah klien mengerti akan ja*aban yang kita
berikan.
. E@AE3ASI
No. D: E@AE3ASI
.
4 Klien anakBbayi tidak menangis karena sakit
4 Skala nyeri berkurang (mis+ dari E menjadi !)
4 Klien anak dapat lebih rileks.
!.
4 3eses klien tidak keras.
4 &efekasi klien teratur (. sampai ! kali sehari).
4 Klien tidak mengalami kesulitan saat defekasi.
4 3rekuensi bising usus normal (/ % ,/ 6Bmenit)
4 Penurunan distensi abdomen
,.
4 Klien mengatakan mual berkurang
4 Muntah (4)
4 9afsu makan klien bertambah
4 @erjadi kenaikan berat badan yang sesuai dengan tumbuh
kembang klien (anakBbayi)
0.
4 Klien bersedia minum air (sesuai dengan usia klien)
4 @erjadi peningkatan (( seseuai dengan usia klien
4 Mukosa bibir lembab
4 @urgor kulit normal
4 Mual (4) anoreksia (4)
/.
4 Klien tidak tampak berkeringat berlebih
4 Suhu tubuh kembali normal (,E % ,;/
o
$)
E.
4 3eses klien dalam konsistensi lunak dan *arna normal (coklat
kekuningan)
4 (ising usus dbn (/4,/ 6Bmnt)
;.
4 Keluarga dapat menyebutkan apa definisi dari Hirsprung
4 Keluarga dapat menyebutkan penyebabnya
4 Keluarga dapat menyebutkan terapi yang diperlukan bagi
Hirsprung
9. 4EAET4 ED39ATION
.. Menjelaskan kepada klien mengenai pengertian dari Penyakit Hirsprung.
!. Memberitahukan kepada klien penyebab4penyebab dari Penyakit Hirsprung.
,. Menjelaskan kepada klien bagaimana proses tejadinya Penyakit Hirsprung.
0. Memberitahukan kepada klien mengenai tanda dan gejala terjadinya Penyakit
Hirsprung
/. Menginformasikan kepada klien mengenai terapiBtindakan yang dapat
diberikan atau dilakukan bila terjadi Penyakit Hirsprung.
E. Menjelaskan kepada klien mengenai langkah4langkah untuk mencegah
terjadinya Penyakit Hirsprung
;. Memberitahu pasein makanan yang aman agar tidak terjadi Penyakit
Hirsprung
7. Menganjurkan klien untuk melakukan terapi dan minum obat dengan dosis
dan *aktu yang tepat.
DA.TAR P3STAKA
Anonim !""# Penyakit Hirschprung.
http+BBadulgopar.files.*ordpress.comB!""#B.!Bpenyakit4hirschprung.pdf
(akses + !! April !".")
(et) $ecily dan So*den. !""!. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Alih bahasa Can
@ambayong. Cakarta + D?$
Mansjoer A. !""". Kapita Selekta Kedokteran. Ddisi ketiga. Cilid pertama. Cakarta+
Media Aesculapius 3K:-
5udolf M. !""". Buku Aar Pediatri. Cakarta+ D?$
Arisandi &efa. !""7. AS!HA" K#P#RA$ATA" PADA K%&#" D#"'A"
H&SPR!"'. http+BB***.fadlie.*eb.idBaskepBaskep4hisprung,t.pdf (akses +
!! April !".")
A. Price S..##/. Patofisiologi. Cakarta+ D?$
&arma*an K. !""0. Penyakit Hirschsprung. Cakarta + sagung
Seto. 9elson <. !""". &lmu Kesehatan Anak. Alih (ahasa A Samik <ahab. Cakarta +
D?$
Staf Pengajar -lmu Kesehatan Anak 3K:- !""" . &lmu Kesehatan Anak &. Cakarta +
-nfomedika Cakaarta.
Suryadi dan 2uliani 5. !"".. Asuhan Keperwatan Pada Anak. Cakarta + $H. Sagung
Seto
$arpenito % moyetJ.C. !""0. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Cakarta + D?$.
&oenges Marilyn D dkk..###.Rencana Asuhan Keperawatan ( Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien , th ed. Cakarta +
D?$.

You might also like