Dokumen tersebut membahas tentang kasus ductus urachus persisten pada pasien berusia 5 tahun. Secara ringkas, ductus urachus persisten adalah kelainan bawaan dimana saluran urachus yang seharusnya menutup selama perkembangan janin tidak mengalami obliterasi sempurna sehingga masih terhubung antara kandung kemih dan umbilikus. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada daerah umbilikus yang didiagnosis
Dokumen tersebut membahas tentang kasus ductus urachus persisten pada pasien berusia 5 tahun. Secara ringkas, ductus urachus persisten adalah kelainan bawaan dimana saluran urachus yang seharusnya menutup selama perkembangan janin tidak mengalami obliterasi sempurna sehingga masih terhubung antara kandung kemih dan umbilikus. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada daerah umbilikus yang didiagnosis
Dokumen tersebut membahas tentang kasus ductus urachus persisten pada pasien berusia 5 tahun. Secara ringkas, ductus urachus persisten adalah kelainan bawaan dimana saluran urachus yang seharusnya menutup selama perkembangan janin tidak mengalami obliterasi sempurna sehingga masih terhubung antara kandung kemih dan umbilikus. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada daerah umbilikus yang didiagnosis
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Diajukan Kepada Yth : dr. Nurul Jaqin, SpB
Disusun Oleh : VIKA HABSARI BUDI UTAMI 20090310005
BAGIAN ILMU BEDAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014 LEMBAR PENGESAHAN
Refleksi Kasus
Ductus Urachus Persisten
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : Vika Habsari Budi Utami 20090310005
Mengetahui Dosen Penguji Klinik
dr. Nurul Jaqin, SpB
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Urachus merupakan saluran yang menghubungkan allantoic stalk dan vesica urinaria bagian atas, pada proses normal akan terjadi apoptosis dari sel epithelium urachus (obliterasi urachus) pada minggu ke 5-7 kehamilan sehingga urachus tersebut akanm engalami involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana. Kelainan urachus akan muncul ketika proses obliterasi ini tidak sempurna, yang kemudian akan meninggalkan lumen persisten. Bila terjadi pada keseluruhan saluran membentuk patent urachus, atau pada sebagian saluran membentuk sinus urachus, kista atau diverticulum. Kelainan atau kegagalan proses yang secara normal terjadi pada urachus ini pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya kelainan secara kongenital atau congenital uracal remnant abnormalities. Kelainannya terdiri dari paten urachus/ persisten/fistule urachus, sinus urachus, kista urachus dan diverticulum urachus. Secara embriologis, sinus urogenitalis dihubungkan dengan umbilikus melalui allantois. Pada akhirnya allantois ini mengalami obliterasi menjadi urachus, berupa jaringanfibrus yang terletak di dalam kavum Retzius, yakni di antara fasia transversalis dan peritoneum. Jaringan fibrus tersebut menghubungkan apeks buli-buli dengan umbilikusmenjadi suatu ligamentum umbilikalis medius. Obliterasi yang tidak lengkap akan menyisakan beberapa masalah, yaitu berupa : 1. Persisten (fistula) urachus, yakni lumen urachus tetap terbuka sehingga masih terjadi hubungan antara buli-buli dan umbilikus. Tanda klinis yang ditunjukkan adalah berupa keluarnya urin dari umbilikus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan memastikan bahwa cairan yang keluar adalah urin dengan pemeriksaan kadar kreatinin, fitulografi, atau dengan instilasi zat warna (metilen biru melalui buli- buli). 2. Kista urachus, yakni jika obliterasi yang terjadi pada ujung proksimal (dekat dengan umbilikus) dan ujung distal (dekat dengan buli-buli), sedangkan ditengahnya berupa rongga (kista). Kista ini dapat menjadi besar sehingga secara klinis terlihat benjolan di infra-umbilikus, jika terinfeksi bisa menyebabkan sepsis dan bisa terbentuk batu dalam kista. 3. Divertikulum urachus atau divertikulum vesiko-urachus, yakni masih terbukanya urachus sisi distal. Keadaan ini sering tidak memberikan gejala klinis., hanya saja dalam beberapa kasus dapat berubah menjadi maligna, yang sering sebagai karsinoma buli. Diagnosa ditegakkan melalui sistoskopi dan CT scan. 4. Sinus urachus, yakni masih terbukanya urachus pada sisi umbilikus yamg berupa kantong yang terbuka pada umbilikus. Tidak jarang sinus urachus memberikan gejala keluarnya cairan melalui umbilikus, yang jika mengalami infeksi brupa cairan purulen. Diagnosis ditegakkan dengan sinografi bersamaan dengan sistografi.
BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien Nama : An. GK Usia : 5 tahun Jenis Kelamin : Perempuan No RM : 476810 B. Anamnesis Keluhan Utama : Daerah umbilikus nyeri Riwayat Penyakit Sekarang : OS mengeluh pada daerah umbilikus kemerahan, nyeri (+) dan bengkak sejak 2 hari yang lalu. Nyeri tekan umbilikus (+), keluar darah pada umbilikus (-), keluar cairan pada umbilikus (-), terasa panas di regio umbilikus. Demam (-) mual (-) muntah (-). Nafsu makan baik, BAK dan BAB dalam batas normal (tidak ditemukan kelainan). OS sering mengenakan jelana jins ketat sampai bagian umbilikusnya. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ditemukan sakit serupa. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ditemukan keluarga yang menderita penyakit yang serupa. C. Pemeriksaan Fisik Kesadaran Umum : Compos mentis Vital Sign : T : 36.5 C HR : 84x/menit RR : 20x/menit BB : 14 kg
Kepala dan Leher : Kepala : simetris Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung : discharge (-/-) Telinga : discharge (-/-) Mulut : lidah tidak kotor, faring hiperemis (-) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lymphonodi. Thorax : Jantung : S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen : Inspeksi : tampak kemerahan pada daerah umbilikus Auskultasi : bising usus (+) normal Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, teraba panas dan nyeri pada regio umbilikus Perkusi : timpani dan redup Ekstremitas : hangat (+), edema (-) D. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium AL : 12,3 (N : 4-10 rb/uL) AT : 169 (N : 150-450 rb/uL) HbsAg : (-) Hb : 12,4 (N : 12-17 g/dl) Hmt : 37 % (N : 36-52 %) E. Diagnosis Ductus Urachus Persisten DD : Omphalokel Gastroskisis Hernia Umbilikalis Kongenital F. Penatalaksanaan Laparotomi Eksplorasi Terapi setelah operasi : Infus RL 20 tpm Inj. Cefotaxime 2x500 mg Inj. Ketorolac 2x 1/3 ampul
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Urachus merupakan saluran yang menghubungkan allantoic stalk dan vesica urinaria bagian atas, pada proses normal akan terjadi apoptosis dari sel epithelium urachus (obliterasi urachus) pada minggu ke 5-7 kehamilan sehingga urachus tersebut akanm engalami involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana. Kelainan urachus akan muncul ketika proses obliterasi ini tidak sempurna, yang kemudian akan meninggalkan lumen persisten. Bila terjadi pada keseluruhan saluran membentuk patent urachus, atau pada sebagian saluran membentuk sinus urachus, kista atau diverticulum. Urachus adalah suatu saluran yang menghubungkan lumen kandung kemih dengan alantois yang terdapat dalam fetus. Pada keadaan normal, urachus menutup setelah fetus lahir dengan membentuk sikatrik pada apex dari kandung kemih, sedangkan fungsi urachus digantikan oleh uretra. Patent urachus merupakan keadaan diamana penutupan saluran urachus tidak sempurna. Urachus merupakan suatu korda fibromuskuler yang berlokasi pada jaringan ektraperitoneal anterior dalam ruang Retzius (antara fascia transversalis sebelah anterior dan peritonium parietalis sebelah posterior). Urachus berbentuk saluran yang pada orang dewasa berukuran panjang 3-10 cm dan diameter 8-10mm, berkembang dari bagian superior sinus urogenital dan menghubungkan vesica urinaria ke umbilikus selama kehidupan fetal. Urachus normal pada masa embrionik dan mengalami obliterasi dengan 32 minggu masa gestasi, menyisakan pita fibrous pada orang dewasa yang dikenal sebagai ligamentum umbilikalis media. Secara histologi urachus terdiri dari tiga lapisan yang berbeda : Saluran epitelial dan epitel transissional (70%) dan epitel kolumnar (30%) Lapisan jaringan konektif submukosal Otot polos pada lapisan terluar yang memiliki kontinuitas dengan muskulus detrusor.
B. Embriologi Embriogenesis dinding abdomen anterior dan plasenta dimulai pada akhir minggu ketiga, pada tahap trilaminar germ disc (terdiri dari endoderm, mesoderm, dan ektoderm). disc ini diapit diantara rongga kantung ketuban dan kuning telur (dengan endoderm paling proksimal pada kantung kuning telur.
Lapisan ektoderm proksimal ke rongga amnion, selama embrio tumbuh dan melengkung, lokasi perbatasan ektoderm amnion sebagai cicin umbilikus primitif pada permukaan ventral embrio. Inilahlipatan dari disk sekitar kuning telur (yolk sac) yang pada hasil akhirnya membentuk dindinga bdomen anterior dan tali pusat. Urachus merupakan sisa embriologi dari involusi allantois dan ventral kloaka. Allantois sendiri muncul pada hari ke 16 setelah konsepsi sebagai kantong yang bermuara pada dinding kaudal yolk sac, menghubungkan sinus urogenital dengan umbilikus, berfungsi sebagai vesica urinaria embrionik pada awal pembentukan darah dan pembentukan ginjal definitif. Perkembangan sistem pembuluh darah dimulai dengan pembentukan tumpukan darah didalam mesodermal yolk sac, tangkai penghubung dan korion di awal 3 minggu paskakonsepsi, dua hari kemudian angiogenesis dimulai dalam embrio mesoderm. Arteri allantoic muncul 3 minggu paska konsepsi sebagai cabang ventral pasangan aorta dorsalis. Bagian dari allantois akan membentuk kandung kemih, dari urachus yang meluas sebagai saluran kecil,disertai arteri allantoic. Sumbu aorta dari arteri definitif muncul sebagai cabang lateral yang berasal dari ujung, dan pada akhirnya menjadi arteri umbilikalis. Sirkulasi embrio efektif pada22 - 23 hari paska konsepsi, ketika arteri umbilikalis menyatu dengan arteri iliaka internal danvena umbilikalis dengan ductus venosus, yang memasuki vena hepatik. Salah satu vena umbilikalis mengalami atropi selama bulan kedua kehamilan.
Tali pusat adalah portal utama untuk masuknya darah dari plasenta ke janin selama hidup intrauterin. Selain memasangkan arteri dan vena umbilikalis, tali pusat juga berisi vittaline (saluran omphalomesentric) yaitu yang menghubungkan yolk sac ke midgut) dan allantois. Vitaline akan mengalami obliterasi pada 5-9 minggu pada masa kehamilan dan urachus akan obliterasi menjadi ligamentum umbilikus media pada bulan ke 4-5. Setelah lahir, tali pusat akan layu danmemisahkan tanpa meninggalkan sisa. Tabel dibawah ini menggambarkan komponen embriologis dari tali pusat dengan gangguan yang terkait: Embryological Element Normal remnant Pathological Abnormality Two arteries Para-urahal lateral ligaments Single umbilical artery One vein Round ligament of liver Phlebitis Allantois Medial umbilical ligament Patent urachus, cyst or sinus urachus Vitelline duct none Omphalomesentric duct remnan, polyp, meckels diverticulum
C. Klasifikasi Kelainan / kegagalan proses yang secara normal terjadi pada urachus ini pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya kelainan secara kongenital pada urachus / congenital urachal remnant abnormalities, terdiri dari : - Patent atau fistula urachus - Sinus urachus - Cyst urachus - Divertikulum urachus
1. Patent atau Fistula Urachus Fistula urachus terjadi sekitar 50 % dari seluruh kelainan urachal dengan insiden sekitar 0,25 - 15/10.000 kelahiran dan 2:1 predominan pada laki-laki. Fistula terjadi bila saluran sisa hubungan menetap antara vesika urinaria dengan umbilikus akibat kegagalan total penutupan garis epithelial kanal urachal, sehingga urin dapat mengalir keluar melalui umbilikus. Tanda klinis terdapat iritasi pada kulit disekitar pusar karena urin juga keluar melalui umbilicus, dapat terjadi sistitis ringan. Pada pemeriksaan fisis didapatkan drainase cairan dari umbilikus secara terus-menerus atau intermiten yang meningkat alirannya saat peningkatan tekanan intra abdominal seperti menangis, batuk dan mengedan. Gejala tambahan yang biasa muncul, seperti pembesaran atau edema umbilikus, dan lambatnya penyembuhan tali pusat. Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan ureum dan kreatinin pada cairan urin atau dengan menyuntikkan methylen blue atau dengan indigo Carmen melalui kateter ke dalam vesika urinaria. Pemeriksaan Longitudinal Ultrasound dan Voiding Cystourethrogram (VCUG) dapat untuk membedakan dengan paten omphalomesenterik dan juga dapat menunjukkan hubungan umbilikus dengan vesika urinaria.
2. Cysta Urachus Kista urachal terjadi jika urachal menutup pada daerah umbilikus dan vesika urinaria akan tetapi, diantara kedua area tersebut saluran urachus tetap paten. Lumen sisa ini kemudian terisi cairan dan membentuk kista. Kista urachal ditemukan pada 30 % dari keseluruhan kasus kelainan urachus dengan insiden yang rendah ( kira-kira 1/5000 kelahiran ) dan 3:1 predominan pada laki-laki. Umumnya, kista urachal terjadi pada sepertiga distal urachus, berukuran kecil dan asimptomatik, tidak terdeteksi hingga terjadi komplikasi ( misalnya infeksi ) yang menimbulkan gejala klinik. Kista non infeksi dapat menimbulkan gejala jika semakin membesar atau ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin atau pemeriksaan lain ( misalnya hidronefrosis prenatal dan infeksi saluran kemih ). Kista urachal dengan infeksi memberikan gejala klinis berupa demam, nyeri perut bawah daerah midline, keluhan buang air kecil dengan atau tanpa infeksi saluran kemih dan kadang - kadang teraba adanya massa lunak suprapublik dengan kulit yang eritem di atasnya. Infeksi sekunder ini dapat berasal dari fokal infeksi dari umbilikus atau kandung kemih, melalui hematogen, limfatik atau trauma tumpul abdomen. Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering menyebabkan infeksi pada kista urachal. Infeksi kista urachal lebih sering ditemukan pada orang dewasa dibanding anak-anak. Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan untuk pilihan mendiagnosis kista urachal.
3. Sinus Urachus Sinus urachal ditemukan pada 15 % kasus kelainan urachus. Pada sinus urachal, saluran urachus tertutup parsial dengan saluran sisa membuka ke umbilikus. Bagian distal dari urachus terisi oleh sel epitel deskuamasi, dan tidak terdapat hubungan dengan vesika urinaria. Atau dapat pula terjadi akibat kista urachus yang membuka saluran drainase ke arah umbilikus. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya drainase yang intermiten dari umbilikus ( dapat berupa serous atau serosangiunous ). Sinus urachal sering menimbulkan infeksi pada umbilikus, menyebabkan timbulnya cairan dari umbilikus. Anak sering mengeluhkan adanya pembengkakan periumbilikal, umbilikus yang lembab basah atau adanya jaringan granulasi pada umbilikus.
4. Divertikulum Urachus Divertikulum urachal terjadi 3 - 5 % anomali urachal. Divertikel vesikourachal merupakan kantung bermuara pada apeks vesika urinaria yang disebabkan karena penutupan yang tidak sempurna urachus proksimal. Umumnya pasien dengan divertikulum vesikourachal tidak memberikan keluhan karena aliran urin pada divertikulum mengalir baik seiring dengan pengosongan vesika urinaria. Divertikulum vesikourachal sering ditemukan secara tidak sengaja. Divertikulum vesikourachal mungkin tidak menyebabkan penyulit, akan tetapi kadang-kadang ukurannya menjadi lebih besar dan pengosongan urin didalamnya menjadi jelek, menimbulkan infeksi saluran kemih yang rekuren atau pembentukan batu didalamnya.
D. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan untuk mendiagnosis kelainan pada urachus dapat digunakan: Fistulografi dengan kontras yang biasanya digunakan untuk membedakan antara fistula urachus atau sinus urachus. Pada pemeriksaan ini kontras dimasukan melalui mulut fistula kemudian diamati perjalanan kontras tersebut, jika kontras memasuki vesica urinaria diagnosis mengarah ke kelainan urachus. Indigo carmine merupakan bahan pewarna yang bisa disuntikkan ke dalam saluran fistula kemudian observasi perubahan warna pada urin untuk menentukan diagnosisnya. Cystoscopy, USG, MRI dan CT scan. Keunggulan dari cystoskopi adalah dapat mengetahui posisi pembukaan fistula dari vesica urinaria.USG memiliki kelebihan jika kelainan berupa kista maka bentuk anatomi dapat diketahui secara pasti walaupun pemeriksaan ini jarang dilakukan.
E. Penatalaksanaan Penanganan bedah adalah penanganan utama dari kelainan urachus, pada kelaianan paten urachus pada neonatus, dapat menutup secara spontan bila tidak terjadi obstruksi vesika urinaria, dan divertikulum dengan mulut lebar. Indikasi operasi pada kelainan urachus adalah paten urachus persisten ( karena resiko rekuren infeksi, pembentukan batu, drainase cairan persisten dari umbilikus, ekskoriasi, dan nyeri ), kista urachus yang simptomatis ( berukuran besar atau infeksi ), dan sinus urachus yang simptomatis. Penanganan bedah dilakukan dengan eksisi radikal sisa urachus termasuk ligamentum umbilikalis medialis sama halnya dengan peritoneum yang bersebelahan dengan umbilicus hingga fundus vesika urinaria dengan sedikit fragmen fundus vesika urinaria pada insersi urachus diangkat. Mukosa hendaknya tidak ditinggalkan pada umbilicus. Hal ini dilakukan untuk mencegah rekurensi, pembentukan batu, dan mencegah timbulnya malignansi adenokarsinoma.
F. Komplikasi Komplikasi serius biasanya terjadi pada kista urachal yang terinfeksi adalah ruptur kista ke dalam rongga peritoneum, proses inflamasi kista yang meluas sehingga melibatkan usus didekatnya dan pembentukan fistula enterocutaneus. Pada divertikulum urachal, pembesaran ukuran dan pengosongannya yang terganggu dapat menimbulkan infeksi saluran kemih yang rekuren atau pembentukan batu. Resiko timbulnya keganasan di masa datang pada sisa urachus disebabkan oleh inflamasi dan infeksi kronik keganasan urachal terhitung hanya berkisar 1 persen hingga 10 persen dari kanker pada orang dewasa. Keganasan urachal pada umumnya berupa adenokarsinoma.
G. Prognosis Kelainan sisa urachus umumnya tidak memiliki morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Kecuali jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama dengan sisa urachus, prognosisnya adalah jelek. Pasien dengan kelainan sisa urachus yang sudah dioperasi lazimnya sangat baik Pada umumnya anak mengalami pemulihan dengan cepat.
H. Diagnosis Banding 1. Omphalokel Omphalokel diartikan sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilikus (umbilical ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-organ abdomen dari cavum abdomen namun masih dilapisi oleh suatu kantong atau selaput yang terdiri atas lapisan amnion dan peritoneum. Teori lain menyebutkan bahwa omphalokel berkembang karena kegagalan midgut untuk masuk kembali ke kavum abdomen pada minggu ke-12 perkembangan. penutupan omphalokele melalui 2 tahap. Tahap pertama ialah membuat skin flap untuk melindungi organ-organ abdomen yang mengalami herniasi. Tahap kedua ialah merepair hernia ventralis. Pada awal minggu ke-3 perkembangan embrio, saluran pencernaan terbagi menjadi foregut, midgut dan hindgut. Pertumbuhan ini berhubungan erat dengan lipatan embrio (embryonic fold) yang berperan dalam pembentukan dinding abdomen.
2. Gastroskisis Merupakan herniasi sisi perut melalui dinding tubuh langsung menuju rongga amnion. Cacat ini terjadi disebelah lateral umbilicus, biasanya di kanan, melalui suatu daerah lemah karena regresi kelahiran, tetapi frekuensinya semakin meningkat khususnya pada wanita muda. Peningkatan ini mungkin disebabkan penggunaan kokain. Tidak seperti oemphalocele, gastroskisis tidak ada hubungannya dengan kelainan kromosom atau cacat berat lainnya, sehingga angka kelangsungan hidupnya bagus sekali. Tetapi, volvulus (rotasi usus) yang menyebabkan gangguan suplai darah, bisa mematikan banyak bagian usus dan menyebabkan kematian bayi. vena umbilikalis kanan yang normalnya tidak ada, visera tidak dibungkus oleh peritoneum atau amnion, dan usus bisa rusak karena langsung terkana cairan amnion.
3. Hernia Umbilikalis Kongenital Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen. Umbilicus merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilikalis merupakan defek dinding abdomen persis dipusat umbilikus, berupa herniasi utuh yang hanya tertutup peritoneum dan kulit yang terdapat waktu lahir. Omentum dan usus dapat masuk ke dalam kantong hernia,khususnya bila bayi menangis. Kulit kantong hernia tidak pernah ruptur dan sangat jarang terjadi inkarserasi. Hernia umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital. BAB IV KESIMPULAN
1. Urachus merupakan saluran yang menghubungkan antara allantoic stalk dan vesica urinaria bagian atas, pada proses normal akan terjadi apoptosis dari sel epitelium urachus ( obliterasi urachus ) pada minggu ke 5 - 7 kehamilan sehingga urachus tersebut akan mengalami involusi membentuk ligamentum umbilicalis mediana. 2. Kelainan pada urakus terdiri dari : fistula urachus, kista urachus, divertikulum urachus dan sinus urachus. 3. Tanda klinis yang sering muncul pada bayi yang mengalami kelainan urachus meliputi : granulasi pada daerah periumbilical, adanya ekskresi urine pada urachus, terdapat nyeri, keluarnya cairan purulen dari urachus, bengkak dan kemerahan pada daerah disekitar urachus. 4. Terapi urachus yaitu pembedahan dengan melakukan eksisi urakus, dengan mencari seluruh sisa urachus dari fundus buli-buli hingga umbilikus. Jika terjadi degenerasi maligna dilakukan operasi radikal. 5. Kelainan sisa urachus umumnya tidak memiliki morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Kecuali jika kelainan kongenital serius ditemukan bersama dengan sisa urachus, prognosisnya jelek.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Sabaroellah, SpB. [homepage on internet]. Urachus [updated on May 14 2013]. Available from: http://www.scribd.com/doc/141378696/URACHUS-krisna
2. Taoli Mertin. Medical Faculty University of Kristen Krida Wacana [homepage on internet]. Referat Bedah [updated on July 23 2013] . Available from: http://www.scribd.com/doc/155501049/REFERAT-bedah
3. Amar Muhammad. [homepage on internet]. Urachal Abnormalitas [updated on July 04 2012] . Available from: http://www.scribd.com/doc/99049891/Urachal-Abnormalitas
5. Medscape Reference [homepage on internet]. Disorder of the Umbilicus [updated Jun 20 2012]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/935618-overview#a0103
6. Medline Plus [homepage on internet]. Patent Urachus Repair [updated October 9 2012]. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002993.htm