You are on page 1of 16

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu
kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu
bagian dalam tubuh di bawah 35 C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona
termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu
akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.
Kondisi ini sering terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh
fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus
harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.Perubahan
kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu
terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus
mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya.
Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh
neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. Temperatur rektal
biasanya lebih rendah 1-2 oF atau 0,556- 1,112 oC di banding suhu inti tubuhnya. Suhu
membran timpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vascular yang sama
sebagaimana vaskular yang menuju hipotalamus.
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan.
Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut
masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting
yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas
tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi
dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar
pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut.
Transfer panas melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua
tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas tubuh hilang
melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.
Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh
neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. Temperatur rektal
biasanya lebih rendah 1-2 oF atau 0,556- 1,112 oC di banding suhu inti tubuhnya. Suhu
membran timpani sangat akurat karena telinga tengah mempunyai sumber vascular yang sama
sebagaimana vaskular yang menuju hipotalamus
Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan perubahan suhu lingkungan.
Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut
masih belum matang dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting
yang dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah kehilangan panas
tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit. Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi
dengan baik dan efisien atau tidak bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar
pediatrik tidak mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas melalui
lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama
panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua panas tubuh hilang melalui radiasi,
konduksi, konveksi atau evaporasi.





BAB II
PEBAHASAN

2.1 Devinisi Hipotermi
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti (suhu
organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema
Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil
mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 32 derajat celcius. Untuk mengukur suhu tubuh
pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 25
derajat celcius. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit
yang berakhir dengan kematian
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi
neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi merupakan salah satu
penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5
Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami
hipotermi sedang (suhu 3236 derajat Celsius). Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat
Celsius, diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur
sampai 25 derajat Celsius.
Hipotermi dibedakan atas :
1. Stres dingin (36 -36,5 Derajat Celcius)
2. Hipotermi sedang (32 -36 Derajat Celcius)
3. Hipotermi berat (dibawah 32 Derajat Celcius)
Bayi-bayi yang sangat rawan terhadap hipotermi yaitu :
1. Bayi kurang bulan / premature
2. Berat bayi lahir randah
3. Bayi sakit
2.2 Jenis-Jenis Hipotermi
Beberapa jenis hipotermia, yaitu
v Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35c.>
v Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap
udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
v Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
(seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 12 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu
tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur
sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan dimana suplai
oksigen tidak mencukupi untuk keperluan sel, jaringan atau organ), ruangan tempat bersalin yang
dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4
jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.
Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam.
Umumnya terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator
yang tidak cukup panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam
kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah, gelisah, pernapasan
dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapi yang dilakukan adalah dengan segera
memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan
dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.
Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan
yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia
atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat,
dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati
penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan
sebagainya.Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus
dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu tubuh bayi
sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu
tubuh menjadi normal kembali.
Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin
(lebih dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, suhu berkisar antara
29,535 derajat Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan
muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.
Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan.
Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan
glukosa 10 persen, dan kortikosteroid.
2.3 Penyebab Hipotermi
Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
a. Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (terutama jika berat badannya rendah), relatif lebih
besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang.
b. Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui
penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.
c. Etiologi Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
d. Jaringan lemak subkutan tipis.
e. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
f. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
g. BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
h. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami
hipotermi.
Neonatus mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh:
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
b. Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
d. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakainnya agar dia tidak kedinginan
Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan
dingin, basah, atau bayi yang telanjang,cold linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan
seperti mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga peningkatan
aliran udara dan penguapan. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh
yang relatif luas, kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan
memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih
besar pada BBLR.Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensib ro wn
fat, misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat sehubungan
dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan hipoglikemia. Hipotermi dapat terjadi
setiap saat apabila suhu disekelilingi bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak di
terapkan secara tepat,terutama pada masa stabilisasi yaitu:6-12 jam pertama setelah lahir.
Hipotermia juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah),
asidosis metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian.Tubuh dengan cepat
menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan lebih
banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke
jaringan.
jika suhu inti terancam menurun, sebagai upaya untuk mengatasinya adalah dengan mengatur
produksi panas (tremor otot dan gerak tubuh). Kedinginan yang mengancam akan memicu
perubahan sikap, tergantung penyebab yang mendasarinya (misalnya dengan melindungi
terhadap angin dengan penambahan pakaian, meninggalkan kolam renang, berkemul, dll). Jika
reaksi perubahan sikap ini tidak muncul (tidak dilakukan) dapat terjadi hipotermia, yakni
penurunan suhu inti di bawah 35 drajatC. Hal ini dapat terjadi karena alasan fisik yang tidak
memungkinkan keluar dari situasi tersebut, atau bahaya hipotermia yang tidak disadari, atau
akibat ganggua neurologist, hormon, atau metabolic. Membenamkan diri di dalam air bersuhu 5
10 drajatC selama 10 menit dapat menimbulkan hipotermia (tergantung ketebalan lemak).
Memakai pakaian basah ditempat dengan hembusan angin yang kuat bersuhu lingkungan 0
drajatC dapat menyebabkan hipotermia dalam waktu kurang dari 1 jam.
Risiko hipotermia terutama terdapat pada orang yang sudah tua (rentang pengaturan
suhunya mulai terbatas) dan bayi (terutama bayi baru lahir) karena perbandingan luas permukaan
dengan massa tubuh relatif besar, produksi panas basal yang kurang, dan lapisan lemak subkutan
yang masih tipis. Orang dewasa muda yang tidak berpakaian tetap dapat mempertahankan suhu
inti meskipun suhu lingkungan turun menjadi 27 drajatC karena produksi panas basalnya cukup.
Pada neonatus, hipotermia dapat terjadi pada suhu lingkungan <34 drajatC.


2.4 TANDA DAN GEJALA HIPOTERMI
Gejalanya bisa berupa:
GEJALA HIPOTERMI pada bayi baru lahir
v Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh,bayi menjadi kurang aktif,tidak kuat menghisap asi,dan
menangis lemah
v Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung,tungkai dan tangan.
v Muka bayi berwarna merah terang
v tampak mengantuk
v kulitnya pucat dan dingin
v emah, lesu ,menggigil.
v kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
v ujung jari tangan dan kaki kebiruan
v Bayi tidak mau minum/menyusui
v Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
v Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

Tanda-tanda klinis hipotermia:
Hipotermia sedang:
v Kaki teraba dingin
v Kemampuan menghisap lemah
v Tangisan lemah
v Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata
Hipotermia berat
v Sama dengan hipotermia sedang
v Pernafasan lambat tidak teratur
v Bunyi jantung lambat
v Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik
Stadium lanjut hipotermia
v Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
v Bagian tubuh lainnya pucat
v Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
sklerema)
Menurut tingkat keparahannya, Gejala Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
Mild atau ringan
1. Sistem saraf pusat: amnesia, apati, terganggunya persepsi halusinasi
2. Cardiovaskular: denyut nadi cepat lalu berangsur melambat, meningkat4nya tekanandarah,
3. Penafasan: nafas cepat lalu berangsur melambat,
4. Saraf dan otot: gemetar, menurunnya kemampuan koordinasi otot
Moderate, sedang
1. Sistem saraf pusat: penurunan kesadaran secara berangsur, pelebaran pupil
2. Cardiovaskular: penurunan denyut nadi secara berangsur
3. Pernafasan: hilangnya reflex jalan nafas(seperti batuk, bersin)
4. Saraf dan otot: menurunnya reflex, berkurangnya respon menggigil, mulai munculnya kaku
tubuh akibat udara dingin
Severe, parah
1. Sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip
2. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah
sistolik
3. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer


2.5 MEKANISME TERJADINYA HIPOTERMI
Penurunan suhu tubuh pada bayi terjadi melalui :
tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus,
Berat bayi lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi
dengaan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek,
kulit kerput.Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat .
Evaporasi (menguapnya cairan dari kulit bayi yang basah)adalah cairan atau air ketuban
yang membasahi kulit bayi menguap. misalnya: Ketika bayi baru lahir tidak segera
dibersihkan, lalu terlalu cepat dimandikan
Radiasi (memancarnya panas tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin)adalah
panas yang hilang dari obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin atau panas tubuh
bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin misalnya: diletakkan pada
ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak
segera disusui ibunya.
Konduksi (pindahnya panas tubuh apabila kulit bayi langsung kontak dengan permukaan
yang lebih dingin)adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langung kontak
dengan permukaan yang lebih dingin misalnya: tidak segera diberi pakaian, tutup kepala,
dan dibungkus.
Konveksi yaitu h udara hilangnya panas tubuh bayi karna aliran udara sekeliling
bayi:misalnya bayi baru lahir diletakkan di dekat pintu,jendela terbuka..

2.6 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMI
Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan
selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah secara
mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman
hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Pencegahan dan Penanganan Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya
karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1C tiap jam (pada bayi
< 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 C). (Indarso, F, 2001). Alat-alat Inkubator Untuk bayi
< 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat dikeluarkan dari
inkubator apabila tubuhnya dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30C. Radiant Warner Adalah
alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat
menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau non servo controle
(dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus
dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi
ditempatkan dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang
baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat.
Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh
akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala
diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit
langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas
tungku.
menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak
setengah meter diatas bayi.
meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
dirujuk ke rumah sakit
Terapi yang bisa diberikan untuk orang dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas
harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.
Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak
terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung,
dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi
pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya
pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban
dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang
menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring.
Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut
dan menekan dada.Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian
kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan
angin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut.
Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas
pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman
hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis. Bila kita melakukan
kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dengan
curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin)
dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat
penting.


Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu
1. menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2. Mengeringkan tubuh bayi segera ssetelah lahir dengan handuk kering dan bersih
3. Menjaga bayi tetap hangat dengan mendekap bayi di dada
4. ibunya dan keduanya di selimuti.
5. memberi ASI sedini mungkin dalam waktu 30 menit setelah melahirkan agar bayi
memperoleh kalori.
6. mempertahankan kehangatan pada bayi.
7. memberi perawatan bayi baru lahir yang memada
8. melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru
lahir
Menunda memandikan bayi baru lahir :
pada bayi normal tunda memandikannya sampai 24 jam.
pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode dekap,
yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi
senantiasa hangat.



2.7 PATOFISIOLOGI HIPOTERMI
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral
pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib ro wn fat
memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam
lemak. Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk
menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa
bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk
metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther mogenesis yang
efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan
tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada
sistem syaraf pusat antara lain:
depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang
terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal,depressi kesadaran yang
progresif,dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan
autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan
penurunanyangprogressif dari aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi pembuluh
darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan darah. Selanjutnya,peningkatan aritmia atrium
dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang memanjang;
penurunan tekanan darah yang progressif, denyut jantung, dan cardiacout put disritmia serta
asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea, bronkhospasma, hipoventilasi
konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti paru dan edema, konsumsi oksigen yang
menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal dan sistem endokrin, dapat terjadicold diuresis,
peningkatan katekolamin, steroid adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan aliran darah
ginjal sampai 50%, autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan
berat, dapat terjadi oliguri yang berat, poikilotermia, dan penurunan
Akibat-akibat yang di timbulkan oleh hipotermi:

1. HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme anaerob.
2. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
3. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.
4. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi
berat.
5. Shock.
6. Apnea.
7. Perdarahan Intra Ventricular
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah
dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang
parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi. Hipotermia bisa
menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema Generalisata), menghilangnya
reflex tubuh (areflexia), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia
berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu
gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian


2.8 PENATALAKSANAAN
Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang
harus segera dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam incubator atau
melalui penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit secara langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat,
tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian ( merupakan teknologi tepat guna
baru) disebut dengan metode kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih
dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh ibu dan bayi. Lakukanlah brulang kali
sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infuse glukosa 10%
sebanyak 60-80 ml/kg per hari.





















Daftar Pustaka
Warih BP, Abubakar M. 1992. Fisiologi pada Neonatus. Surabaya.
Survival Stresses Hipothermia penebar maut Alap2 S-00166 TMS-7 Yogya 1988
Berhaman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran ECG.





































LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN HIPOTERMI





Oleh:
Nama : KM.DIAH AYU SURYA D.P.S
NIM : 12E21119





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2014

You might also like