You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

Frozen Shoulder merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang
menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Frozen Shoulder atau kapsulitis
adhesiva mempunyai beberapa sebutan seperti periartritis humeroskapularis, penyakit
Duplay, perikapsulitis,bursitis obliterative. Sering keadaan ini timbul tanpa alasan yang
jelas .tetapi dapat dihubungkan dengan beberapa keadaan seperti tumor payudara
,angina/insufisiensi koroner,tumor apeks paru,hemiplegia. Nyeri yang timbul dapat
disebabkan oleh inflamasi jaringan ataupun karena faktor mekanik. arang terjadi
penyembuhan spontan , keluhan nyeri dapat membaik tetapi gangguan gerakan masih
berlangsung lama .
Sejak pertama kali diterangkan oleh Duplay tahun !"#$ berma%am&ma%am
per%obaan telah dibuat untuk menjelaskan defenisi dan kategori dari Frozen Shoulder.
'revalensi dari Frozen Shoulder ini $ ( ) * dari populasi. +ebih sering pada wanita
,-.*/ dan lima kali lebih sering pada penderita diabetes dan usia tersering 0. ( -.
tahun .
Dr.1an der 2indt dan kawan&kawan ,!33"/ melakukan penelitian terhadap )$
pasien dengan injeksi triam%inolone a%etonide 0. mg , 0. orang ,##*/ pada minggu ke #
mendapatkan hasil yang memuaskan dibandingkan dengan )- orang yang diterapi dengan
physioterapi. 4 Da%re dkk , !3"3/ melakukan penelitian terhadap -$ orang pasien
Frozen Shoulder dengan injeksi triam%inolone a%etonide ,physiotherapy dan kedua&
duanya ,menunjukkan bahwa injeksi steroid lokal merupakan terapi yang paling efektif .
5riam%inolone a%etonide merupakan adrenokortikosteroid yang dimasukkan
kedalam golongan glukokortikoid. 5riam%inolone a%etonide mempunyai efek anti edema
dan anti inflamasi , dimana potensi efek anti inflamasi ) kali, menghilangkan rasa
sakit ,pembengkakan dan inflamasi dengan %epat dan aman, bioavailabilitasnya
men%apai !0 ( $! hari pada satu kali suntikan. 5riam%inolone oral mempunyai aktivitas
anti inflamasi yang kuat dari substansi anti inflamasi non steroid, waktu paruh !$ ( 6-
jam, biasanya diberikan $& 6 minggu dengan pemberian $ ( 6 kali dalam sehari
!
.7ekurangan dari obat&obatan steroid adalah adanya beberapa keadaan atau penyakit yang
merupakan kontra indikasi bagi pemakainya antara lain ulkus peptikum,hipertensi,
diabetes mellitus,infeksi yang berat , tuberkulosis
.
4fek samping yang mungkin selama terapi steroid jangka pendek meliputi iritasi
gastrointestinal, gangguan %airan dan elektrolit, hiperglikemia, dan %etusan&%etusan
psikotik. 4fek penghentian pengobatan kortikosteroid se%ara tiba (tiba , dapat
menimbulkan insuffisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia, atralgia dan
malaise .
8odalitas fisioterapi yang dapat diberikan dapat berupa pemanasan ,kompres
hangat/,kompres dingin, diatermi ,latihan atau ele%trotherapy dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri. Fisioterapi perlu diberikan sedini mungkin untuk men%egah kekakuan
sendi bahu. 9bat&obatan saja tanpa fisioterapi tidak akan menolong. 8anipulasi sendi
bahu dengan pembiusan dianggap berbahaya karena dapat merusak tendo, kapsul dan
tulang .
DEFENISI
Frozen shoulder merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang
menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak sendi . Frozen shoulder atau
kapsulitis adhesiva mempunyai beberapa sebutan seperti periartritis humeroskapularis,
penyakit Duplay, perikapsulitis, bursitis obliterative . 7eadaan ini pertama kali dikenali
oleh 'utman ,!""$/ dan kemudian oleh :odman. 7ondisi ini biasanya unilateral, bila
mengenai dua bahu dapat terjadi bersamaan atau berurutan . Frozen shoulder banyak
dijumpai pada umur 0. ( -. tahun ,dan lebih sering pada wanita dari pada pria.
ANATOMI FUNGSIONAL
;erakan bahu se%ara normal merupakan hasil gerak yang kompleks dari # sendi
yang terpisah < glenohumeral, skapulohumeral, skapulokosta, suprahumeral,
skapulotorasik,sternoklavikular , akromioklavikular .
$
Sendi bahu merupakan salah satu sendi yang paling mobil dan serba guna karena
lingkup gerak sendi yang sangat luas, sehingga berperan penting dalam aktivitas
kehidupan sehari&hari. ;erakan pada sendi bahu < fleksi , !".
.
/, ekstensi ,-.
.
/,abduksi
, !".
.
/, adduksi , #)
.
/, endorotasi , 3.
.
/,eksorotasi , 3.
.
/ .
;lenohumeral,sternoklavikular, dan akromioklavikular merupakan sendi
artrodial.2alaupun sendi ini masing (masing dapat bergerak sendiri, semuanya bergerak
se%ara simultan dan sinkron, sehingga ter%ipta gerakan yang halus dan mulus. Sendi
sternoklavikular menghubungkan gelang bahu dan dinding dada, yang dibentuk oleh iga =
, klavikula, dan manubrium sterni. Sendi akromioklavikular dan sternoklavikular
memungkinkan klavikula mengadakan rotasi sesuai dengan sumb panjangnya , ataupun
melakukan gerakan elevasi pada saat mengangkat bahu. Dapat pula melakukan gerakan
fleksi dan ekstensi gelang bahu. , ;ambar !./
;ambar ! < 'ersendian pada gelang bahu <
,!/. ;lenohumeral, ,$/. Suprahumeral.
,6/. >kromioklavikular. ,0/. S%apulokostal,
,)/. Sternoklavikular. ,-/. :ostosternal.
,#/. :ostovertebral.
6
Sendi glenohumeral dibentuk oleh humerus dan skapula dengan fosa glenoid yang
menjadi lebih dalam dengan adanya labrum glenoid. 8erupakan sendi yang tidak stabil
karena dibentuk oleh %aput humeri yang berbentuk setengah bola dan fossa glenoidalis
yang dangkal. Dalam sendi ini terdapat foramen weitbre%th yang merupakan lokus
minoris dislokasi %aput humeri, namun permukaan kapsul sendi %ukup luas dan untuk
mempertahankan kaput sendi tetap pada tempatnya dan diperkuat oleh ligamen
glenohumeri dan ligamen korakohumeral.
Sendi suprahumeral merupakan sendi palsu yang melindungi persendian antara
%aput humeri dengan lengkungan ligamentum korakoa%romialis. Sendi akromio%lavi%ular
merupakan sendi yang tidak beraturan dengan kapsul yang lemah dan kendur. S%apula
diikat se%ara kuatpada klavikula oleh ligamen korako%lavi%ular, dimna %ara pengikatan
ligamen ini berfungsi men%egah rotasi s%apula pada sendi akromioklavi%ular. Sendi
sterno%ostal merupakan sendi antara tulang igadenagn tulang sternum. Sedangkan sendi
sterno%lavi%ular merupakan sendi sinovial yang menghubungkan ujung sternal klavi%ula
dengan manubrium sterni. Sendi s%apulo%osta merupakan sendi antara s%apula dan
dinding thorak yang mana otot penggerak utamanya adalah mus%ulus trapezius dan
mus%ulus serratus anterior. Sendi %ostovertebral menghubungkan %osta dan %orpus
vertebra, juga merupakan penghubung leher dan tuberkel %osta dengan prosessus
tranversus.
8uskulotendineus ? rotator %uff ? terdiri atas gabungan tendon dari otot
supraspinatus, infraspinatus, teres minor yang berinsersi pada tuberkulum mayus humeri ,
dan subskapularis yang berinsersi pada tuberkulum minus humeri. Subskapularis
berfungsi sebagai internal rotator, supraspinatus sebagai elevator , sedangkan
infraspinatus dan teres minor berfungsi sebagai eksternal rotator .
Sendi bahu mempunyai gerakan yang paling luas diantara sendi&sendi lain.
;eraka abduksi bisa sampai !".
.
. Dua pertiga bagian gerak ini dilakukan oleh sendi
glenohumeral dan sepertiga lainnya dilakukan oleh skapulotorasik. 7arena itu untuk
men%apai gerak lengan yang penuh sampai diatas kepala diperlukan sendi yang tidak
ada gangguan . ,gambar $ /.
0
;erakan lain yang penting adalah gerakan rotasi internal dan rotasi eksternal.
;erakan rotasi internal merupakan gerakan gelang bahu dimana tangan dapat men%apai
bagian punggung /belakang kepala , gambar 6 /. 7edua gerakan ini sangat penting untuk
dapat melakukan aktivitas memakai baju, bersisir
.


;ambar $ < ;erakan skapulotorasik. ,sumber < :aillet @/
;ambar 6 < 5es @otasi.
,sumber < DiAon >S/
)
ETIOLOGI
Selain disebabkan oleh kontusio jaringan dapat pula disebabkan oleh beberapa
keadaan yang berhubungan dengan imobilisasi yang lama , seperti fraktur lengan, fraktur
bahu. >da beberapa penulis menghubungkan dengan penyakit paru menahun ,
tuberkulosa paru/tumor apeks paru, diabetes mellitus,penyakit saraf servikal, dan juga
oleh karena disuse dari sendi bahu yang sering terjadi pada hemiparesis atau monoparesis
dimana lengan terlibat. Biasanya ? frozen shoulder ? merupakan akibat setelah terjadinya
robekan ? rotator %uffC, tendinitis supra spinatus, tendinitis yang mengalami kalsifikasi,
bursitis subakromial, glenohumeral artritis .
'ada suatu penelitian 3. * penderitanya menunjukkan D+> B ( $# positif, yang berarti
bahwa perlekatan tersebut merupakan manifestasi reaksi inflamasi autoimun. 'enderita
yang menggunakan obat&obat luminal, yodium dan isoniasid dalam jangka panjang
banyak mengidap ? frozen shoulder ? . De 'alma melaporkan bahwa setiap hambatan
yang menghalangi gerak sendi skapulohumeral/skapulotorasik menyebabkan inaktivitas
dari otot sehingga merupakan predisposisi terjadinya ?frozen shoulderC
PATOFISIOLOGI
'atofisiologi ? frozen shoulder ? masih belum jelas, tetapi beberapa penulis
menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah immobilisasi yang lama . Setiap
nyeri yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu .. Dal ini sering
timbul bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif atau dengan
nilai ambang nyeri yang rendah, dimana tidak tahan dengan nyeri yang ringan akan
membidai lengannya pada posisi tergantung. +engan yang immobil akan menyebabkan
stasis vena dan kongesti sekunder dan bersama&sama dengan vasospastik, anoksia akan
menimbulkan reaksi timbunan protein, edema, eksudasi dan akhirnya reaksi fibrous.
Fibrosis akan menyebabkan adhesi antara lapisan bursa subdeltoid, adhesi ekstra artikuler
dan intraartikuler, kontraktur tendon subskapularis dan biseps, perlekatan kapsul sendi
, disebut kapsulitis adhesiva / .
-
GAMBARAN KLINIS
'enderita datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi
bahu yang terbatas kesegala arah ,terutama gerakan abduksi dan elevasi, sehingga
mengganggu lingkup gerak sendi bahu. @asa nyeri akan meningkat intensitasnya dari
hari kehari. Bersamaan dengan hal itu terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu.
'enyembuhan terjadi lebih kurang selama - ( !$ bulan, dimana lingkup gerak sendi bahu
akan meningkat dan akhir bulan ke !" hanya sedikit terjadi keterbatasan gerak sendi
bahu
DIAGNOSIS
1. Anamnesis < 'ada penderita ? frozen shoulder ? didapatkan keluhan nyeri di bagian
depan dan samping bahu ,sehingga penderita tidak dapat menyisir rambut maupun
keluhan keterbatasan gerak lainnya.
2. Pemeriksaan fisik < ? Frozen shoulder ? merupakan gangguan pada kapsul sendi
,maka gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke leher ,
lengan atas dan punggung, perlu dilihat faktor pen%etus timbulnya nyeri . ;erakan pasif
dan aktif terbatas, pertama ( tama pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan, tetapi
kemudian untuk semua gerakan sendi bahu .
5es ? >ppley s%rat%h ? merupakan tes ter%epat untuk mengevaluasi lingkup gerak sendi
aktif pasien. 'asien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan
sisi kontra lateral melewati belakang kepala , gambar 0/. 'ada frozen shoulder pasien
tidak dapat melakukan gerakan ini. Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang
geraknya se%ara pasif, tetapi terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan
otot bahu sebagai penyebab keterbatasan.
Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus ?
rotator %uff ?. Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu yang terkena reliefnya
mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan otot ? rotator %uff
?lainnya
#
;ambar 0 < 5es >ppley s%ra%th.
"
Stadium frozen shoulder <
Stadium = < rasa nyeri umumnya terdapat sekitar sendi glenohumeral, makin
bertambah nyeri bila digerakkan, belum menimbulkan keterbatasan
gerak sendi bahu.
Stadium == < rasa nyeri bertambah, timbul pada malam hari, hampir setiap
gerakan sendi menimbulkan rasa nyeri, gerakan tiba&tiba
menimbulkan rasa nyeri yang hebat, karena rasa nyeri dan
keterbatasan gerak sendi bahu menimbulkan gangguan saat
menyisir rambut.
Stadium === < rasa nyeri timbul se%ara spontan pada saat iatirahat, nyeri tetap
timbul bila melakukan gerakan tiba ( tiba. 7eterbatasan gerak
sendi bahu bertambah nyata.
Stadium =1 <mulai terjadi penyembuhan dari keterbatasan sendi bahu se%ara
bertahap dan pemulihan gerakan sendi bahu , masih didapati
keterbatasan gerak meskipun sedikit sekali.
DIAGNOSIS BANDING
1. TENDINITIS DEGENERATIF.
5imbul pada dekade ke ) , terutama pria, sering mengenai otot supraspinatus pada
daerah zona kritikal :odman , ! ( $ %m sebelah medial tuberositas mayor / . 7eluhan
nyeri terutama malam hari. ;erakan abduksi lengan terbatas. ;erakan pasif sering kali
normal. Nyeri pada tuberositas minor menunjukkan peradangan pada subs%apularis, nyeri
pada superior atau inferior lateral dari tuberositas mayor memberi kesan adanya
tendinitis supraspinatus atau trauma pada otot infraspinatus. ;ambaran radiologis pada
tipe kronik didapatkan perubahan degeneratif, pseudo%yst dan osteofit pada daerah
tuberositas mayor dan kaput humeri
2. TENDINITIS KALSIFIKAN
8erupakan akibat lanjut dari tendinitis degeneratif. Dapat mengenai wanita dan
pria sama banyaknya. ;erakan yang ringan / sedikit saja dari lengan menimbulkan rasa
3
nyeri yang hebat sehingga sulit mengadakan pemeriksaan yang lengkap. ;ambaran
radiologis menunjukkan deposit kalsium.
. BURSITIS.
Emumnya merupakan akibat dari trauma, degeneratif, deposit kalsium dari
?rotator %uff ?. Bursa subakromion yang paling sering terkena, kemudian subdeltoid.
'ada gerakan aktif abduksi terbatas. Didaerah tersebut dijumpai nyeri tekan.
;ambaran radiologis , terdapat perubahan pada tulang, deposit kalsium ,atau pelebaran
bursa.
!. RUPTUR DARI ROTATOR "UFF
4tiologi < adanya trauma akut, kronis atau idiopatik. ;ambaran klinis < bila ruptur
total maka timbul nyeri hebat, sedangkan bila parsial maka nyeri bersifat ringan. Drop
arm tes positif, yaitu lengan sukar di abduksikan se%ara aktif , se%ara pasif dapat
dikerjakan / tetapi dengan tahanan yang ringan saja lengan akan jatuh kebawah .
#. SINDROMA $ THORA%I" OUTLET $
Nyeri bahu yang disebabkan oleh penekanan pada berkas neurovaskuler lengan
atas yang berasal dari leher dan thoraks menuju aksila, yaitu a.subklavia atau a. a7silaris
dan pleksus brakhialis. ;ejalanya berupa parestesi, baal,edema,ulkus, gangren, kadang (
kadang disertai @aynaudFs phenomenon .
Sindroma ini antara lain <
>. Sindroma skalenus antikus dan sindroma iga servikal.
7elainan ini dapat diperiksa dengan tes >dson. 5es ini dilakukan dengan posisi
leher tegak, dan menoleh kesisi yang sakit, sambil menahan napas. 8aka denyut a.
@adialis akan menge%il, atau keluhan bertambah berat.
B. Sindroma kostoklavikular.
;ejala akan timbul bila posisi bahu ditarik kebelakang dan kebawah, disebut juga
?military stand position ?. ;ejala sama dengan sindroma skalenus antikus .
:. Sindroma pektoralis minor.
Dengan mengangkat tangan / lengan keatas dan kebelakang maka gejala akan
bertambah .
!.
&. TENDINITIS BISIPITALIS
'enyebabnya adalah iritasi dan inflamasi tendon biseps. 'ada umumnya penderita
mengeluh nyeri bahu sepanjang otot biseps yang menjalar kelengan bawah, nyeri tekan
pada daerah sulkus bisipitalis. 5es spesifik G 5es Hergason menunjukkan tanda yang
positif. +engan dalam posisi abduksi dan fleksi pada siku, lakukan eksorotasi dari lengan
bawah serta diberi tahanan, maka rasa sakit akan timbul pada tendon biseps .
'. PENEKANAN PADA SARAF SER(IKAL
Biasanya disebabkan oleh artritis degeneratif atau spondiloartrosis, paling sering
mengenai saraf :) ( :- sehingga pasien mengeluh bahu dan leher kaku. Nyeri dapat
bertambah dengan menggerakkan leher, batuk, bersin,dimana pada keadaan tersebut saraf
yang terkena akan teregang. 5erdapat gangguan motorik, sensorik, refleks tendon, dan
dapat terjadi atrofi otot .
). N*ERI RU+UKAN
>dalah nyeri bahu yang berasal dari alat dalam . 'aling sering adalah lesi pada
n.frenikus ,:0/ juga %abang& %abang : 6 dan :0 atau diafragma. Diafragma dapat
terangsang oleh keadaan pada mediastinum, perikardium, hepar, dan duktus biliaris.
7elainan lain seperti infark miokard, perforasi intra abdominal, aneurisma aorta dapat
juga menimbulkan nyeri pada bahu .
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
Entuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgesik dan obat anti inflamasi
nonsteroid. 'emakaian relaksan otot bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri
dengan menghilangkan spasme otot. Beberapa penulis menganjurkan pemberian suntik
kortikosteroid ditambah anestesi lokal pada rotator %uff dan intra artikuler untuk
menghilangkan nyeri se%ara %epat. Darus diperhatikan kemungkinan ruptur dari tendon
pada penyuntikan tersebut, maka penyuntikan tidak boleh lebih dari $ kali dalam ! tahun
!!
Dasar penggunaan kortikosteroid pada frozen shoulder dikaitkan dengan
kemampuannya mengurangi edema atau inflamasi saraf.
>drenokortikosteroid terdiri dari $ kelompok yaitu <
!. ;lukokortikoid.
$. 8ineralokortikoid.
8ekanisme khasiat anti inflamasi kortikosteroid sangat kompleks, dan belum diketahui
se%ara keseluruhan, diduga <
!.7ortikosteroid dapat mempertahankan keutuhan mikrosirkulasi.
'ada inflamasi , permeabilitas kapiler bertambah menyebabkan %airan edema dan
protein keluar ke daerah inflamasi. 7ortikosteroid dapat men%egah gangguan
permeabilitas tersebut, sehingga <
& 'embengkakan dapat ditiadakan atau berkurang.
& 5erjadi penghambatan eksudasi sel lekosit dan sel mast.
$.7ortikosteroid dapat mempertahankan keutuhan membran sel dan membran plasma,
sehingga kerusakan sel oleh toksin, enzim proteolitik atau sebab mekanik dapat diatasi.
6.7ortikosteroid dapat menstabilkan membran , sehingga menghambat pengeluaran
enzim hidrolase, yand dapat menghan%urkan isi sel dan menyebabkan perluasan reaksi
inflamasi.
0.7ortikosteroid mempunyai potensi terhadap penimbunan glikogen hati.
).7ortikosteroid dapat menekan fungsi netrofil dan menghambat proses fagositosis.
Teknik in,eksi se-a.ai -erik/0 <
'asien duduk dengan lengannya se%ara bebas pada sisi tubuhnya, dengan sedikit
rotasi keluar. arum yang digunakan nomornya $) mm. arum disuntikkan dibawah
pro%essus a%romion lateralis sampai ujung dari pro%essus %ora%oid dan arah medial dari
%aput humerus, dimana semuanya ini gampang dipalpasi. Se%ara passive lengan pasien
dirotasikan dengan tangan kiri pemeriksa pada siku pasien, se%ara gampang di
identifikasi %aput humerus. Selalu di injeksikan kearah medial dari %aput humerus dan
jarum hanya berada pada %apsule sendi bahu. Disuntikkan bila tidak ada tahanan yang
!$
dirasakan pada spuit. 'enyuntikan se%ara anterior se%ara ideal untuk subs%apularis,supra
dan infraspinatus, tendinitis dan frozen shoulder.
'enyuntikan se%ara lateral , pasien duduk dengan lengannya se%ara bebas pada
sisi tubuhnya. +engan tidak dalam keadaan rotasi. Dipalpasi bagian lateral dari bahu dan
ditandai kulitnya dengan pensil kulit. arum digunakan nomor 6" mm dan disuntikkan
se%ara medial dibawah pro%essus a%romion dan sedikit kearah posterior sepanjang garis
fossa supraspinosus. =njeksikan %airan saat jarum masuk $) mm. 'enyuntikan lateral ini
baik digunakan untuk bursitis suba%romial dan tendinitis supraspinatus.
'enyuntikan dari posterior G pasien duduk dengan membelakangi dokter yang
mempalpasi pro%essus a%romion dengan ujung ibu jarinya. Dia kemudian menempatkan
jari telunjuknya kearah anterior dari pro%essus %ora%oid.;aris antara ibu jari dan telunjuk
ini tanda lintasan dari jarum. arum digunakan nomor $) atau 6" mm. >rahkan jarum
dibawah ibu jari , misalnya dibawah ujung a%romion dan arah medial dari %aput
humerus / kira ( kira $) mm kearah jari anterior yang menunjukkan pro%essus %ora%oid.
5idak tahanan pada tempat tersebut untuk injeksi. 'enyuntikan dari posterior ini paling
baik untuk infra dan supraspinatus, tendinitis subs%apularis dan %apsulitis ,frozen
shoulder /.
Efek sam1in. .2/k3k3r0ik3i4 <
!.8etabolik ( endokrin G
& Diperglikemia, termasuk koma non ketotik hiperosmolar dan jarang terjadi
ketoasidosis diabetika.
& Sindroma :ushingFs.
& 'ertumbuhan tubuh yang terhambat.
& >kne.
& Dirsutisme.
& ;angguan keseimbangan kalsium dan nitrogen negatip.
& @etensi sodium.
$.Sistem 7ardiovaskuler < Dipertensi.
!6
6.5raktus ;astrointestinal <
& 'ankreatitis.
& Elkus peptikum.
0.Sistem 8uskuloskeletal <
& 9steoporosis.
& 8iopati.
). Sistem Saraf <
& 'seudotumor serebri.
& 4uforia atau depressi.
& 'sikosis.
-. Daya tahan tuan rumah terhadap agen infeksi <
& 8eningkatnya kepekaan terhadap infeksi oportunistik.
& 'enurunan respon selular dan humoral.
#. 8ata. < 7atarak subskapularis posterior.
2. PENANGANAN FISIOTERAPI
a. Tera1i 4in.in /n0/k fr35en s63/24er
8odalitas terapi ini biasanya digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh %edera
muskuloskeletal akut. Demikian pula pada nyeri akut frozen shoulder lebih baik
diberikan terapi dingin. 4fek terapi ini diantaranya mengurangi spasme otot dan
spastisitas, mengurangi maupun membebaskan rasa nyeri, mengurangi edema dan
aktivitas enzim destruktif , kolagenase / pada radang sendi. 'emberian terapi dingin pada
peradangan sendi kronis menunjukkan adanya perbaikan klinis dalam hal pengurangan
nyeri.
>dapun %ara dan lama pemberian terapi dingin adalah sebagai berikut <
& 7ompres dingin .
5eknik < masukkan potongan ( potongan es kedalam kantongan yang tidak tembus air,
lalu kompreskan pada bagian yang dimaksud. +ama < $. menit , dapat diulang dengan
jarak waktu !. menit.
!0

& 8asase es
5eknik < dengan menggosokkan es se%ara langsung atau es yang telah dibungkus. +ama
< ) ( # menit. Frekuensi dapat berulang kali dengan jarak waktu !. menit.
-. Tera1i 1emanasan /n0/k fr35en s63/24er .
4fek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun dalam , terjadi oleh
adanya produksi atau perpindahan panas. 'ada umumnya reaksi fisiologis yang dapat
diterima sebagai dasar aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan meningkatkan
viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi. 'anas mengurangi rasa
nyeri dengan jalan meningkatkan nilai ambang nyeri serabut (serabut saraf. 4fek lain
adalahmemperbaiki spasme otot, meningkatkan aliran darah, membantu resolusi infiltrat
radang, edema dan efekeksudasi.
Beberapa penulis menganjurkan pemanasan dilakukan bersamaan dengan
peregangan, dimana efek pemanasan meningkatkan sirkulasi bermanfaat sebagai
analgesik.
5erapi panas dangkal menghasilkan panas yang tertinggi pada permukaan tubuh,
namun penetrasinya kedalam jaringan hanya beberapa milimeter. 'ada terapi panas dalam
, panas diproduksi se%ara konversi dari energi listrik atau suara ke energi panas di dalam
jaringan tubuh. 'anas yang terjadi masuk kejaringan tubuh kita yang lebih dalam, tidak
hanya sampai jaringan dibawah kulit , subkutan/. ;olongan ini yang sering disebut
diatermi, terdiri dari <
& Diatermi gelombang pendek , short wave diathermy I S2D /.
& Diatermi gelombang mikro , mi%rowave diathermy I 82D /.
& Diatermi suara ultra , ultrasound diathermy I ES /.
'ada frozen shoulder modalitas yang sering digunakan adalah ultrasound
diathermy ,ES/ yang merupakan gelombang suara dengan frekuensi diatas !#.... Dz
dengan daya tembus yang paling dalam diantara diatermi yang lain. ;elombang suara ini
selain memberikan efek panas/ termal, juga ada efek nontermal/ mekanik/mikromasase,
oleh karena itu banyak digunakan pada kasus perlekatan jaringan. Frekuensi yang dipakai
!)
untuk terapi .," dan ! 8Dz. Dosis terapi .,) ( 0 watt / %m
$
, lama pemberian ) ( !.
menit, diberikan setiap hari atau $ hari sekali. ES memerlukan media sebagai
penghantarnya dan tidak bisa melalui daerah hampa udara. 8enurut penelitian, medium
kontak yang paling ideal adalah gel.
4fek ES pada frozen shoulder <
!. 8eningkatkan aliran darah.
$. 8eningkatkan metabolisme jaringan.
6. 8engurangi spasme otot.
0. 8engurangi perlengketan jaringan
). 8eningkatkan ekstensibilitas jaringan.
8odalitas lain yang digunakan adalah short wave diathermy. Disini digunakan arus
listrik dengan frekuensi tinggi dengan panjang gelombang !! m yang diubah menjadim
panas sewaktu melewati jaringan. 'ada umumnya pemanasan ini paling banyak diserap
jaringan dibawah kulit dan otot& otot yang terletak dipermukaan.
7. E2ek0r3s0im/2asi 8 TENS 9 Trans7/0ane/s E2e70ri7a2 Ner:e S0im/2a0i3n ;.
8odalitas terapi fisik ini dapat dipergunakan untuk nyeri akut maupun nyeri
kronis, dan sering digunakan untuk meredakan nyeri pada frozen shoulder .
Entuk peletakan elektroda dan pemilihan parameter perangsangan sampai sekarang masih
lebih banyak bersifat seni dan subyektif. Namun peletakan elektrode harus tetap
berdasarkan pengetahuan akan dasar ( dasar anatomi dan fisiologi. +etak elektroda yang
biasa dipilih yaitu < daerah paling nyeri, sekitar daerah nyeri , dermatom saraf tepi, motor
point, trigger point, titik akupuntur.
Stimulasi dapat juga disertai dengan latihan. 8isal keterbatasan gerak abduksi,
elektroda aktif , negatif/ ditempatkan pada tepi depan aksila dan elektroda kedua
diletakkan pada bahu atau diatas otot deltoid penderita. 'asien berdiri disamping sebuah
dinding dan diminta meletakkan jari&jarinya pada permukaan dinding. 'ada saat
stimulasi , jari ( jari tangan pasien diminta untuk berjalan ke atas di dinding tersebut.
+ama pemberian stimulasi bervariasi dari 6. menit sampai beberapa jam dan dapat
!-
dilakukan sendiri oleh penderita. >ngka keberhasilan untuk menghilangkan nyeri
bervariasi dari $) * sampai ". ( 3) * .
4. La0i6an .
8erupakan bagian yang terpenting dari terapi frozen shoulder. 'ada awalnya
latihan gerak dilakukan se%ara pasif terutama bila rasa nyeri begitu hebat. Setelah nyeri
berkurang latihan dapat dimulai dengan aktif dibantu. @asa nyeri yang timbul pada waktu
sendi digerakkan baik se%ara pasif maupun aktif menentukan saat dimulainya latihan
gerak. Bila selama latihan pasif timbul rasa nyeri sebelum akhir pergerakan sendi diduga
masih fase akut sehingga latihan gerakan aktif tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri
terdapat pada akhir gerakan yang terbatas, berarti masa akut sudah berkurang dan latihan
se%ara aktif boleh dilakukan. 'ada latihan gerak yang menimbulkan / menambah rasa
nyeri , maka latihan harus ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan menurunkan
lingkup gerak sendi. 5etapi bila gerakan pada latihan tidak menambah rasa nyeri maka
kemungkinan besar terapi latihan gerak akan berhasil dengan baik. +atihan gerak dengan
menggunakan alat seperti shoulder wheele, over head pulleys, finger ladder, dan tongkat
merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder
La0i6an "34man 9 Pen4/2/m ; 8
;ravitasi menyebabkan traksi pada sendi dan tendo dari otot lengan. :odman
memperkenalkan latihan untuk sendi bahu dengan menggunakan gravitasi . Bila
penderita melakukan gerak abduksi pada saat berdiri tegak akan timbul rasa nyeri hebat.
5etapi bila dilakukan dengan pengaruh dari gravitasi dan otot supraspinatus relaksasi,
maka gerakan tersebut terjadi tanpa disertai rasa nyeri . 'ada gerakan pendulum penderita
membungkuk kedepan, lengan yang terkena tergantung bebas tanpa atau dengan beban.
5ubuh dapat ditopang dengan meletakkan lengan satunya diatas meja atau bangku, lengan
digerakkan ke depan dan ke belakang pada bidang sagital , fleksi ( ekstensi / ,gambar ) /.
8akin lama makin jauh gerakannya, kemudian gerakan kesamping, dilanjutkan gerakan
lingkar , sirkuler / searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam. 'emberian beban
pada latihan pendulum akan menyebabkan otot memanjang dan dapat menimbulkan
relaksasi pada otot bahu.
!#

;ambar ) < +atihan pendulum.
!"
La0i6an 4en.an men../nakan 03n.ka0.
+atihan dengan tongkat dapat berupa gerakan fleksi, abduksi, adduksi, dan rotasi.
;erakan dapat dilakukan dalam posisi berdiri, duduk ataupun berbaring. :ara latihan <
tongkat dipegang dengan kedua tangan di depan tubuh. Entuk fleksi bahu posisi tongkat
seperti pada gambar -a dan -b. Entuk horizontal abduksi dan adduksi, tongkat diangkat
sampai sendi bahu fleksi 3.
.
. Siku tetap ekstensi, tangan yang sehat dipakai untuk
mendorong sisi yang sakit selebar mungkin se%ara perlahan ( lahan. Dengan tongkat
diletakkan dibelakang punggung dapat dilaksanakan rotasi eksternal atau rotasi internal
, gambar -% /. 'ada saat terasa peregangan, posisi dipertahankan selama 6 hitungan, dan
peregangan dapat diulang 6 sampai ) kali.
;ambar - a. ;ambar - b.
!3
;ambar - %.
La0i6an fin.er 2a44er .
Finger ladder adalah alat bantu yang dapat memberikan bantuan se%ara obyektif
sehingga penderita mempunyai motivasi yang kuat untuk melakukan latihan lingkup
gerak sendi dengan penuh. 'erlu diperhatikan agar penderita berlatih dengan posisi yang
benar, jangan sampai penderita memiringkan tubuhnya, berjinjit maupun melakukan
elevasi skapula. ;erakan yang dapat dilakukan adalah fleksi dan abduksi. 'enderita
berdiri menghadap dinding dengan ujung jari ( jari tangan sisi yang terkena menyentuh
dinding. +engan bergerak keatas dengan menggerakkan jari ( jari tersebut , untuk fleksi
bahu /. Entuk gerakan abduksi dikerjakan dengan samping badan menghadap dinding ,
gambar #/.
$.
;ambar # < +atihan dengan finger ladder.
La0i6an 4en.an 3:er 6ea4 1/22e<s 9 ka0r32 ;.
Bila diajarkan dengan benar , sistem katrol sangat efektif untuk membantu
men%apai lingkup gerak sendi bahu dengan penuh. 'eralatan < dua buah katrol
digantungkan pada tiang dengan seutas tali dihubungkan dengan kedua katrol tersebut.
7edua ujung tali diberi alat agar tangan dapat menggenggam dengan baik. 'osisi
penderita bisa duduk, berdiri atau berbaring telentang dengan bahu terletak dibawah
katrol tersebut. Dengan menarik tali pada salah satu sisi tali yang lain akan terangkat.
Sendi siku diusahakan tetap dalam posisi ekstensi dan penderita tidak boleh mengangkat
bahu maupun mengangkat tubuh. ;erakan dilakukan perlahan&lahan , gambar "/.
$!
;ambar " < +atihan dengan overhead pulley , katrol /.
La0i6an 4en.an s63/24er =6ee2 .
Dengan instruksi yang benar shoulder wheel dapat dipergunakan untuk memberi
motivasi pada penderita untuk melakukan latihan lingkup gerak sendi bahu se%ara aktif.
:ara penggunaan alat < penderita berdiri sedemikian rupa sehingga aksis dari sendi bahu
sama dengan aksis roda pemutar sehingga gerak lengan sesuai dengan gerak putaran
roda.'enderita tidak diharuskan menggerakkan roda se%ara penuh, tetapi gerakan hanya
dilakukan sebesar kemampuan gerakan sendi bahunya. Darus pula diperhatikan pada
waktu melakukan gerakan endorotasi maupun eksorotasi bahu dalam posisi abduksi 3.
.
dan siku fleksi 3.
.
, gambar 3 /. Dengan meletakkan siku pada aksis roda maka gerakan
dapat dilakukan sampai pada keterbatasan lingkup gerak sendi.
$$
;ambar 3 < +atihan dengan shoulder wheel.
PROGNOSA
Se%ara umum , frozen shoulder dapat sembuh dengan sendirinya tapi dalam jangka waktu
lama sekitar !&$ tahun. Sekitar !.* dari pasien akan mengalami gangguan jangka
panjang dan sekitar -.* pasin akan mengalami gangguan yang menetap. 'ada pasien
dengan diabetes %enderung sangat terlambat dalam penyembuhan mutlak.
.

$6
$0

You might also like