You are on page 1of 27

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2014


UNIVERSITAS PATTIMURA
ODS HIPERMETROPIA DAN PRESBIOPIA
Disusun ol! "
El#$i# Su%i#n# Oi
&200'(')(00)*
P+,i+,in-
.#/+il# L T#+0l#!i0u1 2/31 S43M
DIBA5AKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan kasus tepat pada aktunya! "alam laporan kasus ini saya
membahas mengenai HIPERMETROPIA DAN PRESBIOPIA!
Saya menyadari baha masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan kasus
ini! #leh karena itu saya mengundang pemba$a untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun! Kritik konstrukti% dari pemba$a sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan laporan kasus ini!
&khir kata semoga laporan kasus ini dapat memberikan man%aat bagi kita sekalian!
&mbon, &gustus '()*
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
K&T& PE+,&+T&R ----------------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! i
"&.T&R /S/ !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ii
0&0 / PE+"&H121&+ ------------------! )
0&0 // T/+3&1&+ P1ST&K& --------------!!!!!!! 4
&! &+&T#M/ ----------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 4
0! RE.R&KS/ ----------------!!!!!!!!!!!! 5
6! &K#M#"&S/ ----------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 7
"! PRES0/#P/& -----------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! )(
E! H/PERME+TR#P/&-!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ))
0&0 /// 2&P#R&+ K&S1S --------------!!!!!!!!!!!!! )7
&! /"E+T/T&S P&S/E+ ------------!!!!!!!!!!!! )7
0! &+&M+ES/S ------------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 8
6! PEMER/KS&&+ ./S/K ---------!!!!!!!!!!!!!!!!!!! )9
"! PEMER/KS&&+ PE+1+3&+, ---------- ')
E! "/&,+#S/S KER3& --------------!!!!! ')
.! "/&,+#S/S 0&+"/+, -------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ')
,! PERE+6&+&&+ --------------!!!!!!!!!! ')
H! PR#,+#S/S !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ''
0&0 /: PEM0&H&S&+ -------------!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! '4
0&0 : "&.T&R P1ST&K& !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! '*
BAB I
PENDAHULUAN
"alam keadaan normal atau mata dengan si%at emetropia adalah $ahaya sejajar
yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat atau tidak berakomodasi akan
di%okuskan pada satu titik di retina!
),'
Ketika dalam keadaan tanpa akomodasi atau
dalam keadaan istirahat memberikan bayangan sinar sejajar pada %okus yang tidak
terletak pada retina, keadaan ini disebut ametropia! &da tiga keadaan yang dapat
menyebabkan ametropia, yaitu;
)
)! Miopia
Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk
melihat jauh akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik! "imana bayangan
benda terletak jauh di%okuskan di depan retina oleh mata yang tidak
berakomodasi!
4,*
'! Hipermetropia <disebut juga hiperopia=
Hipermetropia dikenal juga dengan istilah hiperopia atau rabun dekat! Pasien
dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya
berakomodasi! Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang
diakibatkan melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya
kekenyalan lensa!
4
4! &stigmat
Presbiopia adalah hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan
proses penuaan berupa kelemahan pada otot akomodasi dan lensa mata tidak
kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa!
*
Pada keadaan tidak ter%okusnya sinar pada retina, hal yang dapat dilakukan
adalah memperlemah pembiasaan sinar seperti pada miopia dipergunakan lensa
negati% untuk memindahkan %okus sinar ke belakang! 0ila sinar dibiaskan di
belakang retina seperti pada hipermetropia maka diperlukan lensa positi% untuk
menggeser sinar ke depan sehingga melihat jelas! 2ensa positi% atau lensa negati%
dapat dipergunakan dalam bentuk ka$amata ataupun dalam bentuk lensa kontak!
Penggeseran bayangan sinar dapat pula dilakukan denan tindakan bedah yang
dinamakan bedah re%rakti%!
4
BAB II
TIN6AUAN PUSTAKA
A3 ANATOMI
Terdapat empat struktur bola mata yang berperan dalam proses perjalanan $ahaya
dari luar menuju retina, yaitu;
&! Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang tembus $ahaya yang merupakan bagian
yang menutup bola mata sebelah depan!
',>
! Kornea deasa rata-rata mempunyai tebal
(,>* mm di tengah, sekitar (,8> mm di tepi, dan diameternya sekitar )),> mm! "ari
anterior ke posterior kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda; lapisan
epitel, lapisan 0oman, stroma, membran "es$emet, dan lapisan endotel! 2apisan
epitel mempunyai lima lapis sel epitel bertanduk yang saling bertumpah tindih!
2apisan 0oman terletak di baah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur yang mana lapisan ini tidak mempunyai daya
akomodasi! Stroma Stroma kornea men$akup sekitar 9(? dari ketebalan lensa!
0agian ini tersusun dari lamella %ibril-%ibril kolagen dengan lebar sekitar )@m yang
salin menjalin yang hampir men$akup seluruh diameter kornea! 2amella ini berjalan
sejajar dengan permukaan kornea dan karena ukuran dan periodiditasnya se$ara opti$
menjadi jernih! 2amella terletak di dalam suatu Aat dasar proteoglikan hidrat bersama
dengan keratosit yang menghasilkan kolagen dan Aat dasar!
',8,5,7
!Membran "es$emet
merupakan suatu membran elastik yang jernih yang tampak amor% pada pemeriksaan
mikroskop elekron dan merupakan membran basalis dari endotel kornea!
Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus,
humor aBueus, dan air mata! Kornea super%i$ial juga mendapat oksigen sebagian
besar dari atmos%er! Sara%-sara% sensorik kornea didapat dari per$abangan pertama
<o%talmika= dari nerCus kranialis : <trigeminus=!
8
0! Humor aBuaeus
Humor aBueus diproduksi oleh korpus siliaris! Setelah memasuki kamera okuli
posterior, humor aBueus melalui pupil masuk ke kamera okuli anterior dan kemudian
ke peri%er menuju sudut kamera okuli anterior!
8
6! 2ensa
3aringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa<bikonCeks=
di dalam mata dan bersi%at bening! Permukaan posteriornya lebih konCeks dari
permukaan anteriornya! Pada orang deasa, tebalnya sekitar * mm dengan diameter 9
mm! 0erat suatu lensa bertambah lima kali lipat berbanding berat lensa saat lahir!
2ensa pada orang deasa diperkirakan seberat ''( gm! 2ensa terletak bilik mata
belakang yaitu antara bagian posterior dari iris dan bagian anterior dari $orpus
Citreous yang dinamakan %ossa hialoid! Terdapat serabut-serabut yang dinamakan
Aonulla Ainni <zonula fibres= di sekitar ekuator lensa yang ber%ungsi untuk mengikat
lensa dengan $orpus siliaris! Serabut-serabut ini memegang lensa pada posisinya dan
akan berkontraksi atau mengendur saat otot siliaris berkontraksi atau berdilatasi saat
proses akomodasi!
',5,7
2ensa merupakan salah satu media re%raksi yang penting! Kekuatan dioptri
seluruh bola mata adalah sekitar >7 dioptri! 2ensa mempunyai kekuatan dioptri
sekitar )> dioptri! Tetapi kekuatan dioptri ini tidak menetap seperti pada kornea <*4
dioptri=! Kekuatan dioptri lensa berubah dengan meningkatnya umur, yaitu menjadi
sekitar 7 dioptri pada umur *( tahun dan menjadi ) atau ' dioptri pada umur 8(
tahun!
5,7
2ensa terbentuk dari kapsul yang elastis, epitel yang terbatas pada permukaan
anterior lensa dan serabut-serabut lensa yang dibagi lagi menjadi nukleus dan
korteks!
>
Kapsul lensa merupakan suatu membran elastis yang membungkus seluruh
permukaan lensa! Kapsul bagian anterior <'(Dm= lebih tebal berbanding kapsul
bagian posterior <4Dm=! "i baah mikroskop ele$tron, kapsul lensa terdiri dari lamela
yang mengandung kolagen tipe *! Pada bagian ekuator lensa, terdapat Aonula Ainnia
yang mengikat lensa pada prosessus $iliaris! Kapsul lensa ber%ungsi sebagai diffusion
barier dan permeabel terhadap komponen dengan berat molekul rendah! .ungsi
utama kapsul lensa adalah untuk membentuk lensa sebagai respon dari penarikan
serabut-serabut Aonula saat proses akomodasi! Epitel lensa berbentuk kuboid dan
terletak di baah kapsul bagian anterior! "i bagian ekuator, sel-sel ini memanjang
dan membentuk kolumnar! "i bagian ekuator ini juga sel epitel lensa berubah
membentuk serabut-serabut lensa karena di bagian ini aktiCitas mitotik berada pada
pun$aknya! .ungsi sel epitel lensa adalah untuk berdi%erensiasi membentuk serabut
lensa dan terlibat dalam transportasi antara humor aBuous dengan bagian dalamnya
dan sekresi material kapsul!

Seperti yang telah diketahui, serabut-serabut lensa
terbentuk dari multiplikasi dan di%erensiasi dari sel epitel lensa di bagian ekuator!
#leh karena pertumbuhan normal dari lensa bermula dari permukaan ke arah dalam,
maka serabut yang terbentuk terlebih dahulu dinamakan nukleus lensa dan serabut
yang baru terbentuk dinamakan korteks!

Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air,
sekitar )> ? protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh
lainnya! Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan
lain! &sam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun
tereduksi! Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah dan persara%an di lensa!
>,5
"! Korpus :itreus
:itreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan aCaskuler yang membentuk
duapertiga dari Colume dan berat mata! :itreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh
kornea, retina dan diskus optikus! Permukaan luar Citreus <membrane hiloid=
normalnya kontak dengan struktur-struktur seperti kapsul lensa posterior, serat-serat
Aonula pars plana lapisan epitel, retina, dan $aput nerCi opti$i! 0asis Citreus
mempertahankan penempelan yang kuat sepanjang hidup ke lapisan epitel pars plana
dan retina tepat di belakang ora serata Perlekatan ke kapsul lensa dan nerCus optikus
kuat pada aal kehidupan tetapi segera hilang! :itreus berisi air sekitar 99?! Sisanya
)? meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberikan bentuk
dan konsistensi mirip gel pada Citreus karena kemampuannya mengikat banyak air!
>,5
Selain keempat struktur bola mata di atas, terdapat satu struktur lagi yang
penting pada proses masuknya $ahaya ke retina, yaitu pupil! Pupil merupakan
lubang bundar di tengah iris yang sesuai dengan bukaan lensa pada sebuah kamera!
Pupil mengendalikan banyaknya $ahaya yang masuk ke dalam mata! 1kuran pupil
pada prinsipnya diatur oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktiCitas
parasimpatik yang dihantarkan melalui nerCus kranialis /// dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktiCitas simpatik! Pada proses miosis <konstriksi=, otot s%ingter
pupil menge$ilkan pupil! Hal ini terjadi pada kondisi lingkungan yang terang dan
selama proses akomodasi! Miosis merupakan aktiCitas sara% parasimpatis! Pada
proses midriasis <dilatasi=, otot dilator pupil melebarkan pupil! Hal ini terjadi pada
kondisi lingkungan yang gelap! Midriasis merupakan aktiCitas sara% simpatis!
4,>,5
Se$ara %isiologik besarnya pupil didapatkan ;
4
E Perempuan F laki-laki
E Myopia F hipermetropia
E Mata biru F mata $oklat
E "easa F anak G anak atau orang tua
E /nspirasi F ekspirasi
B3 REFRAKSI
Mata dapat dianggap sebagai kamera diamana sistem re%raksinya
menghasilkan bayangan ke$il dan terbalik di retina! Rangsangan ini diterima oleh
sel batang dan keru$ut di retina, yang diteruskan melalui +!// ke korteks serebri
pusat penglihatan, yang kemudian tampak sebagai bayangan yang tegak! Supaya
bayangan tak kabur, kelebihan $ahaya diserap oleh lapisan epitel pigmen di retina!
0ila intensitas $ahaya terlalu tinggi, pupil akan menge$il untuk menguranginya!
&lat-alat re%raksi mata terdiri dari permukaan kornea, humor aBueus, lensa, dan
korpus Citreus! "aya re%raksi kornea hampir sama dengan humor aBueus,
sedangkan daya re%raksi lensa hampir sama dengan korpus Citreus! Keseluruhan
sistem re%raksi mata ini membentuk lensa yang $embung dengan Cokus '4 mm!
dengan demikian pada mata yang emetrop, dalam keadaan istirahat, sinar yang
sejajar yang datang di mata akan dibiaskan tepat di %oCea sentralis di retina! .oCea
sentralis merupakan posterior prin$ipal %o$us dari sistem re%raksi mata ini dimana
$ahaya yang datangnya sejajar, setelah melalui sistem re%raksi ini bertemu! .oCea
sentralis letaknya '4 mm di belakang kornea, tepat dibagian dalam ma$ula lutea!
Pembiasan yang terbesar terdapat pada permukaan anterior dari kornea, ditambah
dengan permukaan anterior dan posterior dari lensa!
4,9
Gambar 1. Refraksi pada mata emetrop
.3 AKOMODASI
&komodasi adalah kesanggupan mata untuk memperbesar daya pembiasannya!
&komodasi dipengaruhi oleh serat-serat sirkuler mm!siliaris! .ungsi serat-serat
sirkuler adalah mengerutkan dan relaksasi serat-serat Aonula yang berorigo di
lembah-lembah di antara prosesus siliaris! #tot ini mengubah tegangan pada kapsul
lensa, sehingga lensa dapat mempunyai berbagai %o$us baik untuk objek dekat
maupun yang berjarak jauh dalam lapangan pandang!
*,>
&da beberapa teori mengenai
mekanisme akomodasi, antara lain;
'
a! Teori HelmholtA! 3ika mm!siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
digerakkan ke depan baah, sehingga Aonulla Hinnii menjadi kendor, lensa
menjadi $embung!
b! Teori S$hoen! Terjadi akibat mm!siliaris pada bola karet yang dipegang dengan
kedua tangan dengan jari akan mengakibatkan pen$embungan bola di bagian
tengah!
$! Teori dari Ti$hering! 3ika mm!siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
digerakkan ke belakang atasIluar, sehingga Aonulla Hinnii menjadi tegang,
bagian peri%er lensa juga menjadi tegang, sedangkan bagian tengahnya didorong
ke sentral dan menjadi $embung!
Gambar 2. Skema terjadinya akomodasi mata
6
Pun$tum remotum <R= adalah titik terjauh yang dapat dilihat dengan nyata
tanpa akomodasi! Pada emetrop letak R adalah tak terhingga! Pun$tum proksimum
<P= adalah titik terdekat yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal! "aerah
akomodasi adalah daerah di antara titik R dan titik P! 2ebar akomodasi <&= adalah
tenaga yang dibutuhkan untuk melihat daerah akomodasi! 2ebar akomodasi
dinyatakan dengan dioptri, besarnya sama dengan kekuatan lensa kon%eks yang
harus diletakkan di depan mata yang menggantikan akomodasi untuk pun$tum
proksimum!
4
& J )IP G )IR
Kekuatan akomodasi makin berkurang dengan bertambahnya umur dan
pun$tum proksimumnya <P= semakin menjauh! Hal ini disebabkan oleh karena
berkurangnya elastisitas dari lensa dan berkurangnya kekuatan otot siliarnya!
4
D3 PRESBIOPIA
Presbiopia merupakan keadaan dimana terjadi gangguan akomodasi pada usia
lanjut yang terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal ata
berkurannya elastisitasnya akibat sklerois lensa! Presbiopia biasanya mulai mun$ul
pada usia *( tahun! "engan bertambahnya usia maka semakin kurang kemampuan
mata untuk melihat dekat! Presbiopia terjadi akibat lensa makin keras, sehingga
elastisitasnya berkurang! "emikian pula dengan otot akomodasinya, daya
kontraksinya berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran Aonula Hinnii yang
sempurna! #rang yang lemah dengan keadaan umum yang kurang baik sering lebih
$epat membutuhkan ka$amata ba$a akibat presbiopia daripada orang sehat dan
kuat!
',5-)(
G7#l# 2#n 0#n2#
Keluahan mun$ul diakibatkan karena gangguan akomodasi, maka pasien yang
berusia lebih dari *( tahun, akan memberikan keluhan setelah memba$a yaitu berupa
mata lelah, berair dan sering terasa pedas!
'
Penderita presbiopia memposisikan
memba$a dengan menjauhkan kertas yang diba$a, sukar melakukan pekerjaan dengan
melihat dekat terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang
untuk memba$a!
),4
Ko/8si +#0#
1ntuk membantu kekurangan daya akomodasi pada presbiopia maka dapat
dipergunakan lensa positi% untuk menambah kekuatan lensa yang berkurang sesuai
usia! Pada pasien presbiopia ini diperlukan ka$amata ba$a atau adisi untuk memba$a
dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya ;
',4
K),( " untuk usia *( tahun
K),>" untuk usia *> tahun
K ',( " untuk usia >( tahun
K ',> " untuk usia >> tahun
K 4,( " untul usia 8( tahun
Karena jarak ba$a biasanya 44 $m, maka adisi K 4,( dioptri adalah lensa positi%
terkuat yang dapat diberikan pada seseorang! Pada keadaan ini mata tidak melakukan
akomodasi bila memba$a pada jarak 44 $m, karena benda yang diba$a terletak pada
titik api lensa K 4,( dioptri sehingga sinar yang keluar akan sejajar!
'
E3 HIPERMETROPIA
Hipermetrop merupakan keadaan dimana kekuatan pembiasan sinar pada mata
tidak $ukup kuat untuk mem%okuskan sinar pada bintik kuning <ma$ula lutea=,
sehingga mata men%okuskan sinar di belakang retina! Hipermetropia merupakan
kelainan re%raksi dimana dalam keadaan mata istirahat semua sinar sejajar yang
datang dari benda-benda pada jarak tak terhingga dibiaskan dibelakang retina, dan
sinar-sinar diCergen yang datang dari benda-benda yang jaraknya dekat dibiaskan
lebih jauh lagi di belakang retina!
4,))

Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek!
&kibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan di%okuskan di belakang
retina atau selaput jala!0erdasarkan penyebabnya, hipermetrop dibedakan atas 4 jenis,
yaitu;
'
a! Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan re%raksi
akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek!
b! Hipermetropia kurCatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang
sehingga bayangan di%okuskan di belakang retina!
$! Hipermetropia indeks re%rakti%, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada
sistem opti$ mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks re%raksi
yang berkurang!
Gambar 3. Refraksi pada mata hipermetrop
6
Gambar 4. Penunaan lensa positif pada hipermetrop
6
Bn0u8 !i4/+0/o4i#
Hipermetropia dikenal dalam bentuk ;
'
a! Hipermetropia mani%es ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan
ka$amata positi% maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal!
Hipermetropia ini tediri atas hipermetropia absolut ditambah dengan
hipermetropia %akultati%! 0ila dilakukan pemeriksaan mata pada seorang
hipermetropia dan dapat melihat jelas <Cisus 8I8= dengan L K4,(( akan tetapi
dapat menjadi lebih jelas dengan L K4,>( maka dikatakan hipermetropia
mani%esnya adalah L K4,>(
b! Hipermetropia absolut, dimana kelainan re%raksi tidak dapat diimbangi dengan
akomodasi dan memerlukan ka$amata positi% untuk melihat jauh! Pada $ontoh
di atas hipermetropia absolutnya bernilai L K4,((!
$! Hipermetropia %akultati%, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi
dengan akomodasi ataupun dengan ka$amata positi%! Pasien yang hanya
mempunyai hipermetropia %akultati% akan melihat normal tanpa ka$amata!
0ila diberikan ka$amata positi% yang memberikan penglihatan normal maka
otot akomodasinya akan beristirahat! Pada $ontoh di atas maka hipermetropia
%akultati%nya adalah L K4,>( dikurang L K4,(( atau (,>(!
d! Hipermetropia laten, di mana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi <atau
dengan obat yang melemahkan akomodasi= diimbangi seluruhnya dengan
akomodasi! Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia!
Hipermetropia laten merupakan selisih antara hipermetropia total dan mani%es
yang menunjukkan kekuatan tonus dari mm!siliaris! Makin muda makin besar
komponen hipermetropia laten seseorang, makin tua seseorang akan terjadi
kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia
%akultati% dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut! Hipermetropia
laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus, terutama
bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat
e! Hipermetropia total ialah hipermetropia yang ukurannya didapat sesudah
diberikan siklopegia! Hasil pengukuran lensa sesudah diberikan siklopegia
<hipermetropia total= lebih besar daripada hipermetropia mani%es!
G7#l# 2#n 0#n2# !i4/+0/o4i#
Pada hipermetropia, untuk melihat benda yang terletak pada jarak jauh sampai
tak terhingga <8m atau lebih= dengan baik, mata penderita harus berakomodasi supaya
bayangan benda yang di%okuskan di belakang retina dapat dipindahkan tepat di retina!
1ntuk melihat benda yang lebih dekat dengan jelas, akomodasi lebih banyak
dibutuhkan, karena bayangannya jatuh lebih jauh lagi di belakang retina! "engan
demikian untuk mendapatkan ketajaman penglihatan sebaik-baiknya penderita
hipermetropia harus selalu berakomodasi, baik untuk penglihatan jauh, apalagi untuk
penglihatan dekat!
Penderita hipermetropia sukar untuk melihat dekat dan tidak sukar melihat jauh!
Penglihatan jauh dapat terganggu bila hipermetropianya tinggi melebihi daya
akomodasi, jadi merupakan hipermetropia mani%es absolut! "engan bertambahnya
usia maka kemampuan mata berakomodasi untuk mengatasi hipermetropia ringan
berkurang! Pasien hipermetropia hingga L K ',(( " dengan usia '( tahun masih dapat
melihat jauh dan dekat tanpa ka$a mata dengan tidak mendapatkan kesukaran! Tidak
demikian bila sudah berumur 8( tahun!
'
Pada penderita hipermetropia, dirasakan sakit kepala terutama di daerah dahi atau
%rontal, rasa silau, dan kadang rasa juling atau melihat ganda! Pasien hipermetropia
akan mengeluh matanya lelah, panas, mengantuk dan sakit karena terus-menerus
harus berakomodasi untuk melihat atau mem%okuskan bayangan yang terletak di
belakang retina agar terletak di daerah ma$ula lutea! Keadaan ini disebut astenopia
akomodati%! &kibat terus-menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama
melakukan konCergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan
esotropia atau juling kearah dalam<nasal=!
),'
Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena
matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas!
Pada pasien yang banyak memba$a atau mempergunakan matanya, terutama pada
usia yang lanjut akan memberikan keluhan kelelahan setelah memba$a! Selain itu
sering terasa sakit kepala, mata terasa pedas, dan tertekan! Pada usia lanjut seluruh
titik %o$us akan berada di belakang retina karena berkurangnya daya akomodasi mata
dan penglihatan akan berkurang!
'
Pada hipermetropia terjadi akomodasi terus-
menerus sehingga timbul hipertro%i otot siliaris, yang disertai terdorongnya iris ke
depan, sehingga bilik mata depan menjadi dangkal! Karena selalu berakomodasi,
pupil menjadi miosis!
'
Pn9uli0 4#2# !i4/+0/o4i#
Mata dengan hipermetropia sering akan memperlihatkan ambliopia akibat mata
tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas! 0ila terdapat
perbedaan kekuatan hipermetropia antara kedua mata maka akan terjadi ambliopia
pada salah satu mata! Mata ambliopia sering menggulir kearah temporal! Penyulit lain
adalah esotropia dan glau$oma! Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien
selamanya menggunakan akomodasi! ,lau$oma sekunder terjadi akibat hipertro%i otot
siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata!
4,))
Ko/8si +#0#
1ntuk memperbaiki kelainan re%raksi adalah dengan mengubah sistem
pembiasan dalam mata! Pada hipermetropia diperlukan lensa $embung atau konCeks
untuk mematahkan sinar lebih kuat ke dalam lensa! Pengobatan hipermetropia adalah
diberikan koreksi hipermetropia mani%es dimana tanpa siklopegia didapatkan ukuran
lensa positi% maksimal yang memberiakn tajam penglihatan normal!
4
Pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan ka$a mata s%eris positi% terkuat
atau lensa positi% terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal! 0ila
pasien datang dengan K 4,(( " ataupun dengan K 4,'> " dan memberikan ketajaman
penglihatan normal, maka diberikan ka$amata K 4,'> "! Hal ini untuk memberikan
istirahat pada mata akibat hipermetropia %akultati%nya diistirahatkan dengan lensa
positi%! Pada pasien di mana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka
sebaiknya dilakukan dengan memberikan siklopegik atau melumpuhkan otot
akomodasi! "engan melumpuhkan otot akomodasi, maka pasien akan mendapatkan
koreksi ka$amatanya dengan mata yang istirahat!Pada pasien hipermetropia aksial
memerlukan kekuatan lensa yang lebih tinggi untuk menggeser sinar ke ma$ula lutea
dibanding dengan hipermetropia lain! Pada setiap kekuatan lensa K) dioptri akan
terjadi pembesaran benda yang dilihat sebesar '?! Penderita yang memakai ka$amata
positi% akan terlihat seolah-olah matanya menjadi besar! "engan ka$amata positi%
tebal akan terjadi kesukaran melihat seperti gangguan penglihatan tepi dan aberasi
s%eris! 2ensa kontak dapat mengurangi masalah dalam hal koreksi Cisus penderita
hipermetropia akan tetapi perlu diperhatikan kebersihan dan ketelitian pemakaiannya!
Selain itu, perlu diperhatikan juga masalah lama pemakaian, in%eksi, dan alergi
terhadap bahan yang dipakai!
'
BAB III
LAPORAN KASUS
A3 IDENTITAS PASIEN
+ama ; +y! Maria Serin
1mur ; >4 tahun
&lamat ; Saumalaki <,alala=
+omor Register ; (8)8 98
Pekerjaan ; P+S
0erobat tgl ; )9 &gustus '()*
Ruang Peraatan ; Poliklinik Mata RS1" dr! M! Haulussy &mbon
B3 ANAMMNESIS
Keluhan utama ; Mata kabur
Keluhan tambahan ; Keluarnya air mata, nyeri kepala dan tegang pada
leher
&namnesis Terpimpin ; Pasien datang dengan keluhan mata kabur ketika
melihat jauh dan ketika memba$a! Keluhan ini
dirasakan sejak ) bulan terakhir! Selain
mengeluhkan mata kabur, pasien juga mengeluh
keluarnya air mata ketika pasien sedang memba$a
buku, pasien juga merasa sering nyeri kepala
namun dibagian dahi yang lebih terasa dan merasa
tegang di bagian leher! kilatan $ahaya <-=, melihat
bayangan ganda <-=, nyeri bola mata <-=, mual
muntah <-=!
Riayat Penyakit
"ahulu
; Tidak ada
Riayat Keluarga ; Tidak ada
Riayat Penyakit
Sistemik
; Hipertensi <-=
"M <-=
Riayat Sosial ; Pasien sebagai Pegaai +egeri Sipil
Riayat Penggunaan
Ka$amata
; Pasien menggunakan ka$amata sudah 8 tahun
Riayat Pengobatan ; Tidak ada
.3 PEMERIKSAAN FISIK
)! Status generalis
Kesadaran ; 6ompos Mentis E*:>M8
Tekanan darah ;)4(I9( mmHg
+adi ; 78 MImenit
Respirasi ; '* MImenit
'! Status #%talmologi
:isus #" ; 8I)>
:isus #S ; 8I)>
&"" ; '!'>
"ilatasi pupil 8(I>7 mmHg
S-+n #n0/io/ ODS ; <Penlight dan Slit 2amp=
OD OS
Edema <-=, Ektropion <-= Palpebra Edema <-=, Ektropion <-=
Kemosis <-=, Sub$onjun$tiCal
0leeding <-=
KonjungtiCa
Kemosis <-=, Sub$onjun$tiCal
0leeding <-=
3ernih, in%iltrat <-=
Kornea
3ernih, in%iltrat <-=
"angkal, hipopion <-= 0ilik Mata
"epan
"angkal, hipopion <-=
Radier, Sinekia <-= /ris Radier, Sinekia <-=
0ulat, sentral, diameter
N4mm, re%leks pupil <K=
Pupil
0ulat sentral, diameter N4mm,
re%leks pupil <K=,
3ernih
2ensa
3ernih
,ambar Skematik
Tekanan /ntra #kuli #"S ; Tidak dilakukan
Palpasi ; "alam batas normal
Pergerakan bola mata ; +ormal <0isa segala arah=
.unduskopi #"S ; Tidak dilakukan
D3 PEMERIKSAAN PENUN6ANG
Tidak ada
E3 DIAGNOSIS KER6A
Hipermetropia #"S dan Presbiopia #"S
F3 DIAGNOSIS BANDING
&stigmat
G3 PEREN.ANAAN
O "iagnosa ; tidak ada
O Terapi;
)! Medikamentosa ; &rti%i$ial tears eye drops 8 dd gtt ) #"S
#" #S
'! +on medikamentosa ; Resep ka$amata
Hipermetropia ; :#" SK (!5> dan :#S SK (!5>
Presbiopia ; add S '!'>
O Monitoring;
)! Keluhan
'! :isus
4! Segmen anterior
O Edukasi;
)! Menjelaskan kepada pasien agara mengggunakan ka$amata untuk
membantu penglihatan karena Cisus turun
'! Penggunaan obat yang teratur dan kontrol
4! 0imbingan rohani
H3 PROGNOSIS
Puo ad :itam; bonam
Puo ad :isam; dubia at bonam
Puo ad Sanasionam; dubia at bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosa #"S Hipermetropia dan presbiopia , berdasarkan anamnesis dimana pasien
mengeluh penglihatan kabur terutama saat memba$a dan keluhan ini disertai dengan keluarnya air
mata ketika memba$a, nyeri pada kepala terutama pada dahi dan terasa tegang pada bagian leher!
Pada pemeriksaan menggunakan media re%raksi ditemukan :#" SK (!5> :#S SK (!5> dan &""
'!'>! hipermetropia adalah keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh
tidak $ukup diabiasakan sehingga titik %okusnya terletakdi belakang retina! yang mana keluhan
yang sering dikeluhkan penderita yaitu penglihatan kabur baik melihat dekat maupun jauh, sakit
kepala! Presbiopia adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang terjadi akibat kelemahan
ototmata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa! &kibat gangguan
akomodasi ini maka pada pasien berusia dari *( tahun akan memberikan keluhan setelah
memba$a yaitu berupa mata lelah, beair dan sering terasa pedas! 1ntuk memperbaiki kelainan
re%raksi adalah dengan mengubah sistem pembiasan dalam mata! Pada
hipermetropia diperlukan lensa $embung atau konCeks untuk mematahkan sinar
lebih kuat ke dalam lensa! Pada pasien presbiopia ini diperlukan ka$amata ba$a atau
adisi untuk memba$a dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya ;
',4
E K),( " untuk usia *( tahun
E K),>" untuk usia *> tahun
E K ',( " untuk usia >( tahun
E K ',> " untuk usia >> tahun
E K 4,( " untul usia 8( tahun
REFERENSI
)! Qilson .! Pra$ti$al ophthalmology! >th ed! Singapore; &meri$an &$ademy o%
ophthalmology! '((>! 8>-8, 9(-'
'! /lyas S! /lmu penyakit mata! Edisi ketiga! 3akarta ; 0alai Penerbit .K1/! '()(!
5>
4! /lyas S! Kelainan re%raksi dan ka$amata! 'nd ed! 3akarta; 0alai Penerbit .K1/!
'((8! )-)*, 4>-*7
*! :augan, &sbury! #%talmologi umum!edisi )5! 3akarta ; E,6! '((5! 449
>! /lyas S! /khtisar /lmu penyaki mata! 3akarta ; 0alai Penerbit .K1/ ! '((9! 4)9
8! ECa RP! &natomi dan embriologi mata! /n; :aughan ",, &sbury T, ECa RP,
editors! #%talmologi umum! )*th ed! 3akarta; Penerbit Qidya Medika! '(((!
5-)>
5! 2ang ,K! #phthalmology a short teMtbook! Stuttgart; Thieme! '(((! ))5-9
7! Snell RS, 2emp M&! 6lini$al anatomy o% the eye! 'nd ed! #M%ord; 0la$kell
Publishing! '((8! )*4-9, )5), )95-'(5
9! Rabbets R0, Mallen EE! &$$omodation and near Cision the inadeBuate-
stimulus myopias! /n; Rabbets R0, editor! 6lini$al Cisual opti$s! *th ed!
Edinburgh; ElseCier! '((5! )'9-4)
)(! &meri$an &$ademy o% #phthalmology! #pti$s, re%ra$tion, and $onta$t lenses!
Se$tion 4! &meri$an &$ademy o% #phthalmology! '((4! ))7-9, >(
))! S$hlote T, Rohrba$h 3, ,rueb M, Mielke 3! Po$ket atlas o% ophthalmology!
'((8! )4>-5

You might also like