You are on page 1of 7

SKIZOAFEKTIF

Definisi
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan
afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat
bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif
terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.
1,3

Sejarah
Di tahun 1913 George H. irby dan pada tahun 19!1 "ugust Ho#h keduanya
menggambarkan pasien dengan #iri #ampuran skizofrenia dan gangguan afektif $mood%.
arena pasiennya tidak mengalami perjalanan demensia prekoks yang memburuk, irby dan
Ho#h mengklasifikasikan mereka di dalam kelompok psikosis mani#&depresif 'mil
raepelin. Di tahun 1933 (a#ob asanin memperkenalkan istilah )gangguan skizoafektif*
untuk suatu gangguan dengan gejala skizofrenik dan gejala gangguan mood yang bermakna.
+asien dengan gangguan ini juga ditandai oleh onset gejala yang tiba&tiba, seringkali pada
masa remajanya. +asien #enderung memiliki tingkat fungsi premorbid yang baik, dan
seringkali suatu stressor yang spesifik mendahului onset gejala. ,i-ayat keluarga pasien
sering kali terdapat suatu gangguan mood. asanin per#aya bah-a pasien memiliki suatu
jenis skizofrenia. Dari 1933 sampai kira&kira tahun 19./, pasien yang gejalanya mirip dengan
gejala pasien&pasien asanin se#ara ber0ariasi diklarifikasi menderita gangguan skizoafektif,
skizofrenia atipikal, skizofrenia dalam remisi, dan psikosis sikloid.
1
Epidemiologi
+re0alensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen,
kemungkinan dalam rentang /,2 sampai /,3 persen. 4amun, angka tersebut adalah angka
perkiraan, karena di dalam praktik klinis diagnosis gangguan skizoafektif sering kali
digunakan jika klinisi tidak yakin akan diagnosis. +re0alensi gangguan telah dilaporkan lebih
rendah pada laki&laki dibandingkan para -anita5 khususnya -anita yang menikah5 usia onset
untuk -anita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki&laki seperti juga pada skizofrenia.
6aki&laki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial dan
memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata.
1
Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak dari
-aktu ke -aktu. Dugaan saat ini bah-a penyebab gangguan skizoafektif mungkin mirip
dengan etiologi skizofrenia. 7leh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif
juga men#akup kausa genetik dan lingkungan.
+enyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model
konseptual telah diajukan.
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe
gangguan mood.
2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama&sama dari skizofrenia
dan gangguan mood.
3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda,
tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood.
1. emungkinan terbesar adalah bah-a gangguan skizoafektif adalah kelompok
gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan pertama. Sebagian
besar penelitian telah menganggap pasien dengan gangguan skizoafektif sebagai suatu
kelompok heterogen.
Tanda dan Gejala
+ada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan
mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik
se#ara simultan atau se#ara bergantian dalam beberapa hari. 8ila gejala skizofrenik dan
manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif
tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.
!
Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa -aham, halusinasi, perubahan dalam
berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu
manik maupun depresif.
!,3

Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan ji-a
$++DG(&999%:
3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas $dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas%:
a% )thought echo* ; isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya $tidak keras%, dan isi pikiran ulangan, -alaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda 5 atau )thought insertion or withdrawal* ; isi yang asing dan
luar masuk ke dalam pikirannya $insertion% atau isi pikirannya diambil keluar oleh
2
sesuatu dari luar dirinya $withdrawal%5 dan )thought broadcasting*; isi pikirannya
tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya5
b% )delusion of control* ; -aham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar5 atau )delusion of passivitiy* ; -aham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar5 $tentang *dirinya* ; se#ara
jelas merujuk kepergerakan tubuh < anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus%. )delusional perception* ; pengalaman indra-i yang tidak
-ajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat.
#% Halusinasi "uditorik: Suara halusinasi yang berkomentar se#ara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara
mereka sendiri $diantara berbagai suara yang berbi#ara%, atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d% =aham&-aham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak -ajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa $misalnya
mampu mengendalikan #ua#a, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan
dunia lain%.
e% Halusinasi yang menetap dan pan#a&indera apa saja, apabila disertai baik oleh
-aham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide&ide berlebihan $over-valued ideas%
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau
berbulan&bulan terus menerus.
f% "rus pikiran yang terputus $break% atau yang mengalami sisipan $interpolation%,
yang berkibat inkoherensi atau pembi#araan yang tidak rele0an, atau neologisme.
g% +erilaku katatonik, seperti keadaan gaduh&gelisah $excitement%, posisi tubuh
tertentu $posturing%, atau fleksibilitas #erea, negati0isme, mutisme, dan stupor.
h% Gejala&gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bi#ara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak -ajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial5 tetapi harus
jelas bah-a semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
"danya gejala&gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun -aktu satu
bulan atau lebih $tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik $prodromal%. Harus ada suatu
3
perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan $overall quality% dan
beberapa aspek perilaku pribadi $personal behavior%, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri $self-absorbed
attitude% dan penarikan diri se#ara sosial.
Diagnosis
onsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik skizofrenia maupun
gangguan mood, beberapa e0olusi dalam kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif
men#erminkan perubahan yang telah terjadi di dalam kriteria diagnostik untuk kedua kondisi
lain.
riteria diagnostik utama untuk gangguan skizoafektif $>abel 1% adalah bah-a pasien
telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat atau episode manik yang
bersama&sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik untuk fase aktif dari skizofrenia.
Disamping itu, pasien harus memiliki -aham atau halusinasi selama sekurangnya dua
minggu tanpa adanya gejala gangguan mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga
harus ditemukan untuk sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. +ada intinya,
kriteria dituliskan untuk membantu klinisi menghindari mendiagnosis suatu gangguan mood
dengan #iri psikotik sebagai suatu gangguan skizoafektif.
Tabel 1. Kriteria Diagnosti !nt! Gangg!an Si"oafetif #DS$%I&'
Kriteria Diagnosti (nt! Gangg!an Si"oafetif
". Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu -aktu.
>erdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode #ampuran
dengan
gejala yang memenuhi kriteria " untuk skizofrenia.
)atatan* 'pisode depresif berat harus termasuk kriteria "1: mood terdepresi.
8. Selama periode penyakit yang sama, terdapat -aham atau halusinasi selama
sekurangnya ! minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
?. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat $misalnya, obat
yang disalahgunakan, suatu medikasi% atau suatu kondisi medis umum.
Sebutkan tipe:
Tipe bipolar* jika gangguan termasuk suatu episode manik atau #ampuran $atau
4
suatu manik
suatu episode #ampuran dan episode depresif berat%
Tipe depresif* jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.
>abel dari DS@&9A, Diagnosti# and Statisti#al @anual of @ental Disorders. 'd. 1.
DS@&9A juga membantu klinisi untuk menentukan apakah pasien menderita
gangguan skizoafektif, tipe bipolar, atau gangguan skizoafektif, tipe depresif. Seorang pasien
diklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang ada adalah dari tipe manik atau
suatu episode #ampuran dan episode depresif berat. Selain itu, pasien diklasifikasikan
menderita tipe depresif.
2
+ada ++DG(&999, gangguan skizoafektif diberikan kategori yang terpisah karena #ukup
sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. ondisi&kondisi lain dengan
gejala&gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk sebagian penyakit
skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala&gejala itu berada bersama&sama atau se#ara
bergantian dengan gangguan&gangguan -aham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam
kategori yang sesuai dalam B!/&B!9. =aham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana
perasaan $mood% pada gangguan afektif tidak dengan sendirinya menyokong diagnosis
gangguan skizoafektif.
Tabel +. ,edoman Diagnosti Gangg!an Si"oafetif berdasaran ,,DG-%III
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala&gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan
afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan $simultaneously%,
atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik
atau depresif.
>idak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.
8ila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis B!/.1 $Depresi
+as#a&skizofrenia%. 8eberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif
berulang, baik berjenis manik $B!2./% maupun depresif $B!2.1% atau
#ampuran dari keduanya $B!2.!%. +asien lain mengalami satu atau dua
5
episode manik atau depresif $B3/&B33%
Diagnosis .anding
Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan
mood perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding gangguan skizoafektif. +asien yang
diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan phen#y#lidine $+?+%, dan beberapa
pasien dengan epilepsi lobus temporalis se#ara khusus kemungkinan datang dengan gejala
skizofrenik dan gangguan mood yang bersama&sama. Diagnosis banding psikiatrik juga
termasuk semua kemungkinan yang biasanya dipertimbangkan untuk skizofrenia dan
gangguan mood. Di dalam praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu
deteksi gejala gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. Dengan demikian, klinisi
boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah
terkendali.
1,3
,erjalanan ,en/ait dan ,rognosis
Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis
di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan
gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki
prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki
prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah
didukung oleh beberapa penelitian yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun
setelah episode yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga
perjalanan gangguan itu sendiri.
Data menyatakan bah-a pasien dengan gangguan skizoafketif, tipe bipolar,
mempunyai prognosis yang mirip dengan prognosis pasien dengan gangguan bipolar 9 dan
bah-a pasien dengan premorbid yang buruk5 onset yang perlahan&lahan5 tidak ada faktor
pen#etus5 menonjolnya gejala pskotik, khususnya gejala defisit atau gejala negatif5 onset yang
a-al5 perjalanan yang tidak mengalami remisi5 dan ri-ayat keluarga adanya skizofrenia.
6a-an dari masing&masing karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik.
"danya atau tidak adanya gejala urutan pertama dari S#hneider tampaknya tidak meramalkan
perjalanan penyakit.
=alaupun tampaknya tidak terdapat perbedaan yang berhubungan dengan jenis
kelamin pada hasil akhir gangguan skizoafektif, beberapa data menyatakan bah-a perilaku
6
bunuh diri mungkin lebih sering pada -anita dengan gangguan skizoafektif daripada laki&laki
dengan gangguan tersebut. 9nsidensi bunuh diri di antara pasien dengan gangguan
skizoafektif diperkirakan sekurangnya 1/ persen.
Terapi
@odalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah pera-atan di rumah
sakit, medikasi, dan inter0ensi psikososial. +rinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk
gangguan skizoafektif adalah bah-a protokol antidepresan dan antimanik diikuti jika
semuanya diindikasikan dan bah-a antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk
pengendalian jangka pendek. (ika protokol thymolepti# tidak efektif di dalam mengendalikan
gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. +asien dengan
gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan per#obaan lithium, #arbamazepine
$>egretol%, 0alproate $Depakene%, atau suatu kombinasi obat&obat tersebut jika satu obat saja
tidak efektif. +asien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan per#obaan
antidepresan dan terapi elektrokon0ulsif $'?>% sebelum mereka diputuskan tidak responsif
terhadap terapi antidepresan.
2
DAFTA0 ,(STAKA
1. @aramis, =.S. ?atatan 9lmu edokteran (i-a. "irlangga Cni0ersity +resss : Surabaya.
1991.
!. aplan, 9. H. and Sado#k, (. 8. Sinopsis +sikiatri 9lmu +erilaku +sikiatri linis, 'disi
etujuh. 8inarupa "ksara +ublisher: (akarta.
3. Stuart, G. =. dan Sundeen, S. (. 8uku Saku epera-atan (i-a, 'disi 3. +enerbit 8uku
edokteran 'G?. 1993.
1. 7lfson, @ark. >reatment +atterns for S#hizoaffe#ti0e Disorder and S#hizophrenia
"mong @edi#aid +atients. Diakses melalui: ---.psy#hiatryonline.org<data<(ournals<
2. "meri#an +sy#hiatri# "sso#iation. Diagnosis dan Statisti#al @anual of @ental disorders
$DS@ 9A >@%. "meri#an +sy#hologi#al "sso#iation $"+"%: =ashington D?. 199D.
7

You might also like