ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TUAN P DENGAN PENEUMONIA
DI RUANG ICU RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO
DISUSUN OLEH:
Agung Wahyu Nugroho, S.Kep 32-057-08-1-2012
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013
A. Pengkajian 1. Identitas Klien a. Nama : Tn. P b. Umur : 65 tahun c. Jenis kelamin : laki-laki d. Alamat : Ngadirejo, Kaligesing 02/02 Purworejo e. Agama : islam f. Pendidikan : tamat SD g. Pekerjaan : pegawai swasta h. Status : kawin i. No. RM : 00258534 j. No. Reg : 1157194 k. Tanggal masuk RS : 30 Juli 2013 l. Tanggal pengkajian : 31 juli 2013 2. Identitas Penanggungjawab a. Nama : Ny. K b. Umur : 53 tahun c. Alamat : Ngadirejo, Kaligesing 02/02 Purworejo d. Hub. Dengan kliena : istri 3. Alasan masuk RS Keluarga mengatakan, klien sesak nafas atau dypnea) sejak 3 hari yang lalu, sebelum dibawa ke rumah sakit. Klien terlebih dahulu dibawa ke puskesmas terdekat pada tanggal 29 Juli 2013. Akan tetapi kondisinya tidak membaik dan sesaknya semakin bertambah, sehingga dirujuk ke rumah sakit daerah pada tanggal 30 Juli 2103. 4. Keluhan utama Sesak nafas (dypnea) sejak 3 hari yang lalu
5. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan lalu Keluarga mengatakan belum pernah megalami sesak yang separah ini dan tidka memiliki riwayat penyakit asma, darah tinggi, kencing manis, akan tetapi pada bulan januari lalu pasien dioperasi karena hernia. b. Riwayat kesehatan sekarang klien sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, sebelum dibawa ke rumah sakit c. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma, hepatitis dan alergi d. Riwayat alergi Keluarga mengatakan bahwa Ia tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atapun obat-obatan. 6. Alasan masuk ICU/ICCU Klien datang dengan sesak nafas dengan kondisi kesadaraan saat datang ke rumah sakit sopor (dimana klien butuh rangsangan kuat untuk membangunkannya) 7. Riwayat psikososial Dalam hubungan social dan hubungan kerja, Tn. P tidak ada masalah atau kendala. 8. Riwayat spiritual Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat melaksanakan ibadah 5 waktu (kondisi klien saat masuk mengalami penurunan kesadaran) 9. Pengkajian primer a. Airway: Sumbatan: 1) Benda asing: - 2) Darah:- 3) Sputum/dahak: - 4) Perhatian: cedera cervical (tidak ada cedera servikal) b. Breating - Sesak dengan: 1) Aktivitas: iya 2) Tanpa aktivitas: - 3) Nafas cuping hidung: - 4) Penggunaan otot-otot tambahan: - - Frekuensi teratur - Kedalaman dalam bernafas dangkal - Batuk tidak produktif - Bunyi nafas tambahan wheezing (saat pertama kali dating) c. Circulating 1) Sirkulasi perifer: baik 2) Nadi: 112 3) Irama: 4) Denyut: kuat 5) Tekanan darah 130/90 mmHg 6) Ekstremitas: hangat 7) Warna kulit; pucat 8) Pengisian kapiler: < 3 detik d. Disability 1) Kesadaran: spoor 2) Perhatian: berkurang 3) Respon terhadap suara: butuh rangsangan yang kuat 4) Respon terhadap nyeri: membutuhkan rangsangan yang kuat 5) Berespon jika dirangsang dengan kuat 6) Reaksi pupil positif 10. Pengkajian sekunder (Pengkajian fisik) a. Keadaan Umum Klien 1) Tingkat Kesadaran: Compos mentis 2) GCS : E :4 V :5 M:6 b. Tanda-tanda Vital 1) Tekanan Darah : 139/99 mmHg 2) Nadi : 112x/mnt 3) Pernafasan : 27 x/mnt 4) Suhu : 36 o C c. Sistem Pernafasan I : Tidak ada retraksi, bentuk dada normal P : Fibrasi seimbang antara lobus kanan-kiri P : Sonor, batas paru kanan bawah IC VII, batas paru kiri bawah IC VIII A : Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan d. Sistem Kardiovaskular I : Ictus cordis terlihat P : Apex jantung di IC VI A : Bunyi jantung S 1 , S 2 Reguler Conjunctiva : Tidak anemis Capilary refill : < 2 detik e. Sistem Gastrointestinal I : Tidak terdapat lesi atau jejas A : Peristaltik usus 14x/mnt P : Tympani P : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan maupun pembesaran organ dalam f. Sistem Indra 1) Mata : Tidak terdapat gangguan penglihatan 2) Hidung : Tidak terdapat gangguan penciuman 3) Telinga : Tidak terdapat gangguan pendengaran g. Sistem Saraf 1) Fungsi Cranial : Kesadaran Compos mentis 2) Fungsi Motorik : tidak terdapat gangguan 3) Fungsi Sensorik : tidak terdapat gangguan h. Sistem Muskuloskeletal 1) Kepala : Mesocephalus, tidak terdapat kelainan bentuk 2) Vertebra : Normal, tidak terdapat kelainan bentuk 3) Pelvis : Normal, tidak ada kelainan bentuk 4) Ekstremitas atas : normal, tidak ada gangguan 5) Ekstremitas bawah: Normal, tidak ada gangguan mobilitas
5 5 5 5
i. Sistem Integumen 1) Rambut : Terlihat sedikit kotor, selama di ruang ICU pasien hanya dilakukan sibing 2) Kulit : tampak cukup bersih 3) Kuku : tampak cukup bersih, tidak panjang dan tidka hitam j. Sistem Endokrin 1) Kelenjar Tiroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid 2) Pertumbuhan : Tn. P tidak mengalami gangguan pertumbuhan 3) Suhu tubuh : Stabil, Tn P tidak mengalami perubahan suhu tubuh yang drastic 4) Riwayat DM : Tn. P tidak mempunyai riwayat penyakit DM k. Sistem pencernaan 1) Bibir : kering 2) Tenggorokan : normal 3) Abdomen : sedikit kembung 4) Muntah : tidak 5) Nafsu makan : menurun 6) Porsi makan : tidak habis 7) Peristaltic : ya, 14 x/menit 8) Minum : 2 gelas air l. Sistem Eliminasi 1) BAB Konsistensi : cair berampas Warna : kekuningan Bau : Khas feses Konstipasi : tidak Gangguan anus : benjolan (hemoroid) 2) Keadaan kandung kemih : Kosong, pasien terpasang kateter m. Sistem Reproduksi Tidak ada gangguan n. Sistem Imun 1) Allergi : Tn. P mengatakan tidak mempunyai riwayat allergi 2) Penyakit imun : Tn. P mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit imun 11. AKTIVITAS SEHARI-HARI a. Persepsi terhadap kesehatan : Pasien beranggapan bahwa sehat berarti tidak ada keluhan fisik dan bisa melakukan aktivitas dan bekerja. Pasien berharap dengan dirawat di ruang ICU pasien segera sembuh dan dapat bekerja seperti biasa kembali. b. Pola aktivitas 1) Kemampuan perawatan diri: Dibantu 2) Makan/minum : Dibantu 3) Mandi : Dibantu 4) Toileting : Dibantu 5) Berpakaian : Dibantu 6) Mobilitas di tempat tidur : Dibantu 7) Berpindah : Dibantu 8) Ambulasi/ROM : Dibantu c. Pola istirahat : Pasien tidak mengalami gangguan pola istirahat, 10 jam sehari d. Pola nutrisi : Diit tinggi karbohidrat dan tinggi protein e. Cairan : Pasien terpasang infus dan minum 2 gelas per hari f. Pola Eliminasi : Tidak ada ganguan eliminasi, pasien dapat BAB tetapi sedikit-sedikit g. Pola persepsi : Kelima indera Tn. P tidak mengalami gangguan. h. Pola peran hubungan : Tn. P mengatakan hubungan dalam keluarga maupun di masyarakat tidak mengalami kendala atau masalah.
B. TEST DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan Lab: Nilai Normal a. WBC: 15,88 (10^3/L) M : 4,8 - 10,8 q F : 4,8 - 10,8 b. RBC: 3,40 (10^6/L) M : 4,7 - 6,1 F : 4,2 - 5,4 c. HGB: 15,7 (g/dL) M : 14 - 18 F : 12 16 d. HCT: 49,4 (%) M : 42 - 52 F : 37 47 e. PLT : 241 (10^3/L) 150 450 f. Urea:44 mg/dl 10-50 g. Creatinin: 1,38 mg/dl 0,5-1,2 h. Cholesterol: 173 mg/dl 50-250 i. HDL_Coles:59 mg/dl 35-55 j. LDL_Coles: 87 mg/dl 10-150 k. T, Prot: 5,6 gr/dl 6,6-8, l. Albumin: 3,6 gr/dl 3,8-5,1 m. Globulin: 2,0 mg/dl 1,5-3 n. GOT: 160 u/L 0-37 o. GPT: 175 u/L 0-42 p. CKMB: 55,4 u/L 0-25 q. Kalium: 5,4 mmol/l 3,4-5,4 r. Natrium: 150 mmol/l 35-155 s. Cl: 116 mmol/l 95-108 t. HBsAg: Negatif 2. Pemeriksaan urine a. Warna: Kuning (kuning muda-kuning) b. Kejernihan: Keruh (jernih) c. Bj: 1020 (1015-1030) d. Ph: 6,0 (4,0-7,8) e. Leukosit:+ (negative) f. Nitrit: negative (negative) g. Protein: post ++ (negative) h. Glukosa: - i. Keton: - j. Urobilinogen: - k. Bilirubin: - l. Eritrosit: +++ m. Bersidin test: (negative) n. Sedimen: 1) Sell epitel: + 2) Leukosit: 5-7 (0-5/LBP) 3) Eritrosit: 70-100 (0-2/LBP) 4) Kristal: negative (negative) 5) Silinder: negative 6) Lain-lain: - 3. Pemeriksaan Radiologi Rontgen thorak C. TERAPI MEDIS 1. Tanggal 31 Juli 2013 a) Inf. RL+Aminofilin drip b) Inj. Cefotaxim 2x1 gr c) Inj. Lasik 2x1 amp d) Inj. Metilprednisolon 3x1 amp e) Paracetamol 3x500 g f) Metronidazol 3x500 g g) Nebulizer ventolin 2,5 mg:flexotide 0,5 mg 4x1 2. Tanggal 01 agustus 2013 a) RL/NaCl b) Aminophilin c) Nebulizer ventolin 2,5 mg: flexotide 0,5 mg 4x1 d) Lasik 20 mg 2x1 e) Paracetamol 3x500 mg f) Ceftriaxone 1gr 2x1 g) Metilprednisolon 125mg 3x1 h) Metronidazole 3x500 mg 3. Tanggal 02 agustus 2013 a) RL b) Nebulizer ventolin 2,5 mg: vlexotide 0,5 mg k/p c) Lasik 2x1 d) Paracetamol 3x500 mg e) Ceftriaxone 1gr 2x1 f) Metilprednisolon 62,5 mg 2x1 g) Metronidazole 3x500 mg h) Renapar 1x1 i) ISDN 2x1 j) Aspilet 1x8 g
D. Analisa data No Data Problem Etiologi Diagnose keperawatan 1 DS: 1. Klien mengatakan susah dalam bernafas 2. Klien mengatakan maih terasa sesak saat untuk bernafas DO: 1. Klien terpasang selang oksigen 2. Klien tampak kesulitan untuk bernafas 3. Pernafasan terlihat dangkal dan cepat 4. Posisi klien tidur semi fowler 5. Wheezing berkurang 6. Pasien menggunakan NRM (8lpm) 7. Pasien gelisah Ketidakefektifan pola nafas Hiperventilasi Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan 8. TD: 165/117 mmHg 9. N: 112 x/menit 10. RR: 29 x/menit 11. S: 36 2 DS: 1. Klien mengatakan dada masih terasa berat untuk bernafas 2. Klien mengatakan masih terasa sesak 3. Klien mengatakan jika selang oksigen dilepas masih terasa sulit untuk bernafas DO: 1. Klien tampak letih 2. Klien tampak lemah 3. TD: 165/117 mmHg 4. N: 112 x/menit 5. RR: 29 x/menit 6. ADLs dibantu Intoleran aktivitas Ketidakseimbang an antara suplai dan kebutuhan oksigen Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih oleh perawat dan keluarga 7. Sesak saat beraktivitas diatas tempat tidur
E. Prioritas Diagnosa 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan 2. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih
F. Rencana keperawatan No Diagnose Rencana Keperawatan NOC NIC 1 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan
Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3x24 jam pola nafas klien dapat kembali normal dengan criteria hasil: 1. RR dalam batas normal (16-24 x/menit) 2. Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg) 3. Nadai dalam batas normal (60-100 x/menit) Asthma Management 1. Monitor irama pernafasan, kedalaman dalam satu kali pernafasan, dan kemampuan dalam melakukan pernafasan 2. Menyarankan kepada klien untuk menggunakan antiinflamasi dan bronkodilator yang sesuai 3. Mengajarkan kepada klien dalam penggunaan obat antiinflamsi dan inhaler 4. Memberikan terapi obat yang sesuai sesuai dengan prosedur yang sudah ada (SOP) 5. Atur intake cairan untuk megoptimalkan keseimbangan 6. Informasikan kepada klien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas 2 Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih
Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3x24 jam intoleran aktivitas pada klien dapat berkurang dengan criteria hasil: 1. Suplai oksigen kedalam tubuh terpenuhi 2. Kelemahan dan keletihan menghilang 3. Dapat melakukan aktivitas di atas temapt tidur Activity Therapy 1. Monitor respon aktivitas berdasarkan emosi, fisik, social, dan spiritual 2. Mengajarkan kepada pasien tentang aktivitas yang bermakna 3. Mengajarkan kepada kelayan untuk membuat jadwal yang spesifik untuk rutinitas kegiatan 4. Mengajarkan kepada pasien tenteng comitmen untuk meningkatkan frekuensi dan atau jarak dalam aktivitas 5. Kolaborasi dengan tenaga medis, dokter dan perawat untuk memberikan terapi jika dibutuhkan
Catatan Perkembangan Tanggal dan jam Diagnose dan implementasi Evaluasi TTD dan nama terang 31/08/2013 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan: 1. Memberikan posisi yang nyaman (semi fowler) 2. Monitor tanda-tanda vital klien 3. Monitor pola pernafasan klien 4. Memberikan terapi oksigen dengan nasal kanul 3 l/menit 5. Memberikan terapi nebulizer dengan fentolin dan fleksotid 6. Memeberikan terapi medis sesuai advice dokter 7. Kolaborasi dengan tenaga medis lain jika diperlukan S: klien mengatakan masih terasa sesak O: klien terpasang nasal kanul 3 l/menit, terapi nebulizer sudah diberikan, klien masih tampak susah untuk bernafas, pola nafas dangkal dan cepat, TD: 130/90 mmHg, N: 112, RR: 30, S:36 A: maslah belum teratasi P: lanjutkan intervensi, memberikan terapi oksigen dan nebulizer
Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih : 1. Memberikan posisi yang nyaman 2. Megajarkan kepada klien untuk melatih menggerakkan bagian extremitas secara bertahap 3. Memberikan motivasi kepada klien agar lebih semangat 4. Memberikan terapi sesuai advice dokter 5. Kolaborasi dengan tim medis lain jika dibutuhkan
S: klien mengatakan masih merasa lemah dan letih O: klien tampak letih, klien tampak masih malas, A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
01/08/2013 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan: 1. Memberikan posisi yang nyaman (semi fowler) 2. Monitor tanda-tanda vital klien 3. Monitor pola pernafasan klien 4. Memberikan terapi oksigen dengan nasal kanul 3 l/menit S: klien mengatakan sesak yang dirasakan sudah berkurang O: klien terpasang nasal kanul 3 l/menit, klien sudah tampak terlihat tenang dan nafas sudah mulai membaik, pola nafas masih dangkal dan cepat, TD: 139/99 mmHg, N:100, RR: 27, S:36 A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi, memberikan terapi
5. Memberikan terapi nebulizer dengan fentolin dan fleksotid 6. Memeberikan terapi medis sesuai advice dokter 7. Kolaborasi dengan tenaga medis lain jika diperlukan
oksigen, nebulizer dan terapi dokter
Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih : 1. Memberikan posisi yang nyaman 2. Megajarkan kepada klien untuk melatih menggerakkan bagian extremitas secara bertahap 3. Memberikan motivasi kepada klien agar lebih semangat 4. Memberikan terapi sesuai advice dokter 5. Membantu ADLs 6. Kolaborasi dengan tim medis lain jika dibutuhkan
S: klien mengatakan masih merasa lemah O: KU lemah, akral hangat, ADLs dibantu, pasien masih bedrest, terpasang NRM A: masalah belum teratasi P:lanjutkan intervensi
02/08/2013 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi d.d takipnea, perubahan kedalaman pernafasan: 1. Memberikan posisi yang nyaman (semi fowler) 2. Monitor tanda-tanda vital klien 3. Monitor pola pernafasan klien 4. Melatih klien bernafas tanpa selang oksigen atau selang oksigen dilepas sementara 5. Memberikan terapi nebulizer dengan fentolin dan fleksotid 6. Memeberikan terapi medis sesuai advice dokter 7. Kolaborasi dengan tenaga medis lain jika diperlukan S: klien mengatakan sudah merasa lebih enak dan tidak begitu sesak ketika dilepas selang oksigennya O: klien tampak tenang, klien tidak menggunakan selang oksigen, pola nafas klien sudah mulai membaik walaupun masih cepat dan dangkal, TD: 128/89 mmHg, N:98, RR:25, S:36 A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi, jika pasien kembali merasa sesak kembali dpasangkan selang oksigen dan terapi nebulizer
Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d klien menyatakan lelah dan letih : 1. Memberikan posisi yang nyaman 2. Megajarkan kepada klien untuk melatih menggerakkan bagian extremitas secara bertahap 3. Memberikan motivasi kepada klien agar lebih S: klien menggatakan sudah dapat bergerak diatas tempat tidur dan tidak merasa sesak dan letih lagi O:klien tampak segar, klien terlihat lebih enak dan raut tampak cerah, TD: 128/89 mmHg, N:98, RR:25, S:36 A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi
semangat 4. Memberikan terapi sesuai advice dokter 5. Membantu ADLs 6. Kolaborasi dengan tim medis lain