You are on page 1of 4

ANALISIS BIAYA RELEVAN

DALAM MENENTUKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK


PESANAN KHUSUS PADA UD. SEJATI MULIA
(Relevant Cost Analysis in Determining Decision Making to Accept or Reject Special Order
at UD Sejati Mulia in Surabaya)
Oleh/By:

Sutarti
Dosen STIE Kesatuan

ABSTRACT
The background serves as a basis for this research is
relevant cost information to make decision to accept or
reject special order. Relevant cost is future cost that
affect decision to make of. Relevant cost information in
decision making on special order is based on cost
behaviour analysis.
The object of this research is UD Sejati Mulia in
Surabaya which has not applied relevant cost analysis
method yet to make decision to accept or reject special
order. UD is an Indonesia abbreviation which mean
Trading of Commerce. The information used is the costs
in the years 2004 2008. The cost behaviour analysis is
used to classify costs to be fixed cost, semivariable
cost, and variable cost. The separation of semivariable
into fixed element and variable element uses least
square method. The approach used in this reseach is
descriptive approach which illustrate the situation of
the corporation itself compared to external
environment. Data are gotten by means of interview,
documentation study, and observation.
The relevant cost analysis used to separate variable
cost, fixed cost, and semivariable cost is relevant to
make decision either to accept or to reject special
order because not all costs can be categorized as
relevant cost. The decision to accept or to reject
special order will be better to pay attention to external
factors as well such as marketing area of special order
should be different from regular order. In addition, the
effect of brand given by distributor should be taken
note of as well. The result of this reseach shows that if
the corporation accepts special order, it earns
additional profit as high as Rp8.805.573,70 for rice
flour special order and Rp4.030.764, 93 for cooking
spices special order in addition to take an advantage of
idle capacity.
Keywords : Relevant cost analysis; decision making

faktor utama tidak maksimalnya penerapan diskon atas


harga jual produk pada UKM.
Dalam proses pengambilan keputusan, kualitas
keputusan dipengaruhi oleh informasi yang mendukung
dalam pembuatan keputusan. Informasi tersebut harus
relevan, memadai, tepat waktu, dan akurat agar
pembuat
keputusan
dapat
mengidentifikasi,
mengklasifikasi dan menganalisis permasalahan atau
kesempatan yang dihadapi sehingga dapat diperoleh
keputusan yang tepat. Dalam proses pengambilan
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
dengan harga jual dibawah harga normal, dibutuhkan
informasi biaya relevan. Biaya relevan merupakan biaya
yang akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu
pengambilan keputusan diantara berbagai alternatif
yang terjadi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
untuk dapat menggambarkan atau melukiskan secara
sistematis segala fenomena yang berkaitan dengan biaya
relevan dalam perusahaan kemudian mencoba
menggambarkan atau mendeskripsikan analisis biaya
relevan bila diterapkan dalam perusahaan dan
menelusuri peranan analisis biaya relevan terhadap
keputusan yang akan diambil oleh manajemen
berdasarkan atas tujuan perusahaan yaitu profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari
sumbernya yaitu dari UD. Sejati Mulia di Surabaya,
sedangkan data sekunder diperoleh dari luar perusahaan
melalui tinjauan kepustakaan yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif sehingga dapat
menarik simpulan dan memberikan saran dari hasil
analisis yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


PENDAHULUAN
Persaingan usaha yang sangat ketat menuntut
perusahaan untuk terus berupaya meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan, baik melalui startegi
product
differentiation
maupun
startegi
cost
leadership. Untuk dapat bersaing melalui cost
leadership, perusahaan harus dapat menentukan harga
jual yang rendah, misalnya dengan memberikan diskon
harga jual. Kurangnya pengetahuan akan perilaku biaya
dan manfaat dari konsep biaya relevan adalah salah satu

Di pasar tradisional khususnya di Surabaya, saat ini


banyak sekali produk tepung bumbu yang bermunculan,
seperti tepung bumbu cap Bawang, cap Udang dan lainlain. Pesaing utama produk tepung beras adalah Rose
Brand. UD. Sejati Mulia telah menentukan target pasar
untuk tepung beras adalah pasar menengah ke bawah,
dengan harga jual di pasaran lebih rendah dari produk
Rose Brand. Produk utama UD. Sejati Mulia adalah
tepung bumbu Cap Ikan Dorang dan Tepung Beras

SUTARTI. Analisis Biaya Relevan Dalam Menentukan Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus

Sunflower Brand tetapi yang menjadi andalan untuk


pasar Surabaya dan sekitarnya adalah tepung bumbu.
Tabel Prosentase Penjualan Produk Tepung Beras dan
Bumbu Periode 2004-2006 UD. Sejati Mulia
2004
2005
2006
Tepung Beras
250 gr
4.57%
4.01%
3.80%
10 gr
7.68%
6.56%
6.64%
Tepung Bumbu
8 gr
87.75%
89.43%
89.56%
Jumlah
100.00%
100.00%
100.00%
Sumber : Data internal perusahaan yang diolah
Tabel Prosentase Produksi Tepung Beras dan Bumbu
Periode 2004-2006 UD. Sejati Mulia
2004
2005
2006
Tepung Beras
250 gr
4.63%
4.04%
3.97%
10 gr
7.80%
6.64%
6.60%
Tepung Bumbu
8 gr
87.58%
89.32%
Jumlah
100.00%
100.00%
Sumber : Data internal perusahaan yang diolah

Pada tahun 2007 perusahaan menargetkan untuk


meningkatkan penjualan tepung bumbu hingga 258.000
pcs, tepung beras 250 gr sebesar 12.000 pcs dan tepung
beras 10 gr sebesar 19.500 pcs. Meskipun target
penjualan meningkat tetapi persentase penjualan
tepung bumbu turun sebesar 0.31% dari total penjualan
tepung beras dan tepung bumbu. Persentase
peningkatan penjualan lebih difokuskan pada tepung
beras karena perusahaan ingin lebih mengenalkan
produk ini ke masyarakat.
Karakteristik pembeli yang ada pada perusahaan
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
1. Distributor/salesman
2. Grosir/agen toko
Pengklasifikasian tersebut berdasarkan atas cara
perusahaan dalam memenuhi pesanan. Jika distributor
atau salesman, mereka langsung datang ke pabrik untuk
mendapatkan barangnya dimana sebelumnya telah
melakukan pesanan sedangkan untuk grosir/agen toko
barang mereka akan dikirim. Ada quota yang harus
dipenuhi untuk pengiriman barang.

89.43%
100.00%

Tabel Tingkat Laba yang Diharapkan Periode 2006


Tepung Beras 250 gr
Penjualan
Rp
105,409,900
HPP
Rp
80,540,771
Laba kotor
Rp
24,869,130
% laba kotor
23.59%
Sumber : Data internal perusahaan yang diolah

Kapasitas Menganggur
Perusahaan memiliki dua mesin penggiling, satu
mesin pengering, dan satu mesin penyaring dimana
dengan menggunakan mesin-mesin tersebut perusahaan
sebenarnya mampu memproduksi 500 kg tepung yang
siap bungkus per harinya. Kapasitas tersebut belum
termanfaatkan sepenuhnya, hal ini dikarenakan:
1. Peralatan
Dua mesin penggiling yang dimiliki perusahaan
adalah mesin bekas (second). Hal ini menyebabkan
jika mesin digunakan secara maksimal akan
memperpendek umur mesin bahkan menyebabkan
kerusakan mesin baik kerusakan ringan atau berat.
Sehingga perusahaan maksimal hanya memproduksi
350 kg beras tiap hari. selain itu kendala juga
terdapat pada konsumsi bahan bakar mesin
penggiling. Karena mesin bekas dan umurnya yang
sudah cukup tua konsumsi bahan bakar lebih banyak,
dalam satu hari dua mesin penggiling menghabiskan
10 liter solar untuk penggilingan 350 kg beras.

Tepung Beras 10 gr
Rp
56,928,000
Rp
40,033,098
Rp
16,894,902
29.68%

Tepung Bumbu
Rp 793,221,800
Rp 499,896,055
Rp 293,325,745
36.98%

Tabel Perhitungan kapasitas menganggur (Kg)


per hari

per minggu

per tahun

teoritis

500

3000

144000

praktis

350

2100

100800

selisih
150
900
43200
Sumber : Data internal perusahaan yang diolah
2. Tempat
Luas bangunan pabrik yang terbatas menyebabkan
proses produksi tidak dapat dilakukan secara
maksimal khususnya dalam proses pengepakan,
karena tempat yang sangat terbatas. Keterbatasan
juga terjadi pada tempat penggilingan. Perusahaan
tidak dapat menambah jumlah mesin penggiling lagi
karena tempat yang tidak memadai.
3. SDM (Sumber Daya Manusia)
Perbedaan yang tidak seimbang antara jumlah
karyawan laki-laki dan wanita, tenaga kerja langsung
wanita yang telah berumah tangga lebih
mendominasi di bagian produksi khusunya proses
pengepakan. Pekerjaan tersebut bagi mereka bukan
merupakan mata pencaharian utama, melainkan

Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010

SUTARTI. Analisis Biaya Relevan Dalam Menentukan Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus

sebagai penambah pendapatan keluarga atau untuk


menutupi
kebutuhan
sehari-hari.
Hal
ini
menyebabkan tidak ada kedisiplinan untuk datang
tepat waktu. Tingkat moralitas karyawan yang
rendah akan mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. Hambatan terhadap perubahan ke arah
yang lebih baik cukup tinggi, namun dipengaruhi
oleh dominasi karyawan yang telah lama bekerja di
perusahaan, yang mengakibatkan sulit untuk
menerima perubahan ke arah yang lebih baik.
KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN PERILAKUNYA
Biaya tetap
Biaya tetap yang terdapat pada UD. Sejati Mulia
meliputi:
1. Biaya tunjangan bagi tenaga kerja dan karyawan
Perusahaan hanya memberikan 1 jenis tunjangan
yaitu Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan
dan tenaga kerja. Tunjangan tersebut langsung
dianggarkan oleh perusahaan yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
2. Biaya penyusutan aktiva tetap.
Perusahaan melakukan penyusutan berdasarkan
metode garis lurus. Perusahaan melakukan
penyusutan atas aktiva tetap kecuali untuk aktiva
tanah.
Mesin produksi yang dimiliki perusahaan dalam
proses produksi yaitu:
a. Mesin penggiling.
b. Mesin penyaring (ayak).
c. Mesin pengering.
d. Press plastik.
3. Pajak.
Pajak yang dibayarkan oleh perusahaan adalah pajak
bumi dan bangunan, termasuk dalam biaya tetap
karena besarnya pajak tersebut tidak berkaitan
dengan aktivitas produksi.
4. Biaya sosial.
Yang termasuk dalam biaya sosial dalam perusahaan
adalah:
a. Biaya pengobatan.
b.
Uang makan-minum bagi pekerja bagian
produksi.
c. Sumbangan RT.
Biaya tersebut dikeluarkan untuk menunjang kinerja
dan keselamatan karyawan.
5. Cicilan pinjaman di bank.
Perusahaan setiap bulannya mengeluarkan dana
untuk pembayaran kredit modal usaha pada sebuah
bank swasta. Kegiatan ini termasuk biaya tetap
karena tidak ada hubungan dengan aktivitas
produksi.
6. Biaya kantor dan biaya lain-lain
Biaya kantor meliputi biaya pemakaian alat tulis,
pemakaian barang cetak dan lain-lain, seperti: biaya
administrasi bank.
Biaya Variabel
1. Biaya bahan baku.
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
adalah beras, tepung tapioka, bahan kimia, bumbu
kering, dan plastik. Biaya ini termasuk kedalam
biaya variabel karena apabila ada peningkatan
aktivitas produksi atau peningkatan unit yang
diproduksi maka biaya yang harus dikeluarkan juga
akan bertambah seiring dengan peningkatan output
yang diproduksi.

Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010

a. Beras.
b. Tepung tapioka
c. Bahan kimia.
d. Bumbu.
e. Plastik.
2. Biaya tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja langsung meliputi:
a. Upah harian.
b. Upah lembur.
c. Komisi penjualan.
Komisi penjualan diberikan kepada para
distributor atau salesman. Komisi diluar dari
keuntungan yang diperoleh salesman dari
penjualan produk tepung bumbu dan tepung
beras.
Perusahaan memiliki 24 tenaga kerja langsung yang
tersebar pada beberapa bagian. Bagian proses
produksi yang meliputi proses perendaman sampai
proses pencampuran dilakukan oleh 4 karyawan
tetap dimana salah satu dari empat karyawan
tersebut merupakan kepala bagian produksi. Untuk
proses pengepakan, perusahaan mempekerjakan 10
karyawan dengan menggunakan sistem borongan
terhadap pembayaran upahnya, sehingga perusahaan
tidak mengalokasikan gaji tetap untuk karyawan
bagian pengepakan. Komisi penjualan diberikan
kepada distibutor yaitu salesman. Komisi ini
diberikan berdasarkan jumlah omzet tiap bulan yang
diperoleh tiap individu, sehingga perolehan komisi
untuk tiap salesmanpun berbeda.
3. Pemakaian bahan pembantu.
Pemakaian bahan pembantu ini digunakan untuk
membantu proses produksi, sehingga apabila ada
peningkatan aktivitas produksi pemakaian bahan
pembantu ini juga akan meningkat. Bahan pembantu
yang digunakan adalah:
a. Solar
b. Stenvet
c. Gas Elpiji
d. Minyak tanah
Bahan pembantu solar, stenvet dan minyak tanah
digunakan untuk bahan bakar mesin sedangkan gas
elpiji digunakan dalam proses pengeringan.
Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel ini meliputi:
1 Biaya pemakaian dan pemeliharaan alat-alat
produksi, seperti :
a. Pemakaian suku cadang.
b. Servis dan reparasi.
c. Pemakaian oli
Biaya-biaya
tersebut
dikeluarkan
untuk
menunjang
proses
produksi perusahaan dan
menjaga agar alat-alat produksi tetap layak untuk
digunakan. Dengan metode Least Square maka dapat
diperoleh rumus biaya pemakaian oli yaitu:
Y = Rp 17.832,61 + Rp 0,89 X
2. Biaya listrik, air dan telepon.
Biaya-biaya tersebut secara nyata menjadi biaya
semivariabel karena memiliki unsur tetap dan unsur
variabel.
a. Biaya listrik.
Dengan metode Least Square maka dapat
diperoleh rumus biaya listrik yaitu:
Y = Rp 98.566,38 + Rp 4,91 X

SUTARTI. Analisis Biaya Relevan Dalam Menentukan Pengambilan Keputusan Pesanan Khusus

3.
b. Biaya air.
Dengan metode Least Square maka dapat
diperoleh rumus biaya penggunaan air yaitu:
Y = Rp 53.630,2 + Rp 2,67 X
c. Biaya telepon.
3. Biaya kendaraan.
Biaya ini meliputi:
a. Pemakaian bensin dan oli
b. Pemakaian suku cadang
c. Service dan reparasi
Analisis Biaya Relevan
Analisis biaya relevan ini digunakan untuk memilah
biaya-biaya yang relevan dalam penentuan harga jual
produk pesanan khusus. Tidak semua biaya variabel
merupakan biaya yang relevan terhadap pengambilan
keputusan.
Biaya relevan meliputi semua biaya yang akan
terpengaruh oleh pengambilan suatu keputusan
termasuk keputusan manajemen dalam menentukan
harga jual produk pesanan khusus, seperti : biaya
variabel, biaya tetap (apabila biaya tetap tersebut
berubah
jumlahnya yang
perubahannya
bukan
disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas poduksi),
selain itu biaya semivariabel juga patut untuk
dipertimbangkan karena di dalam biaya tersebut juga
terdapat unsur variabel dimana jika terjadi penigkatan
aktivitas produksi, biaya tersebut juga akan berubah.
Seperti yang telah disampaikan diawal bahwa tidak
semua biaya variabel relevan dengan pengambilan
keputusan, maka harus dilakukan pemisahaan biaya
variabel yang relevan dan yang tidak relavan. Selain itu
untuk biaya semivariabel juga harus dilakukan
pemisahan antara unsur tetap dan variabelnya. Dalam
hal ini digunakan metode Least Square untuk pemisahan
unsur dalam biaya semivariabel.
Tabel Rincian Laba Berdasarkan Analisis Biaya Relevan
Penawaran Permintaan
Produk
Laba
Harga
Pesanan
Tepung
Rp
15.000 kg
Rp
Beras
2,500/kg
8,805,573.70
Tepung
Rp
20.000 kg
Rp
Bumbu
3,100/kg
4,030,764,93
Sumber: data internal perusahaan yang diolah

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan
1.

2.

10

Pengambilan keputusan menerima atau menolak


pesanan khusus harus mempertimbangkan faktor
lain. Contohnya, pesanan khusus bisa diterima jika
barang tersebut dipasarkan tidak pada pasar untuk
pesanan regular. Selain itu dampak dari pemberian
label sendiri oleh distributor juga harus
dipertimbangkan oleh perusahaan. Selama faktorfaktor tersebut dapat diatasi oleh perusahaan maka
lebih baik pesanan khusus tersebut diterima.
Peranan analisis biaya relevan dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan produk
yang akan diproduksi perusahaan. Dalam hal ini,
dalam menentukan produk yang akan diproduksi,
perusahaan menerima pesanan khusus dari
pelanggan.

Analisis biaya relevan atas pengambilan keputusan


jangka pendek dapat digunakan sebagai alat bantu
manajemen dalam pengambilan Keputusan untuk
menerima atau menolak pesanan khusus.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil simpulan di atas, maka
disarankan sebagai berikut : dalam kondisi perusahaan
yang masih memiliki kapasitas menganggur, adanya
tambahan kegiatan, terjadi karena adanya tambahan
pesanan, dengan demikian biaya yang jumlahnya akan
berubah adalah biaya variabel. Karenanya, bila
perusahaan memperoleh pesanan dibawah harga jual
normal dimana harga permintaan lebih besar dari biaya
variabel, maka sebaiknya pesanan diterima dengan
pertimbangan kelebihan atas biaya variabel akan
memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lane K., and Harold M. Sollenberger. 1992.
Managerial
Accounting,
Eightth
Edition,
Cincinnati, Ohio : South-Western Publishing
Company.
Carl S. Warren. James M Reeve. Philip E Fess. 2006.
Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Salemba Empat.
Jakarta.
Carter, William K. Usry, Milton F. 2004. Akuntansi
Biaya. Edisi 13. alih Bahasa: Krista. Salemba
Empat. Jakarta.
Dessler, Gary. 2004. Management Principles and
Practices for Tomorrows Leaders. Penerbit
Pearson Education. Ltd
Garrison, Ray. H. And Eric W. Noreen, 2003. Managerial
Accounting : Concept For Planning, Control, and
Decision Making, Seventh Edition, Boston. Topan
Company.
Horngren, Charles T., and Gary L. Sundem, 2002.
Introduction
To
Management
Accounting.
Twelfth Edition, New Jersey : Prentice Hall
International Inc.
Hansen Don R., and Maryanne M. Mowen. 2006.
Management Accounting. Seventh Edition.
Cincinnati, Ohio : South-Western Publishing
Company.
Henke, Emerson O., and Charles W. Spoede. 1991. Cost
Accounting : Managerial Use of Accounting Data,
International
Student
Edition,
Boston,
Massachussetts : PWS KENT Publishing
Company.
Hilton, Ronald W., 2000. Managerial Accounting :
Creating
Value
in
Dynamics
Business
Environment. Fifth Edition. Mc Graw Hill
Company.
Mejin, Gomez dan Balkin. 2002. Management. Penerbit,
Mc Grow Hill. Inc Boston.
Mulyadi, 1993. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat,
dan Rekayasa. Edisi Kedua, Yogyakarta : STIE
YKPN.
Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen:Konsep,manfaat
dan rekayasa. Salemba Empat. Jakarta
Usry, Milton F., and Lawrence H. Hammer, 2004.
akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Terjemahan.
Jakarta.

Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010

You might also like