Professional Documents
Culture Documents
PEMBUATAN MEDIA
Dosen pengampu :
Dra. Harlis,. M.Si
Retni S. Budiarti,. S.Pd,. M.Si
Disusun Oleh :
Alfa Akmal
M. najib
Asmariya
Ria Mawarni
Attin Suryani
Riza Rosita
Bella Asriza
Widia Sari
Dian Fairuza
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga penyusun diberikan
kelancaran dalam menulis makalah yang berjudul Pembuatan media. Salawat dan
salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan
melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga kita akan mendapatkan safaatnya nanti
diakhirat, amin.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah mikrobiologi. Dalam
makalah ini kami uraikan berbagai hal terkait masalah tentang prinsip umum genetika.
Penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada Dra. Harlis, M.Si dan Retni S. Budiarti
S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing mata kuliah, yang telah memberikan sebagian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi
kehidupan manusia. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga
keadaan lingkungan
fisik
kondisi
optimum
bagi
penyimpanan stok media perlu di perhatikan suhu ruangan atau lemari pendingin yang
sesuai dengan petunjuk suhu penyimpanannya. Pada umumnya media sangat
hidroskopik, sehingga penutupan setelah penggunaan bahan baku tersebut harus di
perhatikan. Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk membuat makalah ini agar
pembaca dapat memahami apa saja yang di perlukan dalam pembuatan media.
1.2
Rumusan Masalah
1. Pengertian dan fungsi media
2. Jenis jenis media
3. Syarat dalam pembuatan media
4. Jenis media yang sering di gunakan dalam mikroba
1.3
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui media beserta fungsinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis media
3. Mahasiswa memahami syarat dalam pembuatan media
4. Mahasiswa dapat mengetahui Jenis media yang sering digunakan dalam
mikrobiologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
dan
inkubasi
tertentu,
atau
bahan
yang
di
gunakan
untuk
2.2.
Jenis-Jenis Media
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu:
1. Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi
yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi
yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate)
sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni
bakteri atau kapang.
2. Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar
kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan
untuk melihat pergerakan mikroba.
3. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
2.2.3
Berdasarkan fungsinya
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility
(SIM), dsb.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
5. Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium
litmus milk.
2.3
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum
tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba
dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
1. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu
0-20o C.
2. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
3. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh
baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu
optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena
itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri
pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4
66oC.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan
atau
kekurangan
sumber-sumber
nutrisi
ini
dapat
mempengaruhi
4. Oksigen
Mikroba
mempunyai
kebutuhan
oksigen
yang
berbeda-beda
untuk
5.
Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose
lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan
osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat
mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel
bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri
memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh
terlalu besar.
6.
Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
1.
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth)
untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test
untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa.
2.
3.
Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
4.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan langkah pertama
melarutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.Langkah kedua melarutkan 3 g
ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama. Ketiga mengatur pH
sampai 7,0.Lalu diberi air distilasi sebanyak 1.000 ml. Terakhir sterilisasi dengan
autoklaf.
5.
6.
7.
permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate,
yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian
disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media PCA ini baik untuk
pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
8.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA
adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan
panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara
sempurna. Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 4045C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
9.
Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba
bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat
dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA
adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).
Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi.
Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60C.
Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile
dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin
B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.
BAB III
KESIMPULAN
Medium yang sering digunakan dalam bidang mikrobiologi adalah NA, EMB,
PDA, MSA,PCA,TSB,VRBA,MRSA,Lactose broth.
DAFTAR PUSTAKA
Soeryowinoto, M. 1985.
Budidaya
Kepalasari
dan
Aspek-aspek
yang
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press