You are on page 1of 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI

PEMBUATAN MEDIA
Dosen pengampu :
Dra. Harlis,. M.Si
Retni S. Budiarti,. S.Pd,. M.Si

Disusun Oleh :
Alfa Akmal

M. najib

Asmariya

Ria Mawarni

Attin Suryani

Riza Rosita

Bella Asriza

Widia Sari

Dian Fairuza

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga penyusun diberikan
kelancaran dalam menulis makalah yang berjudul Pembuatan media. Salawat dan
salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang akan
melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga kita akan mendapatkan safaatnya nanti
diakhirat, amin.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah mikrobiologi. Dalam
makalah ini kami uraikan berbagai hal terkait masalah tentang prinsip umum genetika.
Penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada Dra. Harlis, M.Si dan Retni S. Budiarti
S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing mata kuliah, yang telah memberikan sebagian

ilmunya kepada penyusun dalam membimbing pembuatan makalah ini.


Tiada gading yang tak retak, begitupun dalam penulisan makalah ini tentu
terdapat banyak kesalahan baik secara struktural penulisan maupun isi materi yang
diuraikan didalamnya. Semua saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
perbaikan penulisan pada masa yang akan datang.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk

hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan
khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi
kehidupan manusia. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga
keadaan lingkungan

fisik

yang dapat menyediakan

kondisi

optimum

bagi

pertumbuhannya.. Media / perbenihan merupakan bahan yang digunakan untuk


memperkembangbiakan bakteri laboratorium secara invitro. Sebelum digunakan media
harus keadaan steril, artinya tidak di tumbuhi oleh mikroba lain yang tidak di harapkan.
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan juga merupakan hal yang penting dalam
medium yang memiliki fungsi untuk membentuk substansi yang mengaktivasi
enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda pada masingmasing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan
dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan
vitamin dalam proses metabolismenya, namun beberapa jenis mikroorganisme mampu
mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium .
Pelaksanaan pembuatan media memerlukan keterampilan dan kehati-hatian agar
di dapatkan hasi yang maksimal mungkin. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai
hal-hal yang bersangkutan dalam pembuatan media tersebut. Penyadiaan kebutuhan
media biakan bakteri sangat di tentukan oleh tindakan persiapan sebelumnya dan
beberapa tindakan setelah siap jadi dan saat di gunakan. Mutu dari media di tentukan
sejak stok bahan baku di pesan, penyimpanan bahan baku dan pembuatan sampai
penyimpanan setelah jadi.
Berbagai kesalahan dapat terjadi pada proses pembuatan. Untuk itu diperlukan
uji kwalitas dari masing-masing bahan setelah jadi dengan bakteri standar. Misalnya \

penyimpanan stok media perlu di perhatikan suhu ruangan atau lemari pendingin yang
sesuai dengan petunjuk suhu penyimpanannya. Pada umumnya media sangat
hidroskopik, sehingga penutupan setelah penggunaan bahan baku tersebut harus di
perhatikan. Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk membuat makalah ini agar
pembaca dapat memahami apa saja yang di perlukan dalam pembuatan media.

1.2

Rumusan Masalah
1. Pengertian dan fungsi media
2. Jenis jenis media
3. Syarat dalam pembuatan media
4. Jenis media yang sering di gunakan dalam mikroba

1.3

Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui media beserta fungsinya
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis media
3. Mahasiswa memahami syarat dalam pembuatan media
4. Mahasiswa dapat mengetahui Jenis media yang sering digunakan dalam
mikrobiologi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian dan Fungsi


Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat zat hara (nutrien) yang

berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam macam


media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba.
Menurut Hadioetomo (1985), medium ialah bahan yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Untuk dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan sebaik sebaiknya. Pertama pertama harus dapat memahami
kebutuhan dasarnya, Lalu mencoba memformulakan meskipun persyaratan nutrien
mikroorganisme amat beragam, namun sebagai makhluk hidup, mereka mempunyai
kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor
tumbuh. Jadi dapat di simupulksn Media merupakan suatu campuran bahan-bahan
tertentu dengan aquadest yang dapat menimbulkan mikro organisme pada derajat
keasaman

dan

inkubasi

tertentu,

atau

bahan

yang

di

gunakan

untuk

memperkembangakan mikro organisme di laboratorium secara invitro. Sebelum di


gunakan media harus dalam keadaan steril, artinya tidak di tumbuhi oleh mikroba lain
yang tidak di harapkan.
Menurut Suriawiria (1995) Fungsi dari medium itu sendiri untuk menumbuhkan
dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media. Sedang
media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak
ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

2.2.

Jenis-Jenis Media
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat

menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya, dan


fungsinya:
2.2.1.

Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau

tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu:

1. Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi
yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi
yang dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate)
sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni
bakteri atau kapang.
2. Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar

kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan
untuk melihat pergerakan mikroba.
3. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.

2.2.2 Berdasarkan Komposisi/susunannya


1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur,
ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g,
Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

2.2.3

Berdasarkan fungsinya

1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.

2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility
(SIM), dsb.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
5. Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya medium
litmus milk.

2.3

Syarat Dalam Pembuatan Media

1. Tingkat keasaman (pH)


Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 7,0
merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang dan khamir
tumbuh pada pH yang lebih rendah.

2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum
tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhan, mikroba
dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
1. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada suhu
0-20o C.
2. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20- 45o C.
3. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil, yaitu tumbuh
baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri pathogen umumnya mempunyai suhu

optimum pertumbuhan sekitar 37o C, yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena
itu suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan beberapa bakteri
pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya dapat tumbuh pada kisaran suhu 4
66oC.

3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai
sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan

atau

kekurangan

sumber-sumber

nutrisi

ini

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak


bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi
bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan
seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis
adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.

4. Oksigen
Mikroba

mempunyai

kebutuhan

oksigen

yang

berbeda-beda

untuk

pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba dibedakan atas 4


kelompok sebagai berikut:
Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya
oksigen.
Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi yang
lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara. Mikroba perusak
pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan
manusia yang tergolong anaerob fakultatif.

5.

Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmose

lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan
osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat
mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel
bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri
memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh
terlalu besar.

6.

Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang

dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

Dalam Pembuatannya agar media dapat di tumbuhi dan mikroba dapat


berkembang dengan baik sebaiknya memenuhi kriteria berikut:
a.Dalam media harus terkandung semua unsur hara yang di perlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri.
b.Media harus mempunyai tekanan osmosa dan PH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.
c. Media harus keadaan steril.
Sesuai dengan fungsi fisiologid dari masing-masing komponen yang terdapat
dalam media, maka susunan media pada jenis memiliki kesamaan isi yaitu :
a. Kandungan air
b. Kandungan nitrogen
c. Kandungan sumber air
d. Faktor pertumbuhan
2.4

Media Yang Sering Digunakan Dalam Mikrobiologi

1.

Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform

dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth)
untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test

untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa.

2.

EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.


aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp
dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine)
merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli
dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan
metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena
kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk
mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal
dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat),
tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml
dan 0,1 ml contoh air.

3.

Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,


dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang
dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak
beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan
dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit.
Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

4.

Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.

Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan langkah pertama
melarutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.Langkah kedua melarutkan 3 g
ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama. Ketiga mengatur pH
sampai 7,0.Lalu diberi air distilasi sebanyak 1.000 ml. Terakhir sterilisasi dengan
autoklaf.

5.

MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)


MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape

(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari


seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan
yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus,
sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan
Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar
mengandung protein dari kasein 10 g/L, ekstrak daging 8,0 g/L, ekstrak ragi 4,0 g/L, D
(+) glukosa 20 g/L, magnesium sulfat 0,2 g/L, agar-agar 14 g/L, dipotassium hidrogen
phosphate 2 g/L, tween 80 1,0 g/L, diamonium hidrogen sitrat 2 g/L, natrium asetat 5
g/L, Mangan sulfat 0,04 g/L.

6.

Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan

penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi


bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri
patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida
mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer
untuk mempertahankan pH.

7.

Plate Count Agar (PCA)


PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas

permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate,
yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian

disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media PCA ini baik untuk
pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

8.

Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.

Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA
adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan
panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara
sempurna. Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 4045C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

9.

VRBA (Violet Red Bile Agar)


VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae.

Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba
bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat
dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA
adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).
Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi.
Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60C.
Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile
dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin
B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

BAB III
KESIMPULAN

1. Medium merupakan suatu campuran bahan yang berisikan nutrisi-nutrisi untuk


di gunakan dalam menumbuhkan ataupun mengembangbiakkan mikroba
2. Jenis medium di bagi atas tiga pembagi, yaitu
a. berdasarkan Bentuknya
Media padat, media semi padat atau semi cair, media cair
b. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Media alami/non sintetis media semi sintesis media sintesis,
c. Berdasarkan fungsinya
Media Basal , media diferensial, media selektif, media diperkaya
(enrichment), media uji
3. Syarat dalam pembuatan media adanya tingkat keasaman (pH), suhu, nutrient,
oksigen,tekanan osmosis dan sterilitas
4.

Medium yang sering digunakan dalam bidang mikrobiologi adalah NA, EMB,
PDA, MSA,PCA,TSB,VRBA,MRSA,Lactose broth.

DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Soeryowinoto, M. 1985.

Budidaya

Kepalasari

dan

Aspek-aspek

yang

Menyangkutnya. Pusat Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada,


Yogyakarta.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan


Indonesia.

Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas


Terbuka

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University


Press.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press

You might also like