Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
AZIMA
PO.71.3.251.11.1.011
Oleh:
AZIMA
PO.71.3.251.11.1.011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
AZIMA
PO.71.3.251.11.1.011
Menyetujui,
iii
Tim Penguji
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah dan limpahan rahmat-Nya
sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul Identifikasi Senyawa Glikosida Pada
Ekstrak Biji Kluwak (Pangium Edule Reinw) Dari Desa Ganra Kabupaten
Soppeng dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat akademik dalam
menyelesaikan tugas akhir pada Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar.
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa farmasis dalam penelitian di bidang Farmakognosi/
Fitokimia.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Ismail
Ibrahim, M.Kes., Apt selaku pembimbing I dan Ibu DR. Hj. Nurisyah, M.Si.,
Apt selaku pembimbing II atas bimbingan yang telah diberikan selama proses
penyelesaian tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terimah kasih kepada:
1.
2.
Bapak Drs. Rusli, Sp.FRS, Apt, Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Makassar atas kesempatan yang diberikan kepada saya menjadi mahasiswa
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar.
3.
Tim Penguji atas saran dan masukan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
vi
4.
5.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar yang
telah memberikan motivasi selama mengikuti pendidikan. Serta staf tata
usaha yang membantu menyelesaikan administrasi pendidikan hingga tugas
akhir.
6.
Kedua orang tua (Bapak Andi Abd. Hakim AT dan Ibu Hj. Sukma) serta
saudara-saudara saya atas nasihat, dukungan dan perhatiannya selama
menjalani pendidikan dan menyelesaikan tugas akhir ini
7.
Anak-anak Tami n Friends (Winda, Erna, Ilha, Uchi, Indah, Hajar dan Lia)
atas perhatian dan bantuannya selama penyusunan tugas akhir dan 3 tahun
kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di jurusan Farmasi.
8.
9.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu serta berbagai
sumber yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan yang telah
diberikan.
Azima
ABSTRAK
Azima. Identifikasi Senyawa Glikosida Pada Ekstrak Biji Kluwak (Pangium
Edule Reinw) Dari Desa Ganra Kabupaten Soppeng (dibimbing oleh H.
Ismail Ibrahim dan Hj. Nurisyah).
Telah dilakukan penelitian Identifikasi Senyawa Glikosida Pada Ekstrak Biji
Kluwak (Pangium Edule Reinw) Dari Desa Ganra Kabupaten Soppeng. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa glikosida yang terdapat pada
ekstrak Biji Kluwak dari Desa Ganra Kabupaten Soppeng. Sampel Biji Kluwak
diekstraksi terlebih dahulu menggunakan metode soklet. Selanjutnya dilakukan
KLT uji pendahuluan, KLT Preparatif diperoleh 4 fraksi (F1, F2, F3 dan F4) dan
KLT 2 Dimensi diperoleh F1 senyawa tunggal/ murni. Hasil Spektrofotometri UV
dengan panjang gelombang () 204, 205 dan 207 nm dan hasil Spektrofotometri
Inframerah F1 mengandung gugus OH (hidroksi), C H alifatik, C = O ester, C =
C, Benzen dan CH2 CH3 (metil metilen).
Kata Kunci : Biji Kluwak, Soklet, KLT Uji pendahuluan, KLT Preparatif, KLT 2
Dimensi, Spektrofotometri UV dan Inframerah.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
ii
iii
iv
xi
B. Glikosida ..........................................................................................
C. Ekstraksi ..........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Komposisi kandungan Biji Kluwak Tiap 100 gram .............................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Skema Kerja ...................................................................................... 31
Lampiran II. Metode perhitungan nilai Rf tiap noda pada KLT .......................... 32
Lampiran III. Daftar nilai Rf dan warna noda pada KLT .................................... 33
Lampiran IV. Grafik Spektrofotometri UV .......................................................... 34
Lampiran V. Grafik Spektrofotometri Inframerah .............................................. 35
Lampiran VI. Gambar .......................................................................................... 36
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Pengeringan Sampel Biji Kluwak ...................................................... 36
Gambar 2: Ekstraksi Metode Soklet .................................................................... 36
Gambar 3: Pengujian Busa ................................................................................... 36
Gambar 4: Ekstrak n-butanol dan sisa H2O ......................................................... 36
Gambar 5: Pengeringan ekstrak n-butanol ........................................................... 37
Gambar 6: Penimbangan ekstrak n-butanol ......................................................... 37
Gambar 7: Ekstrak kering n-butanol .................................................................... 37
Gambar 8: Penotolan lempeng/ plat KLT ............................................................ 37
Gambar 9: Ekstrak n-Butanol dengan eluen CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1) ...... 38
Gambar 10: Ekstak n-Butanol dengan EtOAc-EtOH-H2O (10 : 2 : 1) ................ 38
Gambar 11: Penotolan pada Plat Kaca KLT ........................................................ 38
Gambar 12: Hasil bercak noda pada plat kaca KLT yang tampak pada
UV 254 nm ........................................................................................ 38
Gambar 13: Hasil kerok plat kaca KLT ............................................................... 39
Gambar 14: Fraksi KLT Preparatif ...................................................................... 39
Gambar 15: Fraksi satu (F1) ................................................................................ 39
Gambar 16: Proses Identifikasi Secara Spektrofotometri Inframerah ................. 40
xii
DAFTAR SINGKATAN
n-BuOH
: n-Butanol
EtOAc
: Etil Asetat
EtOH
: Etanol
KLT
Et2O
: Dietil eter
MeOH
: Metanol
CHCl3
: Kloroform
F1
: Fraksi satu
F2
: Fraksi dua
F3
: Fraksi tiga
F4
: Fraksi empat
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman obat merupakan suatu komponen penting dalam pengobatan
tradisional.Pengobatan tradisional dipilih sebagai salah satu alternatif.Secara
umum kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia
yang dimiliki.Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara
farmakologis menghasilkan informasi dan kegunaan tumbuhan. Menyikapi hal
tersebut maka dalam upaya meningkatkan penggunaan obat tradisional di
Indonesia diperlukan suatu penelitian komponen kimia dan khasiatnya, agar
penggunaannya tidak berdasarkan pada pengalaman tapi didukung oleh data
kimia yang cukup (Arif, Hariani: 2004).
Salah satu dari sekian banyak tanaman yang tumbuh yang dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah Kluwak (Pangium edule Reinw).
Masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat Desa Ganra Kabupaten
Soppeng yang merupakan salah satu Desa penghasil Kluwak hanya
menggunakan untuk dikonsumsi sebagai makanan. Sebagaian diantaranya
masyarakat mengetahui bahwa Kluwak dapat berfungsi sebagai obat.Menurut
Mangontan et al., (1985) dalam Dian Aprianti (2011) mengatakan padabijinya
sebagai antiseptik dan daunnya sebagai obat cacing.
Penelitian tentang kandungan Biji Kluwak sudah pernah dilakukan
oleh Pratiwi Sumiar dkk (2006) dan hasilnya menujukkan bahwa Fraksinasi
ekstrak etanol Kluwak dengan etil asetat dilanjutkan dengan kromatografi
1
lapis tipis preparatif menghasilkan dua isolat. Satu isolat (isolat P 1) yang
bereaksi dengan pereaksi Dragendorff dan larutan kalium hidroksida
menunjukkan absorbansi maksimum pada 219 dan 272 nm merupakan
senyawa golongan kumarin. Isolat lain (isolat P 2) yang bereaksi dengan
larutan besi (III) klorida dan menunjukkan absorbansi maksimum pada 216
dan 269 nm diidentifikasi sebagai suatu fenolat yang spektrum inframerahnya
mengungkapkan adanya gugus hidroksil, keton, karbonil, dan alkil.
Beberapa literatur juga mengemukakan bahwa pada Biji Kluwak juga
mengandung karbohidrat. Dimana komponen penyususn glikosida disebut
glikson (gula) yang merupakan bagian dari karbohidrat dan aglikon (bukan
gula / genin).
Senyawa
glikosida
memiliki
efek
yang
digunakan
untuk
dari
uraian
diatas,
mendorong
peneliti
untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah ekstrak Biji Kluwak dari Desa Ganra
Kabupaten Soppeng mengandung senyawa glikosida?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui kandungan senyawa
glikosida yang terdapat pada ekstrak Biji Kluwak dari Desa Ganra
KabupatenSoppeng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai bukti ilmiah kepada masyarakat
tentang kandungan glikosida Biji Kluwak dari Desa Ganra Kabupaten
Soppeng dan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub Kelas
: Chorypetalae-Dialypetalae
Bangsa
: Parietales/Cistales
Suku
: Flacourtiaceae
Marga
: Pangium
Jenis
bunga yang bawah betina, yang atas jantan.Anak tangkai bunga dan
kelopak berambut coklat. Kelopak tinggi 1-2 cm. daun mahkota 5-8, oval
memanjang, hijau muda, panjang 1,5-2,5 cm, di sisi dalam pada
pangkalnya dengan sisik bulat yang berambut. Benang sari 20-30, kipas
pada bunga betina dengan kepala sari yang kosong atau tanpa kepala sari,
tangkai sari besar.Bakal buah berambut coklat; papan biji 2.Kepala putik
bertaju 2-4.Buah buni berbentuk telur ellipsoid, 10-25 cm diameter,
berambut coklat rapat.Biji banyak, berusuk, keras. Di hutan, tepi sungai,
juga ditanam orang; 10-1000 m. Pangi, Ind, Pakem J, Pucung, J, Ind,
Picung, S. Pangium edule Reinw
Catatan : seluruh pohon mengandung asam cyan yang sangat beracun
dengan kadar yang tinggi. Ini biasa juga dipakai untuk alat
mencegah busuk dan alat pembunuh serangga.Biji yang
mengandung lemak sangat setelah pengolahan, menjadi
makanan, yaitu sebagai kluwek, dage, dan sebagainya; juga
dipakai untuk mengolah lemak lauk sebagai pengganti minyak
kelapa.
3.
Hasilnya
Air (gram)
51
Kalori (kal)
275
Protein (gram)
10
Lemak (gram)
24,0
Karbohidrat(gram)
13,5
Ca (mg)
40
P (mg)
100
Fe (mg)
2,0
A (SI)
0
Vitamin
BI (mg)
0,15
C (mg)
300
Bydd (gram)
80
Secara uji kimia dan uji aktivitas hayati obat kardioaktif tergantung
pada aktivitas hayati, reaksi rantai samping glikosida dan sifat sifat rantai
samping butenolida. Pada daerah ultraviolet, rantai samping butenolida
menunjukkan
maks
pengerokan lapis tipis yang telah dielusi, cara ini merupakan cara yang cepat.
Tetapi uji spektroskopi ini tidak dapat digunakan untuk membedakan glikosida
dan aglikonnya (Wiryowidagdo, Sumali : 2008)..
Berdasarkan dari sudut pandang farmakologi, senyawa glikosida
memiliki efek yang digunakan untuk mengendalikan aritmia jantung
supraventikuler (atrial), dan juga mempunyai aksi diuretik yang penting untuk
penyembuhkan busung air, karena memberikan efek memperbaiki peredaran
darah (Wiryowidagdo, Sumali : 2008). Selain itu, glikosida juga memiliki
manfaat sebagai cadangan gula temporer, sebagai pengatur tekanan turgor,
proses
pesat
karena
berkembangnya
metode
ekstraksi,
isolasi,
dan
kemotaksonomi
(chemotaxonomy)
atau
sistematik
kimia
10
Heksan (C6H14)
Toluene (C3H8)
2,4
Dietileter (C4H10O)
2,8
Diklorometan (CH2Cl2)
3,1
Butanol (C4H9OH)
3,9
Kloroform (CHCl3)
4,1
4,4
Aseton (CH3COCH3)
5,1
Metanol (CH3OH)
5,1
Etanol (C2H5OH)
5,2
Air (H2O)
9,0
11
12
13
14
murah
dan
memakai
peralatan
paling
dasar.
Sementara
15
hampir sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama, sebagaimana dalam asam
asam amino. Selain itu, 2 sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat
digunakan secara berurutan pada suatu campuran tertentu sehingga
memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat
polaritas yang hampir sama.
KLT dua dimensi dilakukan dengan melakukan penotolan sampel
disalah satu sudut lapisan lempeng tipis dan mengembangkannya sebagaimana
biasa dengan eluen pertama. Lempeng kromatografi selanjutnya dipindahkan
dari chamber pengembangan dan eluen dibiarkan menguap dari lempeng.
Selanjutnya, lempeng dimasukkan dalam chamber yang menggunakan eluen
kedua sehingga pengembangan
kisi
difraksi
dengan
detector
Fototube.
Dalam
analisis
cara
16
cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di
transmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula
sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain :
Radiasi yang digunakan harus monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi
oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang
mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi,
dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus
pekat (tidak encer).
Aspek aspek praktis spektrofotometri UV/ Visible yang perlu
diperhatikan (G. Watson, David : 2010) :
1. Perhatian harus diberikan untuk tidak menyentuh permukaan optik sel
sampel dengan jari jari karena dapat menyebabkan absorbans yang
besar. Permukaan optik sel tertentu dapat dibersihkan dengan tisu.
2. Presisi panjang jalur sel tersebut penting. Toleransi untuk sel sel yang
bermutu baik lebih kurang 0,01 mm untuk panjang jalur. Untuk akurasi
kuantitatif maksimum, sel yang sama harus digunakan untuk pengukuran
baku dan sampel. Sel tersebut harus selalu menghadap kearah yang sama
didalam suatu penahan sel untuk memastikan bahwa semua efek optik sel
yang identik dengan pengukuran blangko dan sampel.
3. Air destilasi adalah pelarut yang ideal, tetapi tidak cocok untuk banyak
senyawa organik. Metanol dan etanol adalah pelarut yang ideal yang
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboraturium yang
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa glikosida pada ekstrak Biji
Kluwak.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Laboraturium Farmakognosi Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar pada bulan April 2014.
C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan :
Seperangkat Alat Soklet, Botol Semprot, Chamber, Kertas Saring, Batang
Pengaduk, Timbangan Analitik, Rotavapor, Pinset, Pensil, Waterbath,
Corong Pisah, Oven Dan Beker, Lempeng Silika Gel F254, Lempeng Kaca,
Pipet Tetes, Vial, Spektrofotometer UV/ Vis Dan Inframerah.
2. Bahan yang digunakan:
Aluminium foil, aquadest, asam sulfat (H2SO4) 10%, etil astat, metanol,
etanol, n Butanol, dietil eter n-heksan dan Biji Kluwak (Pangium edule
Reinw).
D. Cara Kerja
1. Pengambilan sampel
Sampel berupa Biji Kluwak (Pangium edule Reinw) yang cukup tua tapi
belum masak diambil di Desa Ganra Kabupaten Soppeng.
18
19
2. Pengolahan sampel
Biji Kluwak (Pangium edule Reinw) diambil, dicuci hingga bersih,
dipotong kecil kecil kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 40 50 selama 4 hari.
3. Ekstraksi Sampel
a. Ekstraksi Biji Kluwak dengan pelarut metanol (MeOH)
Sampel yang telah kering diekstraksi menggunakan pelarut
metanol 300 ml dengan metode sokletasi.Ditimbang sampel 100 gram,
dimasukkan kedalam klonsom, dipasang alat kondensor dan labu alas
bulat yang telah diisi dengan metanol 300 ml, dipanaskna diatas
waterbath
dengan
suhu
pemanasan
sedang.Proses
ekstraksi
kering
yang
diperoleh
dari
proses
ekstraksi
20
21
22
6. KLT 2 Dimensi
Pada pengidentifikasian KLT 2 Dimensi, dibuat dua eluen dengan
perbandingan yang berbeda yaitu (Etil asetat : Etanol : Air) dengan
perbandingan eluen pertama (15 ml : 2 ml : 1 ml) dan eluen kedua (8 ml :
2 ml : 1 ml). Selanjutnya fraksi yang telah diperoleh masing masing
ditotolkan pada sudut lempeng yang telah digaris, kemudian dimasukkan
kedalam chamber yang berisi eluen pertama setelah dielusi sampai batas
atas, selanjutnya dipindahkan ke chamber yang berisi eluen kedua dengan
posisi yang dibalik.
7. Penentuan kandungan glikosida dalam ekstrak n-butanol Biji Kluwak
menggunakan spektrofotomtri UV-Vis dan Inframerah.
Fraksi senyawa murni dilanjutkan dengan identifikasi pada
spektrofotometri UV/ Vis dan Inframerah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 3 : Hasil Kromatografi Lapis Tipis
Ekstrak
n-butanol
Jumlah noda
UV
H2SO4
1
1
4
4
Eluen
CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (10 : 2 : 1)
Jumlah noda
UV
4
Jumlah noda
UV
H2SO4
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
Eluen
EtOAc-EtOH-H2O (15 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (8 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (15 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (8 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (15 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (8 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (15 : 2 : 1)
EtOAc-EtOH-H2O (8 : 2 : 1)
Ket: Hasil KLT 2 Dimensi menunjukkan bahwa F1 adalah senyawa tunggal/ murni
23
24
Fraksi (F)
F1
F2
F3
F4
Peaks (nm)
0
207
205
204
Gugus Fungsi
OH (hidroksi)
C H alifatik
C = O ester
C=C
Benzen
CH2 CH3(metil metilen)
B. Pembahasan
Telah dilakukan penelitianIdentifikasi Senyawa Glikosida Pada Ekstrak
Biji Kluwak (Pangium eduleReinw) Dari Desa Ganra Kabupaten Soppeng.
Senyawa glikosida dapat diidentifikasi setelah dilakukan proses ekstraksi.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode sokletasi,metode soklet
memungkinkan terjadinya ekstraksi berkesinambungan, sehingga senyawa
glikosida dapat larut sempurna, disamping itu metode ini adalah tergolong cara
dingin agar senyawa glikosida yang terkandung pada Biji Kluwak tidak rusak.
Sebelum diekstraksi dengan pelarut metanol, terlebih dahulu diekstraksi
dengan pelarut n-heksan selama 30 menit, ini bertujuan untuk memisahkan
kandungan minyak dari sampel karena Biji Kluwak banyak mengandunglemak.
25
26
murni, dan dapat disimpulkan bahwa hasil dari KLT dua dimensi dapat
dilanjutkan dengan analisis spektrofotometri UV/ Vis dan Inframerah.
Data spektrum senyawa hasil isolasi menggunakan Spektrofotometri
Ultraviolet menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang () masing
masing pada fraksi F2, F3 dan F4 yaitu 207, 205 dan 204 nm, hasil ini
mengidentifikasi bahwa pada F2, F3 dan F4 terdapat suatu senyawa glikosida
yang sama jika dilakukan pengidentifikasian lebih lanjut, namun pada fraksi
satu (F1) yang diidentifikasi tidak nampak pada spektrofotometri ultraviolet,
namun karena pada KLT dua dimensi menunjukkan bahwa pada F1 merupakan
senyawa tunggal atau senyawa murni maka dilakukan analisa lanjutan pada
Spektrofotometri Inframerah.
Data
spektrum
memperlihatkan
pada
hasil
bilangan
analisa
spektrofotometri
gelombang
max
inframerah
3448,72
cm-1
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
isolasi senyawa kimia terhadap Biji Kluwak sebanyak 4 Fraksi, Fraksi 1
merupakan senyawa murni, berdasarkan hasil identifikasi Spektrofotometri UV
dan Spektrofotometri Inframerah menggambarkanadanyagugus OH (hidroksil),
C H alifatik, C = O ester, C = C, Benzen dan CH2 CH3(metil
metilen).Sehingga dapat dinyatakan bahwa senyawa tersebut merupakan
senyawa glikosida.
B. Saran
Ditinjau dari hasil yang diperoleh maka peneliti mengharapkan dimasa
yang akan datang dapat dilakukan penelitian lanjutan karena adanya suatu
senyawa yang sama pada F2, F3 dan F4 dan penelitian lanjutan terhadap fraksi
tersebut melalui elusidasi spektro lanjutan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Aprianti, Dian, 2011, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Picung (Pangium edule
Reinw) dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Fisiko Kimia, Mikrobiologi
dan Sensori Ikan Kembung (Rastrelliger neglectus), [Skripsi], Jakarta:
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Astuty, Widya, 2012, Kromatografi Lapis Tipis, (https://www.google.com) , diakses
tanggal 6 Januari 2014.
Eskaria Chandra, 2008, Ekstraksi Lemak Kasar Menggunakan Soxhlet Extractor,
(http://eskariachandra.wordpress.com) diakses tanggal 14 Januari 2014.
Frianka,
Hertyn,
2010,
Pengertian
Glikosida
Dan
Manfaatnya
(http://hertynfrianka.blogspot.com) diakses tanggal 06 Januari 2014.
Harborne, J.B., 1996, Metode Fitokimia,Terbitan Kedua, ITB, Bandung, halm1-7.
Ibrahim, Ismail, 2009, Identifikasi Komponen Kimia Ekstrak Daun Keluwek
(Pangium Edule Reinw) Dari Lajoa Kabupaten Soppeng, Poltekkes Makassar
: Makassar.
Kristianti, 2008, Kromatografi Lapis Tipis,(http://mypharmacyworld.blogspot.com)
diakses tanggal 21 Januari 2014.
Pratinida, Intan, 2008, Pemisahan Dan Pencirian Senyawa Aktif Daun Kepayang
Dan Pengaruhnya Pada Mortalitas Ulat Kubis Instar III, [Skripsi], Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Rahman, Abdul, 1985, Kromatografi Untuk Analisis Obat, Ghalia Indonesia :
Bandung, Halm 49 51.
Stahl, Egon, 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB :
Bandung.
Sudjadi dkk, 2008, Analisis Kuantitatif Obat, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sudjadi, 1983, Penetuan Struktur Senyawa Organik, Ghalia Indonesia: Bandung.
Sumiar, Pratiwi dkk, 2006, Telaah Fitokimia Kluwak (Pangium edule Reinw),
[Skripsi], Fakultas Farmasi, Institut Teknologi Bandung:Bandung.
29
30
Watson, David G., 2010, Analisi Farmasi, Edisi 2, EGC : Jakarta, Halm 106
112.
Wiryowidagdo, sumali., 2008, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam, Edisi 2,
EGC : Jakarta. Halm 28 34.
Ziska, dkk, 2012, Laporan Farmakognos II, Poltekkes Makassar : Makassar,
Halm 3 4.
Ampas
Ekstrak Et2O
Fase H2O
Ekstrak n-BuOH
Fraksinasi
KLT 2 Dimensi
Senyawa Murni
Spektrofotometri
UV/ Vis dan
Inframerah
31
32
a
b
Rf =
=
Catatan : Nilai b berbeda untuk setiap noda.
32
33
Ekstrak n-butanol
Tabel 8:Nilai Rf ekstrak n-butanol dengan eluen CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1)
Nilai Rf
Eluen
H2SO4
UV
Warna Noda
Wrana Noda
10 %
CHCl3-MeOH-H2O
0.56
hijau
0.56
Ungu
(16 : 6 : 1)
0.91
0,76
0,52
0,37
Warna Noda
H2SO4
10 %
Warna Noda
0.91
0,76
0,52
0,37
Ungu
Coklat muda
Coklat muda
Coklat muda
33
34
34
35
35
36
36
37
C. Pengeringan ekstrak
38
10:Ekstak
n-Butanol
denganEtOAc-EtOH-H2O
E. KLT Preparatif
39
F. KLT 2 Dimensi
40
G. Spektrofotometri Inframerah