Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia dibutuhkan keadaan yang seimbang
(homeostasis) yang dilakukan oleh organ tubuh kita, salah satunya adalah
ginjal. Ginjal merupakan organ vital yang berperan dalam mempertahankan
volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Bila fungsi
ginjal terganggu, maka akan timbul ketidakseimbangan
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian batu kandung kemih.
2. Untuk mengetahui tanda gejala batu kandung kemih
3. Untuk mengetahui etiologi batu kandung kemih.
4. Untuk mengetahui patofisiologi batu kandung kemih.
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan batu kandung
kemih.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1.
Definisi
a.
b.
c.
Batu kandung kemih adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, dapat menyebar ke paha,
abdomen dan daerah genitalia. Medikasi yang di ketahui menyebabkan
banyak pada klien mencakup penggunaan antasida, diamox, vit D,
laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria
terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya
dengan zat fosfat oksalat.
d.
Batu kandung kemih adalah batu tidak normal di dalam saluran kemih
yang mengandung komponen kristal dan matrik organik pada vesika
urinaria yang sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat / fosfat. (
Hendrawan )
2.
Etiologi
a.
Faktor Endogen
1) Hyperkalsuria
a) Hyperlaksuria idiopatik ( disebabkan masukan tinggi, natrium,
kalsium, dan protein )
b) Hyperparatiroidisme primer
c) Kelebihan vitamin D dan kalsium
d) Asidosis tubulus ginjal type 1
2) Hyperoksaluria
a) Hyperoksaluria enterik
b) Hyperoksaluria idiopatik ( meningkatnya oksalat, protein )
c) Hyperoksaluria herediter ( type 1 dan 2 )
3) Hypersistinuria
Suatu kelainan herediter resesif autosomal di pengangkutan
asam amino di membran batas sikat tubuli proksimal.
b.
Faktor Eksogen
1) Infeksi
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkam nekrosis jaringan ginjal
dan akan menjadi inti pembentukanbatu saluran kemih. Infeksi
bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan
mengubah pH urine menjadi alkali.
2) Hyperurikosuria
Karena masukan diet purin berlebih.
3) Hypositraturia
Idiopatik, asidosis tubulus ginjal.
4) Ginjal spongiosa medular
Volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik, batu asam urat
( pH air kemih rendah )
5) Batu sistin
Sistinuria herediter, batu lain seperti matriks, amonium urat, silikat.
6) Stasis dan Obstruksi
Adanya obstruksi dab stasis urine akan mempermudah pembentukan
batu saluran kemih.
7) Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain. Daerah seperti afrika selatan hampir tidak
dijumpai kasus batu kandung kemih.
8) Jenis kelamin
Probabilitas pria cenderung mengalami kejadian 3 x lipat di banding
wanita.
9) Usia
Kejadian banyak pada usia rentang 30 - 50 tahun.
10) Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan
mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang
minum menyebabkan kadar substansi dalam urine meningkat.
11) Pekerjaan
Kemungkinan terbentuknya batu kandung kemih akan meningkat
pada orang yang duduk daripada orang dengan pekerjaan yang
banyak bergerak.
12) Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan
keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral
dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih.
13) Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka
morbiditas batu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian
yang kurang makan putih telur lebih ssering menderita batu saluran
kemih.
3.
Manifestasi Klinis
a.
batu
menghambat
aliran
urine,
terjadi
obstruksi,
c.
d.
4. Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal
dengan urolithiasis belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada
beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain: peningkatan
konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang serta
peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau statis
urin menjadikan sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain
yang mendukung terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi
asam, jumlah casiran urin. Masalah-masalah dengan metabolisme purin
mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung
pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat mengendap dalam urin
yang alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan gerakan kalsium menuju
tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan
yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka
penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini
makin kompleks sehingga terjadi batu.
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi. Ada
batu yang kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat urin dan
akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak
darah dalam urin, sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan
terjadi refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya hidronefrosis karena
dilatasi ginjal.
Urinalisa
Warna kuning, coklat atau gelap.
b.
Foto KUB
Menunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter, menunjukan adanya batu.
c.
Endoskopi ginjal
Menentukan pelvis ginjal, mengeluarkan batu yang kecil.
d.
EKG
Menunjukan ketidak seimbangan cairan, asam basa dan elektrolit.
e.
Foto Rontgen
Menunjukan adanya di dalam kandung kemih yang abnormal.
f.
g.
Vesikolitektomi ( sectioalta ) :
Mengangkat batu vesika urinari atau kandung kemih.
h.
i.
Pielogram retrograd
Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.
Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih,
urografi intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan
urine dalam 24 jam untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin,
natrium, dan volume total merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat
diet dan medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung
kemih dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang
mencetuskan terbentuknya batu kandung kemih pada klien.
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan:
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi.
c. Mencegah terjadinya gagal ginjal.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
e. Operasi dilakukan jika:
1) Sudah terjadi stasis/bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan
bendungan positif harus dilakukan operasi.
Therapi
a. Analgesik untuk mengatasi nyeri.
b. Allopurinol untuk batu asam urat.
c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
d. Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
1) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang
mengandung kalsium oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacangkacangngan,
kopi,
coklat;
sedangkan
untuk
kalsium
fosfat
Hidronefrosis
Adalah pelebaran pada ginjal serta pengisutan jaringan ginjal,
sehingga ginjal menyerupai sebuah kantong yang berisi kemih,
kondisi ini terjadi karena tekanan dan aliran balik ureter dan urine ke
ginjal akibat kandung kemih tidak mampu lagi menampung urine.
Sementara urine terus-menerus bertambah dan tidak bisa dikeluarkan.
Bila hal ini terjadi maka, akan timbul nyeri pinggang, teraba benjolan
basar didaerah ginjal dan secara progresif dapat terjadi gagal ginjal.
b.
Uremia
Adalah peningkatan ureum didalam darah akibat ketidak mampuan
ginjal menyaring hasil metabolisme ureum, sehingga akan terjadi
gejala mual muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, koma,
nafas dan keringat berbau urine.
c.
Pyelonefritis
Adalah infeksi ginjal yang disebabkan oleh bakteri yang naik secara
assenden ke ginjal dan kandung kemih. Bila hal ini terjadi maka akan
timbul panas yang tinggi disertai mengigil, sakit pinggang, disuria,
poliuria, dan nyeri ketok kosta vertebra.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
KONSEP KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a. Biodata
Usia
tahun.
Jenis kelamin : banyak ditemukan pada pria dibanding wanita.
Suku/bangsa : banyak di temukan pada bangsa asia dan afrika.
Pekerjaan
kurang aktivitas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien dengan batu kandung
kemih adalah nyeri pada kandung kemih dan menjalar ke penis, berat
ringannya tergantung pada lokasi dan besarnya batu, dapat terjadi
nyeri/kolik
renal.
Klien
juga
dapat
mengalami
gangguan
Tubular
Asidosis
(RTA),
cystinuria,
xanthinuria,
dan
dehidroxenadeninuria.
(Munver dan Preminger, 2001)
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pasien batu kandung kemih yang datang kerumah sakit
dengan keadaan lelah, letih, dan klien tampak gelisah,dimana
kondisi psikologisnya mempengaruhi karena manifestasi klinis
yang ditimbulkan.
2) Tanda-tanda vital
10
TD
RR
: RR pada pasien batu kandung kemih normal 1624x/mnt kecuali jika faktor genetic penyakit
saluran napas (asma) pada pasien.
3) B1 B6
a) Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : Fungsi pernapasan baik, pernapasan cuping hidung
(-)
Trachea
pada
pasien
batu
kandung
kemih,
: Composmentis GCS: E = 4, V = 5, M = 6
11
Frekuensi
: > 6
x/hari, menetes
Keluhan : Warna pekat seperti teh, terlihat ada kristal
(berbentu batu) dan berbau
baik
Abdomen
: tdk dikaji
BAB
: lancar, 1 x/hari
Tulang belakang
Kulit :
(a) Warna kulit
: pigmentasi normal
(b) Akral
: sangat hangat
(c) Turgor
: baik
12
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
3.
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Rencana
hasil
intervensi
1. Kaji jenis dan
Rasional
Tujuan: Setelah
jaringan sekunder
dilakukan tindakan
tingkat nyeri
berkelanjutan
terhadap batu
keperawatan
pasien.
membantu
Tentukan
meyakinkan
diharapkan rasa
apakah
bahwa
nyeri
nyerinya
penanganan dapat
berkurang/hilang
kronis atau
memenuhi
Kriteria hasil
akut. Selain
kebutuhan pasien
menunjukan nyeri
dalam mengurangi
berkurang sampai
yang dapat
nyeri.
hilang, ekspresi
mengurangi
Dokumentasikan
atau
respon pasien
3.
memperberat
terhadap
lokasi, dursi,
pertanyaan anda
intensitas dan
dengan bahasanya
karakteristik
sendiri untuk
nyeri dan
menghindari
tanda-tanda
interpretasi
gejala
subyektif.
psikologis.
2. Melakukan
13
1. Pengkajian
2. Observasi TTV
agar dapat
observasi
memantau kondisi
TTV menjaga
TTV klien.
agar tetap
3. Untuk
dalam kondisi
memfasilitasi
normal.
pengkajian yang
3. Minta pasien
akurat tentang
untuk
tingkat nyeri
mengguanaka
pasien.`
menentukan
menjelaskan
keefektifan obat.
tingkat
nyerinya.
4. Berikan obat
5. Tindakan ini
meningkatkan
kesehatan,
yang
kesejahteraan, dan
dianjurkan
peningkatan
untuk
tingkat energi,
mengurangi
yang penting
nyeri,
untuk
bergantung
penguranagan
pada
nyeri.
gambaran
nyeri pasien.
Pantau adanya
reaksi yang
tidak
diinginkan
terhadap obat.
5. Atur periode
istirahat tanpa
terganggu.
2.
Gangguan eliminasi
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
pemasukan
informasi tentang
keperawatan
dan
batu, obstruksi
pengeluaran
adanya
14
1. Monitor
1. Memberikan
mekanik, inflamasi
diharapkan klien
serta
komplikasi,
berkemih dengan
karateristik
urine.
pendarahan.
2. Kalkulus dapat
gangguan
pola
menyebabkan
Kriteria hasil
berkemih
eksitabilitas saraf
jumlah urin
normal klien
yang
1500ml/jam dan
dan tentukan
menyebabkan
variasi.
sensasi kebutuhan
ada distensi
3. Dorong klien
berkemih segera.
untuk
edema
meningkatkan
hidrasi membilas
pemasukan
cairan
4. Periksa smua
urine, catat
adanya
membantu
lewatnya batu.
4. Penemuan batu
keluaran batu
dapat
dan kirim ke
meningkatkan
laboratorium
identifikasi tipe
untuk
batu dan
dianalisa.
mempengaruhi
5. Selidiki
pilihan terapi
keluhan
5. Retensi urine
kandung
dapat terjadi,
kemih penuh :
menyebabkan
palpasi untuk
distensi jaringan
distensi
(kandung kemih
suprapubik.
6. Kolaborasi
potensial rsiko
berikan obat
infeksi, gagal
sesuai
ginjal.
indikasi:
15
3. Peningkatan
6. Meningkatkan pH
alupurenol
urine (alkalinitas),
(ziloprim),
umtuk
asetazolamid
menurunkan batu
(diamox)
4.
Tujuan: Setelah
obstruksi kandung
dilakukan tindakan
intake dan
meminimalkan
kemih
keperawatan
output
terjadinya
1. Monitor
asam
2. Monitor
1. Membantu
komplikasi.
diharapkan klien
penggunaan
dapat
obat
proses
mempertahankan
antikolionergi
penyembuhan
keseimbangan
secara optimal
cairan adekuat
3. Monitor
2. Membantu
3. Mengoptimalk
Kriteria hasil
derajat
an pemberian
1. Tidak ada
distensi
asuhan
residu urin
bladder
keperawatan.
>100-200cc
4. Instruksikan
pada pasien
3. Tidak ada
dan keluarga
spasme bladder
4. Balance cairan
seimbang
16
untuk
mencatat
output urine.
BAB III
ANALISA KASUS
Tn. Z ( 45 Thn) mengeluhkan nyeri pinggang, frekuensi BAK
meningkat dengan urine yang masih menetes setelah berkemih, sakit saat
BAK, mual dan muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh Tn.Z :
39oC dan waktu dicek urin berwarna pekat seperti teh, serta teraba distensi
kandung kemih.
DS
DO
: Suhu Px 39oC dan waktu dicek urine berwarna pekat seperti teh,
dan palpasi ditemukan distensi pada daerah kandung kemih pasien.
Kesimpulan : Sehingga dari data subyektif dan data obyektif di atas dapat
di tarik dioagnosa medis Batu Kandung Kemih,karena manifestai
klinis dari terjadinya Batu Kandung Kemih adalah frekuensi,
disuria, urine berarna pekat seperti teh, hipertermi (peningkatan
suhu
tubuh)
dan
palpasi
pada
punggung
bagian
bawah
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama
Tn. Z
Umur
45 Thn
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan rasa nyeri pada pinggang
3.
17
18
f. Pola Psikososial
Sosial/Interaksi:
Dukungan keluarga
: aktif
Dukungan kelompok/teman/masyarakat
: aktif
g. Pola Spiritual
1) Konsep tentang penguasa kehidupan
: Allah
: Allah
bahwa
Tuhan
akan
menolong
dalam
7. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum
Riwayat Sebelum Sakit
: tidak ada.
: tidak ada
Kebiasaan berobat
: pukesmas
Alergi
:-
Kebiasaan merokok/alkohol
: merokok
:Nyeri pinggang
:Nyeri pinggang
19
pernah
menjalani
operasi
dan
b. Tanda-tanda Vital
S
: 39 0C (axilla)
: Composmentis GCS: E = 4, V = 5, M = 6
Nervus Cranial
20
Warna
Bau : biasa
Keluhan
: nyeri pinggang, sifat nyeri tumpul (kemeng), terusmenerus, meningkat pada saat berkemih terutama bila
keluar butiran-butiran batu .waktu dicek urin berwarna
pekat seperti teh, serta teraba distensi kandung kemih.
Rectum
: tdk dikaji
BAB
: lancar, 1 x/hari
Diet
: TKTP
hemiparese (-)
Extremitas
Tulang belakang
Kulit :
- Warna kulit
: pigmentasi normal
- Akral
: sangat hangat
- Turgor
: baik
Sistem Reproduksi
21
22
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batu kandung kemih merupakan penyakit dengan terbentuknya batu pada
kandung kemih, penyuluhan sangat penting kaitannya mengenai pencegahan
terjadinya batu, seperti mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak (3 4
liter/hari), diet yang seimbang/sesuai dengan jenis batu yang ditemukan, aktivitas
yang cukup serta segera memeriksakan diri bila timbul keluhan pada saluran
kemih agar dapat segera ditangani. Bagi penderita yang mengalami batu pada
kandung kemih agar selalu menjaga kesehatannya agar tidak terjadi pembentukan
batu yang baru pada kandung kemih.
B. Saran
Sebagai tenaga keperawatan hendaknya memberikan suhan keperawatan
dengan semaksimal mungkin agar klien mendapatkan perawatan yang baik dan
maksimal.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( tanpa tahun ). Nic Noc Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2009). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis. Jakarta : EGC
Margatan Arcole. (1995). Kencing Batu Dapat Memicu Gagal Ginjal. Solo : CV
Aneka
Smeltzer, Suzanne dan Brenda G Bare. ( tanpa tahun ). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Taylor dan Cella Spark. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan. Jakarta : EGC
25