You are on page 1of 2

-ATONIA UTERI

ETIOLOGI
Antonia uteri ini dapat terjadi akibat partus lama, pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu
hamil, seperti pada saat hamil kembar, hidramnion(janin besar), multiparitas, anestesi yang dalam,
anestesi lumbal.
Atonia juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus dan
mendorongnya kebawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenar nya belum terlepas dari
uterus.
PENANGANAN
Terapi terbaik ialah pencegahan. Anemia dalam kehamilan harus di obati karena perdarahan dalam
batas-batas normal dapat membahayakan penderita yang sudah menderita anemia.
Dalam kala III uterus jangan dan di dorong ke bawah sebelum plasenta lepas dari dinding nya.
Pengunaan oksitosin sangan penting untuk pencegah pendarahan post partum.
-RETENSIO PLASENTA
Retensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.
ETIO LOGI
plasenta belum lepas dari dinding uterus , atau plasenta telah lepas tapi belum di lahirkan.
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi pendarahan, jika lepas sebagian terjadi
pendarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkan nya. Plasenta belum lepas dari dinding
uterus karena : 1. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesiva ). 2.
Plasenta melekat kuat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai
miomatrium - sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta- perkreta).
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya
usaha untuk melahirkan atau salah penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian
bawah uterus yang menghalangikluar plasenta ( inkarserasio plasenta).
PENANGANAN
Apabila plasenta belum lahir dalam setengah jam setelah anak lahir, harus diusahakan untuk
mengeluarkannya. Dapat dicoba dahulu perasat menurut brandt. Dengan salah satu tangan, penolong
memegangtali pusat dekat vulva. Tangan lain di letakkan pada dinding perut diatas simfisis sehingga
permukaan palmar jari-jari tangan terletak di permukaan depan rahim, kira-kira pada perbatasan
segmen bawah dan badan rahim. Dengan tekanan kearah atas belakang, maka badan rahim terangkat.
Apabila plasenta telah lepas, maka tali pusat tidak tertarik ke atas . kemudian tekanan di atas simfisis
diarah ke bawah belakang, kea rah vulva. Pada saat ini dilakukan tarikan ringan pada tali pusat untuk

membantu mengeluarkan plasenta. Yang selalu tidak dapat dicegah ialah bahwa plasenta tidak dapat
dilahirkan seluruhnya, melainkan sebagian masih tersisa yang harus di keluarkan dengan tangan.
Pengeluaran dengan tangan kini dianggap cara yang paling baik, dengan tangan kiri menahan fundus
uteri supaya uterus jangan naik ke atas, tangan kanan dimasukan kedalam kavum uteri. Dengan
mengikuti tali pusat, tngan itu sampai ke plasenta dan mencari pinggir plasenta. Kemudian jari-jari
dimasukan antara dinding plasenta dan dinding uterus. Biasanya tanpa kesulitan plasenta sedikit demi
sedikit dapat dilepaskan dari dinding uterus untuk kemudian dilahirkan.
Banyak kesulitan dialami, pelepasanplasnta hanya dapat dikeluarkan sedikit demi sedikit dan bahaya
pendarahan perforasi mengancam.

You might also like