Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kebutuhan Dasar Balita
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang
baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29
hari) (BPS, 2009).
Tumbuh dan kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif
bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan
dasar tertentu. Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu asuh, asih, dan asah (Soetjiningsih, 1995, dalam Nursalam, 2005).
a. Asuh (kebutuhan fisik-biomedis)
Termasuk kebutuhan asuh adalah :
1) Zat gizi yang mencukupi dan seimbang
Zat gizi yang mencukupi pada anak harus sudah dimulai sejak
dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup
memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan
pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai
anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya
anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI.
21
22
23
harus
dilatih
untuk
24
tidak
selalu
tergantung
pada
akan
sukses,
mendapatkan
kesempatan,
dan
pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada
tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk
dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.
c. Asah (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak,
yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan
yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi. Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa
prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya
sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan
mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan
pelatihan (Soetjiningsih, 1995, dalam Nursalam, 2005).
25
2. Konsep Pertumbuhan
a. Pengertian Pertumbuhan
Menurut Soetjiningsih (2007), pertumbuhan adalah hal keadaan
tumbuh. Pendapat lainnya, pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya
karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan
sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi
sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma
hingga dewasa (Tanuwidjaya, S., 2002). Sedangkan menurut Suyitno,
H & Moersintowati B. N. (2002), pertumbuhan adalah proses yang
berhubungan dengan bertambah besarnya ukuran fisik karena terjadi
pembelahan dan bertambah banyaknya sel, disertai bertambahnya
substansi intersiil pada jaringan tubuh. Proses tersebut dapat diamati
dengan adanya perubahan-perubahan pada besar dan bentuk yang
dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh, misalnya berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan sebagainya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh.
Pertambahan besar ini dapat disebabkan oleh peningkatan ukuran
masing-masing sel atau kesatuan sel yang membentuk organ tubuh
atau pertambahan jumlah keseluruhan sel atau keduanya. Dengan
perkataan lain sepanjang masa anak terjadi pembentukan secara terusmenerus jaringan tubuh baru dan makanan yang dimakan bayi tidak
26
terjadi
perubahan-perubahan
dalam
ukuran
dan
27
28
29
30
lebih
cepat
dibandingkan
dengan
masa
prasekolah.
e) Masa adolesensi atau masa remaja (pada wanita : 10-18 tahun,
dan laki-laki : 12-20 tahun)
Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth
Spurt.
Pada
masa
ini
juga
terjadi
pertumbuhan
dan
perkembangan pesat pada alat kelamin dan timbulnya tandatanda kelamin sekunder.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
(Tanuwidjaya S., 2002). Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1) Faktor dalam (internal / genetik)
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam
sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,
31
32
e) Kelainan genetik
Sebagai salah satu contoh : Achondroplasia yang menyebabkan
dwarfisme, sedangkan sindroma Marfan terdapat pertumbuhan
tnggi badan yang berlebihan.
f) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Downs dan sindroma
Turners.
2) Faktor luar (eksternal / lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Apabila kondisi lingkungan kurang
mendukung atau jelek, maka potensi genetik yang optimal tidak
akan tercapai. Lingkungan ini meliputi bio-fisiko-psikososial
yang akan mempengaruhi setiap individu mulai dari masa konsepsi
sampai akhir hayatnya (Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar,
2001). Faktor lingkungan ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Faktor pranatal
Faktor yang mempengaruhi pada saat anak masih berada di
dalam kandungan. Menurut Soetjiningsih (1995, dalam
Supariasa, I. D. N, Bachyar B., Ibnu F., 2001), beberapa faktor
yang termasuk faktor pranatal adalah :
33
(1) Gizi
Status
gizi
ibu
hamil
sangat
mempengaruhi
34
(4) Endokrin
Jenis hormon yang berperan pada pertumbuhan janin
adalah somatotropin, hormon plasenta, tiroid, insulin dan
peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip dengan
insulin.
(5) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontngen, terutama pada
anak sebelum berumur 18 tahun dapat mengakibatkan
kelainan pada janin, seperti mikrosephal, spina bifida,
retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongenital mata, kelainan jantung.
(6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus,
Herpes Simpleks), PMS (Penyakit Menular Seksual) serta
penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan
pada janin, seperti katarak, bisu tuli, mikrosephal, spina
bifida, retardasi mental dan kelainan kongenital mata,
kelainan jantung.
(7) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan
fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
Karena menurunnya oksigenasi pada janin melalui
35
gangguan
pada
plasenta
atau
tali
pusat,
dapat
menyebabkan BBLR.
(8) Kelainan imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan
golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran
darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern
ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
(9) Psikologis ibu
Kehamilan
yang
tidak
diinginkan,
perlakuan
36
hormon,
misalnya
pada
penyakit
Kesehatan
lingkungan
yang
jelek
dan
37
(8) Stimulasi
Perkembangan
memerlukan
rangsangan/stimulasi
kortikosteroid
jangka
lama
akan
linear
menggambarkan
status
gizi
yang
38
39
40
41
42
a. Pengertian
Menurut Sembiring, N., (2004), Posyandu adalah suatu wadah
komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan
serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu.
1).
2).
Membudayakan NKKBS.
3).
4).
43
1).
Meja I
: Pendaftaran.
2).
Meja II
: Penimbangan
3).
Meja III
: Pengisian KMS
4).
Meja IV
5).
Meja V
2).
3).
Posyandu Pratama
a).
Belum mantap
b).
c).
Kader terbatas
Posyandu Madya
a).
b).
Posyandu Purnama
a).
b).
44
4).
c).
d).
Program tambahan
Posyandu Mandiri
a).
b).
c).
45
C
7
D
10
11
12
E
13
14
15
F
16
17
lebih dari 50 %.
b. Jumlah kader belum terlatih atau belum mengikuti
pelatihan kader kurang dari 50 %.
Sarana
Jenis sarana Posyandu :
a. Sudah lengkap (semua alat ini ada : timbangan dacin /
injak, KMS / buku KIA, KMS Bumil, Pita lila, Alat ukur
TB, Meja kursi, tes Iodisasi).
b. Belum lengkap.
Jumlah sarana :
a. Jumlahnya memadai sesuai kebutuhan (terutama : jumlah
KMS / buku KIA, tablet Fe, Vitamin A, meja kursi).
b. Belum memenuhi kebutuhan.
Kondisi semua alat / sarana :
a. Berfungsi baik atau tidak rusak.
b. Tidak semua berfungsi baik atau rusak.
Prasarana
Status peruntukan prasarana (tempat Posyandu ) adalah :
a. Diperuntukkan khusus untuk kegiatan Posyandu.
b. Tidak diperuntukkan khusus untuk kegiatan Posyandu.
Tempat / lokasi Posyandu :
a. Permanen atau menetap di suatu tempat.
b. Tidak permanen atau berpindah-pindah.
Lingkungan Posyandu :
a. Bersih, tidak dekat sumber pencemar.
b. Kurang bersih atau dekat dengan sumber pencemar.
Dana
Jumlah dana :
a. Cukup untuk membiayai kegiatan operasional Posyandu.
b. Kekurangan atau tidak cukup untuk biaya operasional.
Sumber dana untuk kegiatan Posyandu :
a. Berasal dari swadaya masyarakat setempat.
b. Tidak ada sumber dana dari masyarakat setempat.
Kesinambungan sumber pendanaan kegiatan Posyandu :
a. Rutin dan kontinyu.
b. Tidak tetap.
Pelaksanaan Program Pokok
Program pokok sudah diselenggarakan di Posyandu, yaitu :
a. Semua program pokok, meliputi : KIA, KB, Imunisasi,
Gizi (PMT), Penanggulangan Diare dan ISPA.
b. Belum semua program pokok.
Jenis kegiatan :
a. Kegiatan 5 meja (pendaftaran, penimbangan, pencatatan,
penyuluhan, dan pelayanan) sudah dilakukan secara
berkesinambungan pada setiap kegiatan Posyandu.
b. Kegiatan 5 meja belum secara berkesinambungan pada
46
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
18
G
19
20
21
H
22
23
24
I
25
26
27
28
47
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
29
30
31
32
33
34
35
Jumlah total skor jika jawaban benar semua adalah 35. Setelah
skor terkumpul, selanjutnya jumlah skor jawaban benar dibagi dengan
jumlah total skor, kemudian dikalikan 100 %. Cara perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Jumlah skor
Total skor =
X 100 %
35
48
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
49
50
5. Tingkat Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Depdiknas (2003), pengetahuan didefinisikan segala
sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan
dengan hal. Sedangkan
51
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
52
5) Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau
menghubungkan
bagian-bagian
dalam
suatu
bentuk
53
b) Rohani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis,
intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif
individu.
2) Faktor eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut.
b) Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,
majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi
lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media
massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.
54
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik
akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang
dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar
informasi,
sementara
faktor
hubungan
sosial
juga
dari
seseorang
lingkungan
tentang
berbagai
kehidupan
hal
dalam
dapat
proses
perkembangannya, misalnya seseorang mengikuti kegiatankegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi,
sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari
berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal
dapat diperoleh.
55
sejarah dapat
dengan
menggunakan
kemungkinan
dalam
56
suatu
merupakan
cara
sumber
untuk
pengetahuan
memperoleh
atau
kebenaran
dan
membuat
pencatatan
terhadap
semua
fakta
57
58
Faktor eksternal :
B. Kerangka Teori
1. Faktor pranatal
Faktor internal :
a. Gizi
b. Mekanis
2. Keluarga
c. Toksin/zat kimia
3. Umur
d. Endokrin
4. Jenis kelamin
e. Radiasi
5. Kelainan genetik
f. Infeksi
6. Kelainan kromosom
g. Anoksia embrio
h. Kelainan imunologi
i. Psikologis ibu
2. Faktor pascanatal
a. Gizi
b. Lingkungan fisis dan kimia
Pertumbuhan
c. Psikologis
balita
d. Endokrin
e. Sosio ekonomi
f. Lingkungan pengasuhan
1) Cara asuh orang tua
2) Pengetahuan ibu tentang :
a) POSYANDU
b) KMS
c) Gizi seimbang
3) Sikap ibu tentang :
a) KMS
b) Gizi seimbang
g. Stimulasi
h. Obat-obatan
Gambar 2.1
59
C. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel terikat
Pertumbuhan
tentang KMS
balita
Gambar 2.2
D. Hipotesis
Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kartu Menuju Sehat
dengan pertumbuhan balita di Wilayah RW V Kelurahan Kalipancur
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.
60