Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan
1.
2.
3.
B. Dasar Teori
Salah satu masalah yang paling sering terjadi di bidang teknik kimia
adalah pemisahan komponen larutan cair. Mempertimbangkan larutan encer
dua zat yang ingin dipisahkan menjadi komponen-komponen dengan
recovery masing-masing dalam bentuk substansial murni. Salah satu cara
adalah dengan metode ekstraksi. ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau
lebih komponen melalui kontak dengan cairan immiscible kedua yang disebut
pelarut. Jika komponen dalam larutan asli mendistribusikan masing-masing
antara dua fase dengan berbeda, pemisahan akan terjadi.
(Couper, 2010)
Ekstraksi cair-cair adalah proses untuk memisahkan komponen cairan
(feed) melalui kontak dengan fasa cair kedua (pelarut). Proses ini mengambil
keuntungan dari perbedaan dalam sifat kimia komponen umpan, seperti
perbedaan polaritas dan karakter hidrofobik/hidrofilik. Transfer komponen
dari satu tahap ke tahap lainnya didorong oleh penyimpangan dari
kesetimbangan termodinamika, dan keadaan setimbang tergantung pada sifat
interaksi antara komponen umpan dan fase pelarut. Potensi untuk
memisahkan komponen umpan ditentukan oleh perbedaan interaksinya.
Proses ekstraksi cair-cair menghasilkan aliran kaya pelarut disebut
ekstrak yang berisi sebagian dari umpan dan aliran sisa umpan terekstraksi
disebut rafinat. Sebuah proses komersial hampir selalu mencakup dua atau
lebih operasi tambahan di samping ekstraksi itu sendiri. Operasi-operasi
tambahan yang diperlukan untuk meperbaiki ekstrak dan aliran rafinat untuk
Rasio partisi pada urutan Ki = 10 atau lebih tinggi diinginkan untuk proses
yang lebih ekonomis karena memungkinkan operasi dengan jumlah pelarut
minimal dan produksi konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.
3. Selektivitas
6. Perbedaan densitas
Umumnya, perbedaan densitas antara fase pelarut dan umpan pada kisaran
0,1 sampai 0,3 g / mL yang sering digunakan. Nilai yang terlalu rendah
membuat ekstraksi cair-cair yang buruk atau lambat, nilai yang terlalu
tinggi mempersulit untuk pembentukan droplet terdispersi yang tinggi
untuk perpindahan massa yang baik.
7. Viskositas
Viskositas rendah lebih disukai karena viskositas yang lebih tinggi
umumnya meningkatkan resistensi transfer massa dan pemisahan fase caircair akan mengalami kesulitan.
8. Tegangan antarmuka
Sistem dengan nilai tegangan antarmuka yang lebih rendah akan dengan
mudah teremulsi. Untuk sistem dengan lebih tinggi, droplet terdispersi
cenderung menyatu dengan mudah, sehingga luas antarmuka rendah dan
kinerja transfer massa menjadi sangat rendah.
9. Recoverability
Recovery pelarut dari ekstrak dan rafinat sangat penting untuk
keberhasilan komersial. fisik pelarut properti harus memfasilitasi pilihan
biaya
yang
murah
untuk
recoverypelarut,
mendaur
ulang,
dan
penyimpanan.
(Perry, 2008)
Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan
karakteristik hasil dalam ekstraksi cair-cair yaitu :
a. Perbandingan pelarut-umpan (S/F).
Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil
ekstraksi tetapi harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses
ekstraksi menjadi lebih ekonomis.
b. Waktu ekstraksi.
Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan
waktu ekstraksi yang lebih cepat.
c. Kecepatan pengadukan.
Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang
memberikan hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan
minimum, sehingga konsumsi energi menjadi minimum.
(Martunus, 2007)
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memulihkan komponen yang
diinginkan dari campuran cairan mentah atau untuk menghilangkan
kontaminan yang tidak diinginkan. Harus dapat diputuskan apa pelarut atau
campuran pelarut yang digunakan, bagaimana recovery pelarut dari ekstrak,
dan cara menghilangkan residu pelarut dari rafinat tersebut. Selain itu, juga
harus dapat memutuskan berapa suhu atau kisaran suhu yang haus digunakan
untuk ekstraksi, apa proses perancangan yang dipakai di antara banyak
kemungkinan, dan apa jenis peralatan yang akan digunakan untuk kontak
cair-cair dan pemisahan fase.
Karena ketersediaan ratusan pelarut komersial dan ekstraktan, serta
berbagai skema proses yang ditetapkan dan pilihan peralatan, ekstraksi caircair adalah teknologi serbaguna dengan berbagai aplikasi komersial. Hal ini
digunakan dalam pengolahan berbagai komoditas dan bahan kimia khusus
termasuk logam dan bahan bakar nuklir (hidrometalurgi), petrokimia, batu
bara dan organik yang kompleks seperti obat-obatan serta bahan kimia
pertanian. Ekstraksi cair-cair juga merupakan operasi penting dalam
pengolahan air limbah industri, pengolahan makanan, dan recovery
biomolekul dari fermentasi.(Perry, 2008)
Keterangan :
a. Corong pisah
i. Corong kaca
j. Shaker bath
c. Erlenmeyer 100 mL
k. Termometer
l. Spektrofotometer UV-Vis
e. Gelas ukur 10 mL
m. Cuvet
g. Pipet tetes
o. Timbangan
h. Ball filler
p. Kompor
2. Bahan
a. Kresol
b. Kerosen
c. Metanol
d. Aquades
3. Skema Kerja
METHANOL
KEROSEN
KRESOL
AQUADES
LARUTAN SAMPEL
Larutansampel di
kocokdenganbantuanshakker
LARUTAN SAMPEL
LARUTAN SAMPEL
RAFINAT
Penimbangan dan
pengukuran volume
rafinat
RAFINAT
Analisis rafinat
dengan
spektrofotometri
RAFINAT
Larutansampel di
diamkanpadacorongpemisahda
nterbentuk 2 lapisan
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK
Penimbangan dan
pengukuran volume
ekstraksi
Analisis ekstraksi
dengan
spektrofotometri
2.
3.
4.
Memisahkan
kedua
lapisan
yang (tabel 2)
terbentuk menggunakan corong pisah dan
melakukan pengukuran dan pengamatan
menggunakan spektrofotometer.
220 rpm
4
4'
5
5'
6
6'
48.05
21.81
22.47
43.27
45.48
46.73
2.6
2.7
5.8
2.6
8.8
2.8
Keterangan:
1 = ekstrak dari sampel 1 (3ml larutan kresol kerosene
methanol 80 %, pada 200 rpm)
1 = rafinat dari sampel 1 (3ml larutan kresol kerosene
methanol 80 %, pada 200 rpm)
2 = ekstrak dari sampel 2 (3ml larutan kresol kerosene
methanol 80 %, pada 200 rpm)
2 = rafinat dari sampel 2 (3ml larutan kresol kerosene
methanol 80 %, pada 200 rpm)
3 = ekstrak dari sampel 3 (3ml larutan kresol kerosene
methanol 80 %, pada 200 rpm)
absorbansi
2.471
2.543
2.378
2.565
2.33
2.576
2.445
2.549
2.349
2.552
2.304
2.553
larutan
larutan
larutan
larutan
larutan
larutan
larutan
200 rpm
220 rpm
kode
tabung
1
1'
2
2'
3
3'
berat gelas
ukur (gr)
48.05
21.81
22.47
43.27
45.48
46.73
volume
(ml)
2.7
2.6
6.2
2.6
8.6
2.4
Densitas
4
4'
5
5'
6
6'
48.05
21.81
22.47
43.27
45.48
46.73
2.6
2.7
5.8
2.6
8.8
2.8
50.18
23.81
27.64
45.27
53.01
48.83
0.8192
0.7407
0.8913
0.7692
0.8557
0.75
0.8703
0.8038
0.8129
0.7807
0.8372
0.7708
larutan standar
2.7
y = 0.6475x + 2.1605
Absorbansi
2.6
2.5
larutan standar
2.4
Linear (larutan
standar)
2.3
2.2
0
0.2
0.4
0.6
konsentrasi larutan
0.8
MIXER
Kresol
kerosen
Kresol
Methanol
Sampel 1
1. Umpan
a. Kresol kerosen
Volume kresol = 8% x 3 ml = 0,24 ml
Massa jenis kresol = 1,02358 gr/ml
Massa kresol = 0,24 x 1,02358 = 0,245 gram
Mr = 108,14 g/mol
n = 0,245 / 108,14 = 0,0023 mol
Volume kerosene = 92% x 3 ml = 2,76 ml
Massa jenis kerosene = 0,81715 gr/ml
Massa kerosene = 0,81715 x 2,76 = 2,255 gr
Mr = 170 g/mol
n = 0,0133 mol
n total larutan = 0,0023 + 0,0133 = 0,0156 mol
fraksi mol kresol dalam umpan
=
= 0,146
b. Methanol air
Volume methanol = 80% x 3 ml = 2,4 ml
Massa jenis methanol = 0,79130 g/ml
Massa methanol = 2,4 x 0,79130 = 1,899 gr
Mr = 32,04 g/mol
n = 1,899/32,04 = 0,059 mol
Volume air = 20% x 3 ml = 0,6 ml
Massa jenis air = 1 gr/ml
Massa air = 0,6 x 1 = 0,6 gr
Mr = 18,015
n = 0,6 / 18,015 = 0,033 mol
n total larutan = 0,059 + 0,033 = 0,092 mol
massa total umpan = 0,245 + 2,255 + 1,899 + 0,6 = 4,999 gr
2. Ekstrak
Kresol methanol air
Volume = 2,6 ml
Massa = 2,35 gr
Massa jenis = 0,903 g/mol
Mr = 32,04 + 18, 015 + 108,14 = 158,195 g/mol
n = 2,35 / 158,195 = 0,0148 mol
3. Rafinat
Kresol kerosene
Volume = 2,7 ml
Massa = 2,09 gr
Massa jenis = 0,77 g/ml
Mr = 32,04 + 170 = 202,04 g/mol
n = 2,09 / 202,04 = 0,0103 mol
= output
2,55
= xk . 2,7
xk
= 0,94
= 0,949
xkresol
= 1 - 0,94 = 0,051
0,438
0,3
= xkr . 2,6
xkr
= 0,115
=
=
= 2,25
volume
2.7
2.6
2.7
2.7
2.6
2.8
1
2
3
4
5
6
massa
2.09
2.03
1.85
2
2
2.1
rafinat
Mol
fraksi kerosen
0.0075142 0.948721885
0.0072985 0.985211188
0.0066513 0.948721885
0.0071906 0.948721885
0.0071906 0.985211188
0.0075502 0.914838961
fraksi kresol
0.051278115
0.014788812
0.051278115
0.051278115
0.014788812
0.085161039
Ki
2.250173
4.362496
0.680285
2.250173
4.663358
0.266874
Koefisien Distribusi
Koefisien Distribusi
5
4
3
2
1
0
0
3
sampel
Ki 200 rpm
5 Ki 220 rpm6
Yield
50
45
Yield
40
35
30
25
20
0
sampel
5
yield 200 rpm
jumlah solven yang digunakan, maka semakin besar pula yield yang
dihasilkan. Dan hingga saat tertentu yield akan mencapai maksimum, yang
kemudian akan menurun kembali seiring dengan penambahan solven. Pada
ekstraksi cair-cair ini, koefisien distribusi tertinggi ada pada rasio 1 : 2
antara solute dan solven. Sedangkan pada rasio sama, tapi dengan
perbandingan kecepatan pengadukan, maka dengan pengadukan 220 rpm
akan menghasilkan nila yield yang lebih tinggi dibandingkan saat 200 rpm.
Nilai yield tertinggi ada pada sampel 5 yaitu sebesar 48,8 %.
2. Saran
a. Pengukuran bahan dilakukan dengan teliti agar perolehan yield
lebih akurat.
b. Pemisahan ekstrak dan rafinat dipastikan benar-benar terpisah agar
data yang diperoleh lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA