You are on page 1of 13

PERAWATAN SALURAN AKAR

PENDAHULUAN
Masyarakat yng semakin maju dan taraf hidup yang semakin
meningkat membuat masyarakat mengerti dan menyadari tentang
pentingnya kesehatan terutama kesehatan gigi. Gigi berlubang besar
dapat terjadi pada setiap orang. Masyarakat sekarang bila mengalami
gigi yang berlubang tidak harus dilakukan pencabutan tapi dapat
dipertahankan selama mungkin didalam rongga mulut dengan
dilakukan perawatan saluran akar.
Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada gigi sulung maupun
gigi permanent. Perawatan saluran akar adalah melakukan
pembersihan dan preparasi saluran akar yang kemudian diberi bahan
pengisi saluran akar.
PEMBAHASAN
Pulpitis irreversible: keradangan pulpa yang disebabkan oleh
adanya iritasi dengan atau tanpa gejala.
Tanda - tanda :
- Nyeri spontan
- Karies profunda, perforasi
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi, biasanya disebabkan
oleh infeksi bacterial dalam karies gigi, fraktur gigi, atau kondisi lain
yang mengakibtakan pajanan pulpa terhadap invasi bakteri.
Tanda tanda :
- Nyeri spontan
- Profunda
Factor-faktor yang dapat menyebabkan pupitis adalah iritan kimiawi,
factor termis, dan perubahan hiperemik.
Gangren pulpa: kematian jaringan pulpa akibat invasi kuman
kedalam ruang pulpa (dan saluran akar)
Tanda - tanda :
- Gigi non-Vital
- Terdapat Fistula (rongga anatomis yang berisi pus)
- Karies profunda, perforasi
2. Rencana Perawatan
Perawatan Saluran Akar
Gigi Permanen
Fase-fase Perawatan Endodontik :
Preparasi Akses:

Fase yang paling penting dari aspek teknik perawatan akar.

Merupakan kunci untuk membuka pintu bagi keberhasilan tahap


pembersihan, pembentukan dan obturasi saluran akarnya.
Tujuan:
- Membuat akses yang lurus.
- Menghemat preparasi jaringan gigi.
- Membuka atap ruang pulpa.

Teknik Akses Preparasi Cavity Entrance


- Outline Form Cavity Entrance

Proyeksi R.Pulpa ke permukaan gigi di bagian


cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi
posterior.

Tujuan: Untuk membuat akses yang lurus,


menghemat preparasi jaringan gigi, membuka atap
R.Pulpa.
Saluran Akar Tunggal

Preparasi dimulai dengan round bur no 2 atau 4 atau tapered


fissure diamond bur dengan arah tegak lurus pada permukaan
enamel samapimenembus jaringan dentin dan diteruskan sampai
atap pulpa terbukan dengan kedalaman 3mm.

Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi sampai
menembus R.Pulpa sehingga ditemukan lubang saluran akar yang
terletak pada dasar R.pulpa yang disebut orifice.

Gunakan tapered fissure no 2 atau 4 untuk membentuk dinding


cavity entrance divergen ke arah oklusal atau insisal samapi jarum
miller dapat masuk dengan lurus, setelah terasa tembus maka orifice
dicari dengan menggunakan jarum miller.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond


bur dengan gerakan menarik keluar kavitas sehingga cavity entrance
terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam
saluran akar dengan bebas.Masukkan jarum ektirpasi, diputar searah
jarum jam dan ditarik keluar, diulang lagi sampai jaringan pulpa
dicabut.
Saluran Akar Ganda

Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau


tapered fissure diamond bur pada tengah fossa di bagian oklusal atau
endo access.

Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin, preparasi


dilanjutkan menggunakan fissure diamond bur sampai ditemukan
orifice ke 3 saluran akar.

Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka
cari orifice yang paling besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa
diangkat dengan bur sesuai letak orifice.

Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur


dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga cavity entrance
terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam
saluran akar dengan bebas.
Penentuan Panjang Kerja.
Panjang Kerja: Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam
saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar.

Menentukan panjang kerja dikurangi 1mm panjang gigi


sebenarnya, untuk menghindari:
- Rusaknya apical constriction (penyempitan saluran akar di apical).
- Perforasi ke apical.
Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)
Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi stopper
dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata (lihat tabel)
dikurangi 1-2 mm lalu dilakukan foto R.
Pembersihan dan Pembentukan Saluran Akar.
Pembersihan:

Debridement: Pembuangan Iritan dari sistem saluran akar.

Tujuan: Membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam


kenyataan praktisnya hanyalah sebatas pengurangan yang signifikan
saja.

Iritan: bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik,


debris organik, darah dan kontaminan lain.
Pembentukan Saluran Akar:
- Membentuk saluran akar melebar secar kontinyu dari apeks ke arah
korona.
- Pelebaran:
Saluran akar harus cukup besar untuk melakukan debridement yang
baik dan dapat memanipulasi serta mengendalikan instrumen dan
meterial obturasi dengan baik tapi tidak sampai melemahkan gigi
serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur.
- Ketirusan
Ketirusan hasil preparasi harus cukup sehingga instrumen penguak
dan pemampat gutta perca dapat berpenetrasi cukup dalam.
- Kriteria
Saluran akar siap menerima obturasi baik dengan kondensasi lateral
maupun vertikal, saluran akar harus berbentuk corong ke arah

korona dan dalam ukuran cukup besar sehingga


pemampat dan penguak dapar masuk cukup dalam.

instrument

Ekstirpasi Pulpa
Menggunakan jarum ekstirpasi, reamer ataupun miller.
Gigi sulung
Tujuan perawatan
- Gigi bertahan dalam mulut dengan keadaan non patologis
- Gigi dapat berfungsi kembali
- Mencegah tanggal premature
- Menghilangkan rasa sakit
- Fungsi normal (kunyah, waktu tanggal yang normal)
- Menciprakan lingkungan RM yang sehat
- Menghilangkan keluhan pasien
Hal yang harus dipahami
- Morfologi gigi sulung
- Cara pemeriksaan yang baik : rontgen foto
- Mecam macam kelainan pulpa
- Pengetahuan tentang bahan dan obat obatan
- Pertimbangan kesehatan umum penderita
Tahap tahap perawatan endotektomi
- Membuat foto untuk diagnose dan rencana perawatan
- Menyiapkan file, paper point
- Melakukan devitalisasi untuk gigi yang masih fital
- Untuk gigi non vital dilakukan pre sterilisasi
- Open bur, mengambil atap pulpa, mencari orifice
- DWF ; tentukan panjang kerja
- Preaparasi saluran akar dengan file, irigasi, foto preparasi
- Sterilisasi memakai paper point, obat, kapas steril, tumpatan
sementara. Sterilisasi ulang, sampai paper point kering dan tidak
berbau
- Pengisian pasta Zn Oxide Eugenol
- Foto pengisian
- Basis Zn PO4
- Control 2 minggu kemudian, apabila tidak ada keluhan, dapat
ditumpat tetap.
Indikasi :
- Saluran akar lurus, tidak bengkok
- Tidak ada obliterasi saluran akar
- Saluran akar jelas

- Kerusakan belum mengenai bifurkasi


- Resorbsi < panjang akar gigi Pulpektomi - Resorbsi >
panjang akar gigi Pulpotomi.
TEKNIK PERAWATAN SALURAN AKAR
Gigi Permanen
Teknik Konvensional:
1.
Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar
yang dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar
telah tumbuh sempurna.
2.
Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K
3.
Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik.
Sebelum preparasi stopper file terlebih dahulu harus dipasang
sesuai dengan panjang kerja gigi. Stopper dipasang pada jarum
preparasi setinggi puncak tertinggi bidang insisal. Stopper
digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar.
4.
Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor
yang paling kecil. Preparasi harus dilakukan secara berurutan
dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan panjang
kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge
atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.
5.
Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum
preparasi ke nomor yang lebih besar harus dilakukan irigasi
pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi
harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan
aquadest steril, bahan irigasi tyerakhir yang dipakai adalah
aquadest steril.
6.
Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka
preparasi diulang dengan menggunakan jarum preparasi yang
lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih ada
penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk
mengatasi penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde
(pilih salah satu).
7.
Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari
dentin yang ter infeksi telah terambil dan saluran akar cukup
lebar untuk tahap pengisian saluran akar.
Teknik Step Back
a. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran
akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.

b. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok


sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion,
dan tidak dapat dengan gerakan berputar.
c. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih
fleksibel atau lentur.
d. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:
No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja
File No. 25 : Master Apical File (MAF)
No. 30 = panjang kerja 1 mm MAF
No. 35 = panjang kerja 2 mm MAF
No. 40 = panjang kerja 3 mm MAF
No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst
e. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang
kerja dengan file no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan
saluran akar karena serbuk dentin yang terasah.
f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil
dan saluran akar cukup lebar untuk dilakukan pengisian.
Teknik Balance Force
a. Menggunakan alat preparasi file tipe R- Flex atau NiTi Flex
b. Menggunakan file no. 10 dengan gerakan steam wending, yaitu file
diputar searah jarum jam diikuti gerakan setengah putaran
berlawanan jarum jam.
c. Preparasi sampai dengan no. 35 sesuai panjang kerja.
d. Pada 2/3 koronal dilakukan preparasi dengan Gates Glidden Drill
(GGD)
- GGD #2 = sepanjang 3 mm dari foramen apical
- GGD #3 = sepanjang GGD #2 2 mm
- GGD #4 = sepanjang GGD #3 2 mm
- GGD #5 = sepanjang GGD #4 2 mm
- GGD #6 = sepanjang GGD #5 2 mm
e. Preparasi dilanjutkan dengan file no. 40 s/d no.45
f. Dilakukan irigasi
g. Keuntungan balance force :
Hasil preparasi dapat mempertahankan bentuk semula
Mencegah terjadinya ledge dan perforasi
Mencegah pecahnya dinding saluran akar
Mencegah terdorongnya kotoran keluar apeks
Teknik Crown Down Presureless
a. Teknik disebut juga dengan teknik step down, merupakan
modifikasi dari teknik step back.
b. Menghasilkan hasil yang serupa yakni seperti corong yang lebar
dengan apeks yang kecil (tirus).

c. Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan bengkok di molar RA


dan RB.
d. Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum
instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan
terjadinya ekstruksi dentin ke jaringan periapeks dapat dikurangi.
e. Menggunakan instrument nikel-titanium, baik yang genggam
maupun digerakkan mesin.
Teknik Step Down
Gigi Sulung
Teknik Konvensional
Prosedur Teknik Konvensional pada Gigi Sulung sama seperti Tehnik
Konvensional pada Gigi Permanen.
Irigasi Saluran Akar
Tujuan
Untuk mengeluarkan sisa jaringan nekrotik, serbuk dentin, dan
kotoran-kotoran lain yang terdapat di saluran
Irigasi dilakukan setiap :
- Pergantian file pada saat preparasi saluran akar
- Pada saat akan melakukan perbenihan
- Sterilisasi saluran akar
Bahan irigasi yang digunakan
- H2O2 3%
- Aquadest steril
- NaOCl
Alat irigasi yang digunakan :
- Spuit 2,5 cc dengan jarum yg dibengkokan dan ujungnya
ditumpulkan
- Alat irigasi yang dipakai harus diberi tanda untuk membedakan isi
cairan irigasi yang dipakai
- Alat irigasi disimpan dalam botol tertutup berisi alkohol 70% agar
tetap terjaga sterilisasinya
Cara irigasi :

Jarum irigasi dimasukkan kedalam saluran akar. Jarum irigasi


yang masuk kedalam saluran akar tidak boleh terlalu besar sehingga
membuntu saluran akar yang akan mengakibatan cairan irigasi yang
disemprotkan tidak mengalir keluar.

Bahan irigasi disemprotkan secara perlahan-lahan ke dalam


saluran akar

Bahan irigasi digunakan secara bergantian. Bahan irigasi yang


terakhir disemprotkan ke dalam saluran akar harus aquadest steril.

Menghisap cairan irigasi yang keluar dengan cotton roll atau


saliva ejector atau section. Tidak boleh terkontaminasi dengan saliva.

Setelah irigasi, saluran akar dikeringkan dengan menggunakan


paper point. Tidak boleh pakai hembusan udara
Bahan dan Obat-obatan Sterilisasi
Obat-obatan Sterilisasi Perawatan Saluran Akar

ChKM ( Chlorophenol Kamfer Menthol ) sebagai desinfektan ,


antibakteri dengan spectrum luas.

Cresophene

Cresatin

Formokresol

TKF ( Tri Kresol Formalin )

Eugenol ( sebagai sedative . digunakan untuk mengurangi rasa


sakit yang dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi .

Preparat poliantibiotik :
Grossman :
- Penisilin ( efektif terhadap gram (+)
- Streptomysin ( efektif terhadap gram ()
- Sodium kapsilat ( efektif terhadap jamur )
Kombinasi antibiotik kortikosteroid :
- Kortikosteroid ( mengurangi keradangan periapikal .)
- Antibiotik ( membunuh bakteri ex : septomixine dan ledermix .)
Bahan devitalisasi
- Arsen ( As2O3 ) ( digunakan pada gigi permanen.)
- Caustinerf Pedodontique / forte ( digunakan pada gigi sulung.)
- TKF ( Tri Kresol Formalin )
Medikamen Intrakanal yang biasa digunakan :
Golongan Fenol :
- Eugenol
- CMCP ( Camphorated Monoparachlorophenol )
- Parachlorophenol ( PCP )
- Camphorated parachlorophenol ( CPC )
- Metakresilasetat ( cresatin )
- Kresol

- Creosote ( beechwood )
- Timol
Aldehid :
- Formokresol
- Glutaraldehid
Halida :
- Natrium hipoklorit
- Iodine kalium iodida
Steroid
Hidroksida
Antibiotik
Kombinasi

kalsium

Perbenihan
Prosedur perbenihan

Pasien dikontrol lebih dulu:

Siapkan papper point (minta di perawat) acotton pellet.


Masukkan papper point dan cotton pellet ke dalam Glassbead
sterilisator dan ditutup, nyalakan, biarkan sampai lampu pada
glassbead sterilisator menjadi hijau (Ready). Papper point dan cotton
pellet siap digunakan. Buka alat glassbead sterilisator.
Hasil Perbenihan negatif, saluran akar dapat diisi dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

Tidak ada keluhan pasien

Tidak ada gejala klinik

Tidak ada eksudat dalam saluran akar (cek dari papper point
yang terdapat dalam saluran akar caranya ulaskan papper point pada
glass lab. Bila tidak berbekas, berarti bisa dilakukan pengisian),
papper point diulaskan di glass lab.

Tumpatan sementara masih baik


Hasil pembenihan positif, maka dilakukan sterilisasi ulang sampai
hasil pembenihan negatif.
Bahan Pengisian Saluran Akar
Gigi Sulung
Zinc oxide eugenol paste
Iodoform paste
Calcium hydroxide
Gigi Permanen

Siller berbasis OSE


Keuntungan :
Riwayat keberhasilan berlangsung lama; kualitas positif mengalahkan
aspek negatifnya (mewarnai gigi, waktu pengerasan sangat lambat,
tidak adhesive, larut).
Formula Grossman
Bubuk :
- ZnO (badan semen) 42 bagian
- Resin stabelit (konsistensi dan waktu pengerasan) 27 bagian
- Bismuth subkarbonat 15 bagian
- BaSO4 (keradiopakkan) 15 bagian
- Na-barat 1 bagian
Cairan : Eugenol

Masalah yang ada pada formula ini adalah waktu pengerasan


sangat lambat, > 2 bulan.
Plastik

Epoksi tersedia dalam formula bubuk cairan (AH26).

Sifat yang dimiliki : antimikroba, adhesi, waktu kerja yang


lama, mudah mengaduknya, dan kerapatan yang sangat baik.

Kekurangannya : mewarnai gigi, relative tidak larut dalam


pelarut, agak sedikit toksik jika belum mengeras dan agak larut pada
cairan mulut.
Hidroksida kalsium (CaOH)2

Siller Ca(OH)2 yang telah diperkenalkan adalah siller yang


Ca(OH)2 nya diinkoporasikan ke dalam basis OSE atau basis
plastiknya.
Ionomer Kaca

Material ini memiliki keuntungan bisa beradhesi ke dentin


sehingga diharapkan bisa mencapai kerapatan yang baik di apeks dan
korona dan biokompatibel. Tapi, kekerasan dan ketidaklarutannya
menyukarkan perawatan ulang jika diperlukan dan menyukarkan
pembuatan pasak.
SYARAT SYARAT BAHAN PENGISI SALURAN AKAR
1.
Bahan harus dapat dengan mudah dimasukkan ke saluran
akar.
2.
Harus menutup saluran kea rah lateral dan apical.
3.
Harus tidak mengerut setelah dimasukkan.
4.
Harus kedap terhadap cairan.
5.
Harus bakterisidal atau paling tidak harus menghalangi
pertumbuhan bakteri.

Harus radiopak.
7.
Tidak menodai struktur gigi.
8.
Tidak mengiritasi jaringan periapikal atau mempengaruhi
struktur gigi.
9.
Harus steril atau dapat segera disterilkan dengan cepat
sebelum dimasukkan.
10. Bila perlu dapat dikeluarkan dengan mudah dari saluran
akar.
6.

PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN


a. Hilangnya kerapatan apeks (Apical Seal)

Sisa iritan di dalam saluran akar

Perkolasi
b. Hilangnya kerapatan korona (Coronal Seal)

Iritan dari rongga mulut

Restorasi
c.
Hilangnya
kerapatan
d. Panjang obturasi

Obturasi berlebih

Restorasi

Obturasi terlalu pendek


e. Saluran akar lateral
f. Fraktur akar vertical
g. Pembersihan yang tidak memadai
h. Adanya penyakit pulpa
i. Saluran akar yang tidak diobati

lateral

Tehnik Pengisian Saluran Akar


Gigi Sulung
Teknik single cone
Teknik pengisian saluran akar untuk teknik preparasi secara
konvension
Tahapan :

Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik

Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point untuk


kemudian dimasukan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi
jarum lentulo sesuai panjang kerja dan diputar berlawanan jarum
jam.

Guttap point ( trial foto disterilkan dengan alcohol 70% dan


dikeringkan

Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam saluran akar.

Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan


ekskavator yang ujungnya telah di panaskan dengan Bunsen burner
hingga membara.
Gigi Permanen
Teknik Kondensasi Lateral
Dengan teknik preparasi saluran akar secara step back
Sering digunakan hampir semua keadaan kecuali pada saluran akar
yang sangat bengkok / abnormal
Tahapan :

Pencampuran pasta

Guttap point ( trial foto disterilkan 70% alcohol dan dikeringkan

Guttap point nomor 25 (MAF) diulasi dengan pasta ke saluran


akar sesuai dengan tanda yang telah dibuat dan ditekan kea rah
lateral menggunakan spreader.

Ke dalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap


memasukan guttap di tekan ke arah lateral sampai saluran akar
penuh dan spreader tidak dapat masuk dalam saluran akar

Guttap point dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator


yang telah dipanasi
Teknik Kondensasi Vertical (Gutta perca panas)
Untuk pengisian saluran akar dengan teknik step back.
Menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada
guttap perca yang telah dilunakan dengan panas kearah vertical dan
dengan demikian menyebabkan guttap perca mengalir dan mengisi
seluruh lumen saluran akar
Tahapan :

Suatu kerucut guttap perca utama sesuai dengan instrument


terakhir yang digunakan dipaskah pada saluran dengan cara step
back

Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen

Kerucut disemen

Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas

Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap


perca. Sebagian terbakar oleh plugel bila diambil dari saluran akar.

Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan


tekanan vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi
untuk mendorong guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal

Apikalis panas berganti oleh pembawa panas dan condenser


diulangi sampai guttap perca plastis menutup saluran aksesori besar
dan mengisi luman saluran dalam 3 dimensi foramen apikal. Bagian
sisa saluran diisi dengan potongan tambahan guttap perca panas.

Metode seksional (teknik plugger)


Dapat digunakan untuk mengisi saluran kea rah apikal dan lateral
Teknik menggunakan suatu bagian kerucut guttap perca untuk
mengisi suatu bagian 1/3 saluran akar / ujung apikal
Tahapan :

Dinding saluran akar dilapisi semen

Pluger saluran dimasukan sampai 3-4mm dari apeks


dipanaskan dalam sterilitator garam panas (1011)

Kerucut guttap perca dipotong beberapa bagian sesuai dengan


ukuran saluran yang telah dipreparasi dengan panjang 3-4mm

Potong apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi,


dimasukan ke dalam saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah
diukur dan ditekan kea rah vertical

Pluger dilepas dengan hati-hati untuk mencegah ke luarnya


bagian guttap perca yang dimasukan

Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian


yang dikondensasi

Bagian berikutnya dimasukan kedalam eukaliptol, dipanaskan


tinggi diatas nyala api dan ditambahkan pada bagian sebelumnya
dengan tekanan vertical untuk memampatkan pengisi
Metode kompaksi

Menggunakan panas untuk mengurangi viskositas guttap perca


dan menaikan plastisitasnya

Digunakan untuk pengisi saluran yang lurus

Menggunakan metode step back


Metode Inverted cone

Digunakan terbatas pada gigi dengan saluran kecil, berkelokkelok, yang tidak dapat diisi dengan kerucut guttap perca secara
lepas
Metode Role Gutta perca

Untuk mengisi saluran kecil bahan tersebut yang bengkok


DAFTAR PUSTAKA
1. Walton dan Torabinejad, 2008, Ed.3, Prinsip dan Praktik Ilmu
Edodontia, lilia Juwono, Jakarta, EGC hal 204-266
2. Grosman, 195, Ed.11 Ilmu Endodontic dalam Praktek, Rafiah
Abiyono, Jakarta,EGC, Hal:196-264

You might also like