Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Rida indriningrum
205.12.1.0022
Pembimbing :
Dr. Andre Steven Tjahja, Sp.KFR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Seorang Laki-Laki
Umur 33 Tahun Post Plating/Pining Dengan Fraktur Radius Ulna. Penulis
mengucapkan
terima kasih
bimbingannya dalam penulisan laporan kasus ini. Tujuan penulisan laporan kasus ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Kepaniteraan Klinik (KK)
di bagian Rehabilitasi Medik dalam Fakultas Kedokteran Islam Malang di RSD
Mardi Waluyo Blitar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih terdapat
banyak kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran untuk penyempurnaan penyusunan
laporan kasus ini sangat penulis harapkan, sehingga dapat memberikan hasil akhir
yang lebih baik nantinya. Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
.................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka........................................................................................
2.1 Persalinan sungsang................................................................................
A. Definisi.......................................................................................................
B. Epidemiologi..............................................................................................
C. Etiologi.......................................................................................................
i
1
3
3
3
4
4
D. Klasifikasi.................................................................................................. 5
E. Tanda dan Gejala........................................................................................ 6
F. Diagnosis.................................................................................................... 7
G. Penatalaksanaan .......................................................................................... 9
H. Mekanisme................................................................................................ 13
I. Jenis Pimpinan Persalinan............................................................................16
J. Prosedur Pertolongan persalinan...................................................................16
K. Komplikasi...................................................................................................18
L. Prognosis......................................................................................................19
BAB III Laporan Kasus......................................................................................21
BAB IV Pembahasan ..... 27
BAB V Kesimpulan dan saran............................................................................29
Daftar Pustaka.....................................................................................................30
BAB I
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. N
Umur
: 33 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: RT 03 RW 01 Bening jingkong sutojayan-bilitar
Status
: menikah
Tanggal Periksa
: 25 Juli 2013
No RM
: 13546711
B.
C.
Keluhan Utama
Jari tangan kanan kaku tidak bisa di gerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang
1 jam sebelum pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat itu
pasien sedang menyetir truk gandeng pengangkut makanan ikan. duduk di
depan kiri samping pasien tanpa mengenakan sabuk pengaman. Saat hendak
beristirahat pasien memarkirkan truk di pinggir jalan raya. Namun saat
pasien ingin memeriksa sambungan besi segitiga pada truk gandeng yang di
lepas karena ingin di perbaiki secara tiba-tiba truk bagian depan berjalan
mundur menabrak gandengan truk belakangnya. Secara reflek tangan
pasien berusahan menahan truk bagian depan yang berjalan mundur agar
tidak menabrak gandengan belakangnya, namun keadaan berkata lain
pergelangan tangan pasien lah yang malah terjepit truk gandeng tersebut.
Saat kejadian pasien masih dalam keadaan sadar dan meminta tolong.
Namun setelah kejadian saat di bawa ke RS siti kotijah pasien tampak
lemes, pingsan <5menit, kejang (-), muntah (-), pusing (+). Tangan terasa
sakit bila digerakkan. Kemudian pasien langsung diarahkan ke RS siti
kotijah dari lokasi kejadian oleh temannya tanpa peran pengawas. Kejadian
pukul 05.30 namun baru di oprasi pukul 13.00. Setelah dioprasi selama 1
bulan di gendong tidak di gerakkan. Cuma di latih trus kaku lagi. Nyeri
D.
E.
F.
G.
R manus : terpasang pen pada tulang radius dan ulna dextra, NVD (-)
Cruris dextra : terpasang backslab, NVD (-), hecting silk .
C. Tanda Vital
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/ menit, isi cukup, irama teratur, simetris
Respirasi
: 16 x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal
Suhu
: 36,80C per aksiler
D. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-),
spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), ulkus
decubitus (+) daerah gluteuus
E. Kepala
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam,
tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
F. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-)
G. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
H. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
I. Mulut
R. maxilla goyang (-), diskontinuitas (-), bibir kering (-), sianosis (-),
lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat
(+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
J. Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), limfonodi tidak membesar, nyeri
tekan (-), benjolan (-)
K. Thoraks
a.
Retraksi (-)
b.
Jantung
Inspeksi
: Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Konfigurasi Jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-).
c.
Paru
Inspeksi
: pengembangan dada kanan = kiri, gerakan
paradoksal (-)
Palpasi
: fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
: sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar ( vesikuler / vesikuler ), RH (-), WH (-)
L. Trunk
Inspeksi
: deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-)
Palpasi
: massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)
Perkusi
: nyeri ketok kostovertebra (-)
Tanda Patrick/Fabere : (-/-)
Tanda Anti Patrick
: (-/-)
Tanda Laseque/SLR : (-/-)
Thomas test
: (-)
Ober test
: (-)
M. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi
: tympani
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar teraba 3 cm BACD, permukaan
rata, tepi tumpul, nyeri tekan (-), bruit (-) dan lien tidak teraba.
N. Ekstremitas
Oedem
Akral dingin
+
O. Status Neurologis
Kesadaran
: GCS E4V5M6
Fungsi Luhur
: dalam batas normal
Fungsi Sensorik
- Rasa Ekseteroseptik
Lengan
Suhu
(+/+)
Lengan
Nyeri
(+/+)
Rabaan
(+/+)
- Rasa Propioseptik
Lengan
Rasa Getar
(+/+)
Rasa Posisi
(+/+)
Rasa Nyeri Tekan
(+/+)
Rasa Nyeri Tusukan ( + / + )
- Rasa Kortikal
Stereognosis
: normal
Barognosis
: normal
Pengenalan 2 titik : normal
Tungkai
(+/+)
Tungkai
( + /+ )
(+/+)
Tungkai
(+/+)
(+/+)
(+/+)
(+/+)
Atas
Ka/ki
Tengah
ka/ki
Bawah
ka/ki
n/n
n/n
n/n
n/n
n/n
n/n
Reflek Biseps
Reflek Triseps
Reflek Patologis
Reflek Hoffman
Reflek Tromner
+2/+2
+2/+2
-/-/-
b. Tungkai
- Pertumbuhan
- Tonus
- Klonus
Lutut
Kaki
- Reflek Fisiologis
Reflek Patella
Reflek Achilles
- Reflek Patologis
Reflek Babinsky
Reflek Chaddock
Reflek Oppenheim
Reflek Schaeffer
Reflek Rosolimo
Atas
Ka/ki
Tengah
ka/ki
Bawah
ka/ki
n/n
n/n
n/n
n /n
n/n
n /n
-/-/+2/+2
+2/+2
-/-/-/-/-/-
ROM Pasif
0 - 70
0 - 40
0 - 60
0 - 60
0 - 90
0 - 90
Fleksi
Ekstensi
Lateral bending kanan
Lateral bending kiri
Rotasi kanan
Rotasi kiri
ROM Pasif
Dekstra Sinistra
0-90
0-180
0-15
0-30
0-90
0-150
0-40
0-75
0-40
0-90
0-40
0-90
0-90
0-150
Ektremitas Superior
Shoulder
Elbow
Fleksi
Ektensi
Abduksi
Adduksi
Eksternal Rotasi
Internal Rotasi
Fleksi
ROM Aktif
0 - 70
0 - 40
0 - 60
0 - 60
0 - 90
0 - 90
ROM Aktif
Dekstra Sinistra
0-180
0-180
0-30
0-30
0-150
0-150
0-75
0-75
0-90
0-90
0-90
0-90
0-150
0-150
Wrist
Finger
Ekstensi
Pronasi
Supinasi
Fleksi
Ekstensi
Ulnar Deviasi
Radius deviasi
MCP I Fleksi
MCP II-IV fleksi
DIP II-V fleksi
PIP II-V fleksi
MCP I Ekstensi
0-90
0-40
0-40
10
10
0
0
0
0-90
0-90
0-90
0-90
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
Elbow
Wrist
Ekstremitas Superior
Fleksor
M Deltoideus anterior
M Biseps
Ekstensor
M Deltoideus anterior
M Teres mayor
Abduktor
M Deltoideus
M Biceps
Adduktor
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Internal
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Rotasi
Eksternal
M Teres mayor
M Infra supinatus
Rotasi
Fleksor
M Biceps
M Brachialis
Ekstensor
M Triceps
Supinator
M Supinator
Pronator
M Pronator teres
Fleksor
M Fleksor carpi
:
:
0-150
0-90
0-90
0
0
0
0
0
0-90
0-90
0-90
0-90
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
5
5
Dextra
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sinistra
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
Ekstensor
radialis
M Ekstensor
Abduktor
digitorum
M Ekstensor carpi
radialis
Finger
Adduktor
M ekstensor carpi
Fleksor
Ekstensor
ulnaris
M Fleksor digitorum
M Ekstensor
4
4
4
4
digitorum
10
Kesimpulan :
Tampak gambaran fraktur pada 1/3 distal radius dan ulna, kemudian tampak
terpasang pen pada 1/3 distal radius dan ulna
IV. ASSESSMENT
CF Radius (d) 1/3 distal grade 1
CF ulna (d) 1/3 distal grade 1
V. PENATALAKSANAAN
VI.
Terapi Medikamentosa :
1. Asam mefenamat
2. Amoxilin
3. Milanta
DAFTAR MASALAH
Problem Medis
:
CF Radius (d) 1/3 distal grade 1
CF ulna (d) 1/3 distal grade 1
2.
3.
4.
11
Motivasi
dan
edukasi
keluarga
b.
Motivasi
dan
edukasi
keluarga
6.
Psikologi
kecemasan keluarga
VII.
VIII.
TUJUAN
1.
waktu perawatan
2.
3.
Mencegah
terjadinya
memperburuk keadaan
Meminimalkan
komplikasi
impairment,
yang
dapat
disability
dan
handicap
4.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
FRAKTUR
EKSTREMITAS
A. Definisi
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang
dikemukakan para ahli melalui berbagai literatur. Menurut FKUI (2000),
12
Anatomi Radius
Ujung
proximal
radius
membentuk
caput
radii
(=capitulum
radii.
13
2. Anatomi Ulna
Ujung proximal ulna lebih besar dari pada ujung distalnya. Hal yang
sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat
incisuratrochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral,
membentuk persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal
disebut olecranon.Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus
coronoideus, dan disebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat
perlekatan m.brachialis. dibagian lateral dan incisura trochlearis terdapat
incisura radialis, yang berhadapandengan caput radii. Di sebelah caudal
incisura radialis terdapat crista musculisupinatoris. Corpus ulnae membentuk
facies anterior, facies posterior, faciesmedialis, margo interosseus, margo
anterior dan margo posterior.
Ujung distalulna disebut caput ulnae (= capitulum ulnae). Caput ulnae
berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapt processus
styloideus sertasilcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan
dengan cartilagotriangularis dan dengan radius.
14
15
matriks garam (hidroksia patit) yang tertmbun pada matriks kolagen dan
proteaglikan matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Selselnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas
berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresi matriks tulang.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi
tulang dan terletak dalam osteum (unit matriks tulang). Osteoklas adalah sel
multinuklear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorbsi
dan remodeling tulang.
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah merupakan tulang
pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari tulang ulna.
Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan
permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi
kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak
leher dan di bawah serta di sebeelah medial dari leher ada tuberositas radii,
yang dikaitkan pada tendon dan insersi otot bisep.
Batang radius. Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih
bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah.
Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa
permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor dan
pronator yang letaknya dalam di sebelah anterior dan di sebelah posterior
memberi kaitan pada extensor dan supinator di sebelah dalam lengan bawah
dan tangan.
Ujung bawah agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua
buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius berbendi dengan ska
foid dan tulang semilunar dalam formasi persendian pergelangan tangan.
Permukaan persendian di sebelah medial dari yang bawah bersendi dengan
kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulna inferior. Sebelah lateral
dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.
16
Fungsi dari tulang pada lengan bawah atau tulaang radius adalah
untuk pronasi dan supinasi harus dipertahankan dengan menjaga posisi dan
kesejajaran anatomik yang baik.
17
18
bawah) biasanya terjadi pada anak-anak. Baik radius maupun ulna keduanya
dapat mengalami patah. Pada setiap ketinggian, biasanya akan mengalami
pergeseran bila kedua tulang patah.
Dengan adanya fraktur dapat menyebabkan atau menimbulkan kerusakan
pada beberapa bagian. Kerusakan pada periosteum dan sumsum tulang dapat
mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang.
Sumsum kuning yang keluar akibat fraktur terbuka masuk ke dalam pembuluh
darah dan mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan emboli lemak.
Apabila emboli lemak ini sampai pada pembuluh darah yang sempit dimana
diameter emboli lebih besar daripada diameter pembuluh darah maka akan
terjadi hambatan aliran darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan.
Kerusakan pada otot atau jaringan lunak dapat menimbulkan nyeri yang
hebat karena adanya spasme otot di sekitarnya. Sedangkan kerusakan pada
tulang itu sendiri mengakibatkan perubahan sumsum tulang (fragmentasi tulang)
dan dapat menekan persyaratan di daerah tulang yang fraktur sehingga
menimbulkan gangguan syaraf ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan
kelemahan.
E. Proses Penyembuhan Tulang
a. Stadium Pembentukan Hematoma
Hematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah
yang rusak, hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan
otot) terjadi 1 2 x 24 jam.
b. Stadium Proliferasi
Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, disekitar lokasi
fraktur sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah
fragmen tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi
setelah hari kedua kecelakaan terjadi.
c. Stadium Pembentukan Kallus
Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas
pada fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur
telah menyatu. Terjadi setelah 6 10 hari setelah kecelakaan terjadi.
d. Stadium Konsolidasi
20
21
22
trauma).
Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
H. Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges (2000)
antara lain:
1) Shock Neurogenik
Pada fraktur sering terjadi nyeri yang sangat hebat terutama apabila
penanganan awal dilakukan dengan cara yang kurang benar ( cara
mengangkat, pembidaian dan pengangkutan ). Shock bisa juga terjadi sebagai
kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.
2) Infeksi
Biasanya terjadi pada fraktur akibat trauma dan berupa fraktur
terbuka. Kerusakan jaringan lunak akan memudahkan timbulnya infeksi baik
pada jaringan lunak itu sendiri maupun sampai di jaringan tulang itu sendiri
( osteomyelitis ).
3) Nekrosis divaskuler
Jaringan nekrosis bila masuk ke pembuluh darah vaskuler akan
menjadi emboli dan dapat mengganggu sistem peredaran darah dibawahnya.
4) Cedera vaskuler dan saraf
Cedera vaskuler dan saraf pada kondisi fraktur dapat terjadi baik
secara langsung oleh trauma bersamaan dengan terjadinya fraktur, ataupun
secara tidak langsung karena tertusuk fragmen tulang atau tertekan edem
disekitar fraktur.
5) Mal union
Mal union dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
interposisi jaringan lunak, fraktur communited, fraktur tulang dengan
23
vaskularisasi kurang baik, reposisi kurang baik, immobilisasi yang salah dan
infeksi.
6) Luka akibat tekanan
Luka ini biasanya timbul pada fase immobilisasi karena pasien tidur
dengan posisi menetap dalam jangka waktu yang lama.
7) Kaku sendi
Hal ini terjadi apabila sendi sendi disekitar fraktur tidak / kurang
digerakkan sehingga terjadi perubahan synovial sendi, penyusutan kapsul,
inextensibility otot, pengendapan callus dipermukaan sendi dan timbulnya
jaringan fibrous pada ligament.
I. Penatalaksanaan Fraktur
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian fraktur. Salah satu metode mobilisasi fraktur adalah fiksasi
Interna melalui operasi Orif. Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi. Komplikasi umumnya terjadi oleh akibat tiga fraktur utama
yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi
Terdapat beberapa tujuan penatalaksanaan fraktur menurut Henderson (1997),
yaitu mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah ke dalam bentuk
semula (anatomis), imobilisasi untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki
fungsi bagian tulang yang rusak.
Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :
a. Rekognisi
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsipnya
adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan
yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.
b. Reposisi / Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak
asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat
darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama tindakan, penderita
dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok saraf lokal.
Jenis-jenis fracture reduction ( reposisi ) yaitu:
1. Manipulasi atau close reduction
24
25
klien. Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk meminimalkan atrofi
disuse dan meningkatkan peredaran darah.
26
Gips
Platina
-gerak aktif jari-jari danGerak pasif sendi siku
pergelangan tangan secaradan bahu dalam batas
penuh
untuk
mencegahnyeri
bengkak
masih
bisa
LGS
sendi
ditolerir
dan bahu.
-Gerak pasif pasif sendi-latihan
boleh
penguatan.
4-6 Minggu
-lat.
pendulum
latihansendi bahu
-tidak
boleh
Peningkatan
ada
beban.
LGS-lat. Peningkatan LGS
-latihan
-latihan
penguatan(isometrik
penguatan
isotonik)
isotonik)
-latihan beban ringan
-latihan beban ringan
-gunakan tangan untuk
8-12 Minggu
Aktifitas penuh
27
-lat.
Peningkatan
LGS
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kerja Tn. A yaitu Ulkus Kornea, hal ini berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien. Pasien datang ke RSUD mardi
waluya blitar pukul 09.00 dengan keluhan Jari tangan kanan kaku tidak bisa di
gerakkan
Awalnya, 1 jam sebelum pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat itu
pasien sedang menyetir truk gandeng pengangkut makanan ikan. duduk di depan kiri
samping pasien tanpa mengenakan sabuk pengaman. Saat hendak beristirahat pasien
memarkirkan truk di pinggir jalan raya. Namun saat pasien ingin memeriksa
sambungan besi segitiga pada truk gandeng yang di lepas karena ingin di perbaiki
secara tiba-tiba truk bagian depan berjalan mundur menabrak gandengan truk
28
belakangnya. Secara reflek tangan pasien berusahan menahan truk bagian depan
yang berjalan mundur agar tidak menabrak gandengan belakangnya, namun keadaan
berkata lain pergelangan tangan pasien lah yang malah terjepit truk gandeng tersebut.
Saat kejadian pasien masih dalam keadaan sadar dan meminta tolong. Namun setelah
kejadian saat di bawa ke RS siti kotijah pasien tampak lemes, pingsan <5menit,
kejang (-), muntah (-), pusing (+). Tangan terasa sakit bila digerakkan. Kemudian
pasien langsung diarahkan ke RS siti kotijah dari lokasi kejadian oleh temannya
tanpa peran pengawas. Kejadian pukul 05.30 namun baru di oprasi pukul 13.00.
Setelah dioprasi selama 1 bulan di gendong tidak di gerakkan. Cuma di latih trus
kaku lagi. Nyeri sekarang terasa seperti kesemutan, getar kayak ketarik.
DAFTAR PUSTAKA
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,
EGC, Jakarta
Sylvia, A. Price, Patofisiologi, Buku II, Edisi 4, Penerbit EGC, 1995.
Dunphy & Botsford (1985), Pemeriksaan Fisik Bedah, Yayasan Essentia
Medica, Jakarta. Dudley (1992), Ilmu Bedah G
Dudley
(1992), Ilmu
Bedah
Gawat
Darurat,
Edisi
dan
Fraktur
Radius
Ulna.
Diunduhdari:http://heriblog.wordpress.com/page/2/.3.
Carter Michel A., Fraktur dan Dislokasi dalam: Price Sylvia A, WilsonLorraine
McCarty. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 1365-1371.4.
29
Ilmu
Bedah
Ortopedi.
Cetakan
keenam.
Penerbit
PT.
Sjamsuhidayat R., dan de Jong Wim. Patah Tuland dan Dislokasi dalam: Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta. 2005.
Bone
Healing,
Komlpikasi
dan
Prognosis
Fraktur.
Diunduh
dari:http://www.wrongdiagnosis.com/f/fracture/prognosis.htm20.
Soetikno, R. Cedera Epifisis dalam : Radiologi Emergensi. CetakanPertama.
Penerbit Refika Aditama. Bandung. 2011.
Rasjad, C. Trauma Pada Tulang dalam :Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi
Ketiga. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007.
Fraktur Radius Ulna. Diunduh dari:http://www.artikelkedokteran.com/838/frakturradius-ulna.html
http://satriaperwira.wordpress.com/2009/01/28/fraktur-femur/
http://74.125.153.132/search?
q=cache:_31UbMgGMxMJ:etd.eprints.ums.ac.id/1806/2/J100050057.pdf+treatment
+fraktur+femur+tibia+fibula&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://askep-ragilpambudi.blogspot.com/
http://transmed-dictionary.blogspot.com/2008_03_01_archive.html
31