Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahasmengenai cara
mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit urtikariac.
Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan penyakit urtikaria Ini bermanfaat untukmelakukuan
askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan, implementasi,
evaluasi
Definisi Urtikaria
Urtikaria (glegelata) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe I pada kulit yang tindai oleh
kemunculan mendadak lesi menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta
bentuk yang berva`riasi, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan rasa nyaman yang setempat.
Kelainan ini dapat mengenai setiap bagian tubuh, termasuk membrane (khusunya mulut), laring
(kadang-kadang dengan kompikasi respiratorius yang serius) dan traktus gastrointestinal. Setiap
urtikaria akan bertahan selama periode waktu tertentu yang bervariasi dari beberapa menit hingga
beberapa jam sebelum menghilang. Selama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat
timbul, hiang dan kembali lagi secara episodik. Jika rangkaian kejadian berlanjut tanpa batas waktu,
keadaan tersebut dinamakn urtikaria kronik
Urtikaria (biduran)merupakan suatu reaksi pada kulit yang timbul mendadak (akut)
karenapengeluaran histamin yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan kebocoran
daripembuluh darah. Secara imunologik, dari data yang ada sejak tahun 1987, urtikariamerupakan
salah satu manifestasi keluhan alergi pada kulit yang paling sering dikemukakanoleh penderita,
keadaan ini juga didukung oleh penelitian ahli yang lain (Hodijah, 2009).
Urtikaria (kaligata) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bilur-bilur berwarnamerah dengan
berbagai ukuran di permukaan kulit (Medicastore, 2009).
Epidemiologi
Urtikaria (biduran) adalah lesi kulit yang banyak dikenal, yang pada saat tertentudapat mengenai
sedikitnya 25% dari populasi. Sebagian besar episode urtikaria berlangsungsingkat dan bersifat
swasirna, terutama di masa kanak-kanak bila berkaitan dengan infeksipernapasan. Namun, sebagian
kecil orang dewasa (dan jarang pada anak-anak) urtikariayang tidak diketahui sebabnya dapat
menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Etiologi
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria
bermacam-macam, antara lain :
1. Obat
Bermacam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun non-imunologik.
Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria, secara imunologik terdapat 2 tipe, yaitu tipe I
atau II. Contohnya ialah aspirin, obat anti inflamasi non steroid, penisilin, sepalosporin, diuretik, dan
alkohol. Sedangkan obat yang secara non-imunologik langsung merangsang sel mast untuk
melepaskan histamin, misalnya opium dan zat kontras. Aspirin menimbulkan urtikaria karena
menghambat sintesis prostaglandin di asam arakidonat.
2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria akut, umumnya akibat reaksi imunologik,
pada beberapa kasus urtikaria terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah
mengkonsumsi makanan tersebut. Makanan berupa protein atau bahan yang dicampurkan ke
dalamnya seperti zat warna, penyedap rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria
alergika. Makanan yang paling sering menimbulkan urtikaria pada orang dewasa yaitu, ikan, kerang,
udang, telur, kacang, buah beri, coklat, arbei, keju. Sedangkan pada bayi yang paling sering yaitu,
susu dan produk susu, telur, tepung, dan buah-buah sitrus (jeruk).
Gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan urtika setempat, agaknya hal ini lebih banyak
diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi venom dan toksin bakteri, biasanya
dapat pula mengaktifkan komplemen. Nyamuk, kepinding, dan serangga lainnya menimbulkan urtika
bentuk papular di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri setelah beberapa hari, minggu,
atau bulan.
4. Bahan fotosenzitiser
Bahan semacam ini, misalnya griseovulfin, fenotiazin, sulfonamid, bahan kosmetik, dan sabun
germisid sering menimbulkan urtikaria.
5. Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, asap, bulu binatang, dan aerosol,
umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik.
6. Kontaktan
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang,
tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, misalnya insect repellent (penangkis serangga), dan
bahan kosmetik. Keadaan ini disebabkan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan
urtikaria.
7. Trauma Fisik
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi bakteri, virus, jamur,
maupun infeksi parasit.
Infeksi oleh bakteri contohnya pada infeksi tonsil, infeksi gigi dan sinusitis.
Infeksi virus hepatitis, mononukleosis dan infeksi virus coxsackie pernah dilaporkan sebagai faktor
penyebab. Karena itu pada urtikaria yang idiopatik perlu dipikirkan kemungkinan infeksi virus
subklinis.
Infeksi jamur kandida dan dermatofit sering dilaporkan sebagai penyebab urtikaria. Infeksi cacing
pita, cacing tambang, cacing gelang juga Schistosoma atau Echinococcus dapat menyebabkan
urtikaria. Infeksi parasit biasanya paling sering pada daerah beriklim tropis.
9. Psikis
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan
vasodilatasi kapiler. Penyelidikan memperlihatkan bahwa hipnosis menghambat eritema dan urtika,
pada percobaan induksi psikis, ternyata suhu kulit dan ambang rangsang eritema meningkat.
10. Genetik
Faktor genetik juga berperan penting pada urtikaria, walaupun jarang menunjukkan penurunan
autosomal dominan.
Beberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering
disebabkan reaksi kompleks antigen-antibodi. Contoh penyakit sistemik yang sering menyebabkan
urtikaria yaitu, sistemik lupus eritematosa (SLE), penyakit serum, hipetiroid, penyakit tiroid
autoimun, karsinoma, limfoma, penyakit rheumatoid arthritis, leukositoklast vaskulitis, polisitemia
vera (urtikaria akne-urtikaria papul melebihi vesikel), demam reumatik, dan reaksi transfusi darah.
Patolofisiologi
Patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi
IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk
yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast
sebelumbnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang
mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan
mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah
mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami
urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada benjolan
pada permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast ini sendiri
terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena
histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi
dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh
saraf perifer.
Klasifikasi
Urtikaria Akut
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering terjadi
penyebabnya adalah:
a)
b)
c)
Urtikaria kronis
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. pada bentuk
urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
Urtikaria Pigmentosa
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-kadang
disertai pembengkakan dan rasa gatal.
1.
urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit dideteksi
cold urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
pressure urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan
contak urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi
aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air
solar urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari
vaskulitik urtikaria
cholirgening urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan stress
Manifestasi Klinis
Klinis tampak bentol (plaques edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal.
Bentol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan
akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter, berbentuk sirkular atau serpiginosa (merambat).
Tiap lesi akan menghilang setelah 1 sampai 48 jam, tetapi dapat timbul lesi baru.
Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian
tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena
dingin atau panas. Lesi urtikaria kolinergik adalah kecil-kecil dengan diameter 1-3 milimeter
dikelilingi daerah warna merah dan terdapat di daerah yang berkeringat. Secara klinis urtikaria
kadang-kadang disertai angioedema yaitu pembengkakan difus yang tidak gatal dan tidak pitting
dengan predileksi di muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadangkadang pembengkakan dapat juga terjadi di faring atau laring sehingga dapat mengancam jiwa.
Selama ini penderita menganggap bahwa penyebab urtikaria adalah udara dingin dan debu. Padahal
udara dingin hanya sebagai faktor yang memperberat. Sedangkan debu bisa mengganggu kulit
dengan bentuk yang berbeda, bila penyebabnya debu hanya timbul 2-6 jam setelah itu menghilang.
Debu sebagai penyebab hanya dalam jumlah banyak seperti rumah yang tidak ditinggali lebih dari
seminggu, bila bongkar-bongkar kamar, bila terdapat karpet tebal yang permanen, bila masuk
gudang, boneka atau baju yang lama disimpan dallam gudang atau lemari.
G. Test Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding nya adalah
Ige test
Ana test
Skin test
Pemeriksaan darah, urin, feses rutin
Pemeriksaan histopatologik
Tes eleminasi makanan
Tes provokasi
Tes alergi
Prognosis
Urtikaria akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi. Kebanyakan kasus
dapat disembuhkan dalam 1-4 hari. Urtikaria kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit
dicari. Hal ini juga tergantung dari penyebab dari urtikaria itu sendiri.
Pencegahan
Hindari Penyebab
Tindakan penghindaran akan berhasil bila penyebab/pencetus terjadinya alergi diketahui. Salah satu
cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit (tes alergi). Sayangnya,
penderita terkadang alergi terhadap banyak hal, dan ini tentu sungguh membutuhkan ketelatenan
penderita untuk mengidentifikasinya.
Makanan.
Meliputi susu sapi, telur ayam, daging ayam, ikan (terutama ikan laut), udang (ebi), kepiting dan
kacang-kacangan (kacang tanah, kacang mede). Sebagai sumber protein pengganti, dianjurkan untuk
mengkonsumsi susu kedelai. Susu kedelai mengandung protein yang tidak menimbulkan alergi.
Kadar asam amino lisinnya tinggi sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai gizi protein
pada nasi yang umumnya rendah kadar lisinnya. Secara umum susu kedelai juga mengandung
vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi.
Obat-obatan tertentu. Biasanya dari golongan pereda nyeri (aspirin, antalgin) dan antibiotik
(amoksisillin, kotrimoksazol).
Cuaca. Terutama yang terlalu dingin atau panas. Urtikaria yang disebabkan oleh cuaca dingin
biasanya menyerang orang dewasa muda dan dapat timbul jika udara menjadi semakin dingin.
Untuk itu, bila cuaca dingin, usahakan aktivitas dilakukan di dalam ruangan. Gunakan
masker/penutup hidung untuk mengurangi suhu dingin.
Debu dan polusi. Bersihkan rumah dari debu secara rutin, terutama kamar tidur dan tempat tidur.
Batasi pemakaian karpet di dalam rumah.
Tekanan dan goresan. Urtikaria yang disebabkan oleh tekanan biasanya terjadi pada mereka yang
menderita dermografisme yang berupa goresan pada kulit. Tekanan akibat goresan ini juga dapat
memicu urtikaria.
Stres. Hindari keadaan yang dapat membuat stres secara emosional, karena urtikaria juga dapat
dipicu oleh faktor psikologis pasien.
Olahraga Teratur
Penyakit alergi berkaitan erat dengan daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, mudah sekali
muncul gejala-gejalanya. Olahraga yang dianjurkan misalnya berjalan kaki, berenang, bersepeda,
berlari dan senam.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, gejala, dan pemeriksaan fisik.
1. Anamnesa
Berdasarkan dari anamnesa pasien, keluhan subyektif biasanya gatal, rasa terbakar, atau tertusuk
pada daerah lesi. Selain itu, pasien memiliki alergi terhadap obat dan makanan tertentu, atau pernah
mengalami suatu pengalaman yang merupakan salah satu penyebab urtikaria, misalnya pernah
mengalami suatu penyakit sistemik atau mengalami trauma psikis kejiwaan atau fisik yang
berhubungan dengan suhu maupun tekanan.
2. Pemeriksaan klinik
Lokalisasi : Pada badan, tapi dapat juga mengenai ekstremitas, kepala dan leher.
Efloresensi : Eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak
pucat. Bentuknya dapat papular. Epidermis di sekitar urtikaria normal.
Ukurannya dari beberapa milimeter hingga sentimeter, dapat berbentuk dari lentikular, numular,
sampai plakat. Karakteristik lesi berwarna kemerahan dan terasa gatal.
Dalam membantu diagnosis, perlu pula dilakukan pemeriksaan untuk membuktikan penyebab
urtikaria, misalnya:
Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau
kelainan pada organ dalam.
Pemeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok serta usapan vagina perlu untuk menyingkirkan adanya
infeksi lokal.
Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil, dan komplemen.
Tes kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores
(scratch test) dan uji tusuk (prick test) serta tes intradermal.
Tes eliminasi makanan
Pemeriksaan histopatologik
Tes dengan es (ice cube test) dan air hangat.
Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel.
Suntikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosa urtikaria kolinergik.
Penatalaksanaan
Sebenarnya pada beberapa kasus urtikaria yang sifatnya akut tidak perlu adanya pengobatan secara
intensif karena urtikaria pada tahap ini gejalanya tidak berlansung lama dan bisa sembuh sendiri.
Tetapi pada urtikaria kronik bisa di lakukan pengobatan dengan menggunakan anthihistamin. Obat
ini merupakan pilihan utama adalah penanganan urtikaria.
Ada beberapa tindakan yang harus di lakukan dalam penangnan urtikaria adalah :
Komplikasi
Urtikaria dan angiodema dapat menyebabkan rasa gatal yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Urtikaria kronik juga menyebabkan stres psikologis dan sebaliknya sehingga mempengaruhi kualitas
hidup penderita seperti pada penderita penyakit jantung.
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebat bisa
menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaan antihistamin
bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa
mempengaruhi kualitas hidup.
Asuhan Keperawatan
a)
PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian pada klien cystitis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh
yaitu :
1)
Pengumpulan Data
Biodata
Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubungan dengan
klien.
Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongan dan
mendapatkan perawatan serta pengobatan.
Pemeriksaan fisik,meliputi :
Keadaan umum
Keadaan fisik : sedang,ringan,berat
Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan
Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent
Kulit
Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
Kepala
Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apa
Kah kebersihan kulit terjaga.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan.
Wajah
Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
Mata
Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tid
ak ,apakah palpebra oedema atau tidak.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
Hidung
Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
Telinga
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan :Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra
tubuh
Intervensi :
Kaji makna perubahan pada pasien
Rasional :Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat
perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan perbaikan
optimal
b. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun
tujuan dalam keterbatasan
Rasional :Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan perawat.
2. Beri posisi yang nyaman. Rasional osisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga
menstimulasi untuk tidur
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. Rasional :Lingkungan yang tenang dapat
memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah klien tidur.
Observasi tingkat kecemasan pasien. Rasional :mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan
pasien dan pemahaman pasien mengenai penyakitnya.
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya Rasional :Mengurangi beban
perasaan pasien.
Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien. Rasional :Meningkatkan hubungan
terapeutik antara perawat dengan pasien.
Beri doronga spiritual. Rasional :Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan
menerima keadaanya denga ikhlas.
HE tentang penyakit yang diderita pasien. Rasional engan informasi denga baik dapat menurunkan
kecemasan pasien.
Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
Intervensi :
Kaji dan catat keadaan dan warna kulit Rasional :Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
derajat kerusakan kulit.
No
Waktu Diagnosa
x 24 jam
Evaluasi
Gangguan rasa nyaman : nyeriakut berhubungan dengan oedema ditandai dengan klien mengatakan
merasa nyeri pada kulit yang bengkak dan berwarna kemerahan, klienmengatakan skala nyerinya 4
dari 10, dan klien tampak meringis kesakitan.
S:
- Klien mengatakan tidak merasanyeri pada kulit yang bengkak dankemerahan.
O :
A : Tujuan tercapai
2
x 24 jam
Kerusakan integritas kulitberhubungan dengan adanya iritan dan bahan
kimiaditandai dengan adanya lesi,oedema, dan pembengkakan
A : Tujuan tercapai
3
x 24 jam
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritasditandai dengan
klienmengeluh kurang tidur, seringterbangun pada malam harikarena merasa gatal pada kulit
A : Tujuan tercapai
4
x 24 jam
Resiko Infeksi berhubungandengan detruksi jaringan dan peningkatan
paparanlingkungan ditandai dengan adanya lesi
A : Tujuan tercapai