You are on page 1of 9

BAB XXIII

ANALISA SAMPAH

A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan masalah klasik yang terjadi di Indonesia, terutama di kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya. Meskipun pada masing-masing
daerah sudah ada dinas khusus yang menangani sampah, namun hal ini tidak lantas
menjadi jawaban yang akan menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di kota-kota
tersebut. Permasalahan sampah ini juga semakin diperparah dengan tingginya angka
pertumbuhan penduduk kota yang salah satunya juga disebabkan oleh tingginya angka
urbanisani. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan
permasalahan tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungannya seperti meluasnya
pemukiman kumuh, menumpuknya sampah, terbatasnya ruang terbuka hijau, dan
pencemaran lingkungan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud tujuan dari praktikum Analisis Sampah ini adalah untuk mengetahui
komposisi sampah, densitas sampah, kadar air dan kadar volatil sampah.
C. LANDASAN TEORI
Komposisi Sampah
Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen
yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen
(%) ( Azka,2006 ). Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah Organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering dan sebagainya. Sampai saat ini diolah lebih lanjut menjadi kompos
( Departemen Kehutanan, 2004 ).
2. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik wadah
pembungkus makanan,kertas, plastik mainan,botol dam gelas minuman, kaleng, kayu
dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku
dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca,dan kertas koran, HVS, maupun karton.
Dinegara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah
organik, sebesar 60-70% dan sampah anorganik 30% ( Departemen Kehutanan, 2004 ).
Densitas Sampah
Densitas dinyatakan dalam berat sampah per volume sampah. Densitas sampah
akan berubah pada setiap tahapan pengelolaan sampah baik dari tahap penimbunan hingga
pembuangan akhir. Densitas sampah yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak
pengelolaan sampah kota adalah densitas sampah pada kontainer penyimpanan sementara
dan densitas pada lahan urug ( Ardan,2008 ).
Kadar Air Sampah
Dengan mengetahui kelembaban atau kadar air sampah dapat ditentukan frekuensi
pengumpulan sampah. Frekuensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh komposisi
sampah yang dikandungnya ( Azkha,2006 ).
Perhitungan energi sangat diperlukan agar pembakaran dapat berlangsung efektif
dan efisien. Besarnya energi yang diperlukan terutama juga tergantung pada besarnya
kadar air sampah. Apabila kadar air sampah tinggi, maka energi yang diperlukan untuk
pengeringan dan pembakaran juga tinggi. Selain tergantung pada kadar air sampah,
besarnya energi yang diperlukan juga tergantung pada kandungan energi sampah.
Kadar Volatil Sampah
Penentuan kadar volatil sampah bertujuan untuk memperkirakan seberapa besar
efektifitas pengurangan (reduksi) sampah menggunakan metode pembakaran berteknologi
tinggi ( Incenerator ). Kadar abu merupakan sisa proses pembakaran pada suhu tinggi.
Dengan penentuan kadar abu ini dapat dilihat keefektifan kinerja proses pembakaran
tersebut ( Azkha,2006 ).

Materi volatil pada sampah diukur dengan membakar sampel sampah kering pada
temperatur 600C dimana bagian volatil sampah akan terpijar dan menguap

Ruslinda,2006 ).
Data pengukuran kadar volatil ini juga diperlukan untuk merencanakan teknologi
pembakaran sampah untuk menentukan apakah sampah sapat terbakar dengan sendirinya
atau memerlukan bahan bakar bantu seperti minyak dan gas untuk membuatnya terbakar
seluruhnya ( Ruslinda, 2006 ).

D. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini ada dua jenis, yaitu :
1. Sampah Organik ( sampah daun dan sampah kulit buah )
2. Sampah Anorganik ( sampah kertas, sampah plastik makanan dan plastik kresek )
E. ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
1. Gelas Beaker
2. Oven
3. Cawan Porselin besar
4. Cawan Porselin kecil
5. Timbangan digital
6. Timbangan manual

7. Lumpang porselin dan penumbuk


F. PELAKSANAAN
I.

Penetuan Komposisi Sampah


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil benda uji (sampah organik dan sampah anorganik).
3. Memotong sampel sampah menjadi ukuran sedang kemudian mencampur
sampah organik dan anorganik kemudian masukkan dalam gelas beaker
4. Memasukkan cawan porselin ke dalam oven
a. Cawan kecil : 1 jam
b. Cawan besar : 15 menit

5. Menimbang berat gelas beaker kosong.


6. Memasukkan sampah yang telah tercampur ke dalam gelas beaker hingga
penuh tanpa ditekan kemudian menimbang beratnya.
7. Mengeluarkan sampah dari gelas beaker kemudian memisahkan antara
sampah organik dan sampah anorganik.
8. Menimbang berat masing-masing jenis sampah organik dan sampah
anorganik
II. Penentuan Densitas Sampah
1. Mencampurkan kembali sampah organik dan anorganik dari pemeriksaan
komposisi sampah
2. Memadatkan sampah dalam gelas beaker dengan cara ditekan
3. Mengukur volume sampah yang tertera pada gelas ukur
III. Penentuan Kadar Air Sampah
1.

Mengeluarkan sampah dari gelas beaker dari pemeriksaan densitas


sampah dan membagi menjadi 4 bagian.

2.

Mengeluarkan cawan porselin besar dari oven dan menimbang beratnya.

3.

Mengambil sedikit sampel sampah dari tiap-tiap bagian.

4.

Memotong kembali sampah menjadi ukuran yang lebih kecil.

5.

Memasukkan sampah ke dalam cawan porselin besar dan timbang


beratnya

6.

Memasukkan ke dalam oven selama 15 menit.

7.

Mengeluarkan cawan porselin besar dan sampah dari oven kemudian


menimbang beratnya.

IV. Penentuan Kadar Volatil Sampah


1. Mengambil sampah kering hasil dari pemeriksaan kadar air sampah.
2. Menumbuk sampah yang telah kering oven hingga halus menggunakan
lumpang porselin.
3. Menimbang sampah yang telah halus seberat

2 gr.

4. Mengeluarkan cawan porselin kecil dari oven kemudian timbangberatnya


5. Memasukkan sampah halus ke dalam cawan porselen kecil kemudian
memasukkan ke dalam oven selama 1 jam.

6. Mengeluarkan cawan porselin kecil dan sampah halus kemudian


menimbang beratnya.
G. DATA DAN HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Penentuan Komposisi Sampah
No

Percobaan

Data Pengamatan ( gr )

Berat Sampah keseluruhan + Gelas Beaker

363,5

Berat Gelas Beaker kosong

248,94

Berat Sampah Keseluruhan

114,56

Berat Sampah Bersih


a. Organik

96,56

b. Anorganik

18

Tabel 2. Pengamatan Penentuan Densitas Sampah


No

Percobaan

Data Pengamatan

Berat Sampah keseluruhan + Gelas Beaker

363,5 gr

Berat Gelas Beaker kosong

248,94 gr

Volume sampah yang dipadatkan

500 ml

Tabel 3. Pengamatan Penentuan Kadar Air Sampah


No

Percobaan

Data Pengamatan (gr)

Berat cawan kosong yang sudah di oven

77,8

Berat sampah + cawan sebelum di oven

123,9

Berat sampah + cawan setelah di oven

96,9

Tabel 4. Pengamatan Penentuan Kadar Volatil Sampah


No

Percobaan

Pengamatan (gr)

Berat cawan kosong yang sudah di oven

10,87

Berat sampah kering (a gram)

Berat cawan + sampah kering sebelum dioven

12,87

Berat sampah + cawan setelah di oven

12,2

H. PERHITUNGAN
a. Penentuan Komposisi Sampah
Diketahui :
Berat sampah keseluruhan

114,56

gr

= 0,11456

Berat sampah organik

96,56

gr

0,09656 kg

Berat sampah anorganik

18

gr

0,018

Ditanya

: % Sampah Organik dan % Sampah Anorganik ?

Jawab

% Sampah Organik

x 100%

100%

= 84,3 %

% Sampah Anorganik

x 100%

x 100%

= 15,7 %

b. Penentuan Densitas Sampah


Diketahui :
Volume Sampah

500

Berat gelas beaker

= 248,94

gr

Berat sampah + gelas beaker

= 363,5

gr

Berat sampel

= 363,5 gr - 248,94 gr
= 114,56 gr
= 0,11456 kg

Ditanya

: Densitas Sampah ?

ml = 0,5 lt

kg

kg

Jawab

Densitas Sampah

=
=
= 0,22912 kg/lt

c. Penentuan Kadar Air Sampah


Diketahui :
Berat cawan kosong

= 77,8 gr

Berat cawan sebelum di oven (a) = 123,9 gr


Berat cawan setelah di oven (b) = 96,9 gr
Ditanya

: % Kadar Air Sampah ?

Jawab

% Kadar Air

x 100%
100 %

=
= 58,6 %
% Kadar Kering

= ( 100 % - % Kadar Air )


= ( 100 % - 58,6 %)
= 41,4 %

d. Penentuan Kadar Volatil Sampah


Diketahui :
Berat cawan kosong

= 10,87 gr

Berat cawan isi sebelum di oven = 12,87 gr (a)


Berat cawan isi setelah di oven

= 12,2 gr (b)

Ditanya

: % Kadar Volatil Sampah ?

Jawab

% Kadar Volatil

=
=

x 100%
100 %

= 33,5 %

% Kadar Abu

= ( 100 % - % Kadar Volatil )


= ( 100 % - 33,5 % )
= 66,5 %

I. PEMBAHASAN
Sampah organic dan anorganik yang dijadikan sampel berupa sampah sayur yang
berasal dari sekitar laboratorium. Perlakuan awal sampel adalah pengecilan ukuran
sampel kemudian ditimbang sehingga diketahui komposisi sampah organik sebesar 84,3
% dan sampah anorganik sebesar 15,7 %. Kemudian untuk penentuan densitas sampel
sampah dipadatkan di dalam gelas beaker sehingga diperoleh nilai densitas sampah
sebesar 0,22912 kg/lt. Selanjutnya dilakukan penentuan nilai kadar air sampah dengan
cara memasukkan sampel sampah ke dalam oven selama

15 menit sehingga diperoleh

nilai kadar air sampah sebesar 58,6 %. Berarti sekitar setengah dari berat total sampah
yang dijadikan sampel tersebut adalah terdiri dari air. Selanjutnya sampel ditumbuk untuk
mengetahui kadar volatil sampah. Setelah ditimbang dan dilakukan perhitungan diperoleh
kadar volatil sampah sebesar 33,5 %. Hal ini menandakan bahwa sepertiga sampel yang
digunakan mengandung bahan-bahan organik yang mudah hancur dan menguap apabila
dipanaskan.
J. KESIMPULAN
Menurut SNI nomor19-7030-2004 mengenai standar kualitas dari kompos, kadar
air maksimum yang diperbolehkan dalam kompos adalah 50 %, sedangkan dari percobaan
yang dilakukandidapatkan hasil kadar air dalam sampah adalah 58,6 % sehingga dapat

disimpulkan bahwa sampah sayuran yang digunakan sampel tidak layak digunakan
sebagai kompos.
K. LAMPIRAN
1. Laporan Sementara
2. Flowchart
3. Foto Alat Praktikum
4. Foto Langkah Kerja

You might also like