Professional Documents
Culture Documents
DAN
ISSUE
KEPERAWATAN
PELAKSANAAN
KOLABORASI
Poltekkes Jurusan
Keperawatan Bandung
langsung
pada
hasil
yang
dialami
pasien
(Kramer
dan
Schamalenberg, 2003).
kualitas
hubungan
didapatkan pasien.
dokter-perawat
dengan
kualitas
hasil
yang
TREND
DAN
ISSUE
KEPERAWATAN
PELAKSANAAN
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24628/4/Chapter
%20II.pdf http://www.slideshare.net/Kampus-Sakinah/hubungan-kerjaperawat-dengan-profesi-lain
MEETING
5. How to make effective meeting with other profession?
The Place
Often there is no choice of venue because it is dictated by situation.
The venue should be comfortable and meet the needs of the numbers
who will attend. Organisers should provide sound equipment or visual
aids if they will be required.
(Seringkali tidak ada pilihan tempat karena ditentukan oleh keadaan. Tempat
tersebut harus nyaman dan memenuhi kebutuhan orang yang akan hadir.
Panitia harus menyediakan peralatan sound atau alat bantu visual jika
mereka akan memintanya.)
Timing
The time of the meeting is also significant. If people are coming a
distance to attend, their travel arrangements should be taken into
consideration and it would be best to hold the meeting at a suitable
time of day.
(Waktu pertemuan juga signifikan.Jika orang datang dari jauh untuk
menghadiri, pengaturan perjalanan mereka harus dipertimbangkan dan akan
lebih baik untuk mengadakan pertemuan pada waktu yang sudah di
tetapkan)
Preparations
If you're a manager it is good practice to involve your team in what is
to be discussed because it makes everyone a stakeholder in the
meeting. Your team and you must have good preparation to make an
effective meeting to reach the purpose.
( Jika anda seorang manager, ini adalah langkah yang bagus dalam
melibatkan tim anda untuk berdiskusi karena ini membuat seeorang merasa
terlibat di dalam pertemuan tersebut. Tim anda dan anda harus menyiapkan
persiapan yang matang untuk membuat pertemuan yang efektif dalam
pencapaian tujuan.)
The Agenda
Every meeting should have a clear purpose and those attending
should be given the time, date, location and details of what will be
discussed. Some topics will always appear on the agenda of formal
meetings.
(Setiap rapat harus memiliki tujuan yang jelas dan yang hadir harus diberikan
waktu, tanggal, lokasi dan rincian dari apa yang akan dibahas. Beberapa
topik akan selalu muncul dalam agenda pertemuan formal.)
Participant
Formal meeting often have a list of people who have the right or duty
to attend.
(Pertemuan resmi sering memiliki daftar orang-orang yang berhak atau
kewajiban untuk menghadiri pertemuan.)
Eye Contact
Eye contact is also a significant factor. Ideally the seating should be
such that everyone has eye contact with each other. Often this is
difficult to achieve and those sitting at the corners of a large table may
feel less involved that their colleagues. The chairperson and anyone
presenting a proposal needs to be able to see and be seen by all
present.
(Kontak mata juga merupakan faktor yang signifikan. Idealnya tempat duduk
harus sedemikian rupa sehingga setiap orang memiliki kontak mata dengan
satu sama lain. Sering kali ini sulit dicapai dan mereka yang duduk di sudutsudut meja besar mungkin merasa kurang terlibat bahwa rekan-rekan
mereka. Ketua dan siapa pun menyajikan proposal harus mampu untuk
melihat dan dilihat oleh semua yang hadir. )
Chairing a meeting
If there are two competing points of view the chair should allow both to
be expressed and debated. If a manager chairs the meeting they may
listen to the views and arguments and make the decisions. In formal
meetings motions may be proposed and voted on to get a
decission.Then amendments are voted on first and the chair has the
casting vote.
(Jika ada 2 rundingan ketua harus menyetujui dari salah satu yang di
perdebatkan .ketua dari rapat harus melihat dan mendengarkan pendapat
anggota nya untuk membuat keputusan. Pada rapat formal mungkin
diadakan usulan dan hak memilih dalam memutuskan sesuatu.)
http://eprints.undip.ac.id/24300/1/ERLINA_RUMANTI.pdf
Sikap perawat yang mampu dan mengerti apa yang seharusnya di
kerjakan dan mengerjakannya tidak dalam keadaan terpaksa merupakan
elemen kunci untuk membina hubungan dengan dokter. Jika hubungan
tersebut berjalan dengan baik akan membuat pekerjaan lebih efektif dan
efisien sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kepuasan terhadap
pekerjaan yang akan dilakukan. Praktek kolaborasi perawat dengan dokter
memerlukan pengetahuan, sikap yang profesional mulai dari komunikasi,
cara kerjasama dengan pasien maupun dokter sampai kepada ketrampilan
perawat dalam membuat keputusan.
3. Jenis pertemuan
4. Besarnya pertemuan
5. Tempat, waktu, dan lama pertemuan
6. Siapa saja yang menyelenggarakan dan mengatur pertemuan
7. Pengumuman dan pemberitahuan mengenai pertemuan