You are on page 1of 89

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan


kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silen Killer karena
hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui
atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi
terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke
dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius
disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang
akan datang karena tingkat keganasanya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan
kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat
membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan
membutuhkan waktu yang panjang bahkan sampai seumur hidup. (Zukhair, Alii, 2008
diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Hipertensi saat ini masih menjadi faktor risiko kematian tertinggi di seluruh
dunia. Data yang dikumpulkan dari berbagai literature menunjukan jumlah penderita
hipertensi dewasa diseluruh dunia pada tahun 2000 adalah 957-987 juta orang.
Prevalensinya diduga akan semakin meningkat setiap tahunya sampai mencapai

angka 1,56 milyar (60% dari populasi dewasa dunia) pada tahun
2025 (www.Strokebethesda.com.09 Maret 2009 jam 09.50 WIB).
WHO menetapkan hipertensi sebagai faktor risiko nomor tiga penyebab kematian
didunia dan bertanggung jawab terhadap 62% timbulnya kasus stroke 49% timbulnya
serangan jantung dan tujuh juta kematian premature tiap tahunnya.
(www.Strokebethesda.com.09 Maret 2009 jam 09.50 WIB).
Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ tubuh
manusia. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta
pertahun) di samping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal. (Depkes
RI, 2007 diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25 WIB).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi
yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025
tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi
1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2007 diakses 12 Maret 2009
pukul 10.25 WIB).
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap hipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat
medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
(inaheart.or.id, diakses 03 Maret 2009 pukul 14.45).

Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari NHANES tahun 1988-1991).
(Wordpress.com, diakses 03 Maret 2009 pukul 14.45 WIB).
Di Amerika 15% golongan kulit putih dewasa dan 25-35% golongan kulit hitam
adalah penderita hipertensi. Angka kejadian hipertensi tahun 1997 adlah 4.400 per
100.000 penduduk. Insiden tertinggi adalah dikalangan kaum Melayu dan diikuti
kaum Cina dan India. (Suparman, 1998).
Di negara maju, pengendalian hipertensi juga belum memuaskan bahkan di banyak
Negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor dari
penderita, tenaga kesehatan, obat - obatan maupun pelayanan kesehatan. Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp.JP (K) seperti yang juga ahli jantung menyatakan hipertensi
sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko dapat
dikendalikan. Upaya tersebut meiputi monitoring tekanan darah secara teratur
program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktifitas fisik/gerakan badan diet
yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan
rendah garam. Hal ini merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu atau
masyarakat dan didukung oleh program pelayanan kesehatan yang ada dan harus
dilakukan sedini mungkin. (www.Depkes.co.id diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25
WIB).
Di Asia penelitian di kota Taiwan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut :
Penelitian pada usia diatas 65 tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan Jivve
ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1%) dan perempuan
(61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipetensi adalah 91,1% (laki-laki 29,4%

dan perempuan 33,1%) hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki
29,7% dan perempuan 28,8%). (Vina Ramitha, 2008).
Berdasarkan sensus nasional 2005 tingkat kejangkitan darah tinggi di Tiongkok
mencapai 18,8% bertambah 31% dibandingkan dengan tahun 1991. (Depkes RI, 2007
diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25 WIB).
Transisi diet dan kesehatan di Indonesia sudah mengikuti negara maju. Banyak
kebiasaan makan yang telah diadopsi oleh orang Indonesia yang semakin
memperburuk keadaan status gizi. Penyakit buatan manusia (man made disease) dan
penyakit degenerative sekarang telah menjadi masalah utama kesehatan. Perubahan
pola makan sebagai gaya hidup modern dewasa ini menjurus ke sajian siap santap
yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan
(directery fiber) membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit
degeneratif seperti jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, dan hipertensi. (Zukhair,
Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 1721%. Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di
Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak
menyadari kondisi penyakitnya. (Depkes RI, 2007 diakses 01 April 2009 pukul 11.23
WIB).
Hipertensi di Indonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker. Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995
menunjukan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia
cukup tinggi 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensi di daerah luar Jawa

dan Bali lebih besar dibandingkan kedua pulau ini. Hal ini berkaitan erat dengan pola
makanan terutama konsumsi garam yang umumnya lebih tinggi di luar pulau Jawa
dan Bali. (Zukhair, Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia
menunjukkan 1,8 18,8% penduduk yang berusia 20 tahun adalah penderita
hipertensi. Prevalensi di Sumatera Selatan dari penelitian menunjukan angka 6,3%
sampai 9,17 %. Lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan laki-laki. Zukhair,
Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) diketahui
bahwa penyakit hipertensi merupakan penyakit ke lima dari sepuluh penyakit
terbanyak dengan jumlah kasus 10.874 pada tahun 2008. (Dinas Kesehatan Kabupaten
OKU, 2008).
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien selama tahun 2009 tersebut diketahui
bahwa kasus tertinggi terdapat di UPTD Puskesmas Tanjung Agung yaitu terdapat
sebanyak 346 penderita hipertensi. Dari jumlah tersebut kasus tertinggi terdapat di
kelurahan Saung Naga yaitu 88 penderita (25,43%) dan kasus terendah terdapat di
kelurahan Batu Putih yaitu 4 penderita (1,15%).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap
dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.

2. Rumusan Masalah

Belum diketahuinya Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita


Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan
Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja
Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.

3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi?
2. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi?
3. Bagaimanakah tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi?
4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan


Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi
di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.
2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi di Kelurahan Saung


Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
2. Diketahuinya Gambaran Tingkat Sikap Penderita Hipertensi di Kelurahan Saung Naga
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
3. Diketahuinya Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi di Kelurahan Saung Naga
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.

4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi


penulis dalam meneliti secara langsung di lapangan.
2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti


tentang cara mencegah kekambuhan pada penyakit hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi UPTD Puskesmas


Tanjung Agung dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
penyakit hipertensi.
4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi
dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
bagi mahasiswa/mahasiswi kesehatan jurusan keperawatan Baturaja.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Saung Naga RT 01 sampai RT


07, subjek penelitian yaitu masyarakat yang mempunyai penyakit tekanan darah
tinggi, lama penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni Juli tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti menggunakan
analisa univariat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007:143) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan


ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers
(1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
1. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini
sikap subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. (Roger, 1974).
2. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat (1997)


pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall),
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar


tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)

Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. (Notoatmodjo, 1993:96).

2. Sikap (Attitude)

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang


yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang
sikap ini dapat dikutip sebagai berikut:
An enduring system of positive or negative evaluations, emotional feelings, and
pro or conection tendencies will resepect to social object (Krech et al, 1982).
An individuals social attitude in an syndrome of respons consistency with
regard to social objects (Campbell, 1950).

A mental and neural state of rediness, organized through experlence, excerting


derective or dynamic influence up on the individuals respons to all objects and
situations with which it is related (Allport, 1954).
Attitude with situational and other dispositional variables guides and direct the
obsert behavior of the individual (Cardno, 1955).
Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang
tertutup stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb (Notoatmodjo, 2003:131) adalah seorang ahli psikologi social
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah
laku yang dibuka lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap
objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek.
Dalam kegiatan lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok, yakni :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terahdap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti
orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

D. Praktek atau Tindakan (Practice)


Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujudnya dalam
suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor
pendukung (support) dari pihak lain. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat
tiga.

4. Adaptasi (adaption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakannya tersebut. (Notoatmodjo, 2007:150).

5. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Istilah tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di
dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada populasi manula
hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan sistolik 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi
(HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal yang langsung terusmenerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun
tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor
kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi

dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia selalu berayun-ayun antara tinggi dan
rendah sesuai dengan detak jantung.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih tinggi di peroleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah akan di peroleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di baca seratus dua puluh per delapan puluh.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam kisaran normal. Hipertensi
ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampao usia
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap
200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu
hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa

Kategori

Tekanan darah sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal

Dibawah 130 mmHg

Dibawah 85 mmHg

Normal tinggi

130-139 mmHg

85-89 mmHg

Stadium I (hipertensi ringan)

140-159 mmHg

90-99 mmhg

Stadium 2 (hipertensi sedang)

160-179 mmHg

100-109 mmHg

Stadium 3 (hipertensi berat)

180-209 mmHg

110-119 mmHg

Stadium 4 (hipertensi maligna)

210 mmHg atau lebih

120 mmHg atau lebih

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun
Kategori
Normal

Tekanan darah sistolik

Tekanan Darah Diastolik

< 130

< 85

130-139

85-89

a. Stadium I (ringan)

140-159

90-99

b. Stadium 2 (sedang)

160-179

100-109

c. Stadium 3 (berat)

180-209

110-119

> 210

< 120

Normal tinggi
Hipertensi

d. Stadium 4 (sangat berat)

2. Penyebab Penyakit Hipertensi


Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor
keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.

1. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan
umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah
pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita. Juga statistik di Amerika menunjukkan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan orang kulit putih.

3. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres dan pengaruh lain.

1. Konsumsi garam yang tinggi


Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa
atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia kedokteran juga telah
membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan
pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan menurunkan tekanan
darah.

2. Kegemukan atau makan berlebihan


Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan
ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan

IMT 27,0. Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk
bekerja lebih berat oleh sebab itu lebih cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari obesitas
para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes
mellitus.

3. Stres atau ketegangan jiwa


Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis peningkatan
saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) stress yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam rasa takut) dapat
merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat, jika stress
berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis, gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau
penyakit maag. (Anjali, Arora, 2008).

4. Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.

1. Merokok
Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian
tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin
sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung
selain itu meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan gangguan
irama jantung (aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya. (Anjali Arora, 2008)

2. Minuman beralkohol
3. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. (Kuswandi, 2004).
Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki, bersepeda,
senam, berenang dan aerobic, olahraga yang bersifat kompetisi dan meningkatkan
kekuatan tidak dibolehkan bagi penderita hipertensi karena akan memacu emosi sehingga
akan mempercepat peningkatan tekanan darah.

4. Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison, epinefrin. (Lany Gunawan, 2001)


3. Gejala Penyakit Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer karena
dua hal yaitu:

1. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.

2. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike, serangan jantung, gagal
jantung dan gagal ginjal.

Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala
berikut:

1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera. (Trisha Macnair, 2007).
4. Patosifisiologi

ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting dalam mengatur
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati selanjutnya oleh
hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru
angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II (peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah
melalui dua aksi utama.

1. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar
tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler
akibatnya volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan
darah.

2. Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron merupakan hormone


steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksresi NaCl dengan cara mengabsorbsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang pada giliranya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. (Astawan, 2005).
5. Penatalaksaan
Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi dengan membuat gaya hidup
positif. Jika anda baru saja menemukan tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu
khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya antara lain:

1. Mengatasi Risiko

Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah keluarga
penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan? Apakah anda makan
makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup olahraga atau apakah anda merokok?
Jika jawaban anda ya pada salah satu pertanyaan diatas anda berisiko memiliki tekanan darah
tinggi.

2. Mengontrol pola makan


Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan berlemak dan mengandung
garam.

3. Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)


Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu faktor pemicu
tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah sumber terbaik bagi kedua nutrisi
tersebut.

4. Makan makanan jenis padi-padian


Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition ditemukan
pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi-padian kecil
kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.

5. Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi.
Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi
juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda menyandang tekanan darah tinggi, latihan
aerobic sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu dapat
menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah :
berjalan kaki, bersepeda, berenang, aerobic. (Trisna Macnair, 2007).

Tidak diragukan meningkatkan aktifitas dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi, anda
tidak perlu berolahraga seperti seorang atlet hanya 30 menit sampai 45 menit 5 hari dalam
seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi.

6. Sertakan bantuan dari kelompok pendukung


Sertakan keluarga dari teman menjadi kelompok pendukungn pada pola hidup sehat
dukungan dan partisipasi orang lain membuatnya lebih mudah dan lebih asyik dalam
menjalankan dietnya. Bagi setiap orang dukungan keluarga berhasil dalam membuat
perubahan gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi.

7. Berhenti merokok
Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang juga.
Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi. Merokok dapat
menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung dan stroke.

8. Alatihan relaksasi atau meditasi


Relaksasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa, relaksasi dilaksanakan
dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang
damai, indah dan menyenangkan dilakukan dengan mendengarkan musik atau bernyanyi.
(www.google.com, 2008)
6. Pengobatan pada tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Pengobatan pada penyakit tekanan darah tinggi harus memperhatikan terlebih dahulu
faktor penyebabnya oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan kesehatanya kepada dokter
yang sama agar dokter dapat mengikuti riwayat penyakit pasien dengan demikian dokter akan
memiliki obat yang tepat.

1. Pengobatan pada golongan khusus


1. Hipertensi pada golongan khusus
Obat anti hipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya 90 mmHg pada
trimester pertama dan 100 mmHg para trimester ketiga.

2. Hipertensi pada hipertipida


Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah gemfibrozil ini
dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL trigliserida dan meningkatkan
kadar kolesterol HDL secara nyata.

3. Hipertensi pada pembuluh darah otak


Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah, apabila
yang pecah adalah pembuluh darah otak keadaan ini dikenal dengan stroke.

4. Hipertensi pada penyakit jantung


Pemberian obat pada hipertensi dengan kelalian jantung harus disesuaikan dengan jenis
gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan fungsi jantung perlu
dilakukan untuk menentukan pengobatanya.

5. Hipertensi pada gagal ginjal

Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni pengobatan
pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna, pengobatan pada nefrosisklerosis
benigna dilakukan secepatnya hingga mendekati normal penurunan tekanan darah yang
cepat akan mengurangi kerusakan akibat nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang
diharapkan terjadi perbaikan fungsi ginjal.

2. Perubahan gaya hidup


Gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan berbagai
penyakit degeneratif lainnya adalah:

1. Mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh


2. Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (tidak mengeluarkan tenaga terlalu
banyak seperti berenang, jogging (jalan kaki cepat), naik sepeda)

3. Meningkatkan porsi buah-buahan dan sayuran segar dalam pola makan


4. Mengkonsumsi kalium dalam jumlah tinggi seperti semangka, avokad, kismis, pisang,
tomat, kentang dan biji bunga matahari dapat membantu menjaga tekanan darah agar
tetap normal.

5. Menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama sebagai salah satu
upayanya.

3. Pengaturan Makanan
Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya dnegan
mengurangi konsumsi lemak dan diet rendah garam dan diet rendah kalori. Jumlah kalori
yang diberikan pada diet rendah kalori disesuaikan dengan berat badan.
Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi diantaranya:

1. Hipertensi tanpa komplikasi diuretic, beta bloken


2. Indikasi tertentu enhibitor ACE, penghmabat reseptor angiotensin II, Alfa bloker, alfabeta bloker, antagonisca, diuretic.

3. Indikasi yang disesuaikan: diabetes mellitus tipe I dengan protein nuria inhibitor ACE,
gagal jantung ibhibitor ACE diuretic, hipertensi sistolik terisolasi, infark miokard beta
bloker (non ISA) inihibitor ACE (dengan disfungsi sistolik). (Mansjoer dkk, 2001).
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikan
sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau mengganti obat pertama
dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 dengan
efek samping minimal penurunan dosis obat dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan
yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun.

1. Diuretik
Diuretic adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl)
dengan turunya kadar Na+ makan tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang
kuat.
Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat
digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti spironolacture,
HCT, Cholotalidore, dan indopanide.

2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi
perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek
sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan tachikardia maka jarang digunakan.
Seperti prognosin dan terazosin.

3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya
berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontrasi
jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Seperti :
propanolol, alterolol, pindolol.

4. Obat yang bekerja sentral


Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin sehingga menurunkan
aktifitas saraf adretergik perifer dan turunya tekanan darah, penggunaan obat ini perlu
memperhatikan efek hipotensi ostatik seperti uonidire, euanfacire dan netelopa.

5. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding osteriole sehingga daya tahan
pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun seperti hidralazine dan tecrazine.

6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel
otot polos pembuluh dengan efek vasidilatasi dari turunya tekanan darah seperti : nipedipin
dan verapamil.

7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat angiotensin
converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat seperti coptopril. (capoten) dan enalprit.
(Lany Gunawan, 2001).

Tabel 2.3
Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai
No

Jenis obat

Frekuensi
pemakaian sehari

Min

Maks

HCT

12,5-25

50

1x

Chlorbalidone

12,5-25

50

1x

Indopamide

2,5

1x

Spironolactone

2,5

10

1x

Clonidene

0,1

1,2

2x

Gufacine

1x

250

2000

2x

Prozoin

1-2

20

2x

Doxazosin

1-2

15

1x

Terazosin

1-2

20

1x

Metoprolol

50

200

1x

Atenolol

25

150

1x

Diuretik

Bekerja netral

Methidopa
3

Dosis sehari (mg)

Penyakit alfa-1

Penyakit beta

Propanolol

40

320

1x

Acebutolol

200

1200

1x

Hydralazive

50

300

2x

Ecarazive HCL

30

120

2x

Captopril

25-50

300

1-3x

Lisinopril

40

1x

Enalapril

2,5-5

40

1-2x

Vasodilator

Penghambat ACE

4. Pencegahan Hipertensi dengan cara tradisional


Banyak ramuan tradisional yang dapat dipercaya untuk menurunkan tekanan darah, beberapa
ramuan sudah diteliti secara laboratories contoh yang berkhasiat menurunkan tekanan darah:
cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu masak (pace), mentimun, daun seledri, daun
selada dan bawang putih.

Tabel 2.4
Efek Samping obat anti hipertensi
Golongan obat
Thiazide/diuretic menyerupai thiaziae
misalnya aprinox

Efek samping

Kadar kalium dalam darah


rendah (dideteksi dengan
pemeriksaan darah)
Toleransi glukosa terganggu
(kadar glukosa darah diatas
normal) terutama jika
dikombinasi dengan beta blocker
(dideteksi pemeriksaan darah)

Alfa blocker

Peningkatan kadar kolesterol


LDL, trigliserida dan asam urat
(cek darah dan urine).
Disfungsi ereksi (impotensi pada
pria)
Gout (radang pada persendian
akibat peningkatan kadar gula)

Inkontinensia
Rasa melayang pada saat berdiri

Kadar glukosa tidak terkontrol


Latargi (lesu)
Gangguan memori dan kosentrasi
Gejala penyakit arteri perifer
memburuk, sirkulasi yang buruk
pada tungkai.

Batuk
Fungsi ginjal memburuk
Hipotensi (akut, penurunan
tekanan darah tiba-tiba)
Ruam

(misalnya ardura)
Beta-blocker
(misalnya cardicor)

Inhibitor ACE
(misalnya capoten)

Blocker kenal kalsium golongan nondihydropyridine misalnya ticdiem

Edema perifer (akumulasi cairan


dan pembengkakan di mata kaki)
Pembesaran gusi
Konstipasi

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi bertujuan menentukan
adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya
diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium, kreatinin, gula darah
puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).

8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya dapat
ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat
kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah dilakukan dalam
keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit dengan ukurang pengukuran

lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat
pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan
gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,
penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang
berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi
makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila
ada dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan
jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji perbandingan berat
badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya
retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid, pembesaran vena, atau
kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk, 2001).

9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti
terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan mata. Kerusakan pada
otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada kegagalan jantung. Kejadian
ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai penyaring racun
dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita yang
mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang mahal
sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan darah tinggi,
kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan.

Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran kejang
dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah. Ensefalopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.
(Corwin, 2000)

F. kerangka Teori

Faktor Predisposisi
1.
2.
3.
4.

Pengetahuan
Keyakinan
Nilai
Sikap
5. geografi

Non
Kesehatan

Non
Prilaku

Faktor Pendukung
1. Tugas kesehatan
2. Keterjangkauan sumber
3. rioritas dan komitmen.

pendidikan kesehatan

Prilaku
Kesehatan
Kesejahteraan

Faktor pendorong
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor
yakni faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling
factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors).

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori tersebut diatas maka peneliti mengadopsinya dalam membuat


kerangka konsep penelitian sebagai berikut.
Upaya penderita hipertensi dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan

2. Definisi Operasional
No
1

No

Variabel

Definisi
Operasional

Alat
Cara ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

Ukur

Pengetahuan Aspek yang Kuesioner Wawancara Baik, jika


diketahui
responden
dan mampu
dapat
diingat oleh
menjawab
responden
mean (kode 1).
tentang
upaya
Kurang, jika
mencegah
responden
kekambuhan
tidak bisa
penyakit
mejawab <
hipertensi.
mean (kode 0).

Variabel

Definisi

Alat

Cara ukur

Hasil Ukur

Ordinal

Skala

Operasional

Ukur
Ukur

Sikap

Segala
Kuesioner Wawancara Positif, jika Ordinal
pandangan
responden
atau
dapat
pendapat
menjawab
responden
mean (kode
yang
1).
berkaitan
dengan
Negatif, jika
upaya
responden
mencegah
tidak bisa
kekambuhan
mejawab <
penyakit
mean (kode
hipertensi.
0).

Tindakan

Upaya
Kuesioner Wawancara Baik, jika
Ordinal
dalam
responden
mencegah
melakukan
kekambuhan
upaya dalam
penyakit
mencegah
hipertensi.
kekambuhan
penyakit
hipertensi
mean (kode
1).
Kurang, jika
responden
tidak
melakukan
upaya dalam
mencegah
kekambuhan
penyakit
hipertensi <
mean (kode
0).

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2009. Penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
terhadap variabel yang diteliti yaiu variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel
tindakan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Saung Naga Kecamatan
Baturaja Barat.
2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan tanggal 8 Juni sampai 5 Juli 2009.

3. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian responden akan menandatangani format


persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini, hal ini dilakukan sebelum peneliti
menyerahkan kuesioner untuk dilakukan wawancara.

4. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002:79). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang terdapat di Kelurahan Saung
yang berjumlah 88 penderita.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, apabila subjeknya kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua hingga sampel penelitian menggunakan seluruh
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah 88 penderita (total populasi). (Arikunto,
2003:112).

F. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Tehnik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti
dengan menggunakan teknik wawancara.
2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang


pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
1. Pengolahan Data (editing)

Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses
lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika
terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.
2. Pengkodean (Coding)

Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi


bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
3. Pemasukan Data (Entry)

Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.


4. Pembersihan Data (Cleaning data)

Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan. (Hastono, 2001).

2. Tehnik Analisis Data


Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap
setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel
sikap dan variabel tindakan.
Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi jawaban
benar/salah dari responden untuk setiap item pertanyaan dijumlahkan kemudian
dibagi dengan seluruh responden dikali 100% hasilnya berupa persentase.
Rumus yang digunakan
X

P = x 100
N

Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah soal
N : Jumlah Responden

BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah

Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD


Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering
Ulu Tahun 2009. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
A. Gambaran Umum Wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Agung
1. Histori

UPTD Puskesmas Tanjung Agung didirikan pada tahun 1979 yang pada
awalnya merupakan Puskesmas kota Baturaja yang membawahi Pustu
Sukaraya sebelum terjadi pembagian wilayah Baturaja Timur dan Baturaja
Barat. Setelah terjadi pembagian wilayah Baturaja menjadi dua yaitu timur dan
barat, Puskesmas Pembantu Sukaraya dikembangkan menjadi Puskesmas induk
untuk Baturaja Timur. Oleh karena penduduknya yang cukup padat maka
wilayah Baturaja Timur perlu didirikan satu Puskesmas lagi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Maka didirikanlah
Puskesmas Kemalaraja sebagai sarana kesehatannya. Setelah itu menyusul
pembangunan Puskesmas Batumarta unit II dan Puskesmas Penyandingan.
Puskesmas Tanjung Agung membawahi hanya wilayah Kecamatan Baturaja
Barat dengan 7 desa dan 5 kelurahan.
2. Geografi, Topografi dan Klimatologi

UPTD Puskesmas Tanjung Agung terletak di dalam wilayah Baturaja


Barat dengan ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 69 meter dan luas
wilayah kerja 132,6 km2. wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung terdiri dari
dataran rendah yang bergelombang dan sedikit berawa-rawa, dengan suhu ratarata berkisar 24-34o C, curah hujan lebih kurang 3120 mm dan jumlah hari
hujan pertahun adalah 170 hari.

3. Batasan dan Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas Tanjung Agung terletak di Kecamatan Baturaja Barat


Kabupaten Ogan Komering Ulu propinsi Sumatera Selatan. Batas wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Agung adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Puskesmas Lubuk Batang

Sebelah selatan : Puskesmas Penyandingan

Sebelah barat : Puskesmas Pengaringan

Sebelah timur : Puskesmas Sukaraya dan Kemalaraja

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung meliputi 7 desa dan 5 kelurahan


yaitu : Kelurahan Air Gading, kelurahan Talang Jawa, kelurahan Saung Naga,
kelurahan Tanjung Agung, kelurahan Batu Kuning, desa Laya, desa Batu Putih,
desa Pusar, desa Karang Agung, desa Karang Endah, desa Sukamaju, desa
Tanjung Karang.
4. Transportasi

Transportasi dari dan ke Puskesmas Tanjung Agung dapat di jangkauan


kendaraan roda empat maupun dua. Dari 7 desa dan 5 kelurahan dalam
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung, sebagian besar dilalui jalan raya,
selebihnya hanya jalan kecil yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.

2. Gambaran Umum Kelurahan Saung Naga

Kelurahan Saung Naga memiliki luas wilayah sebesar 5,6 km2 yang terdiri dari 4
lingkungan dan 18 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.

Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Talang Jawa

Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Ogan

Sebalah selatan berbatasan dengan Sungai Ogan

Sebalah barat berbatasan dengan Sungai Ogan .

Jumlah penduduk sebanyak 6.732 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak
1.520 kk dengan komposisi sebagai berikut.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin di Kelurahan Saung Naga
Tahun 2009
No

Jenis kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

3.335

49,53%

Perempuan

3.3397

50,47%

6.732

100%

Jumlah

Tabel 5.2
Urutan umur penderita hipertensi di Kelurahan Saung Naga Tahun 2009
Umur

Laki-laki

Perempuan

15-20 tahun

21-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

36-40 tahun

41-45 tahun

46-50 tahun

10

51-55 tahun

56-60 tahun

61-65 tahun

> 65 tahun

11

Total

28

60

Sumber : Rekapan kuesioner responden.

Terlihat dari tabel diatas sebagian besar penderita hipertensi adalah kaum wanita
dengan jumlah 60 orang dan sisanya kaum laki-laki yang berjumlah 28 orang.
Sedangkan penderita hipertensi yang berusia > 65 tahun lebih banyak jumlahnya (11
orang) bila dibandingkan dengan penderita hipertensi yang berusia 60, 30-40 tahun,
dibawah 30 tahun.

2. Hasil Penelitian
1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.

Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan


penyakit hipertensi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil tahu

penderita hipertensi melalui panca indera dengan titik potong (cut of


point) mean 7,8 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.3
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Hipertensi
dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung
Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja
Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
No

Pengetahuan

Jumlah

Persentase

Baik

54

61,36%

Kurang baik

34

38,64%

88

100%

Jumlah

Tabel 5.3 diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden


berpengetahuan baik sejumlah 54 responden (61,36%) sisanya berpengetahuan
kurang sejumlah 34 responden (38,64%).
2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009

Sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit


hipertensi adalah segala pandangan atau pendapat penderita hipertensi yang
berkaitan dengan upaya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi dengan titik potong (cut if point) mean 7,5 diperoleh hasil
sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden menurut sikap Penderita Hipertensi dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
No

Sikap

Jumlah

Persentase

Positif

54

61,36%

Negatif

34

38,64%

88

100%

Jumlah

Tabel menunjukan bahwa penderita hipertensi yang memiliki sikap positif


dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54
responden (61,36%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif
sejumlah 34 responden (38,64%).
3. Gambaran tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009

Tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan


penyakit hipertensi adalah usaha-usaha yang telah dilakukan penderita
hipertensi untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dengan titik
potong (cut of point) mean 6,03 diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada
tabel 5.5.
Tabel 5.
Distribusi frekuensi responden menurut tindakan Penderita Hipertensi dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat


Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
No

Tindakan

Jumlah

Persentase

Melakukan

32

36,36%

Tidak melakukan

56

63,64%

88

100%

Jumlah

Dari tabel 5.5 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya dalam
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 32 responden (36,36%)
dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%).

BAB VI
PEMBAHASAN

1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Upaya


Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan


baik sejumlah 54 responden (61,36%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 34
responden (38,64%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita
hipertensi mempunyai pengetahuan baik dan mengerti tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi. Sebagian penderita mengetahui bahwa
memeriksakan tekanan darah secara teratur dan menjaga pola makan yang baik
akan membantu mencegah kekambuhan penyakit hipertensi namun masih ada 34
responden yang berpengetahuan kurang baik, kurangnya pengetahuan responden
ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain: rendahnya tingkat pendidikan
responden yang pada umumnya hanya tamatan sekolah dasar, kurangnya keaktifan
responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh petugas
kesehatan setempat dan ada beberapa responden yang sudah berusia lanjut (diatas
50 tahun) dimana kemampuan responden dalam menerima informasi kesehatan
agak kurang.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga
Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2002) peningkatan pengetahuan
mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku.
Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara
berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.
2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden hipertensi yang memiliki sikap


positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 54
responden (61,36%) dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif dalam
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 34 responden
(38,64%). Hal ini menununjukan bahwa sikap responden sudah mendeteksi sudah
mendekati baik meskipun masih ada 34 responden yang mempunyai sikap negatif.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

Pengetahuan yang kurang tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit


hipertensi, kurangnya kesadaran atau kemauan responden untuk berprilaku hidup
sehat dan ada juga beberapa responden yang mengambil sikap positif dikarenakan
kondisi mereka pada saat itu misalnya responden yang kurang pengetahuan tentang
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi tetapi karena mereka takut
penyakit hipertensi akan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi
kesehatanya maka responden juga mengambil sikap yang positif.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan salah satu domain perilaku
kesehatan yang dapat diartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup suatu stimulus/objek. Sedangkan menurut Newcomb (Notoatmodjo,
2003) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksana motif tertentu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk
praktek (overt behavior)untuk terwujud suatu sikap agar menjadi perbuatan nyata
(praktek) diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan
antara lain fasilitas dan dukungan keluarga.
3. Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang baik upayanya dalam


mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 32 responden (36,36%) dan
responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar responden masih kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada
tidaknya kemauan dari responden untuk sembuh/mengontrol kesehatanya,
kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya upaya mencegah

kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk


memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan
yang diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam
memotivasi responden untuk melakukan usaha dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi, kurangnya perhatian keluarga atau orang-orang terdekat dari
responden akan berpengaruh besar dalam keinginanya untuk sembuh.
Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan merupakan aplikasi dari sikap seseorang
individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri. Sikap
membuat seseorang positif terhadap nilai-nilai kesehatan tetapi tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan
antara lain tergantung pada situasi saat itu, mengacu kepada pengalaman seseorang
dan juga orang lain serta dipengaruhi juga oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat
tersebut. Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain lingkungan, sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan.

BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah diperoleh
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009 sebagai berikut:
1. Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 54 responden (61,36%) sisanya
berpengetahuan kurang sejumlah 34 responden (38,64%).
2. Sikap penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54 responden
(61,36%) dan negatif sejumlah 34 responden (38,64%).
3. Tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 32 responden (36,36%) dan responden
yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%).

B. Saran
1. Untuk Masyarakat

Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan terjadinya


penyakit hipertensi dengan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan
oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar penyakit hipertensi secara
dini.
2. Untuk Petugas Kesehatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi


tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan apa
saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan
pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan
terdekat.
3. Untuk Penderita Hipertensi

Agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan


kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan
dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi serta dapat
termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat menambah penyakit
hipertensi menjadi lebih parah lagi misalnya menghindari makanan yang
mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi
konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alcohol, merokok,
malas berolahraga, serta menjauhi stress.

DAFTAR PUSTAKA

Arora. 2008
5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta : Bhauana Ilmu
Populer.

Bustan. 2000
Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Gunawan Lany. 2000


Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus

Hidayat, Aziz Alimul. 2007


Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :Salemba
Medika

Kompas Cyber Media. 2007. http/www depkes. Go.id/index, diakses 09-03-2009


pukul 08.50 WIB

Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten OKU. 2008

Laporan UPTD Puskesmas Tanjung Agung tahun 2008.

Macnair, Trisha. 2001.


Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga

Mansjoer, Arif, dkk. 2001


Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius: FKUI
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993.
Ilmu Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan edisi
pertama. Yogjakarta : Andi Offset

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002


Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Suddarth & Brunner. 2002.


Keterampilan Medikal Bedah vol. 2. Jakarta : EGC

Sarwono Warpadzi, Soeparman. 1994.


Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Wolf Harf Peter. 2006.


Hipertensi. Jakarta : Buana Ilmu Populer

http://one.indoskripsi.com, diakses tanggal 01 April 2009 pukul 11.23 WIB

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Sebagai responden penelitian


Nama : Eka Utami Ningsih
NIM : PO.71.20.2.06.020
Judul : Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi
Dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Di
Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan komering ulu
Tahun 2009.

Menyatakan tidak keberatan dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh tersebut diatas, saya bersedia berperan dalam penelitian ini dan
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden peneliti.

Peneliti Responden

()()
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENDERITA


HIPERTENSI DALAM UPAYA MENCEGAH KEKAMBUHAN PENYAKIT
HIPERTENSI DI KELURAHAN SAUNG NAGA WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS TANJUNG AGUNG KECAMATAN
BATURAJA BARAT KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU
TAHUN 2009

1. Identitas

Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Tanggal pengisian kuesioner :
2. Nama :

3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :

2. Aspek pertanyaan pengetahuan

Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda
(x) pada huruf pilihan tersebut!.
1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi

Benar (1) Salah (0)


2. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan tekanan darah ke pelayanan
kesehatan yang terdekat

Benar (1) Salah (0)

3. Membatasi makanan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah tekanan
darah tinggi

Benar (1) Salah (0)


4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan tekanan darah meningkat.

Benar (1) Salah (0)


5. Selain dari mengkonsumsi buah-buahan segar, usaha lain untuk mencegah tekanan darah
tinggi adalah olahraga secara teratur.

Benar (1) Salah (0)


6. Merokok dan minuman alcohol merupakan penyebab timbulnya kekambuhan
penyakit tekanan darah tinggi

Benar (1) Salah (0)


7. Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mencegah tekanan darah tinggi

Benar (1) Salah (0)


8. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi penderita
hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya.

Benar (1) Salah (0)


9. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah usaha
mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi

Benar (1) Salah (0)


10. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit
hipertensi

Benar (1) Salah (0)

3. Aspek Sikap

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan
S : Setuju TS : Tidak Setuju
No
1

Pertanyaan
Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka waktu
yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah
secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan.

2
Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
3

Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga ringan


seperti jogging, bersepeda dan berenang.
Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita hipertensi.

4
Mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti gorengan,
dan makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
5
Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum
obat anti hipertensi tidak perlu ke puskesmas.
6

Menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi risiko


tekanan darah tinggi.
Mengkonsumsi makanan seperti daging kambing dapat
meningkatkan tekanan darah tinggi.

Dukungan keluarga sangat penting perananya dalam


keberhasilan penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya

TS

10

4. Aspek Pernyataan Tindakan

Petunjuk pengisian :
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
Melakukan
Tidak melakukan
No

Pernyataan

1 Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap


bulanya.
Saya tidak mengkonsumsi makanan yang
2 mengandung kolesterol tinggi seperti daging
merah, gorengan, jeroan.
Saya mengkonsumsi setidaknya lima porsi buah
dan sayuran segar setiap hari.
3 Saya selalu minum obat anti hipertensi secara
teratur jika tekanan darah tinggi.
Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat
4 walaupun pekerjaan menumpuk.
Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol
tekanan darah.
5
Saya tidak mengkonsumsi minum minuma keras
seperti anggur, pigur dan bir bila sedang
mempunyai masalah yang berat ataupun tidak
6 mempunyai masalah.
Saya mengurangi kebiasaan merokok dan

Melakukan

Tidak
melakukan

konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi


7 untuk menghindari kekambuhan tekanan darah
tinggi.
Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah
mengerjakan pekerjaan yang berat.
Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang
marah/banyak pikiran.
8

10

KUNCI JAWABAN

1. Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan


Penyakit Hipertensi
1. Benar 6. Benar
2. Benar 7. Benar
3. Benar 8. Benar

4. Benar 9. Benar
5. Benar 10. Benar

1. Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit


Hipertensi
1. Setuju
2. Setuju
3. Setuju
4. Setuju
5. Tidak Setuju
6. Setuju
7. Tidak Setuju
8. Setuju
9. Setuju
10. Setuju

1. Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan


Penyakit Hipertensi
1. Melakukan
2. Melakukan
3. Melakukan
4. Melakukan
5. Melakukan
6. Melakukan
7. Melakukan
8. Melakukan
9. Melakukan
10. Melakukan

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENDERITA


HIPERTENSI DALAM UPAYA MENCEGAH KEKAMBUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI DI KELURAHAN SAUNG NAGA
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
KECAMATAN BATURAJA BARAT KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU
TAHUN 2009

OLEH
EKA UTAMI NINGSIH
NIM. PO.71.20.2.06.020

DEPERTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL
JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENDERITA


HIPERTENSI DALAM UPAYA MENCEGAH KEKAMBUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI DI KELURAHAN SAUNG NAGA
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
KECAMATAN BATURAJA BARAT KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU
TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Sebagai


Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
AHLI MADYA KEPERAWATAN

OLEH
EKA UTAMI NINGSIH

NIM. PO.71.20.2.06.020

DEPERTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL
JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2009
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL
JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA

KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2009

Eka Utami Ningsih

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya


Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2009

xiv + 54 halaman + 9 tabel + 5 lampiran

ABSTRAK
Saat ini hipertensi diderita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia, hipertensi
terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Jumlah kasus hipertensi di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009 adalah 10.874
kasus. Dan berdasarkan buku rekapan kunjungan pasien selama tahun 2009 di UPTD
Puskesmas Tanjung Agung terdapat sebanyak 346 penderita hipertensi dari jumlah
tersebut kasus tertinggi terdapat di kelurahan Saung Naga yaitu 88 penderita (25,43%)
dan kasus terendah terdapat di kelurahan Batu Putih yaitu 4 penderita (1,15%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan
penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2009 di kelurahan Saung
Naga RT 01 sampai dengan RT 07 menggunakan teknik sampling jenuh yaitu sampel
yang digunakan adalah seluruh populasi yang ada (total populasi) semua data
diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan dianalisa
secara univariat pada variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap
dan variabel tindakan.
Hasil penelitian tersebut berupa distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
dimana diketahui adanya 61,36% responden memiliki pengetahuan baik 38,64%
berpengetahuan kurang 61,36% responden memiliki sikap positif dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, 38,64% responden yang memiliki sikap
negatif dan 36,36% responden yang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi dan 63,64% kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah diketahui adanya responden yang
berpengetahuan kurang sebanyak 38,6%, mempunyai sikap negatif sebesar 38,64%
dan kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sebesar
63,64%.
Saran bagi masyarakat hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
hipertensi. Agar dapat mencegah kejadian penyakit hipertensi secara dini. Dan kepada
petugas kesehatan hendaknya lebih berperan aktif dalam memberikan penyuluhan
kesehatan khususnya tentang penyakit hipertensi. Serta bagi penderita hipertensi agar
lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan terdekat.

Daftar pustaka : 15 (1993-2008)

HEALTY DEPARTEMENT OF INDONESIAN REPUBLIC


POLYTEHCNIC OF HEALTH DEPARTEMENT SOUTH SUMATERA
THE FIELD OF NURSING BATURAJA

SCIENTIFIC WRITING TASK, AUGUST 2009

Eka Utami Ningsih

The image knowledge, Attitude and Action of hypertency patients in prevention of


hypertency disease repalse in saung naga region work UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Subdistrict baturaja west refency ogan komering ulu on 2009.

(xiv + 54 pages + 9 tables + 5 Apprendix)

ABSTRACT

Now a dayas hipertency be suffered by more 800 million person in the worked,
hipertency is the third killer disease after heart attact and cancer. The case total of
hipertency in Ogan Komering Ulu on 2009 is 10.874 case and bared on summerized
book of patient visited for 2009 in UPTD Pueskesmas Tanjung Agung. There are 346
hipertency patients form that total the high case be found in Saung Naga there are 88
patients (25,34%) and low case be found in Batu Putih there are 4 patients (1,15%)
this researchs aim is to know image of knowledge, attitude and hipertency patients
action in prevention effort of hipertency patient relaps.
Thus research be done on Juni 2009 in Saung Naga RT 01 until T 07 with use satiated
sampling tehnic it is the sample what use all of population total. All data be gotten by
use research instrument it is quesioner one it analysed by univariat in variable what be
researched they are knowledge variable, atutude variable and action variable.
The result of research is frequency distribution of each variable where it know there is
61,36% respondent who have good knowledge 38,64% respondent have bad
knowledge who have negative attitude and 36,36% respondet who have good action
63,64% responden who have bad action.
The cpmslusion of this research is be known that there are respondent who have bad
knowledge is 38,64% respondent, who have negative attitude is 38,64% respondent
and who have bad action in prevention effort of hipertency disease repalse is 63,64%
respondent.
Sugesstion for society are hoped to more increase knowledge about hipertency
disease, so it prevent hipertency disease care early and dor officer healthy are hoped

to give promotion health more ecfiverly. Expecially about hipertency disease and also
for hipertency patient are hoped to more active in examine their blood pressure in near
healty service.
Literature : 15 (1993 2008)
LEMBAR PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu
urusan) kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu
berharap. (Surat Alam Nasyrah : 6-8)

Persembahan
Dengan mengucapkan hamdalah kupersembahkan karya ini untuk....... sang pengatur skenario
hidupku .... dan orang-orang yang kucintai ....

Satu perjuangan, satu cita-cita, dan satu harapan

Kusematkan dalam relung hati yang terdalam


Untuk jadi motivasi dan semangatku menatap masa depan
Semoga apa yang kulakukan bisa menjadi kebanggaan untuk kupersembahkan kepada kedua
orang tuaku yang tersayang. I love mother (28-03-2007)
Terima kasih yang tak terhingga untuk semua cinta, bait-bait doa, pengorbanan, tetes
keringat dan air mata serta kasih sayang yang takkan pernah terbalaskan.

To adindaku tersayang dex Lusi, dex ipung dan dex romi kalian akan tetap menjadi malaikat kecil
yang akan selamanya ada di hatiku.
To ibu dan dex Aliya semoga keluarga baru ini bisa menjadi motivasiku untuk bisa menjadi lebih baik
lagi.

Seluruh keluargaku yang tak pernah lelah mendoakan dan selalu memberikan motivasku untuk
menjadi yang terbaik.
Terima kasih kepada Bapak Gunardi Pome, S.Ag, SKM, M.Kes yang telah membimbingku dengan
sabar sehingga aku dapat menjadi seseorang yang berhasil sampai detik ini.
Saudara sebimbinganku feki, lydia, dan kak fikri teruskan cita-cita dan tetap semangat.
To kance-kance sekamar (timeh, ani, febri, endang ndut, liza, mbak yen, helen, ega) tetap berjuang
menggapai cita-cita yang kita inginkan. Terima kasih atas kebersamaan dan sensasi yang mewarnai
perjalanan selama di asrama. Semuanya akan menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
Love u all
To my heart (siska 100309) terima kasih untuk semua perhatian, pengertian, dan kasih sayangnya,
dirimu adalah seseorang yang secara tidak langsung mengubah hidupku menjadi lebih berarti. Dan
aku bangga bisa menjadi bagian dari hidupmu.
To adeks dan cucu mentor (dex wija, dex priska, dex ririn, dan dex eni) akur-akur ya!! Maaf jika kk
belum bisa menjadi contoh yang baik.
Buat teman-teman kamar E1 (dek vivi, ita, yessi, dan tari) makasih telah menemani dan memotivasiku
selama ini.
Untuk adek-adek kamar E6 (Desri, merin, wulan, ana dan irza) tetap semangat belajar!!
Alamamaterku tercinta

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Berjudul Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan


Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi
di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 ini
telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah (KTI) Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Depkes Sumsel.

Baturaja, 12 Agustus 2009


Pembimbing

GUNARDI POME, S.Ag, SKM, M.Kes


NIP. 19690525 198903 1 002

Mengetahui,
Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan Baturaja
Politeknik Kesehatan Palembang

ZANZIBAR, S.Pd, M.Kes


NIP. 19600205 198003 2 001

PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH


JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SUMSEL

Baturaja, Agustus 2009


Tim Penguji
Ketua,

GUNARDI POME, S.Ag, SKM, M.Kes


NIP. 19690525 198903 1 002

Anggota

A. GANI, S.Pd, M.Kes


NIP. 19660904 198903 1 002

TITIK ASNI SULASTRI, S.Pd.


NIP. 19510801 198403 2 001

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas
Nama : Eka Utami Ningsih
Tempat/Tgl Lahir : Kotabaru, 29 April 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

Alamat : Jl. Pertanian Kota Baru Martapura OKU Timur

Riwayat Pendidikan
Tahun 1993 1994 : TK. Raudhatul Aphfal Islamiah
Tahun 1994 2000 : SDN 2 Martapura
Tahun 2000 2003 : SLTP Negeri 2 OKU
Tahun 2003 2006 : SMA Negeri 1 Martapura
Tahun 2006 2009 : Poltekes Jurusan Keperawatan Baturaja

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah mencurahkan seluruh hidayah dan keselamatan kepada
makhluk dan seluruh alam semesta, nikmat kehidupan dan nikmat keimanan yang telah diberikan
oleh Allah SWT kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kemudian salawat dan salam tak lupa senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju
alam yang terang benderang yaitu dinul Islam yang bisa kita nikmati sampai detik ini bagi
kehidupan umat Islam.
Tuntasnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini berkat ridho Allah dan pertolongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drg. Rusdiansyah, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Palembang.
2. Bapak Sulaiman, S.Pd,M.Pd. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Palembang.
3. Bapak Suharmasto, SKM, M.E.pid selaku Kepala Dinas Kesehatan Baturaja.
4. Ibu Zanzibar, S.Pd,M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Baturaja.
5. Bapak Gunardi Pome, S.Ag, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar membimbing dan memberikan masukan yang amat berharga serta pengarahan yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak A. Gani, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing II.
7. Ibu Titik Asni Sulastri, S.Pd selaku dosen Penguji.
8. Staf dan dosen, karyawan dan karyawati Jurusan Keperawatan Program Studi
Keperawatan Baturaja yang telah membimbing dan membantu dalam kelancaran
penyusunan Karya Tulis ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
kesempurnaan, mengingat terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima semua
masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan, kesempurnaan dan
kualitas yang lebih baik dimasa mendatang.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya


kepada kita semua dan akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin

Baturaja, Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
ABSTRAK iii
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
LEMBAR PERSETUJUAN vii
LEMBAR PENGESAHAN viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ix

KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah 6
Pertanyaan penelitian 6
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Ruang lingkup 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1.
2.
3.
4.
5.

Konsep Pengetahuan 9
Sikap 11
Tindakan 14
Konsep Hipertensi 15
Kerangka Teori 35

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


1. Kerangka Konsep 36
2. Definisi Operasional 36

BAB IV METODE PENELITIAN


1. Desain Penelitian 38
2. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.
4.
5.
6.

Etika Penelitian 39
Populasi dan Sampel Penelitian 39
Teknik dan Instrument Pengambilan Data 39
Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data 40

BAB V HASIL PENELITIAN


1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 42
2. Gambaran Umum Kelurahan 44
3. Hasil Penelitian 45
BAB VI PEMBAHASAN
1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi 49
2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi 50
3. Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi 51
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan 53
2. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa .. 17

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun 17

Tabel 2.3 Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai 31

Tabel 2.4 Efek samping obat anti hipertensi ... 32

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin di


Kelurahan Saung Naga Tahun 2009 . 44

Tabel 5.2 Urutan umur penderita hipertensi di Kelurahan Saung Naga


Tahun 2009 45

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Hipertensi


dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 46

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden menurut sikap Penderita


Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 47

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden menurut tindakan Penderita


Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.. 48

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan responden


Lampiran 2 Lembar kuesioner

Lampiran 3 Surat izin penelitian


Lampiran 4 Lembar hasil analisis data penelitian
Lampiran 5 Lembar konsultasi penelitian

KARTU KONSUL KTI

Nama Mahasiswa : Eka Utami Ningsih Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.20.2.06.020


Dosen Pembimbing : 1. Gunardi Pome, S.Ag, SKM, M.Kes
2. AZWALDI, APP, M.Kes
Judul KTI : Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan
Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009

NO TANGGAL

TOPIK YANG DIDISKUSIKAN


(ASPECT CONSULTES)

5-3-2009

Konsul Tema

11-3-2009

Konsul Judul & latar belakang

15-4-2009

ACC judul dan Bab I

22-4-2009

Konsul bab II, III, IV

27-4-2009

Perbaikan Bab I, II, II, IV dan lembar persetujuan


responden dan kuesioner.

2-5-2009

ACC proposal

10-6-2009

Konsultasi perbaikan proposal

16-7-2009

Konsultasi hasil perbaikan bab V-VII

21-7-2009

Konsul dan perbaikan bab V-VII

10

24-7-2009

Konsultasi keseluruhan KTI

11

29-7-2009

Konsultasi perbaikan keseluruhan KTI

TANDA
TANGAN

12

30-7-2009

ACC KTI

You might also like