Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
angka 1,56 milyar (60% dari populasi dewasa dunia) pada tahun
2025 (www.Strokebethesda.com.09 Maret 2009 jam 09.50 WIB).
WHO menetapkan hipertensi sebagai faktor risiko nomor tiga penyebab kematian
didunia dan bertanggung jawab terhadap 62% timbulnya kasus stroke 49% timbulnya
serangan jantung dan tujuh juta kematian premature tiap tahunnya.
(www.Strokebethesda.com.09 Maret 2009 jam 09.50 WIB).
Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ tubuh
manusia. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1 dari 7 kematian (7 juta
pertahun) di samping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal. (Depkes
RI, 2007 diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25 WIB).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi
yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025
tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi
1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2007 diakses 12 Maret 2009
pukul 10.25 WIB).
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap hipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat
medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
(inaheart.or.id, diakses 03 Maret 2009 pukul 14.45).
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari NHANES tahun 1988-1991).
(Wordpress.com, diakses 03 Maret 2009 pukul 14.45 WIB).
Di Amerika 15% golongan kulit putih dewasa dan 25-35% golongan kulit hitam
adalah penderita hipertensi. Angka kejadian hipertensi tahun 1997 adlah 4.400 per
100.000 penduduk. Insiden tertinggi adalah dikalangan kaum Melayu dan diikuti
kaum Cina dan India. (Suparman, 1998).
Di negara maju, pengendalian hipertensi juga belum memuaskan bahkan di banyak
Negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor dari
penderita, tenaga kesehatan, obat - obatan maupun pelayanan kesehatan. Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp.JP (K) seperti yang juga ahli jantung menyatakan hipertensi
sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko dapat
dikendalikan. Upaya tersebut meiputi monitoring tekanan darah secara teratur
program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktifitas fisik/gerakan badan diet
yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan
rendah garam. Hal ini merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu atau
masyarakat dan didukung oleh program pelayanan kesehatan yang ada dan harus
dilakukan sedini mungkin. (www.Depkes.co.id diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25
WIB).
Di Asia penelitian di kota Taiwan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut :
Penelitian pada usia diatas 65 tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan Jivve
ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1%) dan perempuan
(61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipetensi adalah 91,1% (laki-laki 29,4%
dan perempuan 33,1%) hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki
29,7% dan perempuan 28,8%). (Vina Ramitha, 2008).
Berdasarkan sensus nasional 2005 tingkat kejangkitan darah tinggi di Tiongkok
mencapai 18,8% bertambah 31% dibandingkan dengan tahun 1991. (Depkes RI, 2007
diakses 12 Maret 2009 pukul 10.25 WIB).
Transisi diet dan kesehatan di Indonesia sudah mengikuti negara maju. Banyak
kebiasaan makan yang telah diadopsi oleh orang Indonesia yang semakin
memperburuk keadaan status gizi. Penyakit buatan manusia (man made disease) dan
penyakit degenerative sekarang telah menjadi masalah utama kesehatan. Perubahan
pola makan sebagai gaya hidup modern dewasa ini menjurus ke sajian siap santap
yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan
(directery fiber) membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit
degeneratif seperti jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, dan hipertensi. (Zukhair,
Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 1721%. Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di
Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak
menyadari kondisi penyakitnya. (Depkes RI, 2007 diakses 01 April 2009 pukul 11.23
WIB).
Hipertensi di Indonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker. Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995
menunjukan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia
cukup tinggi 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensi di daerah luar Jawa
dan Bali lebih besar dibandingkan kedua pulau ini. Hal ini berkaitan erat dengan pola
makanan terutama konsumsi garam yang umumnya lebih tinggi di luar pulau Jawa
dan Bali. (Zukhair, Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia
menunjukkan 1,8 18,8% penduduk yang berusia 20 tahun adalah penderita
hipertensi. Prevalensi di Sumatera Selatan dari penelitian menunjukan angka 6,3%
sampai 9,17 %. Lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan laki-laki. Zukhair,
Alii, 2008 diakses 01 April 2009 pukul 11.23 WIB).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) diketahui
bahwa penyakit hipertensi merupakan penyakit ke lima dari sepuluh penyakit
terbanyak dengan jumlah kasus 10.874 pada tahun 2008. (Dinas Kesehatan Kabupaten
OKU, 2008).
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien selama tahun 2009 tersebut diketahui
bahwa kasus tertinggi terdapat di UPTD Puskesmas Tanjung Agung yaitu terdapat
sebanyak 346 penderita hipertensi. Dari jumlah tersebut kasus tertinggi terdapat di
kelurahan Saung Naga yaitu 88 penderita (25,43%) dan kasus terendah terdapat di
kelurahan Batu Putih yaitu 4 penderita (1,15%).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap
dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.
2. Rumusan Masalah
3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi?
2. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi?
3. Bagaimanakah tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi?
4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi
dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
bagi mahasiswa/mahasiswi kesehatan jurusan keperawatan Baturaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall),
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. (Notoatmodjo, 1993:96).
2. Sikap (Attitude)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkat, yakni:
1. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti
orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat
tiga.
4. Adaptasi (adaption)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakannya tersebut. (Notoatmodjo, 2007:150).
5. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Istilah tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di
dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada populasi manula
hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan sistolik 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi
(HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal yang langsung terusmenerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Adapun
tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor
kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi
dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia selalu berayun-ayun antara tinggi dan
rendah sesuai dengan detak jantung.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih tinggi di peroleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah akan di peroleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di baca seratus dua puluh per delapan puluh.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam kisaran normal. Hipertensi
ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampao usia
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap
200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
orang dewasa. Tekanan darah juga diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu
hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori
Normal
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
140-159 mmHg
90-99 mmhg
160-179 mmHg
100-109 mmHg
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun
Kategori
Normal
< 130
< 85
130-139
85-89
a. Stadium I (ringan)
140-159
90-99
b. Stadium 2 (sedang)
160-179
100-109
c. Stadium 3 (berat)
180-209
110-119
> 210
< 120
Normal tinggi
Hipertensi
1. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan
umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah
pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita. Juga statistik di Amerika menunjukkan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan orang kulit putih.
3. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres dan pengaruh lain.
IMT 27,0. Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk
bekerja lebih berat oleh sebab itu lebih cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari obesitas
para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes
mellitus.
4. Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.
1. Merokok
Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian
tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin
sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung
selain itu meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan gangguan
irama jantung (aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya. (Anjali Arora, 2008)
2. Minuman beralkohol
3. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. (Kuswandi, 2004).
Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki, bersepeda,
senam, berenang dan aerobic, olahraga yang bersifat kompetisi dan meningkatkan
kekuatan tidak dibolehkan bagi penderita hipertensi karena akan memacu emosi sehingga
akan mempercepat peningkatan tekanan darah.
1. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
2. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti strike, serangan jantung, gagal
jantung dan gagal ginjal.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala
berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera. (Trisha Macnair, 2007).
4. Patosifisiologi
ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting dalam mengatur
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati selanjutnya oleh
hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh ACE yang terdapat di paru-paru
angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II (peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah
melalui dua aksi utama.
1. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan
volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang dieksresikan keluar
tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler
akibatnya volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan
darah.
1. Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah keluarga
penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan? Apakah anda makan
makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup olahraga atau apakah anda merokok?
Jika jawaban anda ya pada salah satu pertanyaan diatas anda berisiko memiliki tekanan darah
tinggi.
5. Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi.
Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi
juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda menyandang tekanan darah tinggi, latihan
aerobic sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu dapat
menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah :
berjalan kaki, bersepeda, berenang, aerobic. (Trisna Macnair, 2007).
Tidak diragukan meningkatkan aktifitas dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi, anda
tidak perlu berolahraga seperti seorang atlet hanya 30 menit sampai 45 menit 5 hari dalam
seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi.
7. Berhenti merokok
Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang juga.
Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi. Merokok dapat
menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung dan stroke.
Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni pengobatan
pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna, pengobatan pada nefrosisklerosis
benigna dilakukan secepatnya hingga mendekati normal penurunan tekanan darah yang
cepat akan mengurangi kerusakan akibat nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang
diharapkan terjadi perbaikan fungsi ginjal.
5. Menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama sebagai salah satu
upayanya.
3. Pengaturan Makanan
Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya dnegan
mengurangi konsumsi lemak dan diet rendah garam dan diet rendah kalori. Jumlah kalori
yang diberikan pada diet rendah kalori disesuaikan dengan berat badan.
Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi diantaranya:
3. Indikasi yang disesuaikan: diabetes mellitus tipe I dengan protein nuria inhibitor ACE,
gagal jantung ibhibitor ACE diuretic, hipertensi sistolik terisolasi, infark miokard beta
bloker (non ISA) inihibitor ACE (dengan disfungsi sistolik). (Mansjoer dkk, 2001).
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikan
sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau mengganti obat pertama
dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 dengan
efek samping minimal penurunan dosis obat dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan
yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun.
1. Diuretik
Diuretic adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl)
dengan turunya kadar Na+ makan tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang
kuat.
Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat
digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti spironolacture,
HCT, Cholotalidore, dan indopanide.
2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi
perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek
sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan tachikardia maka jarang digunakan.
Seperti prognosin dan terazosin.
3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya
berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontrasi
jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Seperti :
propanolol, alterolol, pindolol.
5. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding osteriole sehingga daya tahan
pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun seperti hidralazine dan tecrazine.
6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel
otot polos pembuluh dengan efek vasidilatasi dari turunya tekanan darah seperti : nipedipin
dan verapamil.
7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat angiotensin
converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat seperti coptopril. (capoten) dan enalprit.
(Lany Gunawan, 2001).
Tabel 2.3
Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai
No
Jenis obat
Frekuensi
pemakaian sehari
Min
Maks
HCT
12,5-25
50
1x
Chlorbalidone
12,5-25
50
1x
Indopamide
2,5
1x
Spironolactone
2,5
10
1x
Clonidene
0,1
1,2
2x
Gufacine
1x
250
2000
2x
Prozoin
1-2
20
2x
Doxazosin
1-2
15
1x
Terazosin
1-2
20
1x
Metoprolol
50
200
1x
Atenolol
25
150
1x
Diuretik
Bekerja netral
Methidopa
3
Penyakit alfa-1
Penyakit beta
Propanolol
40
320
1x
Acebutolol
200
1200
1x
Hydralazive
50
300
2x
Ecarazive HCL
30
120
2x
Captopril
25-50
300
1-3x
Lisinopril
40
1x
Enalapril
2,5-5
40
1-2x
Vasodilator
Penghambat ACE
Tabel 2.4
Efek Samping obat anti hipertensi
Golongan obat
Thiazide/diuretic menyerupai thiaziae
misalnya aprinox
Efek samping
Alfa blocker
Inkontinensia
Rasa melayang pada saat berdiri
Batuk
Fungsi ginjal memburuk
Hipotensi (akut, penurunan
tekanan darah tiba-tiba)
Ruam
(misalnya ardura)
Beta-blocker
(misalnya cardicor)
Inhibitor ACE
(misalnya capoten)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi bertujuan menentukan
adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya
diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium, kreatinin, gula darah
puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya dapat
ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat
kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah dilakukan dalam
keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit dengan ukurang pengukuran
lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat
pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan
gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,
penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang
berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi
makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila
ada dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan
jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji perbandingan berat
badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya
retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid, pembesaran vena, atau
kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti
terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan mata. Kerusakan pada
otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada kegagalan jantung. Kejadian
ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai penyaring racun
dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan tubuh, penderita yang
mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang mahal
sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan darah tinggi,
kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya kesadaran kejang
dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah. Ensefalopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.
(Corwin, 2000)
F. kerangka Teori
Faktor Predisposisi
1.
2.
3.
4.
Pengetahuan
Keyakinan
Nilai
Sikap
5. geografi
Non
Kesehatan
Non
Prilaku
Faktor Pendukung
1. Tugas kesehatan
2. Keterjangkauan sumber
3. rioritas dan komitmen.
pendidikan kesehatan
Prilaku
Kesehatan
Kesejahteraan
Faktor pendorong
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor
yakni faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling
factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Kerangka Konsep
2. Definisi Operasional
No
1
No
Variabel
Definisi
Operasional
Alat
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Ukur
Variabel
Definisi
Alat
Cara ukur
Hasil Ukur
Ordinal
Skala
Operasional
Ukur
Ukur
Sikap
Segala
Kuesioner Wawancara Positif, jika Ordinal
pandangan
responden
atau
dapat
pendapat
menjawab
responden
mean (kode
yang
1).
berkaitan
dengan
Negatif, jika
upaya
responden
mencegah
tidak bisa
kekambuhan
mejawab <
penyakit
mean (kode
hipertensi.
0).
Tindakan
Upaya
Kuesioner Wawancara Baik, jika
Ordinal
dalam
responden
mencegah
melakukan
kekambuhan
upaya dalam
penyakit
mencegah
hipertensi.
kekambuhan
penyakit
hipertensi
mean (kode
1).
Kurang, jika
responden
tidak
melakukan
upaya dalam
mencegah
kekambuhan
penyakit
hipertensi <
mean (kode
0).
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan penderita hipertensi upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2009. Penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
terhadap variabel yang diteliti yaiu variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel
tindakan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Saung Naga Kecamatan
Baturaja Barat.
2. Waktu Penelitian
3. Etika Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002:79). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang terdapat di Kelurahan Saung
yang berjumlah 88 penderita.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, apabila subjeknya kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua hingga sampel penelitian menggunakan seluruh
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah 88 penderita (total populasi). (Arikunto,
2003:112).
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti
dengan menggunakan teknik wawancara.
2. Instrumen Penelitian
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses
lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika
terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.
2. Pengkodean (Coding)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan. (Hastono, 2001).
P = x 100
N
Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah soal
N : Jumlah Responden
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
UPTD Puskesmas Tanjung Agung didirikan pada tahun 1979 yang pada
awalnya merupakan Puskesmas kota Baturaja yang membawahi Pustu
Sukaraya sebelum terjadi pembagian wilayah Baturaja Timur dan Baturaja
Barat. Setelah terjadi pembagian wilayah Baturaja menjadi dua yaitu timur dan
barat, Puskesmas Pembantu Sukaraya dikembangkan menjadi Puskesmas induk
untuk Baturaja Timur. Oleh karena penduduknya yang cukup padat maka
wilayah Baturaja Timur perlu didirikan satu Puskesmas lagi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Maka didirikanlah
Puskesmas Kemalaraja sebagai sarana kesehatannya. Setelah itu menyusul
pembangunan Puskesmas Batumarta unit II dan Puskesmas Penyandingan.
Puskesmas Tanjung Agung membawahi hanya wilayah Kecamatan Baturaja
Barat dengan 7 desa dan 5 kelurahan.
2. Geografi, Topografi dan Klimatologi
Kelurahan Saung Naga memiliki luas wilayah sebesar 5,6 km2 yang terdiri dari 4
lingkungan dan 18 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
Jumlah penduduk sebanyak 6.732 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak
1.520 kk dengan komposisi sebagai berikut.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin di Kelurahan Saung Naga
Tahun 2009
No
Jenis kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
3.335
49,53%
Perempuan
3.3397
50,47%
6.732
100%
Jumlah
Tabel 5.2
Urutan umur penderita hipertensi di Kelurahan Saung Naga Tahun 2009
Umur
Laki-laki
Perempuan
15-20 tahun
21-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
10
51-55 tahun
56-60 tahun
61-65 tahun
> 65 tahun
11
Total
28
60
Terlihat dari tabel diatas sebagian besar penderita hipertensi adalah kaum wanita
dengan jumlah 60 orang dan sisanya kaum laki-laki yang berjumlah 28 orang.
Sedangkan penderita hipertensi yang berusia > 65 tahun lebih banyak jumlahnya (11
orang) bila dibandingkan dengan penderita hipertensi yang berusia 60, 30-40 tahun,
dibawah 30 tahun.
2. Hasil Penelitian
1. Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung
Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009.
Pengetahuan
Jumlah
Persentase
Baik
54
61,36%
Kurang baik
34
38,64%
88
100%
Jumlah
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden menurut sikap Penderita Hipertensi dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
No
Sikap
Jumlah
Persentase
Positif
54
61,36%
Negatif
34
38,64%
88
100%
Jumlah
Tindakan
Jumlah
Persentase
Melakukan
32
36,36%
Tidak melakukan
56
63,64%
88
100%
Jumlah
Dari tabel 5.5 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya dalam
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 32 responden (36,36%)
dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%).
BAB VI
PEMBAHASAN
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga
Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2002) peningkatan pengetahuan
mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku.
Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara
berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.
2. Gambaran Sikap Penderita Hipertensi Tentang Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah diperoleh
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi di Kelurahan Saung Naga Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009 sebagai berikut:
1. Pengetahuan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 54 responden (61,36%) sisanya
berpengetahuan kurang sejumlah 34 responden (38,64%).
2. Sikap penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54 responden
(61,36%) dan negatif sejumlah 34 responden (38,64%).
3. Tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 32 responden (36,36%) dan responden
yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%).
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Arora. 2008
5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta : Bhauana Ilmu
Populer.
Bustan. 2000
Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
Menyatakan tidak keberatan dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
yang dilakukan oleh tersebut diatas, saya bersedia berperan dalam penelitian ini dan
menandatangani lembar persetujuan sebagai responden peneliti.
Peneliti Responden
()()
KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Tanggal pengisian kuesioner :
2. Nama :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda
(x) pada huruf pilihan tersebut!.
1. Penyakit hipertensi merupakan tekanan darah tinggi
3. Membatasi makanan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah tekanan
darah tinggi
3. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan
S : Setuju TS : Tidak Setuju
No
1
Pertanyaan
Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka waktu
yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah
secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola makan.
2
Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
3
4
Mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti gorengan,
dan makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
5
Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum
obat anti hipertensi tidak perlu ke puskesmas.
6
TS
10
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
Melakukan
Tidak melakukan
No
Pernyataan
Melakukan
Tidak
melakukan
10
KUNCI JAWABAN
4. Benar 9. Benar
5. Benar 10. Benar
OLEH
EKA UTAMI NINGSIH
NIM. PO.71.20.2.06.020
OLEH
EKA UTAMI NINGSIH
NIM. PO.71.20.2.06.020
ABSTRAK
Saat ini hipertensi diderita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia, hipertensi
terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Jumlah kasus hipertensi di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009 adalah 10.874
kasus. Dan berdasarkan buku rekapan kunjungan pasien selama tahun 2009 di UPTD
Puskesmas Tanjung Agung terdapat sebanyak 346 penderita hipertensi dari jumlah
tersebut kasus tertinggi terdapat di kelurahan Saung Naga yaitu 88 penderita (25,43%)
dan kasus terendah terdapat di kelurahan Batu Putih yaitu 4 penderita (1,15%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan
penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2009 di kelurahan Saung
Naga RT 01 sampai dengan RT 07 menggunakan teknik sampling jenuh yaitu sampel
yang digunakan adalah seluruh populasi yang ada (total populasi) semua data
diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan dianalisa
secara univariat pada variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap
dan variabel tindakan.
Hasil penelitian tersebut berupa distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
dimana diketahui adanya 61,36% responden memiliki pengetahuan baik 38,64%
berpengetahuan kurang 61,36% responden memiliki sikap positif dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, 38,64% responden yang memiliki sikap
negatif dan 36,36% responden yang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi dan 63,64% kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah diketahui adanya responden yang
berpengetahuan kurang sebanyak 38,6%, mempunyai sikap negatif sebesar 38,64%
dan kurang baik upayanya dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sebesar
63,64%.
Saran bagi masyarakat hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
hipertensi. Agar dapat mencegah kejadian penyakit hipertensi secara dini. Dan kepada
petugas kesehatan hendaknya lebih berperan aktif dalam memberikan penyuluhan
kesehatan khususnya tentang penyakit hipertensi. Serta bagi penderita hipertensi agar
lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan terdekat.
ABSTRACT
Now a dayas hipertency be suffered by more 800 million person in the worked,
hipertency is the third killer disease after heart attact and cancer. The case total of
hipertency in Ogan Komering Ulu on 2009 is 10.874 case and bared on summerized
book of patient visited for 2009 in UPTD Pueskesmas Tanjung Agung. There are 346
hipertency patients form that total the high case be found in Saung Naga there are 88
patients (25,34%) and low case be found in Batu Putih there are 4 patients (1,15%)
this researchs aim is to know image of knowledge, attitude and hipertency patients
action in prevention effort of hipertency patient relaps.
Thus research be done on Juni 2009 in Saung Naga RT 01 until T 07 with use satiated
sampling tehnic it is the sample what use all of population total. All data be gotten by
use research instrument it is quesioner one it analysed by univariat in variable what be
researched they are knowledge variable, atutude variable and action variable.
The result of research is frequency distribution of each variable where it know there is
61,36% respondent who have good knowledge 38,64% respondent have bad
knowledge who have negative attitude and 36,36% respondet who have good action
63,64% responden who have bad action.
The cpmslusion of this research is be known that there are respondent who have bad
knowledge is 38,64% respondent, who have negative attitude is 38,64% respondent
and who have bad action in prevention effort of hipertency disease repalse is 63,64%
respondent.
Sugesstion for society are hoped to more increase knowledge about hipertency
disease, so it prevent hipertency disease care early and dor officer healthy are hoped
to give promotion health more ecfiverly. Expecially about hipertency disease and also
for hipertency patient are hoped to more active in examine their blood pressure in near
healty service.
Literature : 15 (1993 2008)
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu
urusan) kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu
berharap. (Surat Alam Nasyrah : 6-8)
Persembahan
Dengan mengucapkan hamdalah kupersembahkan karya ini untuk....... sang pengatur skenario
hidupku .... dan orang-orang yang kucintai ....
To adindaku tersayang dex Lusi, dex ipung dan dex romi kalian akan tetap menjadi malaikat kecil
yang akan selamanya ada di hatiku.
To ibu dan dex Aliya semoga keluarga baru ini bisa menjadi motivasiku untuk bisa menjadi lebih baik
lagi.
Seluruh keluargaku yang tak pernah lelah mendoakan dan selalu memberikan motivasku untuk
menjadi yang terbaik.
Terima kasih kepada Bapak Gunardi Pome, S.Ag, SKM, M.Kes yang telah membimbingku dengan
sabar sehingga aku dapat menjadi seseorang yang berhasil sampai detik ini.
Saudara sebimbinganku feki, lydia, dan kak fikri teruskan cita-cita dan tetap semangat.
To kance-kance sekamar (timeh, ani, febri, endang ndut, liza, mbak yen, helen, ega) tetap berjuang
menggapai cita-cita yang kita inginkan. Terima kasih atas kebersamaan dan sensasi yang mewarnai
perjalanan selama di asrama. Semuanya akan menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
Love u all
To my heart (siska 100309) terima kasih untuk semua perhatian, pengertian, dan kasih sayangnya,
dirimu adalah seseorang yang secara tidak langsung mengubah hidupku menjadi lebih berarti. Dan
aku bangga bisa menjadi bagian dari hidupmu.
To adeks dan cucu mentor (dex wija, dex priska, dex ririn, dan dex eni) akur-akur ya!! Maaf jika kk
belum bisa menjadi contoh yang baik.
Buat teman-teman kamar E1 (dek vivi, ita, yessi, dan tari) makasih telah menemani dan memotivasiku
selama ini.
Untuk adek-adek kamar E6 (Desri, merin, wulan, ana dan irza) tetap semangat belajar!!
Alamamaterku tercinta
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan Baturaja
Politeknik Kesehatan Palembang
Anggota
Identitas
Nama : Eka Utami Ningsih
Tempat/Tgl Lahir : Kotabaru, 29 April 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
Tahun 1993 1994 : TK. Raudhatul Aphfal Islamiah
Tahun 1994 2000 : SDN 2 Martapura
Tahun 2000 2003 : SLTP Negeri 2 OKU
Tahun 2003 2006 : SMA Negeri 1 Martapura
Tahun 2006 2009 : Poltekes Jurusan Keperawatan Baturaja
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah mencurahkan seluruh hidayah dan keselamatan kepada
makhluk dan seluruh alam semesta, nikmat kehidupan dan nikmat keimanan yang telah diberikan
oleh Allah SWT kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kemudian salawat dan salam tak lupa senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju
alam yang terang benderang yaitu dinul Islam yang bisa kita nikmati sampai detik ini bagi
kehidupan umat Islam.
Tuntasnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini berkat ridho Allah dan pertolongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drg. Rusdiansyah, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Palembang.
2. Bapak Sulaiman, S.Pd,M.Pd. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Palembang.
3. Bapak Suharmasto, SKM, M.E.pid selaku Kepala Dinas Kesehatan Baturaja.
4. Ibu Zanzibar, S.Pd,M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Baturaja.
5. Bapak Gunardi Pome, S.Ag, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar membimbing dan memberikan masukan yang amat berharga serta pengarahan yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
6. Bapak A. Gani, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing II.
7. Ibu Titik Asni Sulastri, S.Pd selaku dosen Penguji.
8. Staf dan dosen, karyawan dan karyawati Jurusan Keperawatan Program Studi
Keperawatan Baturaja yang telah membimbing dan membantu dalam kelancaran
penyusunan Karya Tulis ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
kesempurnaan, mengingat terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima semua
masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan, kesempurnaan dan
kualitas yang lebih baik dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
ABSTRAK iii
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
LEMBAR PERSETUJUAN vii
LEMBAR PENGESAHAN viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan Masalah 6
Pertanyaan penelitian 6
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Ruang lingkup 8
Konsep Pengetahuan 9
Sikap 11
Tindakan 14
Konsep Hipertensi 15
Kerangka Teori 35
3.
4.
5.
6.
Etika Penelitian 39
Populasi dan Sampel Penelitian 39
Teknik dan Instrument Pengambilan Data 39
Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa .. 17
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa usia > 18 tahun 17
DAFTAR LAMPIRAN
NO TANGGAL
5-3-2009
Konsul Tema
11-3-2009
15-4-2009
22-4-2009
27-4-2009
2-5-2009
ACC proposal
10-6-2009
16-7-2009
21-7-2009
10
24-7-2009
11
29-7-2009
TANDA
TANGAN
12
30-7-2009
ACC KTI