Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
NAMA PASIEN
: MUH. SALEH
: 04 96 07
Masuk RS
: 25 Agustus 2014
Nama
: Muh. Saleh
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Suku Bangsa
: Bugis
Pekerjaan
: tidak ada
Alamat
Dikirim Oleh
: Nenek Pasien
Diagnosa Sementara
:Autis Sindrom
Gejala Utama
LAPORAN PSIKIATRIK :
I. Riwayat Penyakit :
hanya mau minum susu saja. Dua bulan terakhir cenderung lebih sering
buruk, dimana pasien tidak mau makan sama sekali. Bila dipaksa
makan, pasien akan memutahkannya, dan pilihan terakhir pasien hanya
mau minum susu.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial
Ada. Pasien suka bermain dengan adik pasien dan bergabung apabila
keluarganya
tengah
berkumpul
dirumah.
Pasien
bermain
dan
Hendaya Pekerjaan
Ada. Pasien belum dapat masuk ke Play Group atau PAUD seperti anak
seusianya karena belum bisa berjalan dan tergolong berkebutuhan
khusus.
Gangguan Penglihatan
Riwayat
Sulit dinilai.
C. Fungsi intelektual :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : kurang
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :
D. Gangguan persepsi :
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonaisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses berfikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : pasien tidak dapat menjawab pertanyaan pada saat
wawancara.
b. Kontinuitas : pasien tidak menjawab pertanyaan apapun pada saat
wawancara.
c. Hendaya berbahasa : ada. Pasien belum dapat berbicara dan
menggunakan bahasa.
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : tidak ada
TD : 80/60 mmHg
: 120x/ menit
: 22x/ menit
: 36,80C axillar
Antropometri
-
TB: 92 cm
BB: 7 kg
B. Status Neurologis :
Refleks Patologis
: (-)
Kaku Kuduk
: (-)
Aksis I
10
menunjukkan beberapa
Aksis II
Berdasarkan uraian diatas dan berdasarkan data yang didapat bahwa pasien
memiliki gangguan retardasi mental.
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
11
VII. Prognosis
1. Faktor pendukung :
Faktor ekonomi dimana ayah pasien seorang PNS dan Ibu yang
seorang Satpol-PP sehingga untuk pengobatan dan kebutuhan seharihari cukup.
intelektual
dalam
hal
ini
pembelajaran
pasien
12
pulv. 3x1
Neurobion tab
Diazepam 0,5 mg
b. Psikoterapi :
Psikoterapi supporif
c. Sosioterapi :
Terapi bersekolah
b. Psikometri
: tes IQ
13
komunikatif;
dan
kurangnya
isyarat
tubuh
untuk
14
pencapaian
akan
orang
lain,
seperti
kurang
menyertai
usaha
mengimbangi
cara
15
Diagnosis Banding
1.
Kira-kira 40% anak autistik adalah teretardasi sedang, berat atau sangat
berat, dan anak yang teretardasi mungkin memiliki gejala perilaku yang
termasuk ciri autistik. Ciri utama yang membedakan antara gangguan
autistik dan retardasi mental adalah
1. Anak teretardasi mental biasanya berhubungan dengan orang tua
atau anak-anak lain dengan cara yang sesuai dengan umur
mentalnya.
16
Afasia didapat dengan kejang adalah kondisi yang jarang yang kadang
sulit dibedakan dari gangguan autistik dan gangguan disintegratif masa
anak-anak. Anak-anak dengan kondisi ini normal untuk beberapa tahun
sebelum kehilangan bahasa reseptif dan ekspresifnya selama periode
beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebagian akan mengalami kejang
dan kelainan EEG menyeluruh pada saat onset, tetapi tanda tersebut
biasanya tidak menetap. Suatu gangguan yang jelas dalam pemahaman
bahasa yang terjadi kemudian, ditandai oleh pola berbicara yang
menyimpang dan gangguan bicara. Beberapa anak pulih tetapi dengan
gangguan bahasa residual yang cukup besar.
4.
XI.
Follow Up
-
17
disepanjang sisi kanan dan kiri jalan jambu. Lorong rumah pasien
berada disebelah kiri, setelah melewati penjual hasil kebun yang
membuat kios siap bongkar ditepi jalan. Lorong itu beberapa meter
terdiri dari jalanan yang disemen, kemudian stelah melewat beberapa
rumah tinggal jalan setapak tanah kuning timbunan yang hanya bisa
dilintasi sepeda motor.
Rumah pasien bercat orange berpadu cokelat pada kusen-kusennya.
Berbahan sebagian batu dan sebagian kayu. Terdapat teras yang luas
tempat parker kendaraan sepeda motor, dan tempat bermain Pasien
dan adiknya. Halaman luas disekitar rumah, namun batas antara tanah
milik orang dan anah milik keluarga pasien belum jelas.
-
Penyambutan Keluarga
O :
BB : 8kg
A :
GSA
P :
Persidal 0,5mg
Piracetam 400mg
Asam Folat 200mg
pulv. 3x1
Neurobion tab
Diazepam 0,5 mg
o
O :
18
A :
P :
lanjut terapi
O :
BB : 9kg
A :
GSA
P :
Persidal 0,5mg
Piracetam 400mg
Asam Folat 200mg
pulv. 3x1
Neurobion tab
Diazepam 1 mg
XII.
Autoanamnesis
Folow Up #1
(Pasien tidak merespon bila dipanggil namanya, ataupun diajak bercakap.
Pasien hanya menengok keatas, memainkan tangan, dan menusuk mata.
Pasien tidak nyaman bila digendong, pasien tidak suka atau memberikan
sikap menolak bila dielus kepalanya, pasien gelisah setiap saat, cenderung
tertarik dengan warna cerah, ekspresi yang diberikan pasien tidak sesuai
dengan stimulasi yang diberikan pemeriksa atau orang sekitar.)
Folow Up #2
(Pasien bersikap lebih tenang dan gelisah berkurang, frekuensi menusuk
mata berkurang dari sebelumnya, masih gelisah bila digendong, respon
menolak bila dipegang kepala berkurang)
Follow Up #3
(Pasien merespon bila disebut atau dipanggil namanya dengan senyuman,
masih suka menusuk mata, gerakan tangan yang berulang masih ada,
19
pasien masih gelisah bila digendong, pasien sudah lebih tenang bila dielus
kepalanya)
XIII. Allowanamnesis
DM
: iye, ndak apa ji dok. Justru kita merepotkan ini sampe datang ke rumah.
DM
: oh iya, nda apa ji ibu. Bu, sebelumnya boleh saaya Tanya identitas ta?
IP
: perlukah dok?
DM
IP
DM
IP
DM
: tua dari mana ibu, masih segar bugar kayak gadis begini
IP
DM
: (ikut tertawa)
Jadi ibu, bisa kita ceritakan bagaimana waktu kita hamilkan Saleh?
IP
: itu waktu sa hamilkan Saleh dok, na tida adaji apa kurasa. Cukup bulan
ji, rajin ji ka priksa ke bidan. Na itu hari tetanggaku biodan, jadi
hampirka tiap hari pergi tanya-tanya bagaimana kira-kira bidan ini
kehamilanku.
DM : ndak ada ji riwayat jatuh ibu? Habis sakit atau minum obat-obat waktu
hamil?
IP
DM : jadi ndak ada kira-kira dari aktifitas selama masa kehamilan ta yang
menurutnya kita bisa pengaruhi pertumbuhannya Saleh waktu masih
janin ibu? Mungkin kita malas makan?
IP
20
: waktunya usia Sembilan bulan mi perutku dok, saya sama bapanya kita
berangkat ke Kaledupa. Kan kampungnya bapanya kasian disana dok.
Kebetulan itu mo ada acra keluarganya. Na, itu sebelum berangkat, sa ke
tetanggaku ji dok itu yang bidan, sa bertanya, bagaimana ini keadaannya
bayiku kasian. Menurutnya bidan, belum turun katanya, dari hari
perkiraan juga masih sekitar sepuluh hari lagi, bisa juga lebih biasa. Jadi
sa berangkatkan mi dok sama suamiku. Tapi pas tiba di Kabaena, pecah
ketuban dok. Langsung mo lahiran. Mungkin karna pengaruh perjalanan
did ok? Kan dua hari dua malam itu dok perjalanan kalo dulu, nda sama
skarang.
: uh, ndak kasian dok. Na di desanya desa itu dok. Jadi ditaro ji dibawanya
lampu dirumahnya bidan.
: sedikit sekali ASI ku keluar dok, itu pun nantipi hari ke berapa, baru nda
kuat minum kasian ini anak. Kan kecil dia dok. Ta berapa hari ji itu dia
ASI ini Saleh, ada mungkin 5hari ji. Itupun selang seling susu.
21
IP
: oh, mata tinggi, alhamdulila ndak ada ji dok.Cuma da sempat biru pas
umur 6hari. Tapi dipukul-pukul belakangnya sama bidan, da kembali mi
lagi.
: demam, muntah sama berak. Sampe umur satu tahun lebih. Kelaur masuk
rumah sakit terus. Satu bulan itu sampe tiga kali na di rawat ini kasiang.
DM : jadi kita ndak ingat semua, kapan pertama da merangkak, tumbuh gigi?
IP
: pokonya itu dok, terlambar sekali. Nda samai ana-ana lain. Ini saja
belumpi lancer jalan. Kecuali pi dipegang, dituntun toh dok. Ato da
berpegang ke kursi, meja, ato apa sambil jalan. Kalo ndak ngesot ji
kodong.
DM : kalo ini gejalanya yang kurang tidur, suka ketawa sendiri sejak kapan
ibu?
IP
: ndak jelas dok. Pokonya mulai da lincah tumbuh, mulai mi bgini kasihan.
Sudah mi kita bawa di orang pintar, orang tuanya di kampung, rukiyah
mi juga dok disarankan orang-orang tua toh, tapi tetap ji begini.
22
DM : kalo kebiasannya goyang-goyang tangannya bu? Sama dia suka tusuktusuk matanya, itu sejak kapan?
IP
DM : di ajar saja toh ibu pelan-pelan, bilang jangan nak. Nda bae.
IP
DM : bgitu ya bu. Oh iya. Sudah bisa sy tangkap. Terus bu, masalah ketawa
sendirinya?
IP
: kalau ketawa sendiri dok, itu hampir tiap malam. Terus ketawanya ndak
sperti ketawanya kalau siang dok. Lebih keras baru lamaaaaaaaaa...
pokonya sampe ndak bisa i tidur satu rumah. Jadi kasian, bergiliran mi
saya, neneknya, neneknya lagi yang satu nda tidur jagai dia sepanjang
malam.
DM : iya sama-sama bu, kalau bisa untuk kunjungan Poli atau Rawat jalan
selanjutnya kita mamanya sempatkan ikut mengantar, bu.
IP
23