You are on page 1of 24

BAB II.

DASAR TEORI

2.1 Casting
High Presure Die Casting merupakan salah satu pengembangan teknologi
pembentukan logam dari keadaan cair menjadi padat. Teknik ini biasa disebut
dengan metode Die Casting. Teknik Die Casting dapat menanggulangi kelemahan
kelemahan yang ada pada teknik Casting biasa yaitu masalah gating system,
penyusutan, porosity atau gas-gas yang terperangkap serta juga masalah produksi
yang

menyangkut

masalah

kecepatan

proses

dan

faktor

investasi.

( Sumahdi, 2004 : 10-11 )


Die Casting merupakan metode pengecoran logam dimana logam cair
dipaksa masuk kedalam cetakan logam pada kecepatan dan tekanan yang tinggi.
Keuntungan-keuntungan menggunakan Die Casting adalah :
1. Hasil Casting hampir merupakan finished produk dan dapat diproduksi
dengan kecepatan produksi yang tinggi.
2. Die yang digunakan pada Die memiliki masa pakai yang relatif lebih lama dan
karena volume produksi yang besar maka biaya cetakan per produk umumnya
lebih murah.
3. Memiliki toleransi dimensi yang baik.
4. Permukaan hasil casting umumnya lebih halus daripada casting lainnya.
5. Mampu mengecor bagian yang tipis.

12

6. Dapat membentuk benda dari yang sederhana hingga rumit.


7. Metal loss dari casting rendah.
8. Umumnya sifat mekanis produk tinggi
9. Terdapat banyak jenis paduan alumunium yang dapat diproses dengan die
casting.
( Sumahdi, 2004 : 10-11 )
Kerugian-kerugian dari proses die casting adalah :
1.

Modifikasi dari tool sangat memakan biaya,

2.

Terdapat waktu yang panjang untuk melakukan pembuatan die

( Sumahdi, 2004 : 10-11 )


PT AHM sebagai produsen sepeda motor terbesar di Indonesia
menggunakan proses Die Casting dalam proses castingnya. Proses inilah yang
nantinya akan menghasilkan part-part untuk dasar dalam pembuatan engine.
Material yang dipakai dalam proses ini adalah Alumunium. Ada beberapa alasan
kenapa kita menggunakan Alumunium sebagai bahan dasar pembuatan part-part
engine, diantaranya adalah sifat mampu tempa yang baik, sifat mapu bentuk yang
baik, sifat tahan korosi yang tinggi, daya hantar panas dan listrik yang baik, tidak
beracun, non magnetik, tidak menimbulkan percikan api saat pengelasan atau
penggerindaan dan memiliki titik lebur 660, 24 C.
( Sumahdi, 2004 : 3 )

13

Material Alumunium yang akan di proses dalam proses Die Casting biasa
disebut dengan Ingot. Ingot adalah alumunium yang telah ditambahkan paduan
sehingga siap untuk dilebur dan di casting dan umumnya ingot alumunium ini
berbentuk batangan. Dalam proses Die Casting di perusahaan ini digunakan jenis
alumunium HD2G, dimana jenis ini merupakan pengembangan dari jenis
alumunium ADC12.
Proses melting adalah proses peleburan ingot menjadi logam cair. Proses
ini dilakukan pada dapur peleburan pada temperatur 7500C. Logam cair yang
dihasilkan dari proses ini yang kemudian sebagai bahan dasar dalam proses Die
Casting.

Gambar 2.1. Mesin Melting


Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

14

Setiap perusahaan biasanya mempunyai standar operasi melting yang


berbeda-beda dan berikut adalah salah satu standar operasi mesin melting yang sering
dipergunakan

Tabel 2.1. Parameter Proses M/C Melting di P.T AHM

No
.
1

Item
Temperatur burner

Temperatur chamber furnace

Standar

Cara Pemeriksaan

7500C

Visual

400 C

Visual

Temperatur dislaging

700-7200C

Visual

Temperatur keep

720-7500C

Visual

Temperatur tapping

720-7500C

Visual

Sumber : ( Standar Proses PT Astra Honda Motor ; 2007 )

Di PT AHM terdapat proses Pelepasan Bushing dengan Melting di dalam


proses Melting. proses Pelepasan Bushing adalah proses pengambilan Bushing pada
part Crank Case dengan cara memasukkan part reject ke dalam mesin Melting
sehingga alumunium mencair dan Bushing bisa dipergunakan lagi. Crank Case di
dalam engine berfungsi sebagai dudukan / rumah bagi komponen komponen engine
yang lain. Sedangkan Bushing di dalam Crank Case berfungsi sebagai tempat
berputarnya Crank Shaft penyambung gerakan putar piston.

15

Gambar 2.2. Crank Case R/L


Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

Gambar 2.3. Bushing


Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

Proses Pelepasan Bushing dilakukan pada temperatur yang sangat


tinggi dikarenakan operator harus berada di dekat mesin melting dengan beban kerja
yang berat, dan berikut adalah tabel urutan Flow Proses Pelepasan Bushing dengan
Melting

16

Tabel 2.2. Flow Proses Pelepasan Bushing dengan Melting

No
1

Gambar

Keterangan
Umpan part yang untuk di reuse Bushing

Proses pemisahan part kedalam mellting

Part harus dicelup sampai 7x hingga part


mencair

Meletakan Bushing dalam box

Bushing siap untuk proses triming

Sumber : ( Standar Proses PT Astra Honda Motor ; 2007 )

17

IngoT
Alumunium
HD2G

Melting

Ladel
Transpor

Punching

Dies

Mesin

Inject High
Presure

Pendinginan

Pembongkar

Part NG

Part OK

Part NG

Proses Machining
Gambar 2.4. Flow Proses Sie Die Casting
Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )
.

Pembersihan
dan
Pengecekan

18

2.2

Proyek dan Investasi


Proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber

untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya
dan dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang
dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Kegiatan suatu
proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai
suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point). Baik biaya
maupun hasilnya yang penting biasanya dapat diukur.
Investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure)
adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang
untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua
tahun atau lebih ( Gitman 2000:332-334 ),. Lebih lanjut, Fitzgerald (1978:6)
menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan
sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat
sekarang, dan dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa
yang akan datang.

2.2.1. Kegunaan Studi Kelayakan


Secara umum, menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:12)
kegunaan primer dari studi kelayakan adalah:
1. Memandu pemilik dana (investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana
yang dimilikinya.

19

2. Memperkecil risiko kegagalan investasi dan, pada saat yang sama,


memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara kuantitatif
sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang
obyektif.
4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan
dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan
terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja.

2.2.2

Investasi
Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek yang paling penting dari

studi kelayakan. Hal tersebut disebabkan karena, meskipun studi mengenai aspekaspek selain aspek finansial menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila
studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan
ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi.
2.2.2.1 Dana Kebutuhan Investasi
Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan
dibedakan atas:
1. Dana investasi inisial (initial investment), yaitu dana investasi yang
diperlukan untuk mengadakan barang modal.
2. Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk
membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.

20

Berdasarkan uraian diatas, maka sebuah proyek memerlukan dua macam


pengeluaran, yakni:
1. Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi
inisial.
2. Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure),
yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah
memasuki fase komersial.

2.2.2.2 Depresiasi dan Straight Line Method


Pada metode garis lurus, nilai penyusutan tetap sama besarnya, yaitu dihitung
dengan persentase tertentu terhadap nilai beli aktiva (tanpa nilai sisa) atau terhadap
sasaran penyusutan (harga beli sesudah dikurangi nilai sisa).
Persentase penyusutan pada metode garis lurus adalah invers dari usia
ekonomis proyek.
1
%Penyusutan =

100%

..............( rumus 2.1)

Usia ekonomis
Sedangkan nilai penyusutan dihitung dengan cara berikut:
BD
Dimana:

= DP(HBA-NSA)
BD

= biaya depresiasi tahunan

DP

= persentase depresiasi

HBA

= harga beli aktiva

NSA

= nilai sisa aktiva

..

...............( rumus 2.2)

21

2.2.3. Kriteria Perhitungan Kelayakan Proyek


Penentuan kelayakan suatu proyek dari aspek finansial dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode perhitungan. Beberapa metode tersebut
adalah sebagai berikut:
2.2.3.1 Metode Periode Pengembalian (Payback Period Method)
Metode pemulihan investasi (payback method) adalah metode analisis
kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan investasi
menurut jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu
pemulihan modal (payback period) adalah jangka waktu yang diperlukan, biasanya
dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang
diinvestasikan.
Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk
menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut:
1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan
apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun.
2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam,
atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek.
Persamaan yang digunakan adalah:

....................( rumus 2.3)

22

dimana:
T = periode pemulihan modal
I o = investasi inisial
A = Arus kas yang seragam
Kriteria kelayakan dari metode ini adalah:
1. Proyek dikatakan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih
pendek daripada usia ekonomis proyek.
2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan
modal lebih lama daripada usia ekonomis proyek yang bersangkutan.

2.2.3.2 Metode Nilai Sekarang (Present Value Method)


Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang
menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui
pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya
modal tertentu yang diperhitungkan. Nilai sekarang, apabila arus kas tidak seragam
atau berbeda dari periode ke periode, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:
PVt

= At (1 + i)-t

dimana:
PVt

= nilai sekarang dari arus kas periode ke t

At

= arus kas nominal pada periode ke-t

= tingkat bunga yang diperhitungkan

= periode 1, 2, ..., n

....................( rumus 2.4)

23

Sedangkan nilai sekarang total adalah


n

TPV

=
i=1

At
(1 + i) t

....................( rumus 2.5)

dimana:
TPV

= nilai sekarang total

At
(1 + i)

= nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t

Selanjutnya, nilai sekarang bersih (net present value) adalah:


NPV

= -Io + TPV

NPV

= net present value (nilai sekarang bersih)

-Io

= nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal)

TPV

= nilai sekarang total

...................( rumus 2.6)

Kriteria kelayakan dari metode ini adalah:


1. Proyek dinyatakan layak apabila NPV bertanda positif (>0)
2. Proyek dinyatakan tidak layak apabila NPV bertanda negatif (<0)

24

2.3.

Analytical Hierarchy Process


Analytical Hierarchy Process atau yang sering disingkat dengan AHP adalah

suatu metode penyelesaian masalah yang sumber kerumitan masalahnya mempunyai


berbgai ragam kriteria. AHP mulai dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada periode
1971-1975. Dalam meneyelesaikan masalah metode AHP menggunakan prioritasprioritas dalam suatu ukuran abstrak yang berlaku dalam suatu bentuk skala.
Dalam menyelesaikan sebuah persoalan metode AHP menggunakan beberapa
dasar prinsip diantaranya :
9

Decomposition
Suatu proses pemecahan masalah dari yang utuh menjadi unsur-unsurnya.

Comperative Judgment
Proses pemberian nilai pada kepentingan beberapa elemen pada suatu tingkat

tertentu. Dalam pemberian penilaian digunakan beberapa skala point :


Tabel 2.3. Skala Dasar Prioritas Nilai AHP

Tingkat Kepentingan

Definisi

Sama pentingnya dibandingkan dengan yang lain

Moderat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

Kuat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

Sangat kuat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

Ekstrim pentingnya dibandingkan dengan yang lain

2,4,6,8

Nilai diantara dua elemen berdekatan

Sumber : ( Riset Operation ; 2002 )

25

Synthesis of Priority
Untuk mendapatkan Global Priority harus dilakukan sintesa diantara local

priority, pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur


sintesa dinakamakan priority setting.
9

Logical Consistency
Proses pengelompokan obyek-obyek sesuai dengan keseragaman dan relevansi.

2.3.1 AHP untuk Analisis Manfaat Biaya


Analisis manfaat biaya dapat dipergunkan untuk beberapa keperluan,
diantaranya :
1. Memutuskan apakah suatu proyek harus dilaksanakan
2. Memilih alokasi sumber daya yang paling produktif

2.4 Aspek Teknis


2.4.1. DPMO ( Deffect per Million Opportunity )
DPMO dapat juga diartikan sebagai jumlah reject yang terjadi dalam produksi
per 1 juta product, DPMO juga ditentukan oleh Criticel to Quality ( CTQ ), langkah
langkah untuk menghitung DPMO adalah sbb. :

DPMO =

Rr / CTQ
1 juta

......................( rumus 2.7 )

26

Rr

nR
Ns

Dimana ; nR

......................( rumus 2.8)


: jumlah reject dalam product

Ns

; jumlah produk

CTQ

; Qritical to Qulity

Rr

; tingkat reject dalam sample

DPMO ; Defect per Million Opportunity

2.4.2. Peta Kendali


Salah satu alat dalam analisis statistik pengendalian kualitas adalah Peta
kendali, Peta Kendali adalah Peta yang berfungsi untuk menggambarkan kestabilan
proses, peta kendali proses terdiri dari batasan toleransi yaitu Upper Control Line dan
Lower Control Line serta satu garis tengah yang disebut Control Line.
Berikut ini beberapa contoh Peta Kendali Proses :
UCL

CL

( Proses bagus )

LCL
Gambar 2.5. Contoh Peta Kendali Proses 1

UCL

CL

( Proses jelek )

LCL
Gambar 2.6. Contoh Peta Kendali Proses 2

27

UCL

CL

( Proses jelek )

LCL
Gambar 2.7. Contoh Peta Kendali Proses 3

Tahapan-tahapan dalam membuat peta kontrol P


1. CL

: p : rata-rata proporsi cacat dalam sample

2. UCL : p + 3 . sp
3. LCL : p 3 . sp
4. dimana : p : Control Line / Garis Tengah
sp

{ p . ( 1-p ) / n }
sp : simpangan data

......................( rumus 2.9)

n : jumlah sample
Tahapan-tahapan dalam membuat peta kontrol nP
1. CL

: np : rata-rata proporsi cacat dalam sample

2. UCL : p + 3 . snp
3. LCL : p 3 . snp
sp

{ np . ( 1-np ) / n }

dimana : np : Control Line / Garis Tengah


snp : simpangan data
n

: jumalah sample

......................( rumus 2.10)

28

Proses pengiriman dalam analisa % faktor lebih mengacu kepada perhitungan


Cycle Time. Cycle Time adalah waktu siklus dimana operator melakukan satu kali
proses ditambah dengan proses Loading dan Unloading ( persiapan proses dan
setelah proses ). Perhitungan Loading dan Unloading biasanya diasumsikan dalam
waktu 10 detik. Selain Waktu yang telah ditentukan penghitungan Cycle Time bisa
dilakukan dengan pengambilan secara sampling langsung ke lapangan.

2.4.3. Kapasitas Proses


Kapasitas Proses adalah kemampuan suatu proses untuk menampung seberapa
banyak pcs yang dapat dihasilkan dari proses tersebut. Kapasitas proses tergantung
dari Cycle Time proses, Trouble mesin dan Down Time Mesin.
Perhitungan Kapasitas Proses bisa didefinisikan sbb :

Kap : Waktu yang tersedia


CT
; Waktu tersedia : detik
CT : detik
Efisiensi : %

x Efisiensi

......................( rumus 2.11)

29

2.4.4 Ergonomi
Ergonomi atau Ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani, ergo yang
berarti kerja dan nomos yang berarti hukum, dengan demikian erginomi berarti
disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.
Disiplin ergonomic secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan
manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya sehingga
pada prinsipnya disiplin ergonomic akan mempelajari akibat-akibat jasmani, kejiwaan
dan sosial dari teknologi dan produk-produknya, sehingga tercipta kondisi kerja yang
efektif dan efisien.
( Nurmianto Eko, 2004 : 1 )
Kondisi Lingkungan Fisik Kerja yang mempengaruhi Aktivitas Kerja
Manusia antara lain :
a. Temperature, temperature sangat mempengarui kondisi tubuh manusia,. Tubuh
manusia memerlukan penyesuaian untuk menyesuaikan dengan temperatur di
lingkungan sekitar, tetapi kemampuan penyesuaian tubuh tidak melebihi 20 %
untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin. Untuk berbagai tingkat
temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, contohnya sebagai
berkut:
+/ 49 C : Temperatur dapat dipertahankan sekitar 1 jam , aktivitas dan daya
tanggap mulai menurun dan cenderung membuat kesalahan dalam
pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.

30

+/ 30C :Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
melakukan kesalahan dalam pekerjaan, serta timbul kelelahan fisik.
+/ 24 C : Kondisi optimum
+/ 10 C : Kelakuan fisik yang Extrim mulai muncul
Dari kesimpulan penyelidikan diatas temperatur yang normal untuk beraktivitas
pada suhu 24-27 derajat Celcius.
b. Kelembapan (Humidity)
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara ( dinyatakan
dalam % ). Kelembaban sangat berhubungan dengan temperatur udara , suatu
keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan
pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran (karena system penguapan )
yang berpengaruh pada semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya
peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.
c. Siklus Udara (Ventilation )
Udara disekitar kita mengandung oksigen sekitar 21 % oksigen, 0.03 %
karbondioksida dan 0.9 gas campuran lainnya. Kebutuhan udara yang bersih dan
sesuai kebutuhan tubuh sangat berpengaruh pada kesehatan dan proses sirkulasi
tubuh.
d. Pencahayaan ( Lighting )
Pencahayaan sangat penting bagi manusia untuk menunjang proses pengelihatan,
cahaya yang kurang atau berlebih bisa menyebabkan terjadinya kerusakan mata.

31

2.4.4.1. Konsumsi Energi untuk Aktivitas Kerja Berat


Analisa konsumsi energi yang dipakai pada sebuah pekerjaan harus
mendapatkan perhitungan tersendiri, hal ini bertujuan untuk : Pemilihan frekuensi
dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja, Perbandingan metode alternatif
pemilihan peralatan untuk mengejakan suatu jenis pekerjaan dan lain-lain.
( Nurmianto Eko, 2004 : 127 )
Pekerjaan yang dibebankan kepada seorang Operator, dapat diukur tingkat
beratnya berdasarkan kondisi tubuh seseorang, point-point tersebut antara lain :
1. Laju detak jantung (heart rate)
2. Tekanan darah (blood pressure)
3. Temperatur badan (body temperature)
4. Laju pengeluaran keringat (sweating rate)
5. Konsumsi oxygen yang dihirup (oxygen consumption)
6. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content)
( Nurmianto Eko, 2004 : 128 )
Pengukuran-pengukuran tersebut biasanya digunakan untuk merancang
kondisi-kondisi kerja yang ada di suatu perusahaan, kondis-kondisi tersebut antara
lain :
1. Keselamatan (safety). Setiap pekerja haruslah dirancang dan disesuaikan
dengan kemampuan fisik dari individu pekerja.
2. Pengaturan jadwal istirahat. Pengaturan istirahat sangat diperlukan untuk
pemulihan kondisi tubuh.

32

3. Spesifikasi Jabatan (job evaluation) dan seleksi personal. Setiap jenis jabatan
akan memiliki spesifikasi dan karakteristik tertentu.
4. Evaluasi jabatan.

2.4.4.2 Pengukuran Denyut Jantung


Bebarapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung
adalah :
1. Temperatur lingkungan sekitar
2. Tingginya pembebanan otot statis
3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja

Dynamic under
hot condition

Static muscular work


Dynamic work involving
Few muscles
Dynamic work involving
Many muscles

Heat rate
during
the work

Energy Consumtion

Gambar 2.8. Meningkatnya denyut jantung

33

Tabel 2.4. tabel hubungan metabolisme, respirasi, temperatur dan denyut jantung

Assesment of Work
Load
Very low (resting)
Low
Moderate
High
Very High
Extremely High

Oxygen
Consumtion
liter/min
0,25 0,3
0,5 - 1
1 1,5
1,5 - 2
2 1,5
2,4 - 4

Lung
Ventilation
liters/min
6-7
11-20
20 -31
31- 43
43 - 56
60 - 100

Rectal
temperatur
C
37,5
37,5
37,5 - 38
38 38,5
38,5 - 39
Over 39

Heart Rate
Pulses/mins
60-70
75 - 100
100 125
125 150
150 175
Over 175

Ada bebrapa cara untuk mengukur denyut jantung :


a. Merasakan denyut jantung yang ada pada pergelangan tangan
b. Mengdengarkan denyut dengan stesthoscope
c. Menggunakan EGC ( Electrocardiogram )

2.4.5 Forecasting
Untuk melakukan analisa ekonomi, atau analisa kegiatan usaha perusahaan,
harus diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia
usaha pada masa yang akan datang. Menurut Sofjan Assauri (1984:1), forecasting
atau peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.

2.4.5.1 Metode Trend Linier


Dalam metode ini, terdapat pola hubungan yang berbentuk garis lurus dari
variabel yang diramalkan dengan satu variabel yang mempengaruhinya yang bukan
merupakan variabel waktu. Garis tersebut dinyatakan dalam bentuk berikut ini:

34

Y=a+bX

......................( rumus 2.12)

Dimana Y adalah variabel yang diramalkan, a adalah nilai trend pada periode dasar, b
adalah tingkat perkembangan nilai yang diramalkan, dan X adalah variabel tahun.
Cara mencari nilai atau besaran a dan b, dapat dilakukan dengan menggunakan
metode least squares, yaitu metode yang meminimalisasikan kesalahan ramalan
dengan mengambil turunan parsial dari jumlah kesalahan ramalan dan menyamakan
dengan nol. Formula dari metode least squares adalah sebagai berikut:
Y

= n.a + b. X

......................( rumus 2.12)

X Y = a. X + b. X2
Apabila menggunakan metode titik tengah sebagai tahun dasar, maka jumlah nilai
dalam skala X harus sama dengan nol ( X = 0). Oleh karena itu formula untuk
mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Y
a

......................( rumus 2.13)

=
n

XY
=
, n menyatakan banyaknya tahun.
2
nX
......................( rumus 2.14)

You might also like