Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap
individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang
diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah
kesehatan
keluarga
dengan
menggunakan
pendekatan
proses
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar
dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan hidup
dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan
mendalam pada bab selanjutnya.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
2. Tujuan khusus
a.
C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku
perpustakaan dan internet, diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen
pembimbing.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 3 BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar teori dan konsep asuhan
keperawatan pada klien dengan keluarga dewasa.
BAB III : Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga dewasa
BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logans, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009).
Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan
anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan
sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki
keragaman seperti anggota individunya dan klien memiliki nilai nilai tersendiri
mengenai keluarganya yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok
hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang
mempengaruhi kehidupan masing masing tanpa melihat adanya hubungan
biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi
dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a.
Keluarga terdiri dari orang orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
b.
Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama sama dalam satu rumah,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
c.
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari.
d.
Keluarga sama sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2.
Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau
hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan
barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan
fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu
termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan
saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan
anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
3.
Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a.
Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan
keluarga.
Berguna
untuk
pemenuhan
kebutuhan
psikososial.
1)
2)
3)
Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga
keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga
timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar normanorma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
c.
Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
e.
2)
3)
b. Karakteristik penerima :
1)
Siap mendengar.
2)
3)
Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
c.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang
kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :
1) Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
2) Referent power
Seseorang yang ditiru.
3) Reword power
Pendapat ahli.
4) Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan.
5) Informational power
Pengaruh melalui persuasi.
6) Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d. Nilai nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang
dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah.
Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e.
Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f.
Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti
rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i.
Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat
agar tercipta lingkungan sehat.
6. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan
penyakit, juga tujuan tujuan yang sesuai untuk masing masing tingkat. Leavell
dkk. (1965, dalam Friedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut adalah adalah :
1. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan preventif
khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.
2.
Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
3.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DAN NY.T (DEWASA
PERTENGAHAN)
A. INDENTITAS UMUM KELUARGA
1. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama
: Tn. H
Umur
: 57 tahun
Agama
: islam
Suku
: melayu
Pendidikan
: SD
Perkerjaan
: Pensiun
Alamat
No. Telpon
: -
2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama
L/P
Umur
Hub.
Perkerjaan
Pendidikan
Tidak
SD
Klg
1
Tn. H
57
Suami
berkerja
2
Ny . T
52
Istri
IRT
SD
3. GENOGRAM
Ket :
: Perempuan
: Laki laki
: Penderita
4. TYPE KELUARGA
a.
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa
sakit sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
5. SUKU BANGSA
a.
Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku banjar dan Ny. T bersuku melayu. Mereka
bisa menerima satu sama lain meskipun berbeda suku.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal hal yang
bertentangan dengan budaya.
6. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T
Mengatakan selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu
berjamaah di rumah kecuali jika Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan
Ny. T jika Ny. T pergi pengajian, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri.
7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
a.
Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. H, yang berkerja
sebagai kuli bangunan.
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, motor yamaha,
kulkas, Tv, kursi, serta lemari lemari.
e.
Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap
perkembangan usia dewasa pertengahan, dan anak anak mereka sudah pada
meninggalkan mereka dari rumah.
2.
b.
Nama
BB
Umur
Keadaan kesehatan
Imunisasi
Bcg/polio
( Masalah
kesehatan
/DPT/HB/ca
Tindakan
yang
telah
dilakukan
mpak
1
Tn. A
85
57
kg
Menembus
pola nafas
obat yang
dan hanya
telah
minum
obat
direspkan
yang
diresepkan
dokter.
dokter karena
Tn. H
Gangguan
kambuh
telah
juga
klien
mengatakan
sudah
mengatakan asmanya
ketergantung
akan kambuh.
an obat.
Tn.
mengatakan
juga
bahwa
tidak
melihat
dengan
bisa
barang
jarak
yang
jauh.
Ny. T
65
52
kg
-Ny. T mengatakan
-Nyeri
bahwa
dia
pernah
Melakukan
minum
dirumah sakit
beli
diapotik
-Klien
mengatakan
bahwa
tekanan
-Pusing
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny. T jika
dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a.
Kepemilikan : pribadi
f.
Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
i.
j.
Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak
ada sampah yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang
kecil dan sudah disemen rapi.
b.
Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib
lapor RT / RW
c.
Budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang melayu.
3.
Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi
biasanya jika ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan keluarganya.
4.
5.
System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam
kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling pengertian.
D. STRUKTUR KELUARGA
1.
3. Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn.
H sebagai kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny. T.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama
setiap hari dari sarapan sampai makan malam.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong
menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak anak
mereka.
2.
Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan
dengan keluarga besarnya mau pun kecil baik baik saja. Hubungan keluarga
dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan
pusing dan persiapan tuanya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan
antar suami isteri dan minum obat.
c.
d.
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang
lalu Ny. T tidak mengalami menstruasi lagi.
6. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi
anak anaknya.
2.
3.
4. Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak
sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : biasanya Ny. T selalu masak, masakan kesukaan suaminya yaitu
masakan bersantan dan bening.
Upaya lain :
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang
datang bisa berbagi pengetahuan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
No
Pemeriksaan
Fisik
Ny. T
BB
85 kg
52 kg
TB
165 cm
150 cm
Keadaan Umum
Kepala :
Rambut
Hitam
tampak
ubun Hitam
sedikit
uba,
Konjungtiva
mulai menurun.
sinusitis (-),
Hidung
polip
(-),
baik.
polip
(-),
penciuman
baik.
Mulut
bersih,
mukosa
sudah rapuh
.
Telinga
3
Pendengaran baik.
Pendengaran baik.
Leher
JVP
Kelenjar Tiroid
vena jugularis.
Tidak ada
pembengkakan.
4
Dada
Mamae
Inspeksi
Tidak ada
Tidak ada
Palpasi
Paru
Tidak ada
Tidak ada
pembengkakan.
pembengkakan.
Inspeksi
Palpasi
Saat bernafas
Saat
bernafas
menggunakan otot
menggunakan
bantuan pernafasan.
bantuan pernafasan.
Tidak simetris
tidak
otot
Perkusi
cairan.
Auskultasi
RR normal
RR normal
Letak
Jantung
cordis
normal.
normal Ictus cordis normal yaitu
Perkusi
Irama
ukuran normal.
Palpasi
Ictus
normal.
Auskultasi
teratur,
ics 5 dan 6
suara Irama
teratur,
sura
TD : 140/90 mmHg
TD : 130/80 mmHg
asites (-)
asites (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
ada benjolan
Bising usus (+)
Auskultasi
Perkusi
Genetalia
Eksremitas
normal
-
atas
pada
abdomen
dan bawah
Inspeksi
Perkusi
Klien
Klien
mengatakan
terasa
jika
akan
berjalan.
ANCAMAN :
Resiko kesepian
Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.
KURANG/TIDAK SEHAT :
Ganggauan pola nafas
DIFISIT
-
PENGKAJIAN
penyakit
agar
suami
tidak
Mengambil
Merawat
ataupun
punya
masalah
4
Memodifikasi
lingkungan
atau
memodifikasi lingkungan.
Memanfaatkan sarana
Klien mengatakan
belum mengetahui
kesehatan
PENGKAJIAN
Mengambil
Merawat
anggota
Ny. T selalu menemani Tn. H, jika sakit dan
punya
masalah
4
Memodifikasi
lingkungan
Memanfaatkan sarana
Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan
kesehatan
menggunakan JAMKESMAS.
PENGKAJIAN
Keluarga
mengatakan
biasanya
merasa
Mengambil
anggota
Klien mengatakan biasanya kesepian kita
Merawat
punya
masalah
4
Memodifikasi
lingkungan
Memanfaatkan sarana -
kesehatan
M. DAFTAR MASALAH
NO DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
1.
Kurang pengetahuan
Keefektifan
Ds :
Keluaraga
mengatakan bahwa
dirinya kurang bisa
dalam
mengatasi
Manajemen
Kesehatan Diri.
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
Keluarga tampak
binggung
ketika
ditanya.
2.Ds :
Kurang mengenal
biasanya
kalau
kehabisan
obat
klien
merasakan
sesak
Klien
tampak
terenggah
terenggah
.
Ds
3. :
Kurang
Klien mengatakan tugas
merasa
oleh anak-anaknya.
Do:
Klien
perkembangan
sejak ditinggalkan
tampak
N. SKORING
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan
KRITERIA
BOBOT
Pembenaran
2/3
K
O
R
SIFAT MASALAH
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
Krisis
atau
keadaan
1
sejahtera
KEMUNGKINAN
MASALAH
DAPAT
Masalah
tersebut
mungkin
DIUBAH
karena
melihat
kondisi
o Dengan Mudah
o Hanya Sebagian
dengan obat.
o Tidak dapat
PONTISIAL
MASALAH
1
DAPAT
DICEGAH
Potensial
masalah
dicegah
cukup,
dapat
karena
o Tinggi
o Cukup
sakit.
o Rendah
MENONJOLNYA
MASALAH
o Masalah berat, harus 2
segera ditangani
o Ada masalah, tapi tidak
Masalah
ini
merupakan
sehingga
keluarga
SKOR
SIFAT MASALAH
BOBOT Pembenaran
1
Sifat masalah
o Tidak sehat
ini
sudah
o Ancaman kesehatan
tidak
sehat
karena
melihat
kondisi klien.
KEMUNGKINAN MASALAH
DAPAT DIUBAH
Kemungkinan
masalah
o Dengan Mudah
dapat diubah
o Hanya Sebagian
hanya
o Tidak dapat
sebagian
karena
masalah
ini
sudah terlalu
berat.
PONTISIAL
MASALAH
DAPAT DICEGAH
Potensial
masalah
o Tinggi
dapat dicegah
o Cukup
cukup, karena
o Rendah
kemungkinan
hanya
tergantung
kondisi klin
MENONJOLNYA MASALAH
o Masalah berat, harus segera 2
ditangani
Masalah ini
berat
dan
harus segera
ditangani,
karena agar
tidak
menimbulkan
komplikasi
yang
lebih
berat.
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
1+1+2/3+1 =3 2/3
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa
pertengahan
KRITERIA
SKOR
SIFAT MASALAH
BOBOT Pembenaran
1
Sifat
o Tidak sehat
masalah ini
o Ancaman kesehatan
merupakan
krisis
karena
kelurga
masih bisa
mengatasi
masalah
tersebut.
KEMUNGKINAN
MASALAH
DAPAT DIUBAH
Karena
menurut
o Dengan Mudah
pengkajian
o Hanya Sebagian
yang kami
o Tidak dapat
lakukan
keluarga
mengatakan
bahwa
mungkin
memang
waktunya
kami
hidup
berdua
lagi.
PONTISIAL
MASALAH
DAPAT DICEGAH
Karena
tindakan
o Tinggi
masalah
o Cukup
yang
o Rendah
dihadapi
keluarga
wajar,
mungkin
beradaptasi
dengan
keadaan.
MENONJOLNYA MASALAH
o
Masalah
berat,
harus
segera 2
tidak perlu
ditangani
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu 1
karena klien
baru
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
Masalah ini
merasakan
hal tersebut.
C. RENCANA KEPERAWATAN
No
1.
Dx keperawatan
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria
Tindakan
hasil
keperawatan
Gangguan Pola
Nafas
Gangguan
b.d terjadi
yang 1.
Rasional
mengecek 1.
berkurang atau
untuk
mengetahui
kurang
kuyrun
waktunya keadaan
mengenal
setelah
dilakukan klien.
masalah
tindakan selama 1 X 2.
umum
melakukan
30 menit.
PENKES
Dengan KH :
berhubungan
1.
klien
atau
keadaan klien.
3. ajarkan klien
hal
yang 3.
agar
klien
dapat
untuk dia.
kondisi
tepat
bagi
kesehatan
Keefektifan
Klien
Manejemen
setelah
mengerti 1.
mengkaji 1.
dilakukan kemampuan
untuk
mengetahui
kemampuan klien
45 menit.
2.
Dengan KH:
penkes
1. klien mengatakan
kesehatan.
bahwa sudah
3. ajarkan klien 3.
diri.
dilakukan
agar
kjlien
makin
Kesepian
klien.
Kesepian
Resiko
kemampuan klien.
tidak 1.
kaji
penyebab kesepian.
Kurang
dilakukan
mengetahui
selama
tugas
menit.
2. beri informasi
2.
perkembangan
Dengan KH :
kepada keluarga
dewasa
pertengahan
tidak
terlalu
45 kesepian.
agar
klien
makin
perkembangan.
sepi perkembangan.
lagi.
3. ajarkan klien
3.
2. keluarga
cara cara
mengatakan bahwa
mengatasi
wajar.
dirinya sudah
kesepian.
mengerti tugas
4. ajak pasien
4.
perkembangannya.
untuk
mengevaluasi
mengatasi
kembali.
kesepian.
BAB IV
PENUTUP
agar
untuk
klien
mampu
mengetahui
masalah
A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga
mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa
pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60
tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas
yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah mampu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan
yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak,
memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan
untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu peran atau tugas
perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan,
konsultan,
kolaborasi,
fasilitator,
penemu
kasus,
modifikasi
lingkungan.
B. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat
empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya
keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
2. Puskesmas
Tenaga
kesehatan
khususnya
pekerja
puskesmas
mampu
DAFTAR PUSTAKA