Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK :
1.
Auliya Rahmi
(470113003)
2.
Dwi Kurniawati
(470113006)
3.
(470113009)
4.
Ghones Ghozeli
(470113012)
5.
Ima Setyowati
(470113016)
6.
7.
Litha Damayanti
(470113021)
8.
M. Mustafiddin Munir
(470113023)
9.
Nanda Akbar
(470113026)
10.
Nur Hidayati
(470113031)
11.
Nurislami Mandarizki
(470113033)
12.
13.
(470113041)
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan .................................................................................
1.1. Latar belakang ...........................................................................
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................
1.3. Tujuan Umum ...........................................................................
1.4. Tujuan Khusus ...........................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian DM ..........................................................................
2.2. Penyebab DM ............................................................................
2.3. Tanda dan gejala.........................................................................
2.4. Patofisiologi ..............................................................................
2.5. Penatalaksanaan ........................................................................
2.6. Asuhan Keperawatan
2.6.1. Keluhan Utama ...............................................................
2.6.2. Riwayat Penyakit ............................................................
2.6.3. Keadaan Umum ..............................................................
2.6.4. Pemeriksaan Fisik ...........................................................
2.6.5. Pemeriksaan Laboratorium .............................................
2.6.6. Pathway ..........................................................................
2.6.7. Diagnosa Keperawatan ...................................................
2.6.8. Intervensi ........................................................................
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan ......................................................................................
3.2. Saran ................................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah salah satu diantara penyakit degenerative
yang berkaitan erat dengan penyakit metabolisme dan cenderung akan
mengalami peningkatan, sehingga dampak adanya pergeseran perilaku
pola konsumsi gizi makanan. (Singgih B, et al. 2003). Diabetes Mellitus
(DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini
tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu
negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan
penderita
Diabetes mellitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok
umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya
penanggulangan penyakit Diabetes mellitus belum menempati skala
prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,walaupun diketahui dampak
negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik
pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan
ginjal.
Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan
menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta
meningkatnya umur harapan hidup (UHH), namun masa transisi demografi
akibat
keberhasilan
upaya
menurunkan
angka
kematian
dapat
menjadi 366 juta pada tahun 2030. Dari 50% yang sadar mengidapnya,
hanya 30% yang rutin berobat. Kecenderungan peningkatan prevalensi
akan membawa perubahan posisi diabetes mellitus semakin menonjol,
yang
ditandai
dengan
perubahan
atau
kenaikan
peningkatannya
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Melitus ?
3. Bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus ?
4. Bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus ?
1.3
Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin
akibat Diabetes Melitus.
1.4
1.
2.
3.
4.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes
Melitus
Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Diabetes Melitus
Untuk mengetahui bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus
Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
ii
Penyebab
a.
Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi
dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain
yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta
sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta,
antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan
karbohidrat
dan
gula
yang
diproses
secara
ii
Genetik, metabolik
b. Angiopati diabetic
c. Neuropati diabetic
Faktor eksogen :
a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
2.3.
Gejala lain
Kelainan kulit seperti gatal dan bisul. Biasanya, bagian tubuh
yang terasa gatal adalah daerah genital atau daerah lipatan
kulit,seperti ketiak bawah payudara dan pelipatan paha.
Katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada
lensa akibat akibat hiperglikemia
Kelainan ginekologi,seperti keputihan yang di akibatkan adanya
jamur candida dan kelainan pola haid.
Impotensi pada laki-laki
Kesemutan dan mati rasa (baal) pada jari tangan dan kaki yang di
akibatkan neuropati.
Luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, meskipun luka hanya
timbul karena hal sepele,seperti luka lecet.
Tubuh merasa lemah dan mudah merasa lelah
Berat badan menurun tanpa penyebab khusus.
ii
2.4.
Patofisiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), patofisiologi dari diabetes melitus
adalah :
1. Diabetes tipe I
Pada Diabetes
tipe
terdapat
ketidakmampuan
untuk
cairan
yang
berlebihan,
pasien
akan
mengalami
Ketoasidosis
diabetik
yang
diakibatkannya
dapat
ii
pada
pembuluh
darah
halus
(mikrovaskular)
disebut
ii
2.5.
Penatalaksanaan
1.
Penatalaksanaan makan
a.
b.
c.
d.
2.
Latihan Jasmani
a. Memperbaiki sel-sel tubuh dan pemakaian glukosa oleh sel tubuh
menjadi baik
b. Latihan jasmani yang disenangi dapat meningkatkan kebugaran
tubuh dan otot-otot besar
c. Dilakukan sesudah makan 3-5 kali seminggu
d. Jenis olahraga : Jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
3.
Obat-obatan
a. Diberikan bila perencanaan makan dan latihan jasmani tidak
menurunkan kadar gula darah
b. Jenis obat hiperglikemi oral dan insulin
4.
Penyuluhan
Sangat perlu untuk motivasi pasien dalam pelaksanaan Diabetes
Millitus dan tidak terjadi komplikasi.
Pengetahuan yang perlu diberikan antara lain :
-
Penatalaksanaan DM
Perencanaan makan
Latihan jasmani/olahraga
ii
2.6.
Perawatan kaki
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
2.6.1.
Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan
berbau, adanya nyeri pada luka.
2.6.2.
Riwayat Penyakit
a.
b.
Pemeriksaan Fisik
a.
bentuk
kepala,
keadaan
rambut,
adakah
ii
Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah
sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
c.
Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada
penderita DM mudah terjadi infeksi.
d.
Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
e.
Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare,
konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan
lingkar abdomen, obesitas.
f.
Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas
atau sakit saat berkemih.
g.
Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn
tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
h.
Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia,
letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
2.6.5.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
ii
a.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula
darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200
mg/dl.
b.
Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ).Hasil
dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :hijau ( + ),
kuning (++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
c.
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
ii
2.6.7.
Diagnosa Keperawatan
diuresis osmotik.
4. Resiko injuri b/d gangguan penglihatan
2.6.8.
Intervensi
1.
2.
ii
Kriteria Hasil :
1. Intake kalori
2. Intake protein
3. Intake lemak
4. Intake karbohidrat
5. Intake vitamin
6. Intake mineral
7. Intake zat besi
8. Intake kalsium
Intervensi:
Mandiri:
1) Timbang berat badan.
R/: mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (absorpsi
dan utilisasinya).
2) Tentukan program diet dan pola makan klien.
R/: mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
kebutuhan terapeutik.
3) Berikan makanan yang
mengandung
nutrient
dan
perencanaan
makanan,
kerjasama
ini
dapat
ii
2.
Kekurangan
diuresis osmotik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam nutrisi keseimbangan cairan pasien normal.
Kriteria Hasil :
1. TD dalam rentang yang diharapkan.
2. CVP dalam rentang yang diharapkan
3. Tekanan Arteri rata rata yang diharapkan
4. Nadi perifer teraba
5. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
6. Suara nafas tambahan tidak ada
7. Berat badan stabil
8. Tidak ada asites
9. Tidak ada distensi vena
10. Tidak ada edema perifer
11. Hidrasi kulit
12. Membran mukosa basah
13. Serum elektrolit dbn
14. Ht dbn
15. Tidak ada haus yang abnormal
16. Tidak ada sunken eyes
17. Urin putput normal
18. Mampu berkeringat
19. Tidak demam
Intervensi:
Mandiri:
1) Pantau TTV.
R/: hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan
takikardia. Perkiraan berat ringannya hipovolemia ketika
tekanan darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari
posisi berbaring keposisi duduk/ berdiri.
2) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa.
R/: merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume
sirkulasi yang adekuat.
3) Ukur masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urin.
R/: memberikan perkiraan kebutuhan akan cairab
pengganti, fungsi ginjal, dan keeektifan dari terapi yang
diberikan.
Kolaborasi:
ii
penyembuhan.
Kriteria hasil :
1. Berkurangnya oedema sekitar luka.
2. Pus dan jaringan berkurang
3. Adanya jaringan granulasi.
4. Bau busuk luka berkurang.
Intervensi
1) Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
R/ : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses
penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
2) Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka
secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif,
angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan
nekrotomi jaringan yang mati.
R/ : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga
kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak
jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan
nekrosis dapat menghambat proses granulasi.
3) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin,
pemeriksaan
kultur pus
ii
ii
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyakit
Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup, sering berolah raga
dan istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar
gula meningkat dengan cepat.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,Heather.(2012).NANDA
INTERNASIONAL
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN.Jakarta;EGC
Cohen,S.M.(2006).Jaundice In the full-term newborn. Pediatr nurse: 32(3);202-7
NANDA NIC NOC PSIK FIKES UMM.pdf
http://nurkayat.wordpress.com/ratna/diabetes-melitus-dan-askep-diabet-militusdm/
http://merinirmalasari.wordpress.com/2012/04/04/dmcontoh-makalah-diabetesmelitus/
http://yosefw.wordpress.com/2007/12/27/penggunaan-antidiabetik-oral-golsulfonilurea-pada-diabetes-mellitus/
http://4askep.blogspot.com/
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
ii
Doenges,
Marilyn
E,
Rencana
Asuhan
Keperawatan
Pedoman
untuk
ii