You are on page 1of 2

1.

Pendahuluan
Monograsi biowaiver dari asam asetil salisilat (ASA) berasal dari literature dan kelarutan
serta disolusinya. Didalam biowaiver ini kita dapat mengetahui resiko dapat
mempengaruhi bioekivalensi untuk zat tambahannya. Termasuk dalam formulasi obat
baru maupun tidak, serta menjadi dasar utuk studi invivo dan invitro yang dilihat dari
biofarmasetikanya.

2. Karakteristik
a. Stuktur

Gambar 1. Stuktur asam asetil salisilat


b. Monografi
Pemerian

: Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun,


atau serbuk hablur putih: tidak berbau atau berbau lemah. Stabil
diudara kering; didalam udara lembab secara terhadap terhidrolisa
menjadi asam salisilat dan asam asetat.

Warna

: Hablur Putih

Bau

: Tidak berbau atau berbau lemah

Kelarutan

: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam
koroform, dan dalam eter; agak sukar arut dalam eter mutlak.

Suhu

c.

: Lebur1410 sampai 1440

Indeks Terapi
Aspirin atau asam

asetilsalisilat (asetosal)

dari salisilat yang


rasa sakit atau

sering
nyeri

digunakan

adalah

sebagai

minor), antipiretik (terhadap

sejenis obat turunan

senyawaanalgesik (penahan
demam),

dan

anti-

inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung atau biasa
disebut antiplatelet.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi ke tiga.
Jakarta. Departemen Kesehatan Indonesia
Jennifer d, et al. 2012. Biowaiver Monograph for immediate-release solid oral dosage
form : Acetylsalicylic Acid: journal of pharmaceutical sciences. Vol 101 no 8.

You might also like