Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Agung Ismal
(1106051654)
Lusi Anggraini
(1106000073)
Mayangsari
(1106008763)
Tazkia Khairina F
(1106051736)
DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
1
2012
1 | Praktikum Biokimia
Tujuan
1. Mengetahui cara identifikasi asam amino dan protein.
2. Mengetahui sifat dan reaksi dari berbagai asam amino.
3. Mengetahui gugus-gugus yang terdapat dalam suatu protein.
II.
Teori Dasar
Protein merupakan molekul besar (berat molekulnya dapat sampai
beberapa juta). Terdapat dalam seluruh sel tubuh. Protein tersusun atas kira-kira
20 macam asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida
yang dibentuk antara gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari
asam amino berikutnya.
Protein pada umumnya diklasifikasikan atas daya larut dan komposisi
kimianya. Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi atas:
1. Simple Protein
Merupakan protein yang hanya mengandung 1-alfa-asam amino atau
derivatnya. Beberapa contoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin,
glutein, protamin, albuminoid, dan histon.
2. Conjugated Protein
Merupakan protein yang bergabung dengan zat yang bukan protein.
Zat yang bukan protein ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh
Conjugated Protein antara lain: nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein,
lipoprotein, dan metalloprotein.
Sifat-sifat struktural protein dianggap berada dalam 4 buah susunan yaitu:
a. Struktur primer
Pada struktur ini terdapat rangkaian asam amino dan lokasi
setiap ikatan disulfida dikode dalam gen.
b. Struktur sekunder
Pada struktur ini ada pelipatan rantai polioeptida menjadi
multiplikasi motif terikat hidrogen seperti struktur -heliks dan -
Praktikum Biokimia
atom
asimetris
(kecuali
glisin)
sehingga
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh sehingga mutlak didapat dari makanan. Contohnya adalah triptofan,
fenil alanin, lisin, treonin, valin, metionin, leusin, dan isoleusin.
2. Asam amino non-esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh. Asam amino ini juga terdapat dalam makanan sebagai sumber
nitrogen.
III.
Penangas air
H2SO4 pekat
Indikator universal
Beaker glass
Larutan CuSO4
Kertas saring
Pembakar spiritus
Batang pengaduk
Pipet tetes
Gelas ukur
Corong
Bahan :
Larutan albumin 2 %
Serbuk albumin
Urea
HNO3 pekat
Larutan kasein 2%
Larutan fenol 2%
Etanol 95%
Larutan (NH4)2SO4
HgCl2 2%
Pereaksi Millon
Pb-asetat 2%
Pereaksi Hopkins-Cole
FeCl3 2%
IV.
Cara Kerja
a. Test Millon
Reaksi ini disebabkan oleh derivat-derivat monofenol seperti tirosin.
Pereaksi yang digunakan adalah larutan ion merkuri/merkuro dalam asam
nitrat/nitrit. Warna merah yang terbentuk mungkin disebabkan oleh garam
merkuri dari tirosin yang ternitrasi.
Metode :
lTambahkan 3 tetes pereaksi Millon ke dalam 4 tabung reaksi yang
masing-masing telah berisi 2 ml albumin, kasein, fenol 2% dan putih telur.
Panaskan campuran dengan hati-hati selama 10 menit. Warna merah
menyatakan hasil positif, jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka
warna akan hilang dengan pemanasan.
b. Test Hopkins-Cole
Pereaksi yang digunakan mengandung asam glioksilat. Triptofan
berkondensasi dengan aldehida, dan dengan asam pekat membentuk
kompleks
berwarna
dari
jenis
asam
2,3,4,5-tetrahidro-karbolin-4-
karboksilat.
Metode :
Campurlah 2 ml larutan albumin 2%, kasein, dan putih telur dengan
1 ml larutan Hopkins-Cole. Tambahkan dengan hati-hati melalui dinding
tabung asam sulfat pekat sebanyak 20 tetes. Amati warna yang terbentuk
pada pertemuan kedua cairan.
c. Test Ninhidrin
Semua asam amino alfa bereaksi dengan ninhidrin membentuk
aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH 3 dan CO2.
Disamping itu, terbentuk kompleks berwarna biru yang disebabkan oleh 2
molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi. Garam-garam ammonium, amina, peptida, dan protein juga
bereaksi tetapi tanpa melepaskan CO2 dan NH3.
Metode :
Hasil Pengamatan
1.
Test Millon
Larutan Uji
Sebelum
Setelah dipanaskan
Hasil Uji
Albumin
dipanaskan
Ada yang
Gumpalan merah
Kasein
Fenol 2%
Putih Telur
menggumpal
Ada endapan
Bening
Ada yang
Menggumpal (bening)
Pink muda
Gumpalan merah
+
+
Keterangan : +
-
menggumpal
: terdapat komponen tirosin
: tidak terdapat komponen tirosin
Kiri ke kanan
(Kasein, fenol, albumin, putih telur)
Jawaban Pertanyaan
NH2
OH
TYROSIN
Baik Albumin, fenol, maupun putih telur memberikan hasil (+) terhadap
test Millon. Hal ini dikarenakan pada Albumin, fenol, dan putih telur
mengandung derivat monofenol. Reaksi ini didasari bahwa bila suatu protein
ditambahkan garam merkuri, maka akan terjadi koagulasi. Protein dapat
terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai
polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan
kovalen dari ikatan peptidanya. Pada kesein seharusya juga menimbulka hasil
positif, namun mungkin dikarenakan kasein yang digunakan tidak terlalu baik,
maka hasil yang kami dapatkan adalah negatif.
2.
Test Hopkins-Cole
Larutan Uji
Albumin 2 %
Kasein
Putih telur
Keterangan : +
-
Warna
Hasil uji
Ungu (sedikit)
+
Ungu (sedikit)
+
Ungu
+
: protein mengandung Triptofan
: protein tidak mengandung Triptofan
Kiri ke kanan
(kasein, albumin, putih telur)
Jawaban Pertanyaan
1. Yang tidak memberikan hasil uji positif : Tidak ada, karena semua
mengandung triptofan.
Pembahasan
Pereaksi Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (Pereaksi HopkinsCole dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium). Tes Hoppkins-Cole
spesifik untuk Triptofan (satu-satunya asam amino yang mengandung gugus
COOH
NH2
N
H
H
C
O
H
Asam Glioksilat
Triptofan
H
COOH
N
H
N
H
Asam 2,3,4,5-tetrahidrokarbolin-4-karboksilat
3. Test Ninhidrin
Larutan
Albumin 2%
Kasein 2%
(NH4)2SO4
Putih telur
Keterangan :
Pengamatan
Warna ungu biru yang pekat
Warna ungu muda dan ada endapan
Jernih
Warna ungu dan di bagian bawah
Kesimpulan
(+)
(+)
(-)
(+)
Kiri ke kanan
((NH4)2SO4, Albumin 2%, Putih Telur, Kasein 2%)
Jawaban Pertanyaan
1. Terbentuk warna ungu pada hasil yang positif.
2. Gugus yang memberikan uji positif adalah aldehida dengan satu atom
C lebih rendah
Pembahasan
Reaksi yang terjadi pada tes ini adalah reaksi deaminasi dan
dekarboksilasi. Pereaksi Ninhidrin bereaksi dengan semua asam amino alfa
membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dengan melepaskan NH 3
dan CO2. Di samping itu, terbentuk kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh 2 molekul ninhidrin (triketohidrindenhidrat) yang bereaksi dengan NH 3
setelah asam amino tersebut dioksidasi (reaksi positif). Garam amonium,
amina, peptida, dan protein juga bereaksi, tetapi tanpa melepaskan NH3 dan
CO2 sehingga tidak terbentuk kompleks biru (reksi negatif). Hal ini berarti
dengan adanya CO2 merupakan petunjuk adanya asam amino alfa.
Dari percobaan yang telah dilakukan, pada putih telur, albumin, dan
kasein menunjukan hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu,
sedangkan pada (NH4)2SO4 menunjukkan hasil negatif. Kasein seharusnya
menunjukkan hasil yang positif dengan terbentuknya larutan berwarna ungu,
namun pada hasil percobaan warna ungu yang terbentuk hanya sedikit pada
bagian permukaan. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat kesalahan kerja
praktikum.
Reaksi Ninhidrin saat ditambahkan ke dalam asam amino:
O
OH
+
OH
OH
H
C
COOH
+ CO2 + NH3
NH2
H
O
Hidrindantin
O
Ninhidrin
O
OH
OH
+ 3 H2O
+ NH3 +
H
O
Hidrindantin
OH
OH
O
O
Ninhidrin
Diketohidrindilena-diketohidrinamin
4. Test Biuret
Larutan uji
+ NaOH
Albumin 2%
Kasein
Putih telur
Keterangan :
Bening
Bening
Membentuk 2
+ CuSO4
Hasil
Uji
+
+
+
lapisan
+ : terdapat ikatan ikatan peptide
-
Pada tabung reaksi urea dan air yang telah dipanaskan, terjadi hasil yang
juga positif ketika di lakukan tes biuret.Hasil tes biuret yang positif
menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut digolongkan ke dalam protein.
Kiri-kanan
(Tes biuret pada albumin 2 %, kasein, putih telur, urea).
Jawaban Pertanyaan
1. Warna yang terbentuk adalah ungu.
2. Kelebihan CuSO4 harus dihindari karena beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
a.
b.
maka
albumin
akan
terdenaturasi
membentuk
koagulan.
Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 (ungu)
Cu2+
berwarna
biru
intensif,
jika
berlebihan
akan
Pembahasan
Tes Biuret merupakan tes umum yang baik untuk protein. Warna yang
terbentuk kemungkinan berasal dari kompleks antara ion Cu2+ dengan gugus
CO dan NH ikatan peptida dalam suasana alkalis. Dari hasil percobaan,
albumin, kasein dan putih telur memberikan hasil positif yaitu membentuk
warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa albumin, kasein dan putih telur
adalah protein. Warna ungu pada larutan albumin timbul karena ikatan peptida
diputus pada gugus CO dan NH, kemudian albumin membentuk kompleks
dengan ion Cu2+ sehingga terbentuk warna ungu (kompleks Biuret).
Berdasarkan hasil percobaan, albumin, kasein, dan putih telur
memberikan warna ungu (hasil positif). Warna ungu yang terbentuk adalah
senyawa biuret. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa albumin, kasein, dan
putih telur memiliki paling sedikit dua ikatan peptida.
Urea bukan merupakan protein, namun karena urea mengandung gugus
NH2 (amin) yang mempunyai kesamaan dengan gugus protein sehingga
membentuk warna ungu sebagai hasil reaksi antara Cu2+ dengan NH. Oleh
karena itu urea memberikan hasil positif pada uji biuret. Pada pemanasan urea
terbentuk gelembung gas dan mengeluarkan bau amoniak yang sangat
menyengat.
5. Test Xanthoprotein
Larutan
Albumin 2%
Kasein 2%
Fenol 2 %
Putih telur
Pengamatan
Warna kuning
Warna kuning
Warna hijau
Warna jingga pekat
Kesimpulan
(+)
(+)
(+)
(+)
Pembahasan:
Pereaksi Xanthoprotein terdiri atas HNO3 pekat. Reaksi ini berdasarkan
nitrasi inti benzen yang terdapat di dalam molekul protein (Test Xanthoprotein
digunakan untuk mengidentifikasi adanya cincin benzen yang teraktivasi dalam
molekul protein). Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam
lingkungan alkalis, ia terionisasi dengan bebas dan warnanya akan menjadi
lebih tua atau terbentuk warna jingga.
propanoat]
dan
triptofan
[2-amino-3-(3-indol)-asam
Kiri ke
kanan
(Fenol, Putih Telur, Kasein 2%, Albumin 2%)
HgCl 2%
Pb-asetat 2%
FeCl
3%
Larutan uji
Albumin
Kasein
Putih telur
Keterangan : +
-
Dengan HgCl2
+
+
(Sedikit dibagian atas)
: tedapat inti benzene
+
+
Dengan Pb-asetat
dengan FeCl3
Kiri-kanan
(kasein, putih telur, albumin)
Jawaban Pertanyaan
1. Hasil yang terbentuk : albumin akan membentuk gumpalan dengan
adanya logam berat.
Pengamatan
Ungu sangat tua, ada koagulasi
Hasil Uji
+
albumin)
II (albumin
kering)
Keterangan : + : protein terkoagulasi
- : protein tidak terkoagulasi
Kiri-kanan
(albumin basah,albumin kering)
Jawaban Pertanyaan
1. Pada koagulasi protein dengan pemanasan diperlukan air untuk proses
koagulasi protein.
Pembahasan
Koagulasi adalah proses penggumpalan, sedangkan denaturasi adalah
inaktivasi protein.
Pemberian energi berupa panas akan memutuskan ikatan hidrogen dan
akan menyebabkan terjadinya penggumpalan protein. Penambahan air pada
koagulasi protein dengan pemanasan diperlukan air karena jika tidak ada air
maka koagulasi protein tidak akan terjadi. Protein yang tanpa air dengan
pemanasan akan terjadi denaturasi tetapi tidak terjadi koagulasi. Denaturasi
tidak selalu disertai dengan koagulasi.
Serbuk albumin yang ditambah air sebelum pemanasan sudah
mengalami koagulasi, namun pada serbuk albumin yang tidak ditambahkan air,
koagulasi tidak terjadi walaupun sudah dipanaskan. Baru setelah ditambah air,
koagulasi dapat terjadi. Dari serbuk albumin yang ditambahkan air, setelah
ditambahkan pereaksi biuret terbentuk warna ungu yang lebih muda
dibandingkan dengan albumin yang dipanaskan tanpa air.
VI.
Kesimpulan
Asam amino dan protein dapat diidentifikasi dengan cara-cara berikut ini,
yaitu:
a. Test Millon untuk protein yang mengandung tirosin.
b. Test Hopkins-Cole untuk protein yang mengandung triptofan.
c. Test Biuret yang merupakan tes umum untuk protein.
d. Test Ninhidrin untuk protein yang memiliki gugus asam alpha-amino.
e. Test Xanthoprotein untuk asam amino yang mempunyai inti benzene.
Dengan cara-cara tersebut dapat diketahui bahwa asam amino dan protein
memiliki beberapa sifat seperti ada yang memiliki gugus benzen, ada yang
memiliki gugus alpha amino, ada yang mengandung tirosin, juga dapat terjadi
koagulasi dengan pemanasan dan pengaruh logam berat tertentu.
VII.
Daftar Pustaka
Murray,R.K.,Granner,D.K,Rodwell,V.W.2009. Biokimia Harper Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Azizahwati. 1999. Buku Penuntun Praktikum Biokimia Asam Amino dan
Protein. Laboratorium Biokimia Jurusan Farmasi FMIPA-UI.