You are on page 1of 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi


Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa
tetapi dapat pula terjadi pada anak.1 Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan
keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik
yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan
terjadinya demineralisasi pada jaringan karies gigi, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya. Hal ini menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa
nyeri.3
Masalah gigi berlubang atau karies dialami oleh sekitar 85 persen anak usia di
bawah lima tahun di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum
susu botol pada usia akhir balita. Sejauh ini, karies gigi masih menjadi masalah
kesehatan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 menyatakan, angka
kejadian karies pada anak 60-90 persen.9
Karies adalah suatu proses kronis regresif yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan antara gigi dan lingkungan dalam rongga mulut. Walaupun terdapat
komponen genetik terhadap pembentukan karies, namun faktor hereditas hanya
memainkan peran kecil. Karies gigi secara garis besar adalah penyakit yang

Universitas Sumatera Utara

disebabkan oleh kondisi lingkungan. Empat faktor utama harus berinteraksi secara
terus menerus untuk menciptakan lesi karies. Faktor-faktor tersebut adalah gigi yang
rentan, plak, substrat dan waktu.1

2.1.1 Faktor Etiologi


Faktor etiologi atau penyebab karies dibedakan atas faktor penyebab primer
yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi
yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi
biofilm. Keyes dan Jordan menyatakan bahwa karies merupakan penyakit
multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya
karies. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu : 3
a. Faktor host atau tuan rumah
Faktor host ini meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi),
struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis.
b. Faktor agen atau mikroorganisme
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak gigi memegang peranan penting dalam
menyebabkan terjadinya karies.
c. Faktor substrat atau diet
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel.

Universitas Sumatera Utara

d. Faktor waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,
diperkirakan 6-48 bulan.

2.1.2

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah :3


a. Penggunaan Fluor
Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun lokal merupakan
hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies oleh karena dapat
meningkatkan remineralisasi.
b. Oral Higiene
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan
karies adalah plak. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan menyikat gigi
dan penggunaan alat pembersih interdental yang dikombinasikan dengan pemeriksaan
gigi secara teratur.
c. Jumlah Bakteri
Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem oral yang terdiri atas berbagai
jenis bakteri. Jumlah bakteri patogen yang banyak di dalam mulut akan
mempermudah terjadinya karies gigi.

Universitas Sumatera Utara

d. Saliva
Selain mempunyai efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan
sisa-sisa makanan di dalam mulut. Jika pH saliva terlalu rendah, maka keadaan di
dalam rongga mulut akan menjadi asam sehingga memudahkan terjadinya karies pada
gigi.
e. Pola makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan.
Karies atau lubang gigi memiliki kedalaman dan besar yang berbeda-beda.
Derajat keparahannya dikelompokkan menjadi :10
1. Lubang pada email.
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada rangsangan yang
berasal dari makanan atau minuman yang dingin terasa linu. Apabila rasa linu sudah
muncul hendaknya segera ke dokter gigi agar dapat dilakukan penambalan.
2. Lubang sampai dentin.
Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan.
Apabila makanan diangkat maka akan berkurang rasa sakitnya.
3. Lubang sampai syaraf gigi.
Gigi terasa sakit terus-menerus sifatnya tiba-tiba atau muncul dengan
sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang rasa sakit.
Hendaknya segera datang ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan syaraf gigi.
Perawatan syaraf gigi membutuhkan beberapa kali kunjungan, sampai hilangnya
infeksi dan setelah perawatan syaraf selesai baru dilakukan penambalan.

Universitas Sumatera Utara

4. Tipe karies rampan.


Pemberian susu botol di malam hari (di sela-sela waktu tidur) dan
pemberian yang melebihi usia 12 bulan sering menimbulkan gigi berlubang. Tandatanda gigi yang terkena adalah terlihat pada bagian depan gigi depan atas, terlihat
warna kecoklatan sampai hitam dan dapat meluas sampai ke gigi belakang. Karies
botol dapat dicegah dengan cara tidak memberikan air susu di tengah tidur malam dan
selalu bilas dengan air putih, membiasakan anak minum susu di gelas sejak anak
berulang tahun kesatu, pemberian jus buah-buahan hendaknya menggunakan gelas,
serta memperhatikan kebersihan rongga mulut.

2.1.3 Indeks Karies


Indeks karies adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka untuk
mendapatkan data tentang status karies seseorang, agar penilaian yang dilakukan
dapat sama atau seragam. Indeks ini diperkenalkan oleh Klein H.3
Indeks karies untuk anak-anak dan orang dewasa memiliki perbedaan, yaitu
pada pemberian kodenya. Pada orang dewasa digunakan kode DMFT (Decay,
Missing, Filling, Tooth) dan pada anak-anak digunakan kode deft (decay, extracted,
filling, tooth). Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung
diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang), F (gigi yang ditumpat) dan
kemudian dijumlahkan sesuai kode. Nilai reratanya dihitung dengan menjumlahkan
seluruh nilai deft dan dibagikan atas jumlah orang yang diperiksa.3

Universitas Sumatera Utara

2.2 Pendidikan Ibu


Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan rongga mulut oleh ibu
yang memiliki anak prasekolah di Nigeria menyatakan bahwa, ibu dengan pendidikan
yang rendah cenderung tidak mementingkan dan acuh terhadap pelayanan kesehatan
rongga mulut yang ada. Ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu merupakan hal yang
berpengaruh terhadap persepsi ibu terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan,
khususnya kesehatan rongga mulut. Setiap ibu hendaknya mengetahui dan memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat menerapkannya
bagi anak-anaknya.10,11

2.3 Pengetahuan Ibu


Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut pada anak. Salah satu faktor yang penting adalah peranan ibu. Sebagai
pemegang figur pertama yang dikenal anak sejak lahir, perilaku dan kebiasaan ibu
akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya.12
Banyak teori tentang tingkah laku seperti Health Belief Model dan teori
Reasoned Action menyatakan tentang peranan besar dari pengetahuan dan perilaku
dalam perubahan tingkah laku. Dalam hal ini, khususnya pada peranan pengetahuan
dan tingkah laku orang tua dalam perilaku kesehatan.13
Pengetahuan ibu mengenai kesehatan gigi anak ini meliputi pengetahuan ibu
tentang penyebab karies gigi, frekuensi menyikat gigi yang benar, tanda-tanda awal
lesi karies, jenis makanan yang menyebabkan karies, serta pentingnya kunjungan ke

Universitas Sumatera Utara

dokter gigi secara berkala.10 Berikut merupakan penjelasan mengenai pengetahuan


ibu mengenai kesehatan gigi anak untuk mencegah karies :
a. Penyebab karies gigi
Karies gigi terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja tetapi
disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Plak
adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks, terbentuk dan melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan. Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies.3 Plak tidak hanya dapat menyebabkan karies yang baru, namun
dapat memperluas lesi karies yang sudah ada jika tidak dibersihkan dari permukaan
gigi.14
b. Waktu menyikat gigi yang baik
Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah di pagi hari setelah makan dan
malam hari sebelum tidur. Dalam hal ini, peran ibu sangat penting dalam membantu
dan mengajarkan anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik saat anak sedang
menyikat gigi, sebab anak akan lebih termotivasi jika kegiatan membersihkan gigi
dilakukan bersama ibu dibandingkan jika dilakukan oleh anak seorang diri.12,15
c. Tanda-tanda awal karies
Tanda-tanda awal karies secara umum adalah timbulnya white spot pada
permukaan gigi. White spot merupakan bercak-bercak putih pada permukaan gigi
yang merupakan awal terbentuknya karies. Faktor perilaku orang tua menjadi faktor
pendukung terjadinya masalah ini, terutama karena kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai kesehatan gigi yang benar.12,16

Universitas Sumatera Utara

d. Makanan kariogenik
Pengetahuan ibu terhadap makanan yang bersifat kariogenik sangat
mempengaruhi kesehatan gigi anak. Seorang ibu harus memperhatikan diet yang tepat
untuk anaknya, yaitu memilihkan makanan yang baik untuk kesehatan gigi anaknya
serta mengurangi makanan-makanan manis yang bersifat kariogenik. Pada umumnya,
makanan yang manis seperti permen, coklat, susu dan biskuit sangat digemari oleh
anak-anak. Makanan tersebut merupakan makanan yang tergolong kariogenik yang
dapat diubah menjadi asam oleh bakteri yang dapat menyebabkan struktur gigi
melarut, sehingga gigi mudah terserang karies. Penelitian Al-Hussyeen dan AlSadhan di Saudi tahun 2002 menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi pemberian
konsumsi makanan kariogenik antara anak sangat berpengaruh terhadap status karies
anak. Ini terkait dengan pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi,
khususnya mengenai pemberian pola makan anak.12,17 Menurut Marianna, melarang
anak untuk sama sekali tidak makan makanan manis, seperti permen dan cokelat
memang tidak mungkin. Untuk meminimalisasi akibat konsentrasi gula tinggi yang
merusak email gigi, sebaiknya anak dibiasakan minum air putih atau berkumur untuk
menurunkan konsentrasi gula pada mulut.18
e. Pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemeriksaan gigi rutin ke
dokter gigi.
Kesadaran orang tua untuk membawa anaknya berkonsultasi dinilai masih
rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus anak ke dokter gigi jika sudah terjadi
masalah, misalnya ketika pipi anak bengkak karena giginya rusak. Pemeriksaan ke
dokter gigi dengan rutin yaitu setiap 6 bulan sekali sebaiknya dibiasakan sejak dini,

Universitas Sumatera Utara

meskipun tidak ada masalah sebab ini merupakan hal yang penting sebagai kontrol
bagi kesehatan gigi anak.12,18
Selain itu, dokter gigi dapat menjadi sumber informasi yang bisa dipercaya
dalam menerangkan pentingnya merawat gigi dengan tepat. Orangtua sering
menganggap remeh kesehatan gigi anak. Padahal, kesehatan mulut dan gigi dapat
mengganggu perkembangan lain.18 Menurut Vincent Iannelli MD, waktu yang paling
tepat untuk membawa anak ke dokter gigi berdasarkan rekomendasi The American
Academy of Pediatric Dentistry, yaitu ketika anak telah memiliki gigi pertama atau
tidak lebih dari usia satu tahun. Semakin cepat anak memeriksakan gigi ke dokter
gigi, semakin cepat dia belajar menjaga kebersihan mulutnya. Misalnya, menghindari
meminum susu dari botol pada malam hari, mengenal cara menyikat gigi dengan
benar, dan memakan makanan yang akan mendukung pertumbuhan gigi yang sehat.
Dokter gigi akan menjelaskan lebih detail mengenai perawatan gigi anak.18

2.4 Perilaku ibu


Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang

Universitas Sumatera Utara

(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.19
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku ini dibedakan menjadi dua, yakni :19
a. Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat
given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin
dan sebagainya.
b. Faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial budaya,
ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang
dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. 19
Berdasarkan teori Bloom, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik
maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor
tersebut, perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status
kesehatan gigi dan mulut.20
Perilaku ibu menentukan kesehatan gigi anak, sebab ibu merupakan figur
yang paling dekat dengan anak sejak ia dilahirkan.12 Selain itu, perilaku anak juga

Universitas Sumatera Utara

cukup berperan dalam menjaga kondisi kesehatan giginya, termasuk dalam hal
menyikat gigi dan pola makan anak.15 Hal ini dapat dikontrol dengan pengawasan dan
perilaku kesehatan terhadap gigi anak oleh ibu dari sejak dini, yakni meliputi :12
1. Ibu hendaknya terbiasa untuk membantu dan mengajari anak saat sedang
menyikat gigi. Bila ibu bersama-sama dengan anak melakukan pembersihan gigi,
anak akan lebih termotivasi dan meniru contoh dari ibunya. Selain itu ibu juga dapat
memperhatikan apakah cara sikat gigi anak sudah benar. Sebaiknya ibu tidak
membiarkan anak sendirian atau hanya ditemani oleh pengasuhnya saat menyikat
gigi. Pasta gigi dengan aneka rasa dan warna memang menarik bagi anak, dan
formulanya sudah dirancang sedemikian rupa agar aman bila tertelan. Pasta gigi yang
mengandung fluor sebaiknya diberikan setelah anak berusia 3 tahun di mana ia sudah
mampu berkumur.
2. Ibu harus mengawasi jenis jajanan anak. Permen dan coklat atau makanan
manis lain tetap dapat diberikan, namun perlu ditekankan tentang pentingnya
menyikat dan membersihkan gigi sebelum tidur.
3. Sebaiknya seorang ibu dapat meluangkan waktu untuk melihat dan
memeriksa rongga mulut anak. Bila hal ini sering dilakukan, anak tidak akan terlalu
merasa asing saat harus dibawa ke dokter gigi. Sehingga bila ada kelainan dalam
rongga mulut anak dapat ditemukan sedini mungkin.
Dari keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan gigi anak
sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan yang diterapkan ibu terhadap anaknya
sejak dini. Ibu dapat menjadi pemandu yang baik dalam membantu anak memberikan
pengetahuan untuk kesehatan giginya

Universitas Sumatera Utara

You might also like