Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini mudah
menular kepada anak anak sekitarnya, oleh karena itu, anak yang menderita
Campak harus diisolasi untuk mencegah penularan. Campak disebabkan oleh
kuman yang disebut Virus Morbili. Anak yang terserang campak kelihatan
sangat menderita, suhu badan panas, bercak bercak seluruh tubuh terkadang
sampai borok bernanah. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan
kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh
ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif
(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan
akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang
wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester
I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan
bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit morbili ?
2. Apa saja etiologi terjadinya penyaki morbili ?
3. Bagaimana epidimiologi penyakit morbili di Indonesia ?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit morbili ?
5. Apa manifestasi klinis penyakit morbili ?
6. Apa pemeriksaan penunjang penyakit morbili ?
7. Apa komplikasi dari penyakit morbili ?
8. Bagaimana penatalaksanaan penyakit morbili ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit morbili ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian penyakit morbili
2. Mengetahui etiologi terjadinya penyakit morbili
3. Mengetahui epidimiologi morbili di Indonesia
4. Mengetahui patofisiologi penyakit morbili
5. Mengetahui manifestasi klinis penyakit morbili
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit morbili
7. Mengetahui komplikasi penyakit morbili
8. Mengetahui penatalaksanaan penyakit morbili
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit morbili
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c atau
lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah. ( WHO )
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan
tiga stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. ( ilmu
kesehatan anak 2:624 )
B. Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan
darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbulnya bercak-bercak.
Cara penularannya dengan droplet dan kontak (IKA,FKUI Volume 2, 1985).
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif terhadap panas
dan dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30oC dan -20oC, sinar matahari, eter,
tripsin, dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya
infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen. (Rampengan, 1997 : 9091)
Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring
dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak,
cara penularan dengan droplet dan kontak (Ngastiyah, 1997:351)
Campak adalah suatu virus RNA, yang termasuk famili Paramiksoviridae,
genus Morbilivirus. Dikenal hanya 1 tipe antigen saja; yang strukturnya mirip
dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut
ditemukan di dalam sekresi nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak selama
periode prodromal dan untuk waktu singkat setelah munculnya ruam kulit. Pada
suhu ruangan, virus tersebut dapat tetap aktif selama 34 jam. (Nelson, 1992 : 198).
NP
C. Epidimiologi
Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga Morbili menduduki
tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan tempat
ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).
Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang
berkembang. Di Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama. Di masa
lampau morbili dianggap sebagai suatu hal yang harus di alami setiap anak,
sehingga anak yang terkena campak tidak perlu diobati, mereka beranggapan
bahwa penyakit morbili dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar. Ada
anggapan bahwa ruam yang keluar banyak semakin baik. Bahkan ada usaha dari
masyarakat
penyakit morbili akan berbahaya bila ruam tidak keluar pada kulit sebab ruam
akan muncul didalam rongga tubuh lain seperti didalam tenggorokan, paru, perut,
atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan sesak nafas atau diare yang dapat
menyebabkan kematian.
Secara biologik, morbili mempunyai sifat adanya ruam yang jelas, tidak
diperlukan hewan perantara, tidak ada penularan melalui serangga (vektor),
adanya musiman dengan periode bebas penyakit, tidak ada penularan virus secara
tetap, hanya memiliki satu serotipe virus dan adanya vaksin campak yang efektif.
D. Patofisiologi
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran
pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala
pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala
patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan
dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme
imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
Patofisiologi Organisme (virus morbili) menular melalui rute udara, dalam
waktu 24 jam, dari awal muncul reaksi terhadap virus morbili maka akan terjadi
eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel
polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir
nasofaring, bronkus dan konjungtiva (Ngastiyah, 1997:352).
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.
Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan
konjungtiva (IKA,FKUI Volume 2,1985).
E. Manifestasi Klnis
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium prodormal (katarallis).
Biasanya stadium ini berlangsung 4 5 hari disertai panas tubuh, malaise
(lemah), batuk, fotopobia, konjungtivitis, koriza. Menjelang akhir stadium
kataral dan 24 jam timbul eritema (ruam pada selaput lendir), timbul bercak
koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema.
Kadang kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum
stadium erupsi. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influensa dan
sering didiagnosis sebagai influensa. Diagnosis perkiraan dapat dibuat bila ada
bercak klopik dan pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu 2
minggu terakhir.
2. Stadium erupsi.
Koriza dan batuk- batuk bertambah, timbul eritema atau titik merah
dipalatum durum dan palatum mole. Kadang- kadang terlihat pula bercak
koplik. Biasanya disertai juga meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula
terdapat kulit yang normal. Mula- mula makula timbul di belakang telinga,
dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi.
Dalam dua hari bercak- bercak menjalar kemuka, lengan atas, bagian
dada, punggung, perut dan tungkai bawah. Kadang- kadang terdapat perdaraha
ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah
umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti
terjadinya. Terdapat juga sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare
dan muntah. Variasi morbili yang biasa ini adalah : black measles yaitu ;
morbili yang disertai perdarahan pada kulit, milut hidung dan traktus
digestivus.
3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(Hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan menghilang sendiri. Selain itu
ditemukan pula kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala
patognomonik untuk morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal, kecuali
jika
ada
komplikasi.
Selanjutnya
diikuti
gejala
anoreksia,
malaise,
F. Pemeriksaan Penunjang
a.
Serologi
Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk
memastikannya. Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi
Darah tepi
Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi
bakteri.
G. Komplikasi
a.
Pneumoni
Oleh karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder.
Bakteri yang menimbulkan pneumoni pada mobili adalah streptokok,
pneumokok, stafilokok, hemofilus influensae dan kadang-kadang dapat
disebabkan oleh pseudomonas dan klebsiela.
b. Gastroenteritis
Komplikasi yang cukup banyak ditemukan dengan insiden berkisar
19,1 30,4%
c.
Ensefalitis
Akibat invasi langsung virus morbili ke otak, aktivasi virus yang laten,
atau ensefalomielitis tipe alergi.
d. Otitis media
Komplikasi yang sering ditemukan
e.
Mastoiditis
Komplikasi dari otitis media
f.
Gangguan gizi
Terjadi sebagai akibat intake yang kurang (Anorexia, muntah), menderita
komplikasi. (Rampengan, 1998 : 95)
H. Penatalaksanaan
a.
Medis
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi, sedativum,
obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain ialah pengobatan
segera terhadap komplikasi yang timbul.
b. Keperawatan
1) Kebutuhan nutrisi
a) Mengusahakan cairan masuk lebih banyak dengan memberikan banyak
minum.
b) Pemberian saat buah-buahan atau buah yang banyak mengandung air
seperti jeruk atau lainnya yang anak sukai.
c) Susu dibuat agak encer dan jangan terlalu manis, berikan dalam keadaan
hangat, bila perlu ditawarkan apakah mau campur sirop atau coklat.
d) Berikan makanan lunak misalnya bubur pakai kuah, sup, dan lain-lain,
usahakan sedikit tapi sering.
e) Berikan makan TKTP jika suhu turun dan nafsu makan mulai timbul.
b) Beri obat penurun suhu tubuh dengan obat antipiretikum dan jika tinggi
sekali juga diberikan sedativa untuk mencegah terjadinya kejang.
I. Pencegahan
Pencegahan morbili dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi
berumur 9 bulan atau lebih. Program imunisasi morbili secara luas baru di
kembangkan pelaksanaannya pada tahun 1982.
Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin morbili, yaitu :
1) Vaksin yang berasal dari virus morbili yang hidup dan dilemahkan ( tipe
Edmonstone B). Sejak tahun 1967 vaksin yang berasal dari virus morbili yang
dimatikan tidak digunakan lagi; oleh karena efek proteksinya hanya bersifat
sementara dan dapat menimbulkan gejala atypikal measles yang hebat.
2) Vaksin yang berasal dari virus morbili yang dimatikan ( virus campak yang
berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam almuminium).
campak. Ketika anak memasuki usia 9 bulan, bawalah dia ke puskesmas atau
posyandu terdekat untuk diberi imunisasi campak. Satu kali imunisasi saja tidak
menjamin Gejala awal timbul dalam 1-2 minggu setelah seorang anak terinfeksi
virus.
Campak tidak bisa dibasmi sepenuhnya, berbeda dengan polio. Campak
hanya bisa diperkecil jumlah kasusnya.
paramiksovirus,
campak.'Anak-anak
yakni
virus
penyebab
membutuhkan
imunisasi kedua untuk membuat tubuhnya imun, (Dr. Sudath Peiris dari WHO).
Imunisasi campak yang kedua diberikan saat anak mencapai usia 5-6 tahun. Jika
sudah mendapatkan imunisasi kedua, diharapkan tubuh anak lebih kuat
menghadapi penyakit ini.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan perawatan di
rumah.
1. Isolasi
Karena penyakit campak mudah menular, si kecil harus diisolasi. Dia harus
libur sekolah sampai benar-benar sembuh agar tidak menulari teman-temannya.
Jika memiliki adik yang masih bayi, lebih-lebih yang belum diimunisasi, dia
harus dipisahkan dari adiknya. Barang juga tersendiri sampai campak yang
dideritanya pulih total, si kecil harus menggunakan barang-barang tersendiri
yang tak boleh digunakan oleh orang lain. Misalnya, peralatan makan dan
peralatan mandi yang berisiko menularkan virus lewat kontak langsung,
2. Dimandikan
Menurut Dr. Lineus Hewis, SpA, dokter anak dari The Jakarta Women &
Children Clinic, salah satu mitos mengenai campak adalah tidak boleh
memandikan anak. Padahal, jika demam sudah turun, anak harus tetap
dimandikan meski ruam-ruam telah muncul di tubuhnya. Sebab, ruam-ruam itu
akan menimbulkan gatal, lebih- lebih jika bercampur dengan keringat. Mandi
akan mengurangi rasa gatal dan membuat anak merasa segar Gunakan sabun
bayi dan gosok tubuhnya dengan lembut. Saat menghanduki anak, lakukan
dengan perlahan.
3. Istirahat dan Makan Makanan Bergizi
Selama masa penyembuhan, anak harus beristirahat cukup dan diberi
makanan bergizi yang mudah dicerna untuk meningkatkan daya tahan
tubuhnya. Hindari makanan yang bisa merangsang timbulnya batuk, seperti
gorengan dan coklat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
1) Pengkajian Data Dasar
Biodata
Terdiri dari biodata pasien dan biodata penanggung jawab.
2) Proses keperawatan
a.
Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien dengan morbili yaitu demam terusmenerus berlangsung 2 4 hari. (Pusponegoro, 2004 : 96)
d. Riwayat Keluarga
Dapatkan data tentang hubungan kekeluargaan dan hubungan darah,
apakah klien beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau
familial. (Potter, 2005 : 185)
3) Pemeriksaan Fisik
a) Mata
b) Kepala
: Sakit kepala
c) Hidung
e) Kulit
f)
Pernafasan
i)
Status Nutrisi
1996 : 16).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash
3. Tidak efektif jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
4. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
inflamasi.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
tidak adekuat
6. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya.
Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus, dan gejala lain
yang berhubungan.
Rasional : gejala gastro intestinal dapat menunjukkan efek anemia
(hipoksia) pada organ.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 380c ata
lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah.
Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili,
famili paramyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar,
pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara
terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berkembang biak
pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama
bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata.
Penatalaksanaan pada morbili meliputi Pemberian vitamin A,Istirahat baring
selama suhu meningkat, pemberian antipiretik,Pemberian antibiotik pada anakanak yang beresiko tinggi,Pemberian obat batuk dan sedativum.
Komplikasi morbili meliputi otitis media akut, Pneumonia / bronkopneumoni,
Encefalitis, Bronkiolitis, Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah selalu menjaga kebersihan
diri dan lingkungan sekitar kita, jika diri kita dan lingkungan kita bersih maka
dan
bagaimana
penanganannya
dalam
dunia
DAFTAR PUSTAKA