Professional Documents
Culture Documents
Oleh
ARFAN A. HADAM
E 281 09 084
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime
dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang.
Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang
diseranggnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada
tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda.
Nematoda merupakan organisme yang mempunyai struktur sederhana.
Nematoda dewasa tersusun oleh ribuan sel-sel somatik, ratusan sel diantaranya
membentuk sistem reproduksi. Tubuh nematoda berupa tabung yang disebut
sebagai pseudocoelomate. Klas nematoda terdiri dari bebrapa spesies tidak hanya
bersifat parasitik terhadap manusia, namun juga terhadap binatang, tumbuhan baik
yang diusahakan maupun liar (Askam, 2009).
Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime
dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang.
Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang
diseranggnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada
tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda. Penyebab penyakit pada
tanaman yang disebutkan di atas diantaranya adalah Nematoda. Nematoda dapat
berperan sebagai hama dan juga sebagai penyakit, dikatakan sebagai hama karena
nematoda dapat menyerang tanaman dari permukaan tanah dan digolongkan
sebagai penyebab penyakit karena dapat masuk kedalam jaringan pembuluh pada
akar tanaman (Anonim, 2010).
Nematoda termasuk filum hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit
tanaman dan hewan, serta spesies nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit
tanaman merupakan parasit obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel
tanaman hidup. Memiliki ukuran yang sangat kecil, tetapi menyebabkan
kehancuran pada tanaman pangan dan hortikultura di seluruh dunia sehingga
menyebabkan kerugian yang sangat besar. Beberapa nematoda parasit tanaman
adalah ektoparasit, hidup di luar inangnya. Spesies jenis ini menyebabkan
kerusakan berat pada akar dan dapat menjadi vektor virus yang penting. Spesies
lain, ada yang hidup di dalam akar, bersifat endoparasit migratori dan sedentari.
Parasit
migratori
bergerak
melalui
akardan
menyebabkan
nekrosis
(Lisnawati, 2010).
[[[
1.2
2.1
Ordo Thylenchidae
Nematoda merupakan Ordo Tylenchidae yang hidup sebagai parasit bagi
tanaman.
biasanya pada pangkal stilet terdapat knob yang terdiri dari tiga bagian sebagai
tempat melekatnya otot-otot.
dari
Animalia,
nematoda
Filum
Meloidogyne
:
spp,
Aschelmintes,
adalah
Kelas
terdiri
:
dari
Nematoda,
Siklus Hidup
Nematoda parasit tumbuhan pada umumnya memiliki cara untuk
berkembang biak secara kawin, walaupun memang ada beberapa jenis nematode
yang berkembang biak secara partenogenetik atau hermafrodit. Umumnya
perkembangan nematoda parasit tanaman terdiri dari tiga fase yaitu larva I
samapai larva IV dan nematode dewasa. Semua spesies nematode puru akar
memiliki siklus hidup yang sama. Lama siklus hidup nematode puru akar sekitar
18-21 hari atau 3-4 minggu dan akan menjadi lama pada suhu yang dingin. Tetapi
lamanya siklus hidup nematode ini tergantung dari beberapa faktor anatara lain
adalah macam atau jenis nematode, kesesuaian tanaman inang, serta kesesuaian
suhu dan untuk nematode endoparasit menetap biasanya menyebabkan penyakit
puru akar. Pada spesies nematode puru akar Meloidogyne spp. Memiliki empat
fase juvenile/larva (J1,J2, J3, dan J4) dan dewasa, dimana antar fase ini nematode
mengalami ganti kulit. Juvenile menetas sebagai J2, dan pergantian kulit pertama
terjadi di dalam telur. Kemudian pergantian kulit selanjutnya (J2, J3, dan J4)
setelah memarasit akar. Setelah pergantian kulit ke empat, namatoda betina
berbentuk seperti buah pear, sedangkan yang jantan kembali berbentuk seperti
cacing. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui siklus
hidup nematode puru akar (Meloidogyne spp.) serta mengalami bentuk morfologi
pada setiap fase dalam siklus hidup Melidogyne spp. mulai dari fase telur, J1, J2,
J3, J4, hingga dewasa (Askam, 2009).
2.4 Teknik Ekstraksi
Teknik ekstraksi dari nematode yaitu masukkan 100 g contoh tanah ke dalam
baskom plastik A dan tambahkan air hingga merendamkan contoh tanah. Aduk
dengan baik, kemudian tuang suspensinya ke dalam baskom plastik B. Lakukan
secara lengkap dan sempurna. Endapan contoh tanah yang terdapat pada baskom
A tuangi kembali dengan air dan tuang lagi suspensi tersebut ke dalam baskom B.
Sisa partikel tanah kasar pada baskom A dibuang. Aduk suspensi pada baskom B,
kemudian tuang ke dalam baskom A melalui saringan 125 mesh.
Letakkan
saringan ke dalam cawan petri, dan tuangkan suspensi dari baskom A Biarkan
suspensi dalam cawan petri semalam. Cara kerja untuk mengekstraksi Nematoda
yaitu Susun berturut-turut dari bawah nampan plastik, nampan saringan, kasa dan
tissue. Ambil sampel kemudian ratakan pada tissue yang telah disiapkan tersebut
di atas. Tuangkan air pada nampan secara perlahan, sampai tanah yang telah
diratakan tersebut basah/air menyentuh tissue dan permukaan air tidak melebihi
permukaan sampel.
lemari pendingin untuk pengamatan. Tuang suspensi dalam papan hitung untuk
pengamatan nematoda sekaligus menghitung populasi nematoda di bawah
mikroskop stereo.
III. METODOLOGI
3.1
Cara Kerja
yang telah siap selama 1x24 jam, setelah 1x24 jam meniris air rendaman tersebut
kemudian menyaring air tersebut dengan saringan dan menyemprotnya dengan
hands sprayer di atas cawan petri. Kemudian mengemati nematoda yang ada
dalam cawan petri di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x, kemudian
menggambar morfologi nematoda yang terlihat. Sedangkan pada ekstraksi akar
yang terserang nematoda langkah kerjanya yaitu pertama-pertama menyiapkan
talang, keranjang dan kain kasa, kemudian meletakkan keranjang di atas talang,
setelah itu melapisi keranjang tersebut dengan kain kasa dan tisue, setelah
keranjang terlapisi dengan baik, langkah yaitu
nematoda dengan bersih, setelah itu memotong kecil-kecil akar yang diserang
penyakit tersebut, lalu memasukan potongan akar tersebut ke dalam keranjang
secara merata. Setelah akar sudah ditaburi langkah selanjutnya memasukan air
aquades ke dalam talang sampai akar sedikit tenggelam. Inkubasikan bahan yang
telah siap selama 1x24 jam. Setelah 1x24 jam meniris air rendaman tersebut
kemudian menyaring air tersebut dengan saringan, setelah itu menyemprotnyemprotkan saringan dengan hands sprayer di atas cawan petri, selanjutnya
mengemati nematoda yang ada dalam cawan petri di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x, kemudian menggambar morfologi nematoda yang diperoleh.
4.1
Hasil
Berdasarkan dari pengamatan pada Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan
Keterangan :
Terdapat pembengkakan
dan
bintil-bintil
pada
akar.
Gambar 43. Morfologi Penyakit Tanaman Seledri (Aphilum graveolens L.) yang
Disebabkan Oleh Nematoda.
Keterangan :
Daun tampak
menguning, layu,
batang kerdil serta pada
akar terdapat bintil
yang sangat banyak.
Keterangan :
1. Kepala
2. Mulut
3. Perut
4. Anus
5. Ekor
Keterangan :
1. Kepala
2. Mulut
3. Perut
4. Anus
5. Ekor
Gambar 46. Morfologi Nematoda Betina Pada Akar dan Tanah Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum L.) yang Dilihat Dibawah Mikroskop
dengan Perbesaran 10x.
4.2
Pembahasan
pertama
yaitu
mengamati
morfologi
tanaman
Tomat
bintil-
bintil atau bisul, daun seledri yang terserang akan mengkerut, layu dan
menguning. Luka yang terjadi pada bagian akar tanaman akan menjadi jalan
masuk nematoda ke dalam jaringan akar. Tanah yang terdapat disekitar tanaman
seledri
musuh alami Meloidogyne spp. yaitu Dactilella sp., Dactylaria sp., Artrobotrys
sp., dan Botrytis sp. Semua spesies tersebut mampu membentuk hifa perangkap
yang dapat menangkap larva nematoda setiap saat di daerah rhizosfer. Akhir-akhir
ini banyak penelitian ditujukan pada fungi oportunistik untuk mengendalikan
nematoda. Fungi tersebut antara lain Fusarium, Verticillium, Aspergillus,
Penicillium dan Paecilomyces, yang mudah ditemukan di dalam tanah dengan
kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Sejauh ini keefektifan fungi
oportunistik dalam mengendalikan nematoda telah banyak di laporkan.
Mekanisme pengendalian diduga akibat pengaruh toksin yang dihasilkan fungi
yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan nematoda parasit. Namun peneliti
lain membuktikan bahwa fungi oportunistik dapat mengkolonisasi nematoda
betina sebelum nematoda tersebut bertelur (Anafzhu, 2009)
2.
Gejala yang terdapat pada tanaman seledri yaitu pada akar terdapat
bintil-
bintil atau bisul, daun seledri yang terserang akan mengkerut, layu dan
menguning.
3.
5.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya para asisten lebih teliti dalam
memeriksa bahan yang akan dibawa oleh praktikan agar praktikum berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anafzhu, 2009. nematoda-puru-akar-meloidogyne-sp.html. http://anafzhu.
blogspot. com/2009/06/nematoda-puru-akar-meloidogyne-sp.html. Diakses
pada tanggal 25 Desenber 2010.
Anonim, 2009. Nematoda%20Parasit%20Tanaman.htm. http://mail.uns.ac.id/~
subagiya/Identifikasi%20Nematoda%20Parasit%20Tanaman.htm. Diakses
pada tanggal 25 Desember 2010.
Askam, 2009. Laporan Praktikum Mengenal Siklus Hidup
Meloidogyne spp..mht. Diakses pada tanggal 23 Desember 2010.
Nematoda