Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah yang berlebihan
sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis gravidarum sering terjadi
pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum
apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan
kematian ibu dan janin. Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20
kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).
Peningkatan kadar esterogen dapat menyebabkan mual pada trimester pertama.
Apabila mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Sehingga oksidasi
lemak tidak sempurna, dan terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik,
asam hidroksida dan aseton darah. Mual dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Dehidrasi juga menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang. Selain terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, terjadi
pula robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss)
yang berakibat perdarahan gastrointestinal (Mansjoer,2000).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang hyperemesis Gravidarum.
2. Mengetahui asuhan keperawatan dari hyperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
B. Etiologi
C. Patologi
gravidarum diperoleh
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (ringan)
-
Lidah mengering
Mata cekung
Tingkatan II (sendang)
-
Dehidrasi hebat
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
F. Pathways
Faktor alergi
Faktor predisposisi
Emesis
gravidarum
Penyesuaian
Komplikasi
Peningkatan estrogen
Penurunan pengossongan
lambung
Peningkatan tekanan
gaster
Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh
Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Cairan eksta seluler
dan plasma
Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
hemokonsentrasi
Aliran darah ke
jaringan menurun
Metabolisme intra
sel menurun
Otot lemah
Perfusi
jaringan otak
Penurunan
kesadaran
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
G. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat
berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat
kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi
turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan
pengeluaran urine.
H. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau
khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan
dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadangkadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal
dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan
turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat
membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecahpecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau
seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit
kepala, stupor dan koma dapat terjadi
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit,
sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C, Intervensi
N
Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1. Ketidakseimban
Dalam waktu
gan nutrisi
3x24jam
pembacaan
kurang dari
setelah
paling akurat
kebutuhan
diberikan
tubuh
tindakan
berhubungan
pemenuhan
dengan
nutrisi klien
retensi cairan
anoreksia,
terpenuhi
mual-muntah
Dengan criteria
pasien
hasil :
yang
dapat
meningkat
kali
setiap
memantau
peningkatan
dan
penurunannya
memantau
normal
3. Membrane
mukosa
lembab
Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV setiap Takikardia, dispnea,
2. Gangguan
keseimbangan
cairan
3x24 jam k
dan 1.Membrane
sesuai
mengindikasikan
keperluan
sampai
elektrolit
mukosa
kekurangan
berhubungan
lembab
cairan
dengan
2.CRT kurang
kehilangan
cairan
aktif
atau
ketidakseimbangan
dari 3 detik
volume
elektrolit.
2. Ukur asupan dan haluaran Haluaran urine yang
setiap 1 sampai 4 jam. Catat
dan
urine
laporkan
perubahan
yang
tinggi
mengindikasikan
urine,
hipovolemia
drainase
feses,
luka,
muntahan,
drainase
Untuk
lain.
3. Timbang pasien pada waktu
yang sama setiap hari
memberikan
merupakan
turgor
membrane
kulit
mukosa
dan
perawatan
dehidrasi
mulut Untuk
setiap 8 jam
5. Berikan
menghindari
dehidrasi membrane
mulut
mukosa
Peningkatan
jenis
memeriksa
urine
mengindikasikan
dehidrasi
berat
dapat
4. Intoleransi
Setelah
aktivitas
dilakukan
anggota
berhubungan
tindakan
mobilitas
meyakinkan
dengan
keperawatan
kontiunitas perawatan
kelemahan fisik
selama
pada staf
dan mempertahankan
jam
3x24
fungsional.
terjadi
peningkatan
aktivitas
dengan
criteria hasil :
toleransi pasien.
3.Kaji
ROM
setiap
keseimbangan
mendemonst
kelemahan otot
mencegah kontraktur
sendi dan atrofi otot
Menunjukkan
kehilangan/gangguan
dan
gaya
jalan,
perubahan neurologi
karena
defisiensi
vitamin
B12
rasikan
mempengaruhi
peningkatan
kamanan
aktivitas
/resiko cedera
fisik
2. Skala
pasien
Manifestasi
yang
kardiopulmonal dari
mobilitas 0-
jumlah
3. Skala
adekuat ke jaringan
kekuatan
pusing,
otot 5 (dapat
dan sebagainya)
melawan
tahanan
4. Klien
terlihat
segar
D. Evaluasi
dapat
kemandirian
toleransi
1. Melaporkan
staf
dispnea,
takipnea,
oksigen
Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hiperemesis
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor
endokrin lainnya.
c. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat
tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
d. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,
tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan
perdarahan gastrointestinal
e. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan
berat
f. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu
dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
g. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obatobatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap
memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
M.2010.Diagnosis
Keperawatan:
dengan
Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo