Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Chorioretinitis (CR) adalah suatu proses peradangan yang melibatkan
traktus uvealis bagian posterior, yaitu koroid. Istilah chorioretinitis sering di sama
artikan dengan uveitis posterior. Pada uveitis posterior, retina juga hampir selalu
terinfeksi secara sekunder. Ini dikenal dengan chorioretinitis.
Frekuensi
Di Amerika serikat, penyebab paling umum uveitis posterior
(Chorioretinitis) adalah retinitis sitomegalovirus, toksoplasmosis, penyakit
Behcet, dan penyakit Vogt-Koyanagi Harada.
Mortalitas/Morbiditas
Jika terjadi suatu kondisi dimana tidak berespon terhadap
pengobatan, chorioretinitis bisa menyebabkan kehilangan penglihatan
partial ataupun total. Morbiditas dapat menyebabkan kerusakkan sistemsistem
organ
utama,
khususnya
kerusakkan
otak
(contohnya;
Umur
sindrom
nekrosis
retina
akut,
toksoplasmosis,
infeksi
Virus
CMV, herpes simpleks, herpes zoster, rubella, rubeola, HIV, virus
epstein barr, virus coxsackie, nekrosis retina akut
Bakteri
Mycobacterium tuberculosis, brucellosis, sifilis sporadic dan
endemic, nocardia, neisseria meningitidis, mycobacterium aviumintracellulare, yersinia, dan borrelia (penyebab penyakit Lyme).
Fungus
Candidia, histoplasma, cryptococcus, dan aspergillus.
Parasit
Toxoplasma, toxocara, cysticercus, dan onchoherca.
Autoimun
Penyakit Behcet, syndrome vogt-koyanagi-harada, poliarteritis
nodosa, oftalmia simpatis, vaskulitis retina
Keganasan
Sarcoma sel reticulum, melanoma maligna, leukemia, lesi
metastatik
Patofisiologi
Chorioretinitis dapat terjadi akibat infeksi bakteri ataupun reaksi radang
lainnya. Proses inflamasi ini akan menyebabkan perubahan kondisi di strukur
uvea itu sendiri. Bila peradangan chorioretinitis terjadi di bagian perifer, maka
tidak akan mengganggu pada tajam penglihatan. Tajam penglihatan pada keadaan
inihanya terjadi pada akibat penyerbukan sel radan ke dalam badan kaca atau
media penglihatan. Makin tebal kekeryhan, akan mengakibatkan bertambah
beratnya penurunan ketajaman penglihatan. Radang infeksi ini biasanya
disebabkan infeksu yang meluas, seperti tuberculosis dan infeksi fokal lainnya.
Bila peradangan mengenai daerah macula lutea, maka penglihatan akan
cepat menurun tanpa terlihat tanda kelainan dari luar. Biasanya radang sentral ini
disebabkan karena infeksi congenital akibat toxoplasmosis. Akibat terbentuknya
jaringan fibroblast, akan terbentuk jaringan organisasi yang merusak seluruh
susunan jaringan koroid dan retina. Jaingan fibrosis ini akan berwarna pucat putih.
Warna putih ini juga terjadi akibat sclera terlihat melalui koroid yang menipis.
Biasanya bersama-sama dengan keadaan ini terjadi pergeseran pigmen koroid.
Umur pasien
Penyakit koroiditis ini sendiri disesuaikan dengan epidemiologi
pada umur-umur tertentu.
Lateralisasi
Yang unilateral lebih condong untuk diagnosis uveitis akibat
toksoplasmosis, kandidiasis, toksocariasis, sindrom nekrosis retina akut
atau infeksi bakteri endogen.
Gejala
1. Penurunan penglihatan
Penurunan ketajaman penglihatan dapat terjadi pada semua jenis
uveitis posterior dan karenanya tidak berguna untuk diagnosis banding.
2. Injeksi mata
Kemerahan mata tidak terjadi bila hanya segmen posterior yang
terkena. Jadi gejala ini jarang pada toksoplasmosis dan tidak ada pada
histoplasmosis.
3. Sakit
Tanda
Tanda yang penting untuk diagnose uveitis posterior adalah
hipopion, pembentukan granuloma, glaucoma, vitritis, morfologi lesi,
vaskulitis, hemolagi retina dan parut lama.
1. Hipopion
Penyakit
segmen
posterior
yang
menunjukkan
perubahan-
terlihat
pada
pasien
sarcoma
sel
reticulum,
infeksi
mungkin
menunjukkan
koroiditis
geografik.
edema papil
perdarahan retina
vascular sheating
Pemeriksaan Funduskopi
Diagnosis Banding
Diagnosis Banding pada Chorioretinitis, yaitu:
Lymphocytic
Aspergillosis
Atypical Mycobacterial
Infection
Children
Bruton
Agammaglobulinemia
Candidiasis
Catscratch Disease
Chronic Granulomatous
Disease
Cytomegalovirus
Echovirus
Enteroviral Infections
Rubella
Sarcoidosis
Severe Combined
Immunodeficiency
Infection
Choriomeningitis
Neonatal Lupus and
Syphilis
Systemic Lupus
Erythematosus
Toxocariasis
Toxoplasmosis
Infection
Histoplasmosis
Human
Tuberculosis
Varicella
Yersinia Enterocolitica
Infection
Arthritis
Lyme Disease
3.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
apakah
paru-parunya
juga
mengalami
infeksi
akibat
Mycobacterium Tuberkulosis.
Pemeriksaan Histopatologi
10
Steroid peri-ocular
Immunosupressant
Komplikasi
Komplikasi yang dapat sering timbul akibat chorioretinitis ini adalah
glaucoma, katarak, dan ablatsi retina
Prognosis
Pada prinsipnya, prognosis pada chorioretinitis ini tergantung dari etiologi
dan keberhasilan pengobatan.
11