Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Rizka Rahmaharyanti, S.Kep
G4D014001
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. TS
Umur
: 54 th
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
Alamat
Suku Bangsa
: Jawa / Indonesia
Diagnosa Medis
Nomor RM
: 719533
Masuk RS
: 26/10/2014
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian anusnya, terutama pada saat BAB,
karena terdapat benjolan pada anusnya yang keluar dan 3 benjolan lain pada
perianal. Nyeri dirasakan pada saat BAB dan duduk atau bersandar terlalu lama,
skala nyeri 7 (pada saat BAB) dan 4-5 saat duduk/bersandar (skala 0-10).
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien pertama kali merasakan ada benjolan muncul keluar dari anusnya pada
hari rabu (22 Oktober 2014). Terasa sangat sakit pada saat BAB, skala nyeri 7.
Benjolan dirasakan mengganggu oleh pasien sehingga memutuskan untuk
memeriksakan diri ke dokter dan didiagnosa hemoroid grade III. Pasien
diberikan pilihan untuk mengobati hemoroidnya terlebih dahulu hingga kempes
atau ingin dibuang dengan tindakan operasi (hemoroidektomi). Pasien
memutuskan untuk melakukan operasi dan dibawa ke RSUD Banyumas pada
tanggal 27 Oktober 2014. Saat ini pasien sudah siap dilakukan operasi setelah
puasa dari pukul 00.00 tanggal 28 Oktober, dan terpasang infus RL.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya. tidak
memiliki riwayat penyakit berat lainnya seperti hipertensi, maag, dll.
4. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien atau penyakit keturunan seperti hipertensi, maag, dll.
5. Diagnosa medik pada saat MRS yaitu hemoroid interna grade III .
Selama sakit
3. Pola eliminasi
a. Pola defekasi
Sebelum sakit
Selama sakit
Selama sakit
4. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit
Selama sakit
Keterangan :
0 : mandiri, 1: dengan alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : di bantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total.
5. Pola kognitif dan sensori
Kognitif:
a. Penglihatan
Pasien masih bisa melihat jelas pada jarak lebih dari 5 meter dan fokus saat
diajak berkomunikasi.
b. Pendengaran
Pasien masih bisa mendengar pada jarak lebih dari 5 meter.
c. Pengecap
Pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin
dengan baik.
d. Sensasi
Pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
Sensori:
Pasien berbicara dengan lancar, mengerti perkataan lawan bicara dan merespon
dengan baik.
6. Pola istirahat-tidur
Pasien sebelum dirawat tidur 6-7 jam/hari. Selama dirawat pasien tidur 4-5
jam/hari karena terpengaruh kondisi lingkungan.
7. Pola konsep diri
a. Gambaran diri/body image
Pasien mengatakan bahwa Pasien merasa bersyukur dengan anugrah yang
Tuhan telah berikan kepadanya. Pasien merasa beruntung karena tidak
menderita penyakit serius dan sekarang dalam kondisi yang baik.
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan dan pasien merasa cukup puas dengan
keadaannya. Setelah dilakukan pemeriksaan dan beberapa edukasi, pasien
berjanji akan lebih menjaga kesehatannya.
c. Peran
Pasien berperan sebagai seorang istri bagi suaminya dan ibu dari seorang
anaknya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan bahwa walaupun Pasien sudah cukup tua, tetapi Pasien
harus tetap bersemangat sehingga dapat tetap bermanfaat dan melakukan
aktivitas secara mandiri.
e. Harga diri
Pasien tidak mempunyai harga diri rendah. Pasien tidak merasa malu karena
penyakitnya, melainkan ingin cepat sembuh.
8. Pola peran dan hubungan
Selama di rumah sakit, pasien ditunggu oleh suami dan anaknya. Pasien
memiliki 2 orang anak laki-laki, namun anak pertamanya sudah meninggal
sehingga sekarang hanya memiliki seorang anak laki-laki. Anaknya belum
menikah dan masih tinggal serumah dengan ia dan suaminya. Pasien sangat
dekat dengan suami dan anaknya. Setiap ada masalah, pasien selalu
menceritakan kepada mereka.
9. Pola reproduksi dan seksual
Pasien berjenis kelamin perempuan, masih melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, namun karena sudah tua, intensitasnya jarang.
10. Pola pertahanan diri/koping
Pasien dan keluarga pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu bercerita
kepada keluarganya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien rajin beribadah. Sesudah sakit,
pasien juga rajin beribadah dengan kemampuannya.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5
2. Tanda vital
a. Pernafasan: 18 x/menit
b. Nadi
: 84 x/menit
c. Suhu : 36,4 0 C
d. Tekanan darah: 120/80 mmHg
3. Head to toe
a. Kepala :
1) Mata
2) Mulut
Tangan kiri
(5)
Kaki kanan
(5)
Kaki kiri
(5)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
27-10-2014
Interpretasi
Darah Lengkap :
- WBC
3,70-10,1 103/uL
8,45 103/uL
Normal
- NEU
39,3-73,7 %
72,3 %
Normal
- LYM
18,0-48,3 %
20,5 %
Normal
- MONO
4,40-12,7 %
5,54 %
Normal
- EOS
0,600-7,30 %
0,957 %
Normal
- BASO
0,00-1,70 %
0,711 %
Normal
- RBC
4,06-4,69 106/uL
4,41 106/uL
Normal
- HGB
12,9-14,2 gr/dl
12,8 gr/dl
Rendah
- HCT
37,7-53,7 %
38,3 %
Normal
- MCV
81,1-96,0 fL
86,9 fL
Normal
- MCH
27,0-31,2 pg
29,2 pg
Normal
- MCHC
31,8-35,4 gr/dL
33,5 gr/dL
Normal
- RDW
11,5-14,5 %
10,9 %
Rendah
- PLT
155-366 103/uL
152 103/uL
Rendah
- MPV
6,90-10,6 fL
5,11 fL
Rendah
Kimia Darah
- Glukosa
75-115 mg/dl
171 mg/dl
Tinggi
- UREA UV
10-50 mg/dl
28,3 mg/dl
Normal
- Kreatinin
0,8-1,4 mg/dl
0,61 mg/dl
Rendah
- Natrium
Normal
- Kalium
3,5-5,5 mmol/l
3,6 mmol/l
Normal
- Clorida
94-111 mmol/l
104 mmol/l
Normal
- HBs Ag
NEGATIP
NEGATIP
Normal
PPT
11,3-14,7 detik
13,7 detik
Normal
APTT
27,4-39,3 detik
26,4 detik
Normal
PPT/APTT
F. Program Terapi
-
Etiologi
Masalah
Perubahan
dalam Ansietas
status
kesehatan
(rencana
pembedahan)
Nyeri Akut
Resiko
konstipasi
Diagnosa
keperawatan
Pre Operasi
Nyeri akut b.d
agen injuri
biologis
(hemoroid interna
grade III dan
fistula perianal)
Intervensi
Indikator
1. Melaporkan nyeri
2. Ekspresi kesakitan
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Awal
3
3
Tujuan
1 2 3 4 5
v
v
Pain control
No
Indikator
Tujuan
1 2 3 4 5
v
Awal
Rasional
Pain Management
- Lakukan pengkajian nyeri - Memberikan informasi
secara
komprehensif untuk membantu dalam
termasuk
lokasi, menentukan
karakteristik,
durasi, pilihan/keefektifan
frekuensi, kualitas dan intervensi.
faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal - Bahasa tubuh/petunjuk
dari ketidaknyamanan
non-verbal dapat secara
psikologis dan fisiologik
dan dapat digunakan
pada hubungan petunjuk
verbal untuk mengidentifikasi luas / beratnya
masalah
- Evaluasi pengalaman nyeri - Menunjukkan
batas
masa lampau
ambang nyeri yang biasa
dirasakan,
sebagai
informasi untuk menentukan intervensi
- Kurangi faktor presipitasi - Dapat membantu meminyeri
nimalkan nyeri yang
dirasakan pasien
- Ajarkan tentang teknik non - Penanganan
nonfarmakologi
farmakologi yang dapat
diaplikasikan pada skala
nyeri 1-5 (skala 0-10)
dan dilengkapi atau
terapi ialah nafas dalam,
Ansietas b.d
Resiko infeksi b.d
perubahan dalam
status kesehatan
(rencana
pembedahan)
Indikator
Tujuan
1 2 3 4 5
v
Awal
kompres hangat/kompres
dingin.
- Evaluasi
keefektifan - Dievaluasi
dengan
kontrol nyeri
pengkajian
nyeri
(PQRST) kembali pada
pasien setelah diberikan
terapi baik farmakologi
maupun nonfarmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Membantu mengurangin
intensitas dan kualitas
nyeri pasien
Anxiety Reduction
- Gunakan pendekatan yang - Meningkatkan kepercamenenangkan
yaan pasien pada perawat dan bersedia menceritakan kecemasannya
- Evaluasi tingkat ansietas, - Ketakutan dapat terjadi
catat respon verbal dan non karena nyeri hebat, meverbal
pasien.
dorong ningkatkan
perasaan
ekspresi bebas akan emosi
sakit. Rasa ketakutan
yang terus-menerus akan
mengakibatkan
stres
yang berlebihan, resiko
potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur/zat-zat anastesi.
- Jelaskan semua prosedur - Mengetahui apa yang
dan apa yang dirasakan diharapkan dapat menuselama prosedur
runkan ansietas
- Validasi sumber rasa takut - Mengidentifikasi
rasa
takut yang spesifik akan
membantu pasien untuk
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
1.
Post Operasi
Nyeri b.d agen
injuri fisik (luka
insisi pasca
pembedahan)
Indikator
Melaporkan nyeri
Ekspresi kesakitan
Awal
3
3
Tujuan
1 2 3 4 5
v
v
menghadapinya secara
realitas.
- Beritahu
pasien
akan - Mengurangi
ansietas
dilakukan anastesi lumbal atau rasa takut bahwa
(regional) dimana rasa
pasien mungkin mepusing atau mengantuk lihat prosedur.
mugkin saja terjadi, serta
tubuh bagian bawah yang
kemungkinan sulit digerakkan beberapa saat setelah
operasi.
- Dorong
pasien
untuk - Membantu
pasien
mengungkapkan perasaan, mengurangi kecemasanketakutan, persepsi
nya karena telah mengungkapkan dan berbagi
dengan
orang
lain
tentang kecemasannya
tersebut.
- Instruksikan pasien meng- - Dapat dilakukan dengan
gunakan teknik relaksasi
teknik nafas dalam,
yakni mengurangi ketegangan akibat cemas
yang berleihan.
Pain Management
- Lakukan pengkajian nyeri - Memberikan informasi
secara
komprehensif untuk membantu dalam
termasuk
lokasi, menentukan
karakteristik,
durasi, pilihan/keefektifan
frekuensi, kualitas dan intervensi.
faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal - Bahasa tubuh/petunjuk
dari ketidaknyamanan
non-verbal dapat secara
3.
Tanda
vital
rentang normal
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
dalam
Pain control
No
Indikator
Tujuan
1 2 3 4 5
v
Awal
- Pilih
dan
lakukan penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi dan inter
personal)
- Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi
kontrol nyeri
keefektifan -
v
- Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
- Tentukan
lokasi, - Memberikan informasi
karakteristik, kualitas, dan untuk membantu dalam
derajat nyeri sebelum menentukan
pemberian obat
- Cek
instruksi
dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Evaluasi
efektivitas analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
pilihan/keefektifan
intervensi.
Memastikan 5 benar
pemberian obat (benar
pasien, obat, dosis, rute,
waktu)
Dapat diketahui dengan
melakukan skin test
(injeksi) atau menanyakan riwayat alergi obat
pada
pasien
untuk
menghindari
resiko
terjadinya alergi, ketika
obat sudah diberikan.
Kolaborasikan dengan
dokter analgesik yang
sesuai dengan pasien
setelah pengkajian nyeri
Nyeri
mempengaruhi
perubahan vital sign,
yaitu
peningkatan
tekanan darah dan RR,
kadang jika menyebabkan meningkatnya suhu
tubuh (apabila nyeri
dikarenakan
oleh
inflamasi)
Mengetahui hasil pemberian obat berupa penurunan skala nyeri, berkurangnya laporan nyeri &
tidak ada reaksi alergi.
2.
Constipation/ Impaction
Management
- Monitor tanda dan gejala - Distensi dan hilangnya
konstipasi
bising usus (peristaltik
usus) merupakan tandan
- Monior bising usus
bahwa fungsi defekasi
hilang yang kemungkinan berhubungan dengan
kehilangan
persarafan
parasimpatik usus besar
dengan tiba-tiba.
- Monitor feses: frekuensi, - Frekuensi yang berkurang
menandakan fungsi elikonsistensi dan volume
- Identifikasi
faktor minasinya masih belum
membaik pasca pembepenyebab dan kontribusi
dahan. Volume yang
konstipasi
sedikit dan konsistensi
- Dukung intake cairan
yang
keras
dapat
menggambarkan
penyebab
lain
lain
konstipasi, yakni kurangnya konsumsi serat dan
air putih.
- Konsultasi dengan dokter - Mengidentifikasi
tentang penurunan bising kemungkinan efek dari
penggunaan
anastesi
usus
yang berlebihan atau
hilangnya
fungsi
peristaltik usus akibat
gangguan pada saraf.
- Anjurkan untuk melakukan - Pergerakan/mobilisasi
pergerakan/mobilisasi dini dapat merangsang mun-
sesuai kemampuan
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/tgl
1 Selasa/
28-10-14
Jam
10.00
Dx
1,2
2
1,2
1
Implementasi
- Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan
- Memonitor keadaan pasien
Respon
Paraf
- Tangan terbebas dari kuman
- Keadaan pasien sedang, kesadaran compos
mentis
- Pasien menyambut baik kedatangan
- Menggunakan pendekatan yang menenangkan
perawat dan merasa nyaman
- Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya
- Mengkaji keluhan pasien
akibat adanya benjolan, terutama saat BAB
- Melakukan
pengkajian
nyeri
secara - Pengkajian Nyeri :
P: Benjolan pada anus dan daerah di atas
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
anus
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat
benjolan
S: Skala nyeri 7 (saat BAB), 4-5 (saat
biasa) (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat BAB dan berada
pada
satu
posisi
teralu
lama
(duduk/terlentang)
- Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari - Pasien terlihat meringis dan mengganti
posisi setiap merasa kesakitan
ketidaknyamanan
- Pasien mengatakan tidak mudah mengeluh
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
sakit.
TD
: 120/80 mmHg
- Memonitor tanda vital
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,4 oC
RR
: 18x/menit
- Mengurangi faktor presipitasi nyeri dengan - Pasien mengerti dan mencoba melakukan
menganjurkan pasien untuk mengganti posisi pergantian posisi (miring kanan/kiri) pada
1,2
13.00
1,2
19.00
- Melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
1,2
Post Operasi
- Memonitor keadaan pasien
- Mengkaji keluhan pasien
- Melakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Mengobservasi
reaksi
ketidaknyamanan
- Memonitor tanda vital
nonverbal
dari
dalam
- Menganjurkan
istirahat
Rabu/
22-10-14
01.00
05.00
08.00
09.00
11.00
- Mengobservasi
reaksi
ketidaknyamanan
nonverbal
dari
untuk
meningkatkan
Kamis/
23-10-14
01.00
06.00
09.00
11.00
17.00
VI.
EVALUASI
No
Hari/tanggal
Selasa/
28-10-14
Jam
13.00
Diagnosa
Keperawatan
Pre Operasi
Nyeri akut b.d agen
injuri biologis
(hemoroid
interna
grade III dan fistula
perianal)
EVALUASI (SOAP)
S:
- Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya berkurang saat melakukan nafas
dalam, terutama saat BAB
O:
- Ekspresi pasien terkontrol (terlihat biasa)
- Pengkajian Nyeri :
P: Benjolan pada anus dan daerah di atas anus
Q: Terasa nyut-nyutan
R: Hanya pada bagian yang terdapat benjolan
S: Skala nyeri 3 (saat biasa) (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
- Tanda-tanda vital :
TD
: 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,4 oC
RR
: 18x/menit
A : Masalah nyeri teratasi
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
1. Melaporkan nyeri
4
3
v
2. Ekspresi kesakitan
4
3
v
3. Mampu mengenali nyeri (skala, 5
4
v
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
No
Indikator
Paraf
P : Intervensi dihentikan
Ansietas b.d Resiko
infeksi
b.d
perubahan
dalam
status
kesehatan
(rencana
pembedahan)
S:
- Pasien mengatakan cemas berkurang dan mengatakan sudah siap lahir
batin untuk dioperasi
O:
- Pasien terlihat lebih tenang dan sesekali menggunakan teknik nafas dalam
A : Masalah ansietas teratasi
No
Indikator
1.
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
dan
5
4
v
Mampu
mengidentifikasi
mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
3. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
P : Intervensi dihentikan
22.00
Post Operasi
Nyeri b.d agen injuri
fisik (luka insisi
pasca pembedahan)
S:
- Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat luka operasi
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak lemah, berkeringat
- Pengkajian Nyeri :
P: Luka operasi
Q: Terasa nyut-nyutan, perih
R: Anus dan perianal
S: Skala nyeri 7 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul,
Bertambah pada saat berada pada satu posisi teralu lama (terlentang)
- Tanda-tanda vital :
TD
: 150/100 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Suhu : 37 oC
RR
: 20x/menit
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
No
1.
2.
3.
4.
5.
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri
3
3
v
Ekspresi kesakitan
4
3
v
Mampu mengenali nyeri (skala, 5
4
v
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Tanda-tanda vital dalam rentang 4
4
v
normal
Mampu mengontrol nyeri (tahu 4
3
v
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Indikator
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik
Resiko konstipasi b.d S :
obstruksi
pasca - Pasien mengatakan belum bisa BAB sejak operasi, padahal memiliki
keinginan untuk BAB, mulas.
pembedahan
O:
- Pasien belum BAB sejak operasi
- Bising usus : 2x/menit
- Pasien terlihat lemas
A : Masalah resiko konstipasi belum teratasi
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
1. Mempertahankan bentuk feses lunak
3
3
v
setiap 1-3 hari
2. Bebas dari ketidaknya-manan dan
3
3
v
konstipasi
3. Mengidentifikasi indi-kator untuk
3
3
v
mencegah konstipasi
No
Indikator
P : Lanjutkan intervensi :
- Lepas tampon dan perawatan luka
- Monitor tanda dan gejala konstipasi
- Monitor bising usus
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan
- Anjurkan konsumsi makanan tinggi serat
2.
Rabu/
29-10-14
17.00
S:
- Pasien mengatakan nyeri pada pantatnya akibat luka operasi
- Pasien mengatakan lebih tenang dan nyerinya berkurang. Tidak terlihat
adanya reaksi alergi (tidak terdapat gatal-gatal atau kemerahan pada kulit)
O:
- Pasien masih terlihat meringis setiap menggeser badan atau miring kiri
dan kanan
- Pengkajian Nyeri :
P: Luka bekas operasi
Q: Nyut-nyutan berkurang
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi (anus dan perianal)
S: Skala nyeri 6 (skala 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul, berku-rang apabila pasien dalam
keadaan diam (tidak bergerak)
- Tanda-tanda vital :
- TD
: 150/100 mmHg
Nadi : 92 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
RR
: 20x/menit
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
No
1.
Indikator
Melaporkan nyeri
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
3
3
v
2. Ekspresi kesakitan
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Tanda-tanda vital dalam rentang
normal
5. Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
6. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
4
5
3
4
v
v
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan/mobilisasi dini sesuai
kemampuan
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik
Resiko konstipasi b.d S :
obstruksi
pasca - Pasien mengatakan masih tidak bisa BAB namun sudah bisa flatus
pembedahan
O:
- Tampon post operasi telah dilepas
- Pasien belum BAB sejak operasi
- Abdomen tidak distensi namun teraba massa abdomen.
- Bising usus : 3x/menit
Kamis/
30-10-14
17.00
S:
- Pasien mengatakan masih terasa nyeri sedikit pada luka bekas operasinya.
- Pasien mengatakan nyeri menjadi lebih ringan setelah melakukan nafas
dalam.
O:
- Pasien sudah bisa tertawa dan berkomunikasi dengan santai, sudah tidak
terlihat meringis
- Pengkajian Nyeri :
P: Luka bekas operasi
Q: Nyut-nyutan berkurang
R: Hanya pada bagian luka bekas operasi (anus da perianal)
S: Skala nyeri 4 (skala 0-10)
6.
Saat
Tujuan
Awal
ini
1 2 3 4 5
Melaporkan nyeri
4
3
v
Ekspresi kesakitan
5
3
v
Mampu mengenali nyeri (skala, 5
4
v
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Tanda-tanda vital dalam rentang 4
3
v
normal
Mampu mengontrol nyeri (tahu 5
3
v
penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang 5
3
v
dengan menggunakan manajemen
nyeri
Indikator
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Kolaborasikan pemberian obat: Analgesik