You are on page 1of 6

29

Dielektrika, ISSN 2086-9487


Vol. 1, No. 1 : 29 - 34, Agustus 2010

Pemodelan Matematika Aktifitas Listrik Sel Jantung


Pada Pembangkitan Sinyal Elektrocardiogram (ECG)
Mathematical modeling of electrical activity of cardiac
cells in the generation Electrocardiogram (ECG)
Ni Made Seniari

ABSTRAK
Fenomena listrik dan magnetik pada jaringan hidup khususnya pada anatomi mahluk
hidup dapat membangkitkan sinyal bila dideteksi secara listrik. Pada sel jantung manusia,
pristiwa polarisasi dan depolarisasi yang membangkitkan sinyal listrik dapat dimodelkan secara
matemtika
Dalam makalah ini disampaikan hasil setudi literatur yang mengungkap pemodelan
matematika aktifitas sel jantung yang mengalami depolarisasi dan repolarisasi sehingga
menghasilkan sinyal listrik. Kombinasi antara teknik, fisik, dan biologi yang selanjutnya dianalisa
dengan hukum Ohm dan persamaan Maxwell untuk mendeteksi sinyal yang dibangkitkan oleh
jantung. Sinyal tersebut digunakan untuk diagnosa awal penyelidikan kondisi jantung seseorang
dengan menggunakan electro cardiogram (ECG).
Dengan memakai hukum Ohm, persamaan Maxwell dan prinsip resiprositas, maka akan
didapat formasi sinyal ECG.
Kata kunci: Hukum Ohm, Persamaan Maxwell, Resiproksitas, Sinyal ECG.
ABSTRACT
Electric and magnetic phenomena in living tissues, especially in the anatomy of living
creatures can generate an electrical signal when detected. In the human heart cells,
pristiwa polarization and depolarization that generates electrical signals can be modeled
mathematically
In this paper presented the results of the literature reveals setudi mathematical modeling
activity in cells that experienced cardiac depolarization and repolarization resulting in electrical
signals. The combination of technical, physical, and biological subsequently analyzed with Ohm's
law and Maxwell's equations to detect signals generated by the heart. Signals are used for early
diagnosis of heart conditions a person investigation using electro cardiogram (ECG).
Using Ohm's law, Maxwell's equations and the principle of reciprocity, then the
formation will be obtained ECG signal.
Keywords: Ohm's Law, Maxwell's Equations, Resiproksitas, ECG Signal.

PENDAHULUAN
Jantung dalam tubuh mahluk hidup
berfungsi untuk memompa darah sehingga
darah mampu terdistribusi ke seluruh tubuh.
Hal inini disebabkan karena jantung memiliki
sistem konduksi yaitu otot sinus node yang
terdiri dari sel-sel khusus yang dapat menghasilkan sinyal dan merangsang dirinya
sendiri (Hurst JW, 1990).
Dalam ilmu kedokteran pendeteksian
sinyal atau detak jantung seseorang dengan
mengguna-kan electro cardiogram (ECG)
1
1

bukanlah hal yang asing. Tetapi yang menjadi


analisis kita adalah bagaimana sinyal yang
dihasilkan oleh detak jantung
seseorang
dapat dideteksi dengan peralatan ECG dan
dari sinyal yang terukur dapat ditentukan
jantung normal atau tidak normal Dengan
memakai hukum Ohm, persamaann Maxwell
yang menghubungkan
medan listrik dan
medan magnet yang berubah waktu dan
prinsip resiprositas maka pengukuran dapat
dilakukan.

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, NTB


Seniari_nimade@yahoo.co.id

30

Dielektrika, 1 (1), Agustus 2010

Jantung tersusun dari otot jantung


yang isebut myocardium. Myocardium terdiri
dari 4 bilik yaitu atria kanan, atria kiri, ventrikel
kanan dan ventrikel kiri. Ventrikel kiri tanpa
dinding, tanpa sekat, dan dindingnya lebih
tebal dengan ventrikel kanan, karena berfungsi untuk memompa darah ke dalam
sistem sirkulasi. Atria dan ventrikel inilah yang
membentuk fungsi listrik yang selanjutnya
dapat dideteksi dengan peralatan elektronika
medik yaitu ECG. (Fozzard HA, 1991)

Sinus node (sinoatrial atau SA node)


terletak disebelah kanan atrium didepan vena
cava yang berisi sel-sel khusus, yang mampu
merangsang diri sendiri. Potensial aksinya
dengan laju 70/menit

Gmb 3. Aktifitas listrik dan mekanik sel otot


Jantung

Gambar.1.Anatomi jantung dan pembuluhnya

Di dalam sel otot jantung (myocyte),


aktifitas listriknya yaitu mengalirkan ion-ion
sodium dari dalam sel yang melintasi membran sel. Amplitudo aktifasi potensial 100
mV. Jantung memiliki phase plateau yaitu
suatu phasa dimana jantung mengalami depolarisasi kemudian repolarisasi, dengan
durasi impulse 300 ms. Saat ini aktivasi
listrik sel otot cardiak berkontraksi secara
mekanik.

Dari sinus node, aktivitas merambat


keluar melalui atria, dengan mengelilingi
antara atria dan ventrikel. Atrioventrikular
node (AV node) berada diantara atria dan
ventrikel.. dengan frekuensi intrinsik 50
pulsa/menit. Pada kondisi jantung normal, AV
node hanya konduktif dari atria ke ventrikel
melalui konduksi khusus melalui bundle of
His. AV node hanya dapat dirangsang
dengan pulsa yang merambat melaluinya.
Aktivasi dari sel ke sel dimulai dari aktivasi
dalam dinding ventrikular yang merambat
keluar dinding ventrikular.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi literatur
dari beberapa sumber pustaka yang memodelkan matematika antara aktifitas jantung
sebagai sumber pembangkit sinyal, dengan
metode-metode pengukuran yang berlandaskan pada hukum Ohm, persamaan Maxwell
dan prinsip reproksitas.
Bagian-bagian
jantung yang dideteksi oleh ECG untuk
menghasilkan suatu keluaran berupa grafik
PQRSTU.

Gambar.2 Elektrofisiologi sel otot jantung

PEMBAHASAN METODE PEMODELAN


MATEMATIKA
Aktivasi Arus Jaringan Jantung.
Aktivitas pada jantung dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah. Sinyal yang diterima
ECG adalah sinyal penjumlah total yang

Nimade Seniari.: Pemodelan Matmatika Aktifitas Listrik Sel Jantung pada Pembangkitan

terbentuk dari sinyal


yang berbeda-beda
pada masing-masing bagian jantung, seperti
gambar 4.
Dari sinyal yang didapat dapat dipetakan menjadi isocrounic surface. Gambar 5 A
dan B menunjukkan bagian dari jaringan
jantung melalui perambatan muka gelombang
depolarisasi (A). Grafik ini merupakan
penjumlahan vektor dari aktifitas sel jantung
dari berbagai titik pada jantung. (Williams PL,
Warwick R, 1989).

31

konduktor, dimana arus intraseluler dan arus


ekstraseluler mengalir secara linear.
Dengan menggunakan kondisi Ii + Io =
0, dan dari persamaan-persamaan :
Kondisi steady state:
Arus (I) dalam kasus stationary :

0,
t

yang dicapai pada kondisi steady state,


dengan mengaplikasikan arus step dari
t=
0 sampai t = . Response steady state
mengikuti hukum Ohm, sedang untuk
persamaan berubah waktu mengikuti hukum
Maxwell.

i
I i ri
x
0
I 0 r0 ..................................(1)
x
I i I o
......(2)
im

x
x
Dengan
I i = total arus longitudinal intra cellular

I o = total arus longitudinal extra cellular

Gambar. 4. Elektrofisiologi jantung


(Netter FH 1971)

Dari sinyal yang didapat dapat dipetakan menjadi isocrounic surface. Gambar 5.
A dan B menunjukkan bagian dari jaringan
jantung melalui perambatan muka gelombang
depolarisasi (A) dan repolarisasi (B). Ilustrasi
ini, muka gelombang bergerak dari kanan ke
kiri yang artinya bahwa titik aksis bergerak ke
kanan. (Fozzard HA, 1991).
Sifat penting jaringan jantung digunakan untuk menganalisa distribusi potensial
dan distribusi arus yang berkaitan dengan
perambatan gelombang yaitu :
a. Sel-sel terhubung pada jalur kecil berresistansi rendah, akibatnya arus mengalir
pada ruang intraseluler sel satu ke sel
berikutnya secara bebas,
b. Ruang antara sel-sel sangat sensitiv akibatnya: arus intraseluler dan ekstraseluler
dibatasi ke arah pararel terhadap perambatan muka gelombang datar.
Dari kedua kondisi tersebut, secara
eksak dapat diterapkan pada model inti

i =

potensial pada permukaan dalam mem-

o =

brane
potensial pada permukaan luar mem-

brane
Dari persamaan 1 diatas didapat Persamaan
3 berikut (Jaakko Malmivuo, 1995) :

i
I 0 ri
x

0
I 0 r0 ..3
x

Integralkan dari x = - sampai


memberikan hasil :
x

i ri I 0 dx

x = x

dan

Potensial membran:

0 r0 I 0 dx ......(4)

Vm i 0

dan dari

Persamaan 4 didapatkan :

Vm (ri r0 ) I 0 dx ......................(5)
Dari persamaan 5 kita dapatkan hubungan
yang penting untuk inti konduktor kondisi

ri
Vm .........................(6)
ri r0
r
0 0 Vm ...........................(7)
ri r0

linear :

32

Dielektrika, 1 (1), Agustus 2010

biasanya sangat
sempit kira-kira 1 mm.
Dengan mengaplikasikan Persamaan 6,

Tabel 1. Kejadian listrik pada jantung.

Gambar 5. Pembangkitan Elektrocardiogram

Gelombang Depolarisasi
Penelitian dilakukan dengan menerapkan persamaan 7 yaitu:

ri
Vm
ri r0

dalam gelombang merambat. Harga Vm(x)


bervariasi diperlihatkan gambar 5.C (garis
putus-putus), tegangan pada daerah aktivasi
sekitar + 40 mV, sementara tegangan pada
daerah resting -80 mV. Daerah transisi

menghasilkan potensial

ekstra seluler

(garis penuh) seperti ditunjukkan gambar 5C.


Pada gambar 5 perbandingan

ro
0,5
ro r1

dipilih sebagai dasar bukti percobaan untuk


perambatan sepanjang axis serat jantung.
Arus transmembran dapat dievaluasi dari

Nimade Seniari.: Pemodelan Matmatika Aktifitas Listrik Sel Jantung pada Pembangkitan

Vm(X) pada gambar 5C dengan menerapkan


persamaan kabel secara umum (Jaakko
Malmivuo, 1995) :

2Vm
(ri ro )im ....................(8)
x 2
Persamaan untuk arus transmembran :

im

1 2Vm
...............(9)
ri ro x 2

Arus ini terbatas pada zone depolarisasi,


seperti ditunjukkan pada gambar 5.A, garis
panah (centerline) sisi kanan menuju kearah
masuk (garis tebal) dan garis disisi kiri menuju
ke arah keluar (garis tipis).
Bagian arah kedalam menggambarkan influx
sodium, yang dipicu oleh permeabilitas yang
sangat besar. Arus yang mengalir keluar
merupakan arus rangkaian lokal yang menunjukkan depolarisasi jaringan resting dan
yang merambat ke arah kiri.
Pemeriksaan potensial ekstraselular
o
menunjukkan kondisi uniform, kecuali untuk
perubahan yang cepat melintasi muka
gelombang. Seperti perubahan positif ke
negatif.
Sehingga dapat kita simpulkan
bahwa untuk :
a. Depolarisasi (aktivasi) lapisan ganda dari
jaringan jantung kelihatan pada muka
gelombang dengan arah dipole pada arah
perambatan.
b. Lapisan ganda yang berada pada sisi
positif membatasi elektroda pencatat
menghasilkan sinyal positif, gambar 5.G.
Gelombang Repolarisasi
Repolarisasi terjadi dalam sel, setelah
depolarisasi. Permukaan isokronic dari sel repolarisasi mengalir dari epicardium ke endocardium yang memberikan gambaran, bahwa
repolarisasi merupakan perambatan gelombang dari epicardium ke endocardium. Pada
gambar 5.D, tegangan transmembran Vm(x)
menurun dari + 40 mV disisi kiri menjadi 80
Volt pada sisi kanan. Ketika sel mengalami
depolarisasi, sel-sel lainnya akan menutup
kemudian meng-hasilkan medan listrik.
Persamaan 7 dapat diterapkan, dalam
hal ini untuk menunjukkan bahwa potensial
ekstra-selular (o) mengalami kenaikan dari
minus menjadi positif. Dari kasus ini sumber
lapisan ganda diarahkan dari kiri ke kanan.
Arus transmembran Im dapat dievaluasi dengan menggunakan V Pada
gambar 5.B ditunjukkan garis panah dengan
arah keluar (garis tebal) dan garis sebelah kiri
kearah masuk (garis tipis). Bagian yang

33

keluar menggambarkan fluks potasium yang


disebabkan oleh permeabilitas potasium.
Aliran arus kedalam ini merupakan arus
rangkain lokal, dan menghasilkan sinyal
negatif. Durasi aksi Otot jantung pada epicardium lebih pendek dari endocardium, sehingga fase pemulihan muncul dari epicardium keendocardium. Akibatnya, dipole recorvery/pemulihan pada arah yang sama
berperan sebagai dipole aktivasi.
Dipole recovery (yang didapat) dan dipole
aktivasi dalam arah yang sama dapat menjelaskan penelitian bersama bahwa sinyal
ECG aktivasi dan recovery normal memiliki
polaritas yang samam(x).(Hurst JW, 1990)
KESIMPULAN :
1. Mekanisme aktivitas listrik di dalam otot
jantung ( myocyte) yaitu aliran ion-ion
sodium dari dalam sel melintasi membran
sel.
2. Mekanisme kerja otot jantung berfungsi
untuk memompa darah akibat aliran
sodium melintasi membran sel.
3. Sistem konduksi jantung ada dua :
a. Sinus Node / sinoatrial / SA Node :
memiliki kemampuan merangsang diri
sendiri.
b. Atrioventrikular node (A.V. Node) hanya
dapat dirangsang oleh pulsa yang
merambat melaluinya.
4. Distribusi potensial dan distribusi arus yang
berkaitan dengan gelombang dianalisa dari
sifat-sifat penting arus, antara lain :
a. Sel-sel terhubung pada jalur kecil berresistansi rendah, akibatnya, arus mengalir pada ruang intraseluler sel satu
ke sel berikutnya secara bebas.
b. Ruang antara sel-sel sangat sensitive
(lebih kecil 25 % dari volume total),
akibatnya: arus intraseluler dan ekstraseluler dibatasi ke arah pararel terhadap perambatan muka gelombang
datar.
Dari kedua kondisi tersebut, secara
eksak dapat diterapkan pada model inti
konduktor, dimana arus intraseluler dan
ekstraseluler mengalir secara linear.
5. Gambar gelombang PQRSTU adalah
gambar sinyal detak jantung sehat bila
sensor-sensor
elektroda
ditempatkan
seperti Gambar 4.
Catatan :
- Resiprositas adalah
pengukuran secara
bersamaan fenomena-fenomena
jantung
yaitu dengan mendeteksi distribusi signal

34

Dielektrika, 1 (1), Agustus 2010

bioelektrik, distribusi energi dalam stimulasi


elektrik dan distribusi impedansi elektrik.
- Depolarisasi ialah ion-ion potasium memasuki sel melalui membrane
- Repolarisasi adalah peristiwa dimana ionion potasium keluar dari sel melalui membrane.
DAFTAR RUJUKAN
Fozzard HA, Haber E, Jennings RB, Katz AM,
Morgan HI (eds) (1991), The Heart and
Cardiovascular System,Raven Press,
New York.
Hurst JW, (1990) The Heart : Arteries and
th
Veins, 7 , Mc. Graw-Hill, New York.
Jaakko Malmivuo, Robert Plonsey, 1995,
Bio-electromagnetism,Oxford University
Press, New York.
Netter FH (1971), Heart, Vol. 5, The Cib a
Collection of Medical Illustration, Ciba
Phrmaceutical companya , Summit, NJ.
Williams PL, Warwick R (1989), Grays Anatomy,Churchill Livingstone, Edinburgh.

You might also like