You are on page 1of 21

A.

Judul

: Hidrolisis Etil Asetat Dalam Suasana Asam


Lemah dan Asam Kuat
B. Hari/tanggal Percobaan
: Jumat, 28 Maret 2014
C. Tujuan Percobaan
: Menentukan orde reaksi dan hidrolisis etil
asetat dalam suasana asam lemah dan asam kuat.
D. Dasar Teori
:
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3.
Senyawa

ini

merupakan ester dari

etanol dan asam

asetat.

Senyawa

ini

berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat
EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat
diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.
Sifat kimia dan fisika
Etil asetat adalah pelarut polar menengah

yang volatil (mudah menguap),

tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen
yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang
bersifat asam (yaitu

hidrogen

elektronegatif seperti flor, oksigen,

yang

terikat

dan nitrogen.

Etil

pada

atom

asetat

dapat

melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar.
Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
Sintesis
Etil

asetat

disintesis

melalui

reaksi esterifikasi

Fischer dari asam

asetat dan etanol dan hasilnya beraroma jeruk (perisa sintesis), biasanya dalam
sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.
CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOCH2CH3 + H2O
Reaksi di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu
kesetimbangan kimia. Karena itu, rasio hasil dari reaksi di atas menjadi rendah jika air
yang terbentuk tidak dipisahkan. Di laboratorium, produk etil asetat yang terbentuk
dapat dipisahkan dari air dengan menggunakan aparatus Dean-Stark.

Reaksi

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 1

Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam
asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.
Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan basa kuat
dengan proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan
etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol:
CH3CO2C2H5 + NaOH C2H5OH + CH3CO2Na
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekulair (H2O) menjadi kation
hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH) melalui suatu proses kimia. Proses ini
biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Hidrolosis tidak berbeda
dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua senyawa baru.
Etil asetat adalah senyawa organik yang merupakan ester dari etanol dan asam
asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini
sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil
asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.

Struktur Etil Asetat


Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam
asetat dan etanol kembali. Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.
Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan basa kuat dengan
proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol
dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol:
CH3COOC2H5 + H2O
CH3COOH + NaOH

C2H5OH + CH3COOH
C2H5OH + CH3COONa

ASAM ASETAT
a. Keasaman
HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 2

Atom hidrogen (H) pada guguskarboksil (COOH) dalam asam karboksilat seperti
asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam.
Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya
adalah asetat (CH3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan
konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

b. Dimer siklis

Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat
berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga
dapat dideteksi pada uapbersuhu 120 C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam
pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni Dimer
dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer
tersebut diperkirakan 65.066.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154157 J mol1 K1.
Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
c. Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan
etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar seperi garamanorganik dan gula maupun senyawa nonpolar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur
dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan
heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya
digunakan secara luas dalam industri kimia.
d. Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan
seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam
asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok.
Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka.

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 3

Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah
kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk
lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam
asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.
Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan
garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi
dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi
dengan garam karbonat atau bikarbonat.
Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol
melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau
anhidrida asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui
kondensasi dua molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui
reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 C, asam asetat
terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air.
PENENTUAN ORDE REAKSI
Dalam menentukan orde reaksi suatu reaksi, digunakan beberapa cara, diantaranya
yaitu dengan metode integral grafik dan metode integral non grafik.
1. Metode Integral Grafik
Orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara membuat grafik dari data
eksperimen.
Untuk Orde 2 berlaku:
k t ln

a
ax

diubahmenjadi

dan grafik
1 yang dihasilkan:

= = k.t

Slop=tg
=k

(a x)

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 4

1
a

2. Metode Integral Non Grafik


Untuk orde 2:

dx
k (a x) 2
dt

-d(a-x)

dx
k dt
(a x) 2

= k dt

(a-x)
1 = k.t + C
(a-x)
Ketika t=0
x=0
1
= k.0 + C
(a-0)
1
=C
a
Sehingga persamaannya menjadi :
1 = k.t + 1
(a-x)
a
kt =
x
(a-x)
2

k.t =

E. Alat dan Bahan


:
F. Alur Percobaan
:
1. Hidrolisis Etil asetat dalam suasana asam lemah
0,5 M 50 mL + 45 mL
aquades
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan label A
Ditempatkan dalam suhu ruang selama 15 menit
Campuran larutan
20 mL
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan label B
HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 5

Ditempatkan dalam suhu ruang selama 15 menit


Larutan

5 mL
Diambil dari erlenmeyer B
Dimasukkan dalam erlemeyer A
Diaduk
Campuran larutan
Dibiarkan selama 5 menit

10 mL larutan dari praktikum


sebelumnya
Dimasukkan dalam erlenmeyer C yang berisi 50
mL aquades (erlemeyer C sebelumnya telah
diletakkan dalam pendingin es)
Dititrasi dengan
Diulangi langkah diatas dengan selang waktu (10,
20, 30, 50, 100) menit
Larutan sisa di erlenmeyer A dibiarkan beberapa
hari untuk dititrasi guna penentuan titik akhir

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 6

proses hidrolisis

Volume

2. Hidrolisis Etil asetat dalam suasana asam kuat


0,5 M 50 mL + 45 mL
aquades
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan label A
Ditempatkan dalam suhu ruang selama 15 menit
Campuran larutan

20 mL
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan label B
Ditempatkan dalam suhu ruang selama 15 menit
Larutan

5 mL
Diambil
dari erlenmeyer B
10 mL larutan dari
praktikum
sebelumnya
Dimasukkan dalam erlemeyer A
Dimasukkan dalam erlenmeyer C yang berisi 50
Diaduk
mL aquades (erlemeyer C sebelumnya telah
Campuran larutan
diletakkan
Dibiarkan dalam
selamapendingin
5 menit es)
Dititrasi dengan
Diulangi langkah diatas dengan selang waktu (10,
20, 30, 50, 100) menit
Larutan sisa di erlenmeyer A dibiarkan beberapa
hari untuk
dititrasiASAM
guna penentuan
akhirKUAT Page 7
HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM
SUASANA
LEMAH &titik
ASAM
proses hidrolisis
Volume

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 8

G. Hasil Pengamatan

Prosedur Percobaan
Hidrolisis Etil asetat dalam suasana

Hasil Pengamatan
Sebelum

asam lemah

CH3COOH(aq) +
NaOH(aq)
CH3COONa(aq) + H2O(aq)

Sesudah

Reaksi hidrolisis etil asetat


suasana asam lemah berorde 2

dengan label A
Ditempatkan dalam suhu ruang selama

20 mL
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) C2H5OH(aq)


+ CH3COOH(aq)

Aquades : larutan tidak berwarna


Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

15 menit
Campuran larutan

: larutan tidak
berwarna
- Ditempatkan suhu ruang selama 15
mebit : larutan tidak berwarna

dengan label B

Sebelum
Ditempatkan dalam suhu ruang selama

: larutan tidak berwarna

15 menit
Larutan
5 mL

Aquades : larutan tidak berwarna

Diambil dari erlenmeyer B


Dimasukkan dalam erlemeyer A
Diaduk
Campuran larutan
Dibiarkan selama 5 menit

Kesimpulan

CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq)


: larutan tidak berwarna

0,5 M 50 mL + 45 mL aquades

Dugaan/Reaksi

Sesudah
: larutan tidak berwarna
- Ditempatkan suhu ruang selama 15

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 9

dalam

Orde reaksi hidrolisis etil asetat dalam


suasana asam lemah adalah orde 2.

menit : larutan tidak berwarna


10 mL larutan dari praktikum
sebelumnya

Sebelum

Dimasukkan dalam erlenmeyer C yang

: larutan tidak berwarna

berisi 50 mL aquades (erlemeyer C


sebelumnya telah diletakkan dalam

pendingin es)
Dititrasi dengan

larutan tidak berwarna

Diulangi langkah diatas dengan selang


waktu (10, 20, 30, 50, 100) menit

Sesudah
:

Larutan sisa di erlenmeyer A dibiarkan


beberapa hari untuk dititrasi guna
penentuan titik akhir proses
hidrolisis
Volume

larutan tidak berwarna


- Dibiarkan 5 menit, larutan tidak
berwarna
Sebelum
campuran dari praktikum sebelumnya :
larutan tidak berwarna
: larutan tidak berwarna
Sesudah
Air aquades dingin +
+

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 10

indikator PP : larutan tidak berwarna


Dititrasi dengan

: larutan

berwarna merah muda pucat


Volume

yang digunakan untuk

titrasi

Hidrolisis Etil asetat dalam suasana


asam kuat
0,5 M 50 mL + 45 mL aquades

Sebelum

: larutan tidak berwarna

Aquades : larutan tidak berwarna


Sesudah

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


dengan label A
20 mL
Ditempatkan dalam suhu ruang selama
Dimasukkan
15 menit ke dalam erlenmeyer
Campuran
larutan
dengan label
B

HCl(aq) + H2O(l) HCl(aq)


CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) C2H5OH(aq)
+ CH3COOH(aq)

: larutan tidak

CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
berwarna Ditempatkan suhu ruang
CH3COONa(aq) + H2O(aq)
selama 15 mebit : larutan tidak berwarna
Sebelum
berwarna

: larutan tidak
Aquades

larutan

Reaksi hidrolisis etil asetat


suasana asam kuat berorde 2

tidak

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 11
Ditempatkan dalam suhu ruang selama
15 menit
Larutan

dalam

Orde reaksi hidrolisis etil asetat dalam


suasana asam kuat adalah orde 1.

berwarna
Sesudah

: larutan tidak

berwarna Ditempatkan suhu ruang


selama 15 menit : larutan tidak berwarna
Sebelum

: larutan tidak

berwarna
Sesudah

larutan tidak berwarna Dibiarkan 5


menit, larutan tidak berwarna
5 mL
Diambil dari erlenmeyer B
10
mL larutan dalam
dari praktikum
Dimasukkan
erlemeyer A
sebelumnya
Diaduk
Dimasukkan dalam erlenmeyer C yang
Campuran larutan
Dibiarkan
5 menit
berisi 50 selama
mL aquades
(erlemeyer C
sebelumnya telah diletakkan dalam
pendingin es)
Dititrasi dengan

Sebelum campuran dari praktikum


sebelumnya : larutan tidak berwarna
: larutan tidak berwarna
Sesudah

Air

aquades

dingin

+
+

indikator PP : larutan tidak berwarna


Dititrasi

dengan

larutan

berwarna merah muda pucat Volume


yang digunakan untuk titrasi

Diulangi langkah diatas dengan selang


waktu (10, 20, 30, 50, 100) menit
Larutan sisa di erlenmeyer A dibiarkan
beberapa hari untuk dititrasi guna
HIDROLISIS
ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 12
penentuan titik akhir proses
hidrolisis
Volume

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 13

H. Analisis/Pembahasan
:
Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah
Hidrolisis Etil Asetat pada suasana Asam Lemah Pada praktikum hidrolisis etil
asetat dalam suasana asam lemah bertujuan untuk menentukan orde reaksi dari
hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah (CH 3COOH). Langkah pertama yang
dilakukan adalah dengan memasukkan 50 mL asam asetat 0,5 M, yang berupa larutan
jernih tak berwarna dan 45 mL akuades, yang berupa larutan jernih tak berwarna ke
dalam Erlenmeyer A, yang tidak menghasilkan perubahan fisik secara signifikan,
yaitu tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Asam asetat akan memberikan suasana
asam lemah dalam hidrolisis etil asetat sedangkan etil asetat jika direaksikan dengan
air akan terjadi proses hidrolisis, garam akan terurai oleh air menghasilkan larutan
yang bersifat asam atau basa. Reaksi yang terjadi adalah:

Setelah itu diletakkan pada suhu kamar selama 15 menit. Setelah 15 menit,
ambil 5 mL etil asetat dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer A (larutan campuran A).
Menyiapkan Erlenmeyer C yang berisi aquades yang sebelumnya telah diletakkan
dalam pendingin es. Reaksinya ditunjukkan sebagai berikut :
Tujuan diletakkan dalam pendingin es adalah untuk memperlambat terjadinya
reaksi. Memasukkan 10 mL campuran A ke dalam Erlenmeyer C. Kemudian
menambahkan indicator PP, sebagai indikator. Langkah selanjutnya yaitu dititrasi
dengan larutan NaOH dengan waktu pencampuran 5, 10, 20, 30, 50 dan 100 menit.
Reaksinya ditunjukkan sebagai berikut :
Dari hasil titrasi diperoleh volume NaOH yang digunakan dalam titrasi yait
sebagai berikut:

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 14

Dari data tersebut maka dapat diperoleh mmol etil asetat yaitu sebesar 1 mmol
ekivalen dan mmol ekivalen CH3COOH sebagai katalis yaitu 2,5 mmol ekivalen. Dari
hasil tersebut maka dapat diperoleh volume minimum NaOH dan Volume maksimum
NaOH yaitu berturut-turut sebesar 12,5 mL dan 17,5 mL. Dari perhitungan tersebut,
kemudian dapat digunakan dalam perhitungan orde reaksi baik itu dengan metode
grafik maupun non grafik, untuk metode grafik bisa dilihat nilai regresinya yang
paling mendekati 1. Dengan x adalah volume NaOH dan a adalah mmol etil asetat
pada t = . Untuk metode grafik
Pada orde 1
t
(menit)

V NaOH
(mL)

a-x

In (a-x)

k orde 1

21

1,7

-0,7

0,3567

0,0713

10

20,5

1,6

-0,6

0,5108

0,0511

20

20,7

1,64

-0,64

0,4463

0,0223

30

20,6

1,62

-0,62

0,4780

0,0159

50

21,1

1,72

-0,72

0,3285

0,0066

100

20,5

1,6

-0,6

0,5108

0,0511

t
(menit)

V NaOH
(mL)

a-x

1/a-x

k orde 2

21

1,7

-0,7

-1,4286

0,4857

10

20,5

1,6

-0,6

-1,6667

0,2667

20

20,7

1,64

-0,64

-1,5625

0,1281

30

20,6

1,62

-0,62

-1,6130

0,0871

50

21,1

1,72

-0,72

-1,3889

0,0478

100

20,5

1,6

-0,6

-1,6667

0,2667

Pada orde 2

Pada orde-orde tersebut diperoleh regresi yang mendekati satu adalah pada orde
2. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 15

dengan metode grafik berorde 2 yaitu dengan nilai regresi sebesar R=0,0644.
Dengan dibuktikan grafik sebagai berikut:

Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Kuat


Hidrolisis Etil Asetat pada suasana Asam Kuat Pada praktikum hidrolisis etil
asetat dalam suasana asam kuat bertujuan untuk menentukan orde reaksi dari
hidrolisis etil asetat dalam suasana asam kuat, asam kuat yang digunakan dalam
percobaan kali ini adalah HCl 0,5 M. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan
memasukkan 50 mL HCl 0,5 M, yang berupa larutan jernih tak berwarna dan 45 mL
akuades, yang berupa larutan jernih tak berwarna ke dalam Erlenmeyer A, yang tidak
menghasilkan perubahan fisik secara signifikan, yaitu tetap berupa larutan jernih tak
berwarna. Reaksi yang terjadi adalah:
HCl(aq) + H2O(l) HCl(aq)

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 16

HCl akan memberikan suasana asam kuat dalam hidrolisis etil asetat sedangkan
etil asetat jika direaksikan dengan air akan terjadi proses hidrolisis, garam akan terurai
oleh air menghasilkan larutan yang bersifat asam atau basa.
Setelah itu diletakkan dalam suhu ruang selama 15 menit. Pada Erlenmeyer B
dimasukkan etil asetat dan diletakkan dalam suhu ruang selama 15 menit. Kemudian
mengambil 5 mL etil asetat pada Erlenmeyer B dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
A (larutan campuran A). kemudian menyiapkan Erlenmeyer C yang berisi aquades
dan sudah dimasukkan ke dalam pendingin. Pendinginan ini bertujuan untuk
memperlambat terjadinya reaksi/proses hidrolisis. Selanjutnya memasukkan 10 mL
campuran A ke dalam Erlenmeyer C yang telah diletakkan dalam pendingin es. Reaksi
yang terjadi adalah:
CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) C2H5OH(aq) + CH3COOH(aq)
Kemudian menambahkan indicator PP, sebagai indikator. Langkah selanjutnya
yaitu dititrasi dengan larutan NaOH dengan waktu pencampuran 5, 10, 20, 30, 50 dan
100 menit. Reaksinya ditunjukkan sebagai berikut :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(aq)
Dari hasil titrasi diperoleh volume NaOH yang digunakan dalam titrasi yait
sebagai berikut:

Dari data tersebut maka dapat diperoleh mmol etil asetat yaitu sebesar 1 mmol
ekivalen dan mmol ekivalen CH3COOH sebagai katalis yaitu 2,5 mmol ekivalen. Dari
hasil tersebut maka dapat diperoleh volume minimum NaOH dan Volume maksimum
NaOH yaitu berturut-turut sebesar 12,5 mL dan 17,5 mL. Dari perhitungan tersebut,
kemudian dapat digunakan dalam perhitungan orde reaksi baik itu dengan metode
grafik maupun non grafik, untuk metode grafik bisa dilihat nilai regresinya yang
HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 17

paling mendekati 1. Dengan x adalah volume NaOH dan a adalah mmol etil asetat.
Untuk metode grafik
Pada orde 1
t
(menit)

V NaOH
(mL)

a-x

In (a-x)

k orde 1

16,3

0,76

0,24

-1,4271

0,2854

10

16,5

0,80

0,20

-1,6094

0,1609

20

16,8

0,86

0,14

-1,9661

0,0983

30

16,9

0,88

0,12

-2,1202

0,0707

50

17,0

0,90

0,10

-2,3026

100

17,0

0,90

0,10

-2,3026

t
(menit)

V NaOH
(mL)

a-x

1/a-x

k orde 2

16,3

0,76

0,24

4,1667

0,6333

10

16,5

0,80

0,20

5,0000

0,4000

20

16,8

0,86

0,14

7,1429

0,3071

30

16,9

0,88

0,12

8,3333

0,2444

50

17,0

0,90

0,10

10,0000

100

17,0

0,90

0,10

10,0000

0,0461
0,0461

Pada orde 2

0,1800
0,0900

Pada orde-orde tersebut diperoleh regresi yang mendekati satu adalah pada orde
1. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidrolisis etil asetat dalam suasana asam kuat
dengan metode grafik berorde 1 yaitu dengan nilai regresi sebesar R=0,6339.
Dengan dibuktikan grafik sebagai berikut:

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 18

I. Kesimpulan:
1. Orde reaksi untuk hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah adalah orde 2.
2. Orde reaksi untuk hidrolisis etil asetat dalam suasana asam kuat adalah orde 1.
J. Jawaban Pertanyaan:
1. Jika dilihat dari hasil percobaan apa yang membedakan antara percobaan 3A dan
percobaan 3B? Berikan penjelasan dan kaitkan dengan kajian pustaka anda!
Jawab :
Yang membedakan antara hidrolisis etil asetat dalam suasana asam lemah dan
asam kuat adalah volume NaOH yang dibutuhkan dalam suasana asam lemah
lebih sedikit dari pada volume NaOH yang dibutuhkan dalam susana asam kuat.
Hal ini dikarenakan dalam suasana asam kuat, H+ yang dikeluarkan lebih banyak
dari pada H+

dalam suasana asam lemah sehingga untuk menetralkannnya

dibutuhkan volume NaOH yang lebih banyak dalam suasana asam kuat.
K. Daftar Pustaka:

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 19

Anonim A. 2012. Asam Asetat. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat (diakses


pada tanggal 29 Maret 2014 pukul 07:46)
Anonim B. 2012. Hidrolisis. http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisis (diakses pada
tanggal 29 Maret 2014 pukul 08:50)
Anonim C. 2012. Etil Asetat. http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat (diakses pada
tanggal 29 Maret 2014 pukul 09:00)
Endah, Soepi dan Suyono.1990.Kinetika Kimia.Surabaya: University Press IKIP
Surabaya

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 20

LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran II

Larutan

aquades

Larutan

aquades + etil

Titrasi dengan

asetat

Hasil titrasi setelah larutan didiamkan selama 5, 10, 20, 30, 50 dan 100 menit

HIDROLISIS ETIL ASETAT DALAM SUASANA ASAM LEMAH & ASAM KUAT Page 21

You might also like