Professional Documents
Culture Documents
III.1.2.
Tujuan Percobaan
a. Memperkenalkan langkah-langkah analisi obat dan atau metabolitnya dalam
cuplikan urin.
b. Melakukan analisis vitamin B1 dalam urin.
c. Memahai proses ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eliminasi)
vitamin B1.
d. Mengetahui nilai parameter farmakokinetik vitamin B1.
Sifat-sifat Tiamin
Tiamin larut dalam alkohol 70 % dan air, dapat rusak oleh panas, terutama dengan
adanya alkali. Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100o C selama beberapa jam.
Kelembaban akan mempercepat kerusakannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada
makanan segar, tiamin kurang stabil terhadap panas jika dibandingkan dengan makanan
kering (Imbang, 2010).
Fungsi Tiamin
Tiamin diperlukan dalam metabolisme semua spesies hewan dan tumbuhtumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, tiamin dapat dibuat sendiri, begitu pula
halnya pada beberapa tumbuhan tingkat rendah. Pada semua hewan, tiamin diperoleh dari
makanannya, kecuali bila zat tersebut disintesis oleh mikroorganisme di dalam traktus
digestivus (saluran pencernaan) hewan ruminansia (Imbang, 2010).
Fungsi metabolik tiamin antara lain pada reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA,
rekasi oksidasi - keto glutarat dan reaksi transketolasi HMP (Heksosa Monofosfat).
Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP (thiamin pyrohosphat) oleh enzim
thiamin difosfotransferase, dimana reaksinya
sangat berkurang Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol, di
dalam yeast (Imbang, 2010).
Sumber Tiamin
Tiamin disintesis oleh bakteri di dalam alat pencernaan hewan ruminansia.
Bakteri mensintesis tiamin dalam caecum kuda, tetapi ternyata tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sumber- sumber tiamin antara lain tumbuhan bijibijian, kacang-kacangan, daging, ikan dan susu (Imbang, 2010).
Metabolisme Tiamin
Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke
dalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 5 mg tiamin per
hari. Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan
bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif.
Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine. Metabolit tiamin adalah 2-metil-4-amino-5pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat.
Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar
80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat
dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh, level
normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat
setelah terapi tiamin dan segera menurun hingga setengahnya ketika asupan tiamin
berkurang (Imbang, 2010).
Defisiensi Tiamin
Defisiensi tiamin akan menyebabkan gangguan saraf pusat, antara lain memori
berkurang atau hilang, nistagmus, optalmoplegia, dan ataksia. Gangguan juga terjadi pada
saraf tepi, berupa neropati perifer. Gangguan yang lain berupa kelemahan simetrik (badan
sangat lemah), kehilangan fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki. Timbul beri-beri
jantung, dengan gejala jantung membesar, aritma, hipertensi, odema, dan kegagalan
jantung (Imbang, 2010).
Normal asupan tiamin untuk orang dewasa adalah antara 1,0 1,5 mg/hari. Jika
makanan terlalu banyak mengandung karbohidrat, maka dibutuhkan lebih banyak tiamin.
Tanda-tanda defisiensi tiamin antara lain menurunnya nafsu makan, depresi mental
(Peripheral neurophaty) dan
pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai dengan
peningkatan intensitas. Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua
adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan
energi dasar dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar
pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer (Sutopo, 2006).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik
dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).
Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh
detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Sastrohamidjojo, 1992).
Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat
berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan.Akurasi menunjukkan kedekatan
nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu
diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui
seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang
diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi
yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika
diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya
dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan
sebanyak
sedangkan
kali.
Ilmu
spektrofotometri
yang
mempelajari
adalahpengukuran
interaksi
radiasi
kuantitatif
dari
dengan
materi
intensitas
radiasi
Beaker glass
Botol cokelat
Bulp
Gelas ukur
pipet tetes
Pipet Ukur
Spektrofotometer
Sentrifugator
Vial 10 ml
Aquadest
Urin probandus
Vitamin B1
Untuk menjaga aliran urin, subyek harus minum 200 ml air setelah
30 menit. Cuplikan ini digunakan sebagai blanko, catat volumenya.
2.
3.
4.
b.
1.
2.
Dilakukan duplo
Hasil Absorbansi
Kode sampel
Nilai Absorbansi
Blanko
0,000
3,222
3,222
3,301
2,137
1,536
1,347
b.
dt
Vu (ml)
Cu (g/ml)
Du (mg)
Du kum
Du-Du kum
109
1
2
3
4
5
6
1-1,5
1,5-2
2-2,5
2,5-3
3-3,5
3,5-4
Tmid
0.5
1.25
1.75
2.25
2.75
3.25
3.75
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
51
99
105
102
103
107
117.19
117.19
120.14
78.16
56.55
49.75
5.98
11.60
12.60
7.97
5.82
5.32
43.33
31.72
19.12
11.15
5.32
0.00
Ln (Du - Du kum)
1.787866903
2.45116112
2.534030092
2.075975542
1.762098912
c.
3
2.5
2
y = -0.7719x + 4.2468
R = 0.9885
1.5
Series1
Linear (Series1)
1
0.5
0
0
5.98
17.58
30.18
38.16
43.98
49.30
a = 4,2468
b = - 0,7719
r = 0,9885
K el = -b = 0,7719
T eliminasi = 0,897785 = 0,9 jam
d.
Kode
Sampel
Blanko
1
2
3
4
5
6
Interval
waktu (jam)
0-1
1-1,5
1,5-2
2-2,5
2,5-3
3-3,5
3,5-4
e.
dt
1
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
Vu
(ml)
109
51
99
105
102
103
107
Cu
(ug/ml)
117.19
117.19
120.14
78.16
56.55
49.75
Du/dt
(mg/jam)
11.960
23.200
25.200
15.940
11.640
10.640
T mid
(jam)
0.5
1.25
1.75
2.25
2.75
3.25
3.75
3.50
3.00
y = -0.7724x + 4.9408
R = 0.9886
2.50
2.00
Series1
1.50
Linear (Series1)
1.00
0.50
0.00
0
a = 4,9408
b = -0,7724
r = 0,9886
K el = -b = 0,7724
T eliminasi = 0,897204 = 0,9 jam
III.4.2. Perhitungan
Y
= 0,0278x - 0,0361
Ln Du/dt
2.48
3.14
3.23
2.77
2.45
2.36
Cu1
= 117,19 g/ml
Cu2
=
=
= 117,19 g/ml
Cu3
=
= 120,04 g/ml
Cu4
=
= 78,16 g/ml
Cu5
=
= 56,55 g/ml
Cu6
=
= 49,75 g/ml
III.4.3. Pembahasan
Pada praktikum ini akan dilakukan analisis vitamin B1 total dalam
cuplikan urin dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang
maksimum yang telah ditentukan terlebih dahulu pada praktikum sebelumnya
yaitu 245 nm. Praktikum dimulai dengan pengumpulan cuplikan urin yang
dilakukan oleh probandus yang telah mengonsumai vitamin B1 terlebih
dahulu. Cuplikan urin dikumpulkan selama waktu 6 jam. Selanjutnya,urin
yang terkumpul diukur volumenya. Volume yang terukur ini akan digunakan
untuk menghitung nilai Du dimana volume urin (Vu) akan dikalikan dengan
konsentrasinya (Cu). Urin kemudian dipipet 10 ml untuk disentrifuse selama 5
menit. Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan suspense yang jumlahnya
sedikit. Sentrifugasi yang cepat menghasilkan gaya sentrifual lebih besar
sehingga partikel tersuspensi mengendap di dasar tabung sentrifuse.
Selanjutnya didekantasi ataau dipipet sebanyak 1 ml pada lapisan atas dan
ditambahkan aquadest hingga 10 ml. larutan ini lah yang di ukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum vitamin B1 yaitu 245 nm.
Berdasarkan absorbansi yang terukur, dibuat grafik atau kurva
kalibrasi dengan menggunakan dua metode yaitu Metode ARE (Amount of
Remaining Drug To Be Excreted ) dan Metode Kecepatan Ekskresi Renal.
Dengan
III.5. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Menggunakan metode ARE, persamaan garisnya persamaan yaitu y = 0,7719x + 4,2468 dengan koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,9885 dan k
eliminasi 0,7719.
2.
3.
eliminasi 0,7724.
4.
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif dan
99,9% data memiliki hubungan linier.