Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek
Llewellyn- Jones, 1994).
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www.
Infomedika. htm, 2004).
Mioma uteri terbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos
jaringan fibrosus, sehingga mioma uteri dapat berkonsisten padat jika jaringan
ikatnya dominan dan berkonsentrasi lunak jika otot rahim yang dominan.
Mioma
uteri
biasa
juga
disebut
leiomioma
uteri,
fibroma
uteri,
khususnya
pada
kromosom
lengan.
Faktor-faktor
yang
uteri
dijumpai
setelah
menarke.
Seringkali
terdapat
4. Fungsi ovarium :
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan
mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah
kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis
GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat
mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma
mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap
reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi
reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like
growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah
mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih
banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting
pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan
karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah
menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini
kadang-kadang
berkembang
setelah
menopause
bahkan
setelah
terutama pada bagian tengah mioma. Mula mula terjadi degenerasi hyalin,
mungkin menjadi degenerasi kistik, atau kialsifikasi dapat terjadi kapanpun
oleh ahli ginekologi pada abad ke 19 disebut sebagai batu rahim. Pada
kehamilan, dapat terjadi komplikasi. dengan dikuti ekstravasasi darah
diseluruh tumor yang memberikan gambaran seperti daging sapi mentah.
Kurang dari 0,1% terjadi perubahan tumor menjadi sarkoma.
C. Simtomatologi
Gejala tergantung pada besar dan posisi mioma. Kebanyakan mioma
kecil dan beberapa yang besar tidak menimbulkan gejala dan hanya terdeteksi
pada pemeriksaan rutin. Jika mioma terletak subendometrium, mungkin
disertai minoragia. Jika perdarahan yang hebat menetap, pasien mungkin
mengalami anemia. Ketika uterus berkontraksi, dapat timbul nyeri kram.
Mioma subendometrium yang bertangkai dapat menyebabkan perdarahan
persisten dari uterus.
Dimanapun
posisinya
didalam
uterus,
mioma
besar
dapat
menyebabkan gejala penekanan pada panggul, disuria dan sering kencing serta
konstipasi atau nyeri punggung jika uterus yang membesar menekan rectum.
Mioma servic dapat menyebabkan nyeri panggul dan kesulitan melakukan
hubungan
seksual.
Mioma
fibrosa
dapat tidak
menunjukan
gejala/
2. Lapisan Uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi
tiga jenis yaitu :
Degenerasi kistik:
Berwarna putih
bendungan
darah
dalam
mioma,
warna
merah
(hemosiderosis/hemofusin).
Degenerasi Mukoid :
Penekanan saraf.
Torsi bertangkai.
Persalinan prematuritas.
berdasarkan
pada
kemungkinan
adanya
keganasan,
Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa
harus dikeluarkan.
10
Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi
persalinan, penanganan yang dilakukan :
-
F. Komplikasi
1) Perdarahan sampai terjadi anemia.
2) Torsi tangkai mioma dari :
a) Mioma uteri subserosa.
b) Mioma uteri submukosa.
3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4) Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.
11
G. Diagnosis
Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis
a. Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
b. Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air
besar.
c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
2. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
b. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan
tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.
c. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.
3. Gejala klinis
a. Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang
padat kenyal.
b. Adanya perdarahan abnormal.
c. Nyeri, terutama saat menstruasi.
d. Infertilitas dan abortus.
4. Pemeriksaan luar
a. Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan
tumor dapat terbatas atau bebas.
5. Pemeriksaan dalam.
a. Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat
terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
6. Pemeriksaan penunjang
a. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan
endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga
dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua
pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik
USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak
12
dapat
membedakannya
dengan
mioma
dan
konfirmasinya
13
ini,
progestin
dan
antipprogestin
dilaporkan
diperlambat
dengan
pemberian
progestin
dan
levonorgestrol intrauterin
2. Penanganan operatif, bila :
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
Pertumbuhan tumor cepat.
Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
Hipermenorea pada mioma submukosa.
Penekanan pada organ sekitarnya.
Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :
a) Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya
aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak
dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau
sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini
seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan
mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang
menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan
berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.
14
Kriteria
preoperasi
menurut
American
College
of
Obstetricians
b)
Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita
yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.
Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
c). Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus. Apabila wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat
hamil sekitar 30 50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah
dilakukan miomektomi harus dilanjutkan histerektomi.
Lama perawatan :
-
Masa pemulihan :
-
15
c) Penanganan Radioterapi
Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
menopause.
Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
16
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN MIOMA UTERI
1. Pengkajian.
Data subjektif :
-
Data objektif :
-
Ada benjolan pada perut bagian bawah yang padat, kenyal, permukaan
tumor rata serta adanya pergerakan tumor.
2. Diagnosa.
-
syaraf.
-
17
3. Perencanaan
a. Diangnosa
Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
pada organ dan syaraf viseral.
Tujuan
Intervensi
b. Diangnosa
Resiko terjadi anemi berhubungan dengan perdarahan abnormal yang
ditandai dengan perdarahan pervagina berlebihan, pasien lemah, sklera
pucat.
Tujuan
Intervensi
Kaji TTV.
c. Diagnosa
Gangguan pola eliminasi; disuria berhubungan dengan pembesaran uterus
yang menekan vesika urinaria.
Tujuan
18
Intervensi
d. Diagnosa
Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran
uterus yang menekan rektum.
Tujuan
Intervensi
e. Diangnosa.
Resiko terjadinya infertilitas berhubungan dengan penutupan saluran
indung telur.
Tujuan
Intervensi
19
f. Diagnosa
Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan adanya distorsi rongga
uterus.
Tujuan
Intervensi
4. Evaluasi.
Anemi dapat teratasi
Rasa nyeri berkurang
Pola eliminasiBAK
BAB teratasi
Infertilitas dapat dicegah
Abortus dapat dicegah.
20
DAFTAR PUSTAKA
21