Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Dhony Akbar
G 0001077
Firdaus Yamani
G 0001096
G 0002005
Auria Ekanti P
G 0002038
Pembimbing :
Dr. Docang T , Sp.OG (K)
Abstrak
Tujuan : Membahas penyebab fetal distress dari seorang G2P1A0, 39 tahun, UK=41+3
minggu pada secundi gravida hamil post date dengan riwayat infertilitas sekunder 10
tahun
Hasil : 1 kasus seorang G2P1A0, 39 tahun, UK=41+3 minggu pada secundi gravida
hamil post date dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun dilakukan terminasi
kehamilan dengan sectio secaria
Kata Kunci : Fetal distress, kehamilan post date, Infertilitas sekunder
BAB I
PENDAHULUAN
Fetal distress adalah adanya suatu kelainan pada fetus akibat gangguan
oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut
(kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta insufisiensi) (Bisher and
Mackay, 1986). Penyebab fetal distress antara lain dari faktor ibu, uterus plasenta tali
pusat, fetus.
Kehamilan postdate adalah kehamilan yang telah melewati hari perkiraan
kelahiran, yaitu 280 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. (Chrisdiono,
2004). Di kepustakaan lain disebutkan kehamilan postdate adalah kehamilan yang
berlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lain yang sering dipakai adalah
postmaturitas, kehamilan serotinus.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah kematian janin dalam rahim, akibat
insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta dan kematian neonatus yang tinggi .
Asfiksia adalah penyebab utama kematian dan morbiditas neonatus. (Sulaiman, dkk,
2005)
Infertilitas sekunder, yaitu keadaan
infertilitas
yang
dialami pasangan
suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah, tidak terjadi
kehamilan lagi walaupun bersenggama dan tanpa alat kontrasepsi selama kurang
lebih lima tahun. (Sudraji, 1999)
Pada kasus ini, indikasi dilakukan terminasi kehamilan secara sectio cesaria
yaitu indikasi janin karena telah didapatkan gawat janin intrauterin dengan ditambah
penyulit dari usia kehamilannya yang telah lewat waktu sehingga dapat menyebabkan
terjadinya asfiksia pada janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pertambahan berat badan dan uterus tidak bertambah besar. Uterus yang
lebih kecil daripada umur kehamilan yang diperkirakan memberi kesan
retardasi pertumbuhan intrauterin atau oligohidramnion. Riwayat dari satu
atau lebih faktor-faktor resiko tinggi, masalah-masalah obstetri, persalinan
prematur atau lahir mati dapat memberikan kesan suatu peningkatan
resiko gawat janin.
2). Faktor predisposisi
Faktor-faktor resiko tinggi meliputi penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu, anemia, dan
lain-lain.
3). Data diagnostik tambahan
Pemantauan denyut jantung janin menyingkirkan gawat janin
sepenjang (a) denyut jantung dalam batas normal (b) akselerasi sesuai
dengan gerakan janin (c) tidak ada deselerasi lanjut dengan adanya
kontraksi uterus.
Ultrasonografi : Pengukuran diameter biparietal secara seri dapat
mengungkapkan
bukti
dini
dari
retardasi
pertumbuhan
menimbulkan
kontroversi.
Banyak
yang
percaya
bahwa
insufisiensi
plasenta
biasanya
berarti
bahwa
kelahiran
janin.
indikator gawat janin yang pertama adalah perubahan dalam pola denyut
jantung janin (bradikardia, takikardia, tidak adanya variabilitas, atau
deselerasi lanjut).
Hipotensi pada ibu, suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi
uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan dapat
menyebabkan asfiksia janin.
2). Faktor-faktor etiologi
a. Insufisiensi uteroplasental akut
aktivitas uterus berlebihan.
hipotensi ibu.
solutio plasenta.
plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasental kronik
penyakit hipertensi.
diabetes mellitus.
isoimunisasi Rh.
postmaturitas atau dismaturitas
c. Kompresi tali pusat
d. Anestesi blok paraservikal
3). Data diagnostik tambahan
Pemantauan denyut jantung janin : pencatatan denyut jantung janin
yang segera dan kontinu dalam hubungan dengan kontraksi uterus
memberika suatu penilaian kesehatan janin yang sangat membantu
dalam persalinan.
Indikasi-indikasi kemungkinan gawat janin adalah:
1. bradikardi : denyut jantung janin kurang dari 120 kali permenit.
dari
pembuluh
darah
umbilikus.
Peringatan
tentang
5. Bayi malas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah kematian janin dalam rahim, akibat
insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta dan kematian neonatus yang
tinggi . Asfiksia adalah penyebab utama kematian dan morbiditas neonatus.
(Sulaiman, dkk, 2005)
Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus
Naegle setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila terdapat
keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uteri serial dengan sentimeter akan
memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat.
Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama sejak
trimester pertama maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya
pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia
kehamilan. (Budiono dan Trijatmo, 2002)
Penilaian Keadaan Janin
Penilaian ditujukan untuk memutuskan apakah fetus masih boleh tinggal
dalam rahim (menunggu persalinan spontan) atau harus dilahirkan.
Penilaian kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan cara :
1. Evaluasi cairan amnion dengan amniosintesis atau USG untuk melihat adanya
oligohidramnion
2. Pantau perubahan denyut jantung janin tanpa beban (nonstress test) atau
dengan beban (contraction stress test).
3. Tentukan scoring profil biofisik yang didapat dari pemeriksaan NST, USG
untuk melihat pernapasan janin, tonus fetus, pergerakan fetus, dan jumlah
cairan amnion.
Penatalaksanaan
1.
2.
Prognosis
Kematian janin pada kehamilan postdate meningkat bila pada kehamilan
normal (37-41 minggu) angka kematiannya 1,15. Oleh karena itu, pada 43
minggu angka kematian bayi mencapai 3,3% dan pada kehamilan 44 minggu
menjadi 6,6%. (Sulaiman, dkk, 2005)
C. INFERTILITAS SEKUNDER
Infertilitas adalah kondisi yang menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan
dalam waktu satu tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi. Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat
pembuahan dalam 1 tahun.
Infertilitas dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1
infertilitas
yang
dialami pasangan
suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah, tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan tanpa alat kontrasepsi
selama kurang lebih lima tahun.(Sudraji, 1999)
Secara umum, infertilitas berhubungan
waktu.
1. Kondisi Fisik
Kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini
berhubungan dengan proses pembentukan serta kualitas sperma atau sel
telur. Testis dapat menghasilkan 100-200 juta sel per hari atau 1 triliun
sel selama hidup. Pematangan sperma terjadi kurang lebih 70 hari. Dalam
saluran kelamin perempuan, sel sperma dapat hidup dan membuahi sel telur
antara 3-5 hari. Ovarium dapat menghasilkan 1 sel telur setiap bulan. Bila tidak
dibuahi, maka sel telur itu akan mati dan turun pada saat haid.
Kualitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak faktor, diantaranya :
a. Secara alamiah perempuan mengalami fase menopause yang
biasanya
terjadi antara usia 40-50 tahun. Pada fase ini, lemungkinan untuk
memperoleh keturunan lebih kecil. Berbeda dengan laki-laki, proses
andropause yakni penurunan masa produktif biasanya terjadi saat usia yang
sangat lanjut.
b. Beberapa
kelainan
genetika
dapat
dengan
pria,
kista
ovarium,
saluran kelamin,
mioma
uteri
pada
varicocel
wanita,
dapat
menghambatkehamilan.
d. Kebiasaan merokok dan minum alcohol terbukti mengurangi kualitas
kesuburan.
e.
Menurut
penelitian,
kegemukan
dapat
mempengaruhi
kesuburan.
kenaikan 0,2-0,4C
BAB III
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A.Identitas Penderita
Nama
: Ny. S
Umur
: 39 tahun
Alamat
No CM
: 853191
Tanggal Masuk
Tanggal Periksa
HPMT
: 15 Maret 2007
HPL
: 25 Desember 2007
Umur Kehamilan
: 41+3 minggu
B. Keluhan Utama :
Perut kenceng-kenceng
C.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang sendiri ke RSDM G2 P1 A0, 39 tahun, dengan keluhan perut
kenceng-kenceng, pasien merasa hamil 9 bulan. Kenceng-kenceng teratur (-)
dirasakan sejak 1 jam. Air kawah (-). Gerakan janin (+). Sarung tangan lendir
darah (+).
D.Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat penyakit DM
: disangkal
E. Riwayat Fertilitas
Jelek.
F. Riwayat Obstetri
Pasien telah memiliki satu anak perempuan yang telah berumur 18 tahun, berat
badan ketika dilahirkan 3200 gram,lahir secara spontan. Saat ini pasien
mengandung anak kedua.
G.Riwayat Haid
Menarche
: 15 tahun
Lama haid
: 7 hari
Siklus haid
: 30 hari
H.Riwayat Perkawinan
Menikah satu kali, selama 19 tahun
I. Riwayat Keluarga Berencana
Pasien menggunakan KB suntik, namun dilepas 9 tahun yang lalu.
II. PEMERIKSAAN FISIK
A.Status Generalis
Tanggal 01 Januari 2008
Keadaan Umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital
Tek. Darah
Nadi
Kepala
: 120 / 80
: 84x/menit
Suhu
: Mesocephal
: 36,70C
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor / sonor
Palpasi
Perkusi
: Mesocephal
Mata
Wajah
: Kloasma Gravidarum ( + )
Leher
Thorax
Glandula
mammae
hipertrofi
(+),
areola
mammae
hiperpigmentasi (+)
Abdomen
II.
III.
IV.
Abdomen
Ekstremitas
Auskultasi
DJJ (+) 12-12-12/ 12-11-12/ 12-11-12/ reguler.
Pemeriksaan Dalam:
VT
DIAGNOSIS
Secundi gravida hamil post date dalam persalinan kala I fase laten, persalinan
berlangsung 4 jam dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG 1 Januari 2008 : tampak janin tunggal memanjang punggung kanan, DJJ (+).
BPD 9,14
FL 7,37
AC 31,97
AFI I
2,3
II 2,4
III 2,1
IV 2,2
9,0
Plasenta insersi di korpus kiri, grade III.Air ketuban kesan
cukup. Tidak tampak jelas kelainan kongenital mayor.
Kesan : saat ini janin dalam keadaan baik
Laboratorium Darah (1-1-2008):
Hb
: 11,7 g/dL
Hct
: 37,0 %
AE
: 4,01.106/UL
AL
: 10,7.106/UL
AT
: 294 .106/UL
Gol. Darah
:O
PT
: 15,0 detik
APTT
: 26,6 detik
INR
: 1,24
GDS
: 84 mg/dL
Ureum
: 24 mg/dL
Creatinin
: 0,8 mg/dL
HBsAg
: (-)
Protein
: positif satu
TERAPI
-
observasi 10
Keadaan Umum
Vital Sign
: 88x/menit
: 36,70C
Mata
Thorax
Abdomen
: supel, nyeri tekan (-). His (+) 2-3x/ 10 menit/ 30-40 detik/
kuat. DJJ (+) 11-12-11/ 11-11-12/ 11-12-11/ reguler.
VT
Pemantauan biofisik : aselerasi (+), deselerasi (-), pola denyut jantung normal
janin
DIAGNOSIS
Secundi gravida hamil post date dalam persalinan kala I fase laten, persalinan
berlangsung 4 jam dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
observasi 10
Keadaan Umum
Vital Sign
: 88x/menit
: 36,90C
Mata
Thorax
Abdomen
: supel, nyeri tekan (-). His (+) 3-4x/ 10 menit/ 35-45 detik/
kuat. DJJ (+) 11-8-7/ 9-8-17/ 10-11-8/ reguler.
VT
- SCTP emergency
JAWABAN KONSUL ANESTESI (2-1-2008): Acc op dengan RA ASA IIE.
EVALUASI 2 Januari 2008 jam 05.00: telah dilakukan SCTP em dan dilahirkan
bayi laki-laki, BB =3600 gram, PB = 50 cm, LK/LD = 35/34 cm, APGAR score 6-78, anus (+), plasenta tampak infark.
Laboratorium Darah (2-1-2008) (post-op):
Hb
: 10,0 g/dL
Hct
: 30,7 %
AE
: 3,43.106/UL
AL
: 30,8.106/UL
AT
: 269 .106/UL
GDS
: 101 mg/dL
Ureum
: 28 mg/dL
Creatinin
: 0,8 mg/dL
Albumin
: 3,2 g/dL
Natrium
: 139 mmol/L
Kalium
Cl
: 4,2mmol/L
: 105mmol/L
Keadaan Umum
Vital Sign
: 88x/menit
: 36,80C
Mata
Thorax
Abdomen
: supel, nyeri tekan (+). TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uteri
(+) baik
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Keadaan Umum
Vital Sign
: 84x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Keadaan Umum
Vital Sign
: 84x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
Keadaan Umum
Vital Sign
: 84x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
Keadaan Umum
Vital Sign
: 80x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
: supel, nyeri tekan (+). TFU 2 jari bawah pusat, luka tertutup
verband, kontraksi uteri (+) baik, peristaltik (+).
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
Keadaan Umum
Vital Sign
: 84x/menit
: 36,40C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
Keadaan Umum
Vital Sign
: 80x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
Aff jahitan
Keadaan Umum
Vital Sign
: 84x/menit
: 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
SCTP-em e/c Fetal distress pada secundi gravida hamil post date dalam persalinan
kala I fase laten, dengan riwayat infertil sekunder 10 tahun
TERAPI
-
Diet TKTP
Mobilisasi duduk
Cefadroxil 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500mg
Vit. C 3 x 200 mg
BAB IV
ANALISA KASUS
Analisa Kasus Diagnosa
A. GAWAT JANIN INTRA UTERIN (FETAL DISTRESS)
Fetal distress adalah adanya suatu kelainan pada fetus akibat gangguan
oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut
(kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta insufisiensi).
Penyebab dari Fetal distress diantaranya adalah ibu, uterus, plasenta, tali
pusat, fetus. Gawat janin dibedakan menjadi dua yaitu Gawat janin sebelum
persalinan dan Gawat janin selama persalinan.
Dalam kasus ini, fetal distress di dapatkan dalam masa persalinan yang
menunjukkan adanya hipoksia janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung
janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada
kontraksi uterus sehingga dapat menyebabkan asfiksia janin.
Diagnosa Fetal Distress pada kasus ini dapat ditegakkan dari anamnesis
yaitu berkurangnya gerakan janin, adanya kontraksi uterus yang berlebihan,
kemudian dari pemeriksaan fisik didapatkan pola denyut jantung janin yang
menjadi bradikardia dan dari pemeriksaan penunjang tampak pola deselerasi
lanjut pada CST juga ditambah dari faktor umur kehamilan yang telah lewat
waktu serta adanya mekonium dalam cairan ketuban.
B. KEHAMILAN POST DATE
Kehamilan postdate adalah kehamilan yang telah melewati hari perkiraan
kelahiran, yaitu 280 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
adalah
kondisi
yang
menunjukkan
tidak
terdapatnya
pembuahan dalam waktu satu tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa
perlindungan kontrasepsi. Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan
mendapat pembuahan dalam 1 tahun.
Infertilitas dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Infertilitas Primer
dan Infertilitas Sekunder.
Infertilitas sekunder, yaitu
keadaan
infertilitas
yang
dialami
pasangan suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah,
tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan tanpa alat kontrasepsi
kurang lebih selama lima tahun. (Sudraji, 1999)
DAFTAR PUSTAKA
Ilze Rader,1998, High Risk Pregnancy, W.B. Saunders Company, Philadelphia, PP
290-300
Sweet, R.L.,1981, perinatal infections: bacteriology, diagnosis and management. In
Iffy,L.,and Kaminetzky, H.,Principles and practice of Obstetrics and
perinatology, New York, Wiley Medical Publications, PP. 1035-1071.
Melfiawati S.,1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, EGC,
Jakarta, hal 368-371.
Http://www.Idasyah.multiply.com