Professional Documents
Culture Documents
Tabel 1. Pengaruh ekstrak tanaman terhadap jumlah puru akar, persentase serangan, berat kering
tanaman dan berat kering akar
Perlakuan
Kontrol
Cengkeh
Jumlah puru
(buah)
3.08 c
Persentase
serangan (%)
Berat kering
Tanaman (g)
47.85 a
Akar (g)
1.63 abc
55,00 b
30,00 ab
49.64 ab
9,35 b
8,11 ab
Gamal
0.50 a
10,00 a
56.21 c
5,56 a
Nimba
1.00 ab
10,00 a
52.28 abc
6,92 ab
S. Wangi
2.00 abc
20,00 a
47.91 a
7,57 ab
Sirih
0.50 a
10,00 a
53.58 abc
6,07 a
Sirsak
2.58 bc
40,00 ab
50.41 abc
9,18 b
Gulma Kirinyuh
0.75 ab
15,00 a
54.58 bc
5,65 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%.
199
Y1
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Keterangan:
200
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
1
0.779*
1
*
-0.781 -.0788*
1
**
-0.585 -0.566 0.943
1
0.696 0.861** -0.866** -0.722*
1
*
*
**
**
**
-0.770 -0.804 0.958 0.908
-0.860
1
R-tabel (1;6;5%): 0,7067
R-tabel (1;6;1%): 0,8343
Y1 = Tinggi tanaman
Y2 = Jumlah daun
Y3 = Jumlah puru akar
*= berpengaruh nyata
Tinggi Tanaman.
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa
perlakuan ekstrak tanaman berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman terbesar
pada minggu ke delapan, ditunjukkan oleh ekstrak
gamal (34,65 cm) dan berbeda nyata dibandingkan
kontrol (31,65 cm) seperti pada Tabel 3. Hal ini
disebabkan oleh sedikitnya jumlah puru akar gada
yang terdapat pada perlakuan ekstrak gamal
sehingga masih banyak terdapat akar-akar lain
yang sehat dan akar tersebut mampu menunjang
pertumbuhan tanaman seperti penyerapan unsur
hara tidak terganggu sehingga pertumbuhan
tanaman lebih optimal. Uji korelasi pada Tabel 2
menunjukkan tinggi tanaman berkorelasi nyata
negatif dengan jumlah puru akar sebesar r = 0,781*. Terhambatnya pertambahan tinggi
tanaman disebabkan oleh banyaknya jumlah puru
akar yang terdapat pada akar tanaman tersebut.
Jumlah puru akar yang banyak menyebabkan berat
kering akar tanaman menjadi lebih tinggi. Hal ini
ditunjukkan oleh uji korelasi antara tinggi tanaman
berkorelasi nyata negatif dengan berat kering akar
yaitu sebesar r = -0,770*. Tinggi tanaman dengan
perlakuan ekstrak sirsak menunjukkan hasil
terendah pada pengamatan minggu ke delapan. Hal
ini disebabkan karena selain jumlah puru akar yang
banyak terdapat pada perlakuan ekstrak sirsak
jumlah daun yang sedikit mempengaruhi jumlah
fotosintesis sehingga zat yang digunakan untuk
pertumbuhan tanaman menjadi lebih sedikit seperti
pertambahan tinggi tanaman menjadi terhambat.
Pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya jumlah daun yang terdapat pada
tanaman tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh uji
korelasi menunjukkan tinggi tanaman berkorelasi
nyata positif dengan jumlah daun sebesar r =
0,779*.
201
Tabel 3. Pengaruh ekstrak tanaman terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman
Perlakuan
Kontrol
31,65 ab
20,75 ab
Cengkeh
34,21 bc
20,90 ab
Gamal
34,65 c
22,20 b
Nimba
32,05 abc
21,30 ab
Sereh wangi
32,17 abc
19,85 a
Sirih
33,95 abc
21,45 ab
Sirsak
31,32 a
19,90 a
Gulma kirinyuh
34,43 c
22,05 b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%.
Jumlah Daun Tanaman.
Analisis statistika menunjukkan tidak ada
ekstrak yang secara nyata meningkatkan jumlah
daun dibandingkan kontrol, namun demikian
jumlah daun pada perlakuan ekstrak gamal dan
gulma kirinyuh lebih tinggi dibandingkan kontrol
dan terbanyak adalah pada ekstrak gamal (22,20
helai). Rata-rata jumlah daun yang banyak pada
ekstrak gamal adalah akibat sedikitnya serangan
patogen pada akar tanaman. Sedikitnya serangan
penyakit akar gada menyebabkan berat kering akar
tanaman rendah. Hal ini didukung oleh korelasi
nyata negatif antara ratarata jumlah daun dengan
berat kering akar yaitu r = -0,804*. Sedangkan
banyaknya jumlah daun yang terdapat pada
perlakuan ekstrak gamal menyebabkan tingginya
berat kering tanaman. Hal ini didukung oleh adanya
korelasi nyata positif antara jumlah daun tanaman
dengan berat kering tanaman (r = 0,861**).
Rendahnya jumlah daun pada ekstrak sirsak
dipengaruhi oleh jumlah puru akar. Semakin
banyak jumlah puru akar maka penyerapan unsur
hara dari dalam tanah menjadi tidak optimal yang
berakibat pada rendahnya pembentukan tubuh
tanaman termasuk jumlah daun tanaman. Hal ini
didukung oleh hasil uji korelasi antara jumlah daun
tanaman berkorelasi nyata negatif dengan jumlah
puru akar sebesar r = -0,788*.
202
203