You are on page 1of 11

PANDANGAN ETIKA PADA KLONING

Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Kebidanan (KonKeb) dengan dosen
pengampu Novrita, M.Keb

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Subihat
Supriyatin
Suryane Sucaesaria S.
Tanti Dwi Erviani
Tati Mulyati
Tia Gustriani
Tina Muhajaroh

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGGERANG
TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Hampir semua negara

meyakini bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi

adalah salah satu faktor yang penting dalam menopang pertumbuhan negara, dengan
kata lain kemajuan suatu negara ditentukan oleh penguasaannya terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Negara yang tidak menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi akan tertinggal dari peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang
ini seakan-akan dijadikan sebagai ideologi. Orang cenderung untuk mengkultuskan
dan mendewa-dewakan teknologi, seakan-akan teknologi adalah suatu azimat dan
passport satu-satunya menuju kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan. Yang jelas
kultus teknologi ini menimbulkan masyarakat yang konsumtif.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini luar biasa cepatnya. Suatu
penemuan teknologi baru belum sempat diintegrasikan pada masyarakat, sudah
muncul lagi teknologi yang lain lagi. Hal ini mengakibatkan teknologi cepat usang.
Selain itu masyarakat dituntut untuk selalu melakukan penyesuaian terhadap teknologi
secara terus-menerus. Tidak salah lagi jika pada abad ini merupakan abad teknologi
(khususnya bioteknologi). Teknologi telah memasuki di semua aspek kehidupan
manusia. Bahkan sampai kepada hal-hal yang bersifat pribadi pun tidak lepas dari
campur tangannya.
T.Jacob membagi siklus ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjadi 5
(lima) siklus Kondratieff, yaitu yang berulang-ulang setiap 50 tahun. Salah satu siklus
dari kelima siklus tersebut yakni siklus terakhir atau siklus kelima (sekarang) yaitu
dengan ciri perkembangan mikro elektronik dan bioteknologi.
Bioteknologi kini berkembang sangat pesat di Negara-negara maju. Bahkan
ada anggapan bahwa masa depan manusia didominasi oleh produk bioteknologi,
seperti yang diungkapkan oleh John Naisbitt dalam bukunya Megatrend 2000, pada
masa kini bioteknologi menjadi kehadiran yang berkuasa di dalam kehidupan kita.
Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup, atau bahkan yang didapat dari
makhluk hidup untuk membuat suatu yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi
sudah ada sejak masa awal peradaban manusia. Tetapi kenyatannya, ilmuwan baru
mengerti dasar biokimia sifat keturunan atau hereditas pada tahun 1940-an dan

tahun1950-an. Kini kita tahu bahwa instruksi untuk membangun suatu makhluk,
apakah itu berupa makhluk kecil dan sederhana seperti bakteri, atau makhluk besar
dan kompleks seperti gajah, atau bahkan manusia ditentukan dalam gen. Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas organism melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi

teknologi

tersebut

dapat

memodifikasi

fungsi

organism

dengan

menambahkan gen dari organism lain atau merekayasa gen pada organism tersebut.
Salah satu penerapan bidang bioteknologi yang sering dibicarakan orang yaitu
cloning.
Di dalam obstetri dan ginekologi banyak berhubungan dengan masalah
kelahiran, penuaan, reproduksi dan kematian yang sering mengundang dilema etik,
hukum dan moral. Etik, moral dan hukum bertugas sebagai pengawal bagi
kemanusiaan, yaitu untuk tetap manusiakan manusia, untuk memperadab manusia.
Benturan dalam hal etik, hukum dan moral ini bisa terjadi karena perbedaan
pemahaman akan keyakinan bagi masing-masing individu atau tiap-tiap kelompok
berdasar sudut pandang dan kepentingan. Seringkali ada kesenjangan antara apa yang
sesungguhnya dengan apa yang sebaiknya, antara kearifan dan kebenaran terkait
dengan tingkat keyakinan masyarakat yang semakin dinamis termasuk tentang teknik
reproduksi buatan khususnya dalam hal cloning.
Dalam bidang kedokteran sudah umum dilakukan cloning sel-sel dan jaringan
kanker tikus, kera dan manusia untuk tujuan penelitian. Hasil mutakhir didapatkan
bahwa kanker pada manusia antara lain disebabkan oleh adanya kerusakan genetic
yang terkait dengan pembuatan protein 53. Protein ini bertanggung jawab untuk
menekan kerusakan gen lain yang mampu sebagai penyebab utama kanker. Dalam
bidang kedokteran molekuler banyak penelitian membutuhkan cloning sel dan
jaringan manusia untuk mengetahui seluk beluk penyakit. Kloning tidak hanya
terbatas dilakukan pada sel atau jaringan makhluk hidup. Pada masa sekarang ini
cloning dapat pula dilakukan terhadap individu. Keberhasilan cloning individu
dilakukan oleh Ian Wilmut. Kloning Individu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menggunakan sel makhluk hidup dewasa atau sel embrio. Ian Wilmut
mengadakan percobaan cloning terhadap domba.
Secara teknis cloning individu yang berhasil dilakukan oleh Ian Wilmut pada
domba, dapat pula dilakukan terhadap manusia. Klonasi individu manusia diramalkan
akan dapat dilakukan dalam 25 tahun ini dengan biaya yang sangat mahal karena
kemungkinan keberhasilannya sangat rendah. Mengingat karena ketidakpastian
mengenai kemungkinan timbulnya dan besarnya untung dan rugi, kita harus berhati-

hati menghadapi teknologi yang akibatnya tidak dapat dirubah lagi. Penilaianpenilaian tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran agama. Agama merupakan suatu
sumber utama yang menghasilkan pertimbangan dan evaluasi etis. Di kalangan ahli
agama banyak yang menentang cloning manusia, begitu juga di kalangan ilmuwan,
bahkan Ian Wilmut sendiri sebagai pelopor cloning individu menentang jika cloning
ini diterapkan pada manusia.
Di negara barat yang pengaruh agamanya sudah sangat berkurang akibat
proses kemasyarakatan yang disebut sekulerisasi, agama tidak pernah dilewatkan di
dalam debat masalah etis. Pertimbangan dan kejelasan etis ini merupakan masukan
amat berharga bagi hukum. Pada saat ini pula para pakar mendapatkan bahwa
pengkloningan individu manusia itu tidak dapat diterima dari segi etik, agama dan
hukum. Riset ke arah pengkloning individu tidak dapat dibenarkan. WHO
menfatwakan bahwa setiap penggunaaan teknik cloning untuk menciptakan manusia
identik tidak bisa diterima karena dianggap melanggar sebagaian dari prinsip umum
yang mengatur prokreasi yang dibantu teknologi kedokteran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari segi hukum, agama dan etik
di Indonesia, upaya kehamilan diluar cara alami tidak dapat dilakukan diluar pasangan
suami istri yang sah, dengan perkataan lain keikutsertaan donor/ibu pengganti dalam
upaya tersebut tergolong tidak legal (illegal).
1.2

Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan kloning ?
b.
Apa dampak teknologi kloning terhadap kehidupan manusia ?
c.
Bagaimana pandangan etika terhadap teknologi kloning ?
d.
Bagaimana pandangan hukum terhadap teknologi kloning ?

1.3

Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahui bahasan tentang cloning.
b.
Untuk mengetahui dampak teknologi cloning terhadap kehidupan manusia.
c.
Untuk mengetahui pandangan etika terhadap cloning.
d.
Untuk mengetahui pandangan hukum terhadap teknologi cloning.

1.4

Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan wawasan,
pengetahuan yang telah dirangkum dari berbagai sumber cetak dan elektronik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian
Istilah klon secara etimologis berasal dari bahasa Greek (cloning) yang berarti
ranting pohon. Istilah tersebut di kalangan holticultura sudah lama dipakai untuk
menyatakan tanaman (beserta kelompoknya) yang berasal dari pohon induk saja.
Pohon ini biasanya pohon unggul dari hasil mutasi dari pohon kebanyakan.
Di dalam perkembangannya istilah tidak hanya menunjukkan pada tumbuhtumbuhan, akan tetapi sudah meluas. Sehingga pada masa sekarang istilah tersebut
diartikan sebagai sekelompok sel atau organisme yang susunan genetisnya identik,
berasal dari pembiakan aseksual (tanpa perkawinan antara sel benih jantan dan sel
benih betina) satu sel atau individu.
Seperti yang telah disebutkan clone adalah suatu organism yang mempunyai
informasi genetic yang identik sebagai suatu organisme sendiri yang terpisah. Proses
cloning dapat terjadi secara alami maupun sengaja dibuat dan hal itu dapat terjadi
pada tanaman, serangga, organisme bersel tunggal maupun manusia.
Kloning juga dapat diartikan sebagai penggandaan suatu organisme kehidupan.
Contoh nyata kloning alami adalah adanya kembar dari dua pasang bersaudara.
Keduanya identik secara bentuk tetapi berbeda pada perilakunya. Seiring dengan
perkembangan teknologi, manusia mulai menyelidiki bagaimana membuat kloning
dari suatu makhluk hidup. Tujuannya pun bermacam-macam. Tetapi dari tujuan
tersebut setidaknya ada dua tujuan besar mengapa kloning diteliti, yaitu untuk tujuan
pengobatan dan tujuan reproduksi.

2.2

Dampak Kloning Terhadap Kehidupan Manusia


Dampak kloning sangat besar bagi manusia, baik dampak positif maupun
dampak negatif. Perdebatan tentang kloning di kalangan ilmuwan barat terus terjadi,
bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning manusia.
Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos (seorang pengacara kesehatan
di universitas Boston) dan Pdt. Russel E. Saltzman (Pendeta gereja Lutheran).

2.2.1

Dampak Positif

Perkembangan teknologi kloning mempunyai pengaruh yang sangat


besar bagi kehidupan manusia. Dampak positif yang dirasakan adalah
penerapannya di bidang medis maupun di bidang pertanian serta peternakan.
Di antara beberapa beberapa keuntungan yang dikemukakan oleh Ian
Wilmut dari penerapan teknologi cloning salah satunya yaitu Cell therapy
yakni sel-sel lengkap telah digunakan untuk mengobati pasien dari beberapa
jenis penyakit, termasuk serangan leukemia dan Parkinson. Paling banyak
kasus sel-sel ini telah dihasilkan dari kerabat dekat untuk menghindari masalah
penolakan kekebalan.
2.2.2 Dampak Negatif
Dampak negatif cloning manusia lebih banyak menyangkut aspek
social daripada aspek biologis. Dampak negative yang timbul antara lain:
a.
Timbulnya permasalahan dalam hukum positif
b.
Membuka kemungkinan terhadap kejahatan-kejahatan dengan cara
mengkomersialkan manusia dan organ tubuh manusia, seperti
perdagangan organ manusia (termasuk jaringan maupun gen) dan
mengkontrakkan bagian tubuh manusia untuk tujuan tertentu yang
bertentangan dengan martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.
Penerapan cloning manusia banyak menimbulkan pro dan kontra.
Penerapan pada tumbuhan dan binatang secara umum dapat diterima, baik
dipandang dari segi etika maupun agama akan tetapi tidak demikian halnya
jika diterapkan pada manusia. Kekhawatiran yang muncul terhadap penerapan
cloning pada manusia ini terutama adalah menyangkut hak asasi dan martabat
manusia.
Belum semua negara menetapkan suatu kebijakan legislaif yang
membatasi kegiatan cloning manusia. Ini memberikan peluang bagi ilmuwan
untuk melakukan kegiatan eksperimen ataupun membuka suatu klinik
komersial. Pada saat ini ada suatu klinik yaitu Dream Tech International yang
menawarkan jasa cloning manusia dan binatang. Kloning manusia terutama
ditujukan untuk pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan dengan
reproduksi secara ilmiah maupun dengan reproduksi in vitro.
Sedangkan menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak
buruk bagi kehidupan, antara lain:
a.
b.

Merusak peradaban manusia.


Memperlakukan manusia sebagai objek.

c.
d.

Hilangnya hukum variasi di alam raya.


Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan orang hasil

e.
f.

kloningannya.
Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.
Kloning bertentangan dengan sunah untuk berpasang-pasangan.
Jika kloning dilakukan, manusia seolah seperti barang mekanis yang

bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok
tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia
unggulan yang memiliki keistimewaan di bidang tertentu. Tidak mungkin
kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan.
Misalnya kloning Einsten, kloning Beethoven mupun tokoh-tokoh yang lain.
Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning
tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning
malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam
berbagai bidang.
Kloning yang dilakukan pada laki-laki atau perempuan baik yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan
keturunan yang lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan lebih rupawan,
maupun yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan guna meningkatkan
jumlah penduduk suatu bangsa agar bangsa atau negara itu lebih kuat seandainya benar-benar terwujud, maka sungguh akan menjadi bencana dan biang
kerusakan bagi dunia.

2.3

Pandangan Etika Terhadap Teknologi Kloning


Etika Teknologi Reproduksi Buatan belum tercantum secara eksplisit dalam
Buku Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tetapi dalam addendum 1, dalam buku
tersebut di atas terdapat penjelasan khusus dari beberapa pasal revisi Kodeki Hasil
Mukernas Etik Kedokteran III, April 2002.
Pada Kloning dijelaskan bahwa pada hakekatnya: menolak kloning pada
manusia, karena menurunkan harkat, derajat dan serta martabat manusia sampai
setingkat bakteri dst; menghimbau ilmuwan khususnya kedokteran, untuk tidak

mempromosikan

kloning

pada

manusia;

mendorong agar

ilmuwan

tetap

menggunakan teknologi kloning pada :


a.
Sel atau jaringan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan misalnya untuk
b.

pembuatan zat antigen monoclonal.


Sel atau jaringan hewan untuk penelitian klonasi organ, ini untuk melihat
kemungkinan klonasi organ pada diri sendiri.
Beberapa ketentuan etik yang dikeluarkan FIGO antara lain:

a.

Preconceptional sex selection untuk maksud diskriminasi seks dilarang, tetapi


untuk menghindari penyakit tertentu, misalnya sex-linked genetic disorders,
penelitiannya dapat dilanjutkan.

b.

Reproductive cloning atau kloning pada manusia, dilarang.

c.

Theraupetic cloning (stem cell) dapat disetujui.

d.

Penelitian pada embiro manusia, sampai 14 hari pasca fertilisasi (pre-embrio),


tidak termasuk periode simpan beku:

e.

1.
2.
3.

diperbolehkan apabila tujuannya bermanfaat untuk kesehatan manusia.


harus mendapat ijin dari pemilik pe-embrio.
harus disyahkan oleh komisi atau badan khusus yang mengatur hal

4.

tersebut.
tidak ditransfer ke dalam uterus, kecuali untuk mendapatkan outcome

kehamilan yang lebih baik.


5.
tidak untuk tujuan komersial.
Tidak etis melakukan hal-hal berikut :
1.
melakukan penelitian, seperti kloning setelah masa pre-embrio ( 14 hari
2.
3.
4.

setelah fertilisasi).
mendapatkan hybrid dengan fertilisasi inter-spesies.
implantasi pre-embrio ke dalam uterus spesies lain.
manipulasi genome pre-embrio, kecuali untuk tujuan pengobatan suatu
penyakit.

2.4

Pandangan Hukum Terhadap Teknologi Kloning


Di Indonesia, hukum dan perundangan mengenai teknik reproduksi buatan
diatur dalam :
a.
UU Kesehatan no. 23 tahun 1992, pasal 16 menyebutkan antara lain :
1.
Kehamilan di luar cara alami dapat dilakukan sebagai upaya terakhir
untuk membantu suami-istri mendapatkan keturunan.

2.

Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri yang syah dengan
ketentuan :
hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami-istri yang

a)

bersangkutan, ditanam dalam rahim istri, darimana ovum itu


b)

3.

berasal.
dilakukan oleh ahli kesehatan yang memiliki keahlian dan

kewenangan untuk itu.


c)
pada sarana kesehatan tertentu.
Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar
cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

b.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

no

72/Menkes/Per/II/1999

tentang

Penyelenggaraan Teknologi Reproduksi Buatan, yang berisikan: ketentuan


umum, perizinan, pembinaan, dan pengawasan, Ketentuan Peralihan dan
Ketentuan Penutup.

BAB III
PENUTUP
3.1

Simpulan
Kloning manusia dilihat dari sudut pandang hukum yang dianut di Indonesia,
etika dan moral tidak dapat diterima. Nilai yang dilanggar terutama berkaitan dengan
harkat dan martabat manusia. Di sini kloning manusia dapat merendahkan harkat dan
martabat manusia.
Pada kenyataanya teknologi kloning manusia dikembangkan bukan sematamata untuk tujuan kemanusiaan, namun cenderung untuk kepentingan komersial.
Komersialisasi manusia merupakan perbuatan yang patut untuk dicegah karena dapat
merendahkan harkat dan martabat manusia.
WHO menfatwakan bahwa setiap penggunaaan teknik cloning untuk
menciptakan manusia identik tidak bisa diterima karena dianggap melanggar
sebagaian dari prinsip umum yang mengatur prokreasi yang dibantu teknologi
kedokteran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari segi hukum dan etik di
Indonesia, upaya kehamilan diluar cara alami tidak dapat dilakukan diluar pasangan
suami istri yang sah, dengan perkataan lain keikutsertaan donor/ibu pengganti dalam
upaya tersebut tergolong tidak legal (illegal).

3.2

Saran
Agar mahasiswa dapat memahami tentang Etika Profesi Kebidanan dengan
bahasan Pandangan terhadap Kloning.

DAFTAR PUSTAKA

Hendrik. 2011. Etika & Hukum Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
Anonim. 2010. Etika dan Hukum Reproduksi Buatan. http://arl.blog.ittelkom.ac.id/blog/
2010/12/etika-dan-hukum-reproduksi-buatan/. Diakses pada Jumat, 03 Oktober 2014
(11:59:37 WIB)
http://eprints.undip.ac.id/12951/1/1998FH652.pdf. Diakses pada Selasa, 07 Oktober 2014
(15:01:44 WIB)
http://www.e-jurnal.com/2013/09/dampak-kloning.html. Diakses pada Selasa, 07 Oktober
2014 (17:32:46 WIB)
http://www.knepk.litbang.depkes.go.id/knepk/download%20dokumen/artikel%20&
%20paper/human%20cloning.pdf. Diakses pada Jumat, 03 Oktober 2014 (12:01:41
WIB )

You might also like