Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau
mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai
dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan
dan memperahankan kehidupan.
Mangkunegara (2005,61) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang
pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
(Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk
berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986)
Motivasi adalah usaha usaha untuk menyediakan kondisi kondisi sehingga anak itu
mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995).
Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap sejumlah
pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar tumbuh
dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai tercapai.
Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap
sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar
tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai tercapai.
a.
tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran
maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai
bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong
siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru
dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Teori-Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori
motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan
proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement
theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri
bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya
pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin
Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indikator, diantaranya:
Durasi kegiatan
Frekuensi kegiatan
Persistensi pada kegiatan
Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, antara lain :
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya
tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira
sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin
memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai
kebutuhan yang paling dasar
2.
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide,
gagasan dan kritik terhadap sesuatu
Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi
perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan
mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan
seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau
kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama
pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan
atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku
mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang
individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan
bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan
bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor
ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
Upah
Kondisi kerja
Keamanan kerja
Status
Prosedur perusahaan
Mutu penyeliaan
Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka.
Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu tingkat tidak ada kepuasan, kondisi ekstrinsik disebut
ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
Pencapaian prestasi
Pengakuan
Tanggung Jawab
Kemajuan
Pekerjaan itu sendiri
Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas.
Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang
baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
Sumber :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-motivasi-kerja/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-motivasi.html
Daftar isi
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Tujuan
Manfaat
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
Pendahuluan
a.
Latar belakang masalah
Pada zaman sekarang organisasi-organisasi semakin bermunculan dan berkembang pesat di
Indonesia. Dengan munculnya organisasi-organisasi baru maka banyak organisasi yang
mencari tenaga tenaga kerja atau pegawai baru yang berkompeten, karena pegawai yang
berkompeten merupakan asset penting yang wajib dimiliki dan dijaga bagi suatu organisasi
untuk mencapai tujuan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan yaitu, meningkatkan kinerja
pegawai, dengan praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi
berprestasi yang tinggi dan terarah.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para
pengawainya, perbedaan perilaku para pemimpin disebut dengan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sangat tergantung kepada kewibawaan pemimpinnya, kemampuan pemimpin
dalam menciptakan motivasi terhadap pegawainya, dan menciptakan motivasi terhadap
kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Kurang adanya peranan pimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis dan
memberikan pembinaan terhadap pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai yang
rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai untuk masuk kerja dan sikap
malas-malasan pegawai dalam bekerja, yang akan menyebabkan kinerja pegawai rendah.
Tingkat kinerja yang belum optimal disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan
oleh pemimpin. Motivasi yang jarang diberikan oleh pemimpin menyebabkan semangat
pegawai rendah, dan berakibat menurunkan kinerja pegawai.
b.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pengantar manejemen
di semester 2.
Penulis bermaksut mengupas dan membagi ilmu tentang kepemimpinan dan
mitovasi agar para pemimpin bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
c.
Manfaat
Dalam penulisan makalah kepemimpinan dan motivasi bertujuan untuk menambah wawasan
baik untuk penulis sendiri dan pembaca dalam hal kepemimpinan serta mampu membawah
apa yang dipimpinya pada tujuan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan apa yang
dipimpinnya.
4.
Pembahasan
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu
(French and Raven) .
Kesuksesan suatu organisasi tergantung dari aktivitas dan kreativitas SDM. Tugas seorang
manajerlah untuk selalu menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga para karyawan
senantiasa bergairah dalam melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain, manajer dituntut
untuk selalu sanggup memotivasi karyawan agar mereka bekerja sesuai dengan program dan
mencapai tujuan yang ditetapkan. Kenyataannya, tidak semua manager berhasil menjalankan
fungsinya.Ada banyak cara untuk memotivasi orang lain mencapai sasaran atau
menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya.
Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah
kemampuannya untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari
organisasinya. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi orang-orangnya, tidak lebih
dari seorang penunjuk jalan, yang tahu ke mana harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat
mengendalikan mereka yang dipandunya.
Langkah yang tidak kalah penting dalam manajemen ialah pengarahan.
Pengarahan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai perencanaan untuk
mencapai sasaran tertentu secara efektif dan efisien.
motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan
rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
yang telah ditentukan sebelumnya Soleh Purnomo (2004:36).
ada tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi yaitu perbedaan karakteristik individu,
perbedaan karakteristik pekerjaan, dan perbedaan karakteristik lingkungan kerja. Dalam
rangka mendorong tercapainya produktivitas kerja yang optimal maka seorang manajer harus
dapat mempertimbangkan hubungan antara ketiga faktor tersebut dan hubungannya terhadap
perilaku individu. Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat memacu karyawan
untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan
produktivitas kerja individu yang berdampak pada pencapaian tujuan dari organisasi.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan
atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang
Motivasi dan kemimpinan itu satu system yang tidak bisa dipisahkan dan harus ada dalam
setiap organisasai sebab seorang pemimpin mumpunyai tugas memimpin dan mengarahkan
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan.
Factor penentu kinerja:
Motivasi (Motivation)
Motivasi ini bisa dikatakan suatu roh dalam jiwa seseoranh yang mana mampu membuat
seseorang itu Bertindak dengan segala upaya yang berorentasi pada suatu pencapaian
terhadap suatu tujuan.
Kemampuan (Ability)
Dalam dunia kerja tingkat kemampuan seseorang akan menentukan hasil pencapaian prestasi
dan bentuk tugas yang mampu diselesaikan. Kemampuan seseorang didapat dari seringnya
seseorang itu melakukan bermacam tugas dan mampu menyelesikannya.
Lingkungan Pekerjaan (Work Environment)
Kinerja yang baik adalah sumberdaya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan.
Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi :
1.
Model Tradisional, alat motivasi ini didasarkan atas anggapan bahwa para pekerja
sebenarnya adalah pemalas dan bisa didorong hanya dengan imbalan keuangan.
2.
Model sumber Daya Manusia, para ahli berpendapat bahwa para karyawan sebenernya
mempunyai motivasi yang sangat beranweka ragam, bukan hanya motivasi karen auang
ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan emmpunyai
artidalam bekerja. Mereka berpendpat bahwa sebagian besar individu sudah mempunyai
dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan tidak selalu para karyawan
memandang pekerjaan sebagai sesuatu hal yang tidak menyenangkan
3.
pendekatan relasi manusia,pada intinya manager semestinya berkewajiban untuk membantu
para pekerja untuk melakukan interaksi social dilingkungan pekerjaannya dan membuat
mereka merasa diperlukan dan penting bagi perusahaan, yang oleh karena itu mereka akan
menunjukan kenerja terbaik bagi perusahaan.
Model motivasi Dua Faktor Herzberg didasarkan pada riset, yang menyatakan
ketidaksetujuan atas pandangan tradisional yang menganggap kepuasan dan ketidakpuasan
berada selalu berada dalam posisi yang saling berseberangan pada satu kontinum (model satu
dimensi). Bagi mereka, terdapat 2 kontinum: yaitu kontinumbukan tak puas oleh lingkungan
(maintenance) hingga ke arah tak puas, dan dari terpuaskan oleh pekerjaan itu sendiri
(termotivasi) hingga tak terpuaskan (tak termotivasi).
Pekerja berada pada kontinum tidak puas hingga bukan tidak puasdengan lingkungannya.
Herzberg berdalih bahwa sekadar menyediakan faktor maintenance (pemeliharaan) akan
mempertahankan pekerja untuk tetap menjadi tidak puas, dan hal tersebut tidak akan
membuat mereka terpuaskan atau memotivasi mereka.
Sehubungan dengan faktor-faktor pemeliharaan, Herzberg yakin bahwa jika pekerja yang
dianggap rendah kinerjanya lalu diberikan kenaikan gaji, maka mereka hanya akan beranjak
ke posisi dari tak puasmenjadi bukannya tak puas. Namun, setelah ditunggu sekian lama,
pekerja tersebut tidak juga menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini terjadi karena perhatian
hanya diberikan secara satu dimensi.Manajemen perlu pula memperhatikan faktor-faktor
motivator agar menjadi tinggi sehingga pekerja menjadi termotivasi. Sehingga Herzberg
berkata bahwa manajemen harus fokus pada satu-satunya motivator : Pekerjaan itu sendiri.
Kategori kedua pada teori ERG adalah kebutuhan tingkat ketiga dan keempat di dalam
piramida Maslow yang berkaitan dengan kebutuhan sosial di dalam diri secara personal atau
antar individu.
Para pemimpin harus menjaga komunikasi serta hubungan yang baik kepada bawahannya dan
memfasilitasi lingkungan yang sehat untuk keharmonisan interaksi antar pegawai. Pemberian
kritik dan motivasi harus berimbang dan membangun.
Pemberian pengakuan, penguatan ketentraman berkelompok, dan peningkatan reputasi adalah
aplikasi dari manajemen untuk mengelola kebutuhan hubungan sosial(relatedness). Sarana
publik dan wadah publikasi di kantor juga harus disiapkan oleh perusahaan.
Kepuasan kerja dan kepercayaan diri para karyawan harus dijaga dengan memperhatikan
kebutuhan hubungan sosial ini. Metode komunikasi yang dilakukan harus mengikuti prinsip
saling menghormati dan bertoleransi, serta mendukung peningkatan kemampuan karyawan
untuk bersinergi.
Dan terakhir, manajemen perusahaan sebaiknya menyediakan peluang untuk karyawan agar
bertumbuh dan berkembang. Jika kebutuhan untuk bertumbuh ini terhambat, karyawan akan
mengalami regresi yang membuat frustasi.
Teori ERG menyatakan jika kebutuhan untuk tumbuh dihalangi oleh lingkungan dan tidak
diberikan kesempatan, maka karyawan akan terdemotivasi dan mencari pemenuhan
kebutuhan di tingkat yang lebih rendah.
komponen
utama
dalam
Perspektif
Pengharapan:
- pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy)
dorongan
terhadap
motivasi
(valence)
- pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance expectancy)
PRESPEKTIF PENGUATAN MENGENAI MOTIVASU DAN PRESPEKTIF
PENYUSUNAN TUJUAN
Prisip dasar prespektif penguatan mengenai motivasi,
Bila para manager memahami dimana tingkat kepentingan dari modal pengharapan maka
prinsip dasar dari perspektif penguatan .mengenai motivasi menurut BF skinner bahwa
tndakan akan sangat diengaruhi oleh perlakuan yang diterima akibat prilaku yang dilakukan
dimasalalu.
Perspektif
Penyusunan
Tujuan
mengenai
Motivasi:
dan
Menyangkut
tingkat
penentuan
keterlibatan
anggota
tujuan
dalam
penyusunan
organisasi
sedangkan yang bertipe-Y cenderung untuk lebih dilibatkan dalam penyusunan tujuan.
(Kerangka McGregor)
Teori Dua Faktor dari Herzberg
1.
Motivating Factors
kesempatan untuk berprestasi(achievement)
pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition)
kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)
kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri(advancement and growth)
2.
Hygiene Factors
kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas dan adil (company
policy and administration)
supervisi yang memadai (supervision)
keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with supervision)
kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition)
gaji atau upah yang layak(salary)
hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers)
adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life)
hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with subordinates)
kejelasan status pekerjaan (job status)
masa depan dari pekerjaan yang dijalani(job safety)
1.
2.
3.
4.
Perspektif
Keseimbangan
dan
Keadilan
mengenai Motivasi (Equity Theory)
Motivasi Individu ditentukan oleh kesesuaian antara Job Input dan Job Rewards
Perspektif
Pengharapan
mengenai Motivasi
4 asumsi dasar (Nadler & Lawler)
Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan berbagai faktor
lingkungan
Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari keputusan
setiap individu.
Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.
Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan alternatif perilaku
yang terkait dengan harapan mereka
3
komponen
utama
dalam Perspektif Pengharapan
1.
pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy)
2.
dorongan terhadap motivasi (valence)
3.
pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance expectancy)
Penghargaan dibagi menjadi dua bentuk, yakni penghargaan intrinsik dan penghargaan
ekstrinsik.
1.
Penghargaan
Ekstrinsik
Penghargaan ekstinsik adalah penghargaan yang datang dari luar orang tersebut. Contoh
penghargaan
ekstrinsik
adalah
:
Kenaikan
gaji/upah
Kenaikan
tunjangan
- Promosi
2.
Penghargaam
Intrinsik
Penghargaan intrinsik adalah penghargaan yang datang dari diri seseorang itu sendiri. Contoh
penghargaan
intrinsik
adalah
:
Kepuasan
menyelesaikan
pekerjaan
Kepuasan
pencapaian
kerja
- Pengembangan pribadi Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi
Hal yang dapat dilakukan oleh para manajer sehubungan dengan perspektif penguatan yaitu
dengan melakukan modifikasi perilaku.
1.
2.
3.
4.
Pendekatan Personal
Pemimpin dan Bukan Pemimpin:
Ambisisi dan energi
Hasrat unuk memimpin
Kejujuran dan keutuhan
Percaya diri dan tegas
Kecerdasan dan pengetahuan yang relevanndengan pekerjaan
b.
Pemimpin Efektif dan Pemimpin Tidak Efektif
I.
Yang Efektif :
Gaya terpadu (integrated) menjadi Gaya Eksekutif
Gaya yang mendahulukan hubungan menjadi Gaya yang
Pengembangan(developer)
Gaya dedikatif menjadi Gaya Otokrat baik (benevolent autocrat)
Gaya mandiri menjadi Gaya Birokrat.
II.
Yang Tidak Efektif :
Gaya terpadu (integrated) menjadi Gaya Kompromi (compromiser)
Gaya yang mendahulukan hubungan menjadi Gaya Missionaris
Gaya dedikatif menjadi Gaya Otokratik
Gaya mandiri menjadi Gaya yang lari dari tugas (desserter)
3.
a.
b.
a.
b.
lebih
mencintai
Pendekatan Perilaku
Fokus
dari
Pendekatan
Perilaku
:
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership functions):
fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (task-related functions)
fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok(groupmaintanance functions)
2. Gaya Kepemimpinan (leadership styles):
Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan (task-oriented or job-style)
Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau orang-orang (employee-oriented style)
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
3.
1.
2.
3.
4.
4.
Model FIEDLER
Kelompok yg efektif bergantung pada gabungan antara gaya interaksi dari
sipemimpin dan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi itu memberi kendali dan
pengaruh bagi si pemimpin.
Fiedler menggunakan kuestioner untuk cari relasi antar
hubungan dengan penugasan dari pimpinan.
o
Pendekatan lain mengenai Kepemimpinan
1.
Kepemimpinan/Pendekatan Substitusi / transaksional
Pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang
telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka.
2.
Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik menunjukkan 4 karakteristik :
I.
Visi.
II.
Bersedia mengambil risiko pribadi untuk mencapai visi tersebut.
III.
Sensitif terhadap kebutuhan bawahan.
IV. Memiliki perilaku yang luar biasa.
3.
Kepemimpinan Transformatif
Tipe pemimpin seperti ini mengarahkan atau memotivasi para pengikutnya pada tujuan yang
telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. Pemimpin
transformasional (transformational leaders) menginspirasi para pengikutnya untuk
mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka
mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.
Perilaku Politis dalam Organisasi
1.
2.
3.
4.
4.
Keimpulan
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam
konteks kerja dan interaksi antar-manusia organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa
tanpa kepemimpinan, organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak
teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah faktor
manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju
tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti antara
kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat.
Dari rumusan tadi, keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat dianalisis sebagai
berikut:
1.
Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang kacau.
Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing dan terutama sebagai anggota
kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian
dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi
untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem yang kurang padu
dapat menurunkan produktifitas organisasi. Atas dasar itu, manusia organisasi perlu
diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien,
dengan akuntabilitas tertentu.
2.
Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan.
Kepengikutan (followership) adalah bagian yang paling dalam usaha melahirkan perilaku
organisasi yang sesungguhnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pada hakikatnya
kepemimpinan adalah kepengikutan (leadership is follower). Istilah ini adakalanya diberi
makna luas, bahwa pemimpin yang baik dihasilkan dari pengikut yang baik. Manusia
pengikut di sini tidak dapat dipersepsi sebagai robot, Melainkan mereka adalah manusia biasa
yang memiliki perasaan, kebutuhan, harapan, dan aspek manusiawi lainnya. Tanpa
pemahaman terhadap aspek-aspek manusiawi yang dipimpin, kepemimpinan akan gagal.
3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi.
Kompetensi bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan
oleh dua kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan
untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia
dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari
kebutuhan yang paling dasar (biologis) sampai kepada taraf kebutuhan paling tinggi,
aktualisasi diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah
gayakepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula berarti kemampuan
memberi motivasi kepada bawahan.
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu.
Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita
inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka
kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
sealalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri sesorang. Kepemimpinan lahir dari sesorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal.
5.
Daftar pustaka
http://herube.wordpress.com/2010/02/11/kepemimpinan-transformasional-dalamreformasi/
calonsarjana-kumpulantugas.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA | Gubuk Blekenyek
Kumpulantugaskuliah: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
ERNIE TISNAWATI SULE & KURNIAWAN SAEFULLAH PENGANTAR
MANAJEMEN
www.slideshare.net/irmanivan/motivasi-15774665
www.sylabus.web44.net/pengantarfile/pengantarkuliah8.htm
http://id.scribd.com
6. Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi
oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja untuk
mendapat tukaran imbalan dari organisasi
7. Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses
motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu
mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses pembelajaran.
Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi
1. Model Tradisional, alat motivasi ini didasarkan atas anggapan bahwa para pekerja
sebenarnya adalah pemalas dan bisa didorong hanya dengan imbalan keuangan.
2. Model sumber Daya Manusia, para ahli berpendapat bahwa para karyawan sebenernya
mempunyai motivasi yang sangat beranweka ragam, bukan hanya motivasi karen auang
ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan emmpunyai
artidalam bekerja. Mereka berpendpat bahwa sebagian besar individu sudah mempunyai
dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan tidak selalu para karyawan
memandang pekerjaan sebagai sesuatu hal yang tidak menyenagkan.
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses untuk
mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar
yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Bukti yang paling dasar terhadap keberhasilan suatu bentuk motivasi adalah hasil yang
diperoleh dari pelaksanaan suatu pekerjaan.