Professional Documents
Culture Documents
Rio Naviano
(K2511042)
JurusanPendidikanTeknikdanKejuruan
PendidikanTeknikMesinUnivesitasSebelasMaret
Jl. Ahmad Yani No. 200 Surakarta
Telp.(0271) 718419 Fax. (0271) 716266
ABSTRAK
Korosi adalah proses pengrusakan logam akibat reaksi elektrokimia antara logam dengan
lingkungannya.Proses korosi terjadi secara alamiah yaitu logam kembali bersenyawa dengan
oksigen sebagaimana bahanbaku (ores) pada proses ekstraksi metalurgi pembuatan logam yang
juga bersenyawa dengan oksigen.Sehingga korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi metallurgy
dimana sejumlah energy yangdibutuhkan untuk proses pembuatan logam kembali dilepaskan pada
proses korosi. Proses terjadinyakorosi pada suatu logam membentuk suatu sel elektrokimia yang
terdiri dari: anoda, katoda, larutanelektrolit dan hubungan listrik antara anoda dan katoda. Maka
menghilangkan salah satu dari ke -4 unsurtersebut akan dapat menghentikan proses korosi. Ini
menjadi prinsip dasar dalam pengendalian prosespengkorosian logam, yaitu mengusahakan untuk
mengontrol pertukaran ion antara logam (anoda) denganlingkungannya (katoda) dalam suatu
media yang dapat menghantarkan arus listrik (elektrolit). Adabeberapa macam tatacara
pengendalian korosi yaitu pemilihan bahan yang tepat, perancangan instalasiyang benar, pelapisan
atau rekayasa permukaan, proteksi katodik dan pengondisian lingkungan. Makakemampuan
seorang perancang dalam memahami proses terjadinya korosi akan menentukan jenispengendalian
korosi yang sesuai; oleh karena prinsip terjadinya korosi dipicu oleh hal yang hampir sama,sehingga
ke 5 jenis metode pengendalian korosi tersebut sering digunakan secara parallel satu denganlainnya
untuk efisiensi biaya.
Kata kunci : Pengendalian korosi, inhibitor
PENDAHULUAN
Korosi muncul pada beberapa bidang
kehidupan
manusia
terutama
yang
menyangkut dengan bahan-bahan dari jenis
logam
sehingga
mayoritas
manusia
mengenalnya sebagai pengkaratan atau
pengeroposan yang berdampak negative dan
perlu untuk dihindari. Oleh karena besarnya
dampak yang ditimbulkan oleh korosi dalam
kehidupan, sehingga manusia melakukan
berbagai upaya teknis untuk melawan atau
meminimalkan proses yang terjadi secara
alamiah ini. Beberapa perusahaan besar
menyediakan biaya yang sangat besar untuk
mengantisipasi
masalah
korosi
pada
produknya, semisal perusahaan yang
bergerak dalam bidang otomotif dengan
penggunaan logam yang dominan, demikian
halnya dengan perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri pesawat terbang,
pusat pembangkit tenaga listrik, industri
kimia, serta bangunan berstruktur beton dan
rangka baja. Maka dari tahapan perencanaan,
pengoperasian dan pemeliharaannya harus
disupervisi oleh ahli korosi yang bertanggung
jawab untuk meminimalisir biaya dan resiko
yang mungkin ditimbulkan oleh korosi.
Korosi adalah suatu kerusakan (destructive)
2. Perancangan kontruksi
3. Penerapan pelapisan
Upaya melindungi logam dari korosi tidak
hanya memadai dengan pemilihan material
yang tepat tapi juga sangat tergantung pada
pengetahuan dalam merancang bentuk atau
Secara
umum
korosi
dapat
digolongkan
berdasarkan
rupanya,
keseragaman atau keserbanekaannya,baik
secara mikroskopis maupun makroskopis. Dua
jenis mekanisme utama dari korosi adalah
berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan
reaksi elektrokimia. Korosoi dapat terjadi
didalam medium kering dan juga medium
basah. Sebagai contoh korosi yang
berlangsung didalam medium kering adalah
penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2)
atau oleh gas belerang dioksida (SO2).
Didalam medium basah, korosi dapat terjadi
secara seragam maupun secara terlokalisasi.
Contoh korosi seragam didalam medium
basah adalah apabila besi terendam didalam
larutan asam klorida (HCl). Korosi didalam
medium basah yang terjadi secara
terlokalisasi ada yang memberikan rupa
makroskopis,
misalnya peristiwa korosi
galvani sistim besi - seng, korosi erosi, korosi
retakan, korosi lubang, korosi pengelupasan,
serta korosi pelumeran, sedangkan rupa yang
mikroskopis dihasilkan misalnya oleh korosi
tegangan, korosi patahan, dan korosi antar
butir. Dengan demikian, apabila didalam
usaha pencegahan korosi dilakukan melalui
penggunaan
inhibitor
korosi,
maka
mekanisma dari jenis-jenis korosi diatas
sangatlah
penting
artinya.
Walaupun
demikian sebagian korosi logam khususnya
besi, terkorosi di alam melalui cara
elektrokimia yang banyak menyangkut
fenomena antar muka. Hal inilah yang banyak
dijadikan dasar utama pembahasan mengenai
peran inhibitor korosi.
2.
Inhibitor
Ohmik
Pengendapan
dan
Inhibutor
Sebagai
akibat
lain
daripada
penggunaan inhibitor pembentuk lapisan
pada katoda maupun anoda adalah semakin
bertambahnya tahanan daripada rangkaian
elektrolit. Lapisan yang dianggap memberikan
kenaikan tahanan yang memadai biasanya
mencapai ketebalan beberapa mikroinchi. Bila
lapisan terjadi secara selektif pada daerah
anoda, maka potensial korosi akan bergeser
kearah harga yang lebih positif, dan
sebaliknya potensial korosi akan bergeser ke
arah yang lebih negatif bilamana lapisan
terjadi pada daerah katoda. Jenis inhibutor
pengendapan yang banyak digunakan adalah
natrium silikat dan berbagai senyawa fosfat
yang pada umumnya baik digunakan untuk
melindungi baja keduanya cukup efektif bila
kondisi pH mendekati 7 dengan kadar Cl- yang
rendah.
4.
Inhibitor Organik
5.
Bahan
Alam
Inhibitor Korosi
sebagai
Alternatif
6.
KESIMPULAN
1. Korosi merupakan proses alamiah yaitu
pengrusakan logam akibat terjadinya
pertukaran ion dengan lingkungannya yan
dikenal dengan arus korosi. Maka laju korosi
ditentukan oleh besar kecilnya arus korosi
tersebut.
2. Konsep dasar pengendalian korosi pada