You are on page 1of 10

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F7. Mini Project


Topik :
1.Laktasi
2. Diabetes Mellitus
3. Dengue Hemorrhagic Fever
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan
Kabupaten Pasuruan

disusun oleh :

dr. Anggasta Vasthi


dr. Kania Irma H.
dr. Nuzulida Alfisyahr
dr. Trixie Brevi Putri
dr. Tutiek Dwi Minantie

Program Dokter Internsip Indonesia


Kabupaten Pasuruan
Jawa Timur

Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat


Laporan F7. Mini Project
Topik : 1. Laktasi
2.Diabetes Mellitus
3. Dengue Hemorrhagic Fever
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan
Kabupaten Pasuruan

disusun oleh :

dr. Anggasta Vasthi


dr. Kania Irma H.
dr. Nuzulida Alfisyahr
dr. Trixie Brevi Putri
dr. Tutiek Dwi Minantie
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 26 Februari 2014

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip Puskesmas Pandaan

dr. TitinYuliani
NIP. 19760501 201001 2004

Topik 1. Laktasi
LATAR
BELAKANG

Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI,


tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan,
bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal
empat bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi
berusia enam bulan. ASI kaya akan asam lemak omega-3 dan
omega-6 yang sangat penting untuk mendukung kecerdasan seorang
anak. Bayi kurang ASI juga rentan untuk menderita infeksi, dan
umumnya kurang ASI berarti juga kurang belaian kasih sayang dari
ibunya.
Air susu ibu diproduksi dalam alveolli, pada bagian awal
saluran kecil air susu. Jaringan di sekeliling saluran-saluran air susu
dan alveoli terdiri dari jaringan lemak, jaringan pengikat tersebut
menentukan ukuran payudara. Selama masa kehamilan, payudara
membesar dua sampai tiga kali ukuran normalnya, dan saluransaluran air susu serta alveoli dipersiapkan untuk masa laktasi.
Setelah melahirkan, laktasi dikontrol oleh dua macam
refleks, yaitu :
1. Refleks produksi air susu (milk production reflex)
Bila bayi menghisap puting payudara, akan diproduksi
suatu hormon yang disebut prolaktin (prolactin) yang akan
mengatur agar sel-sel dalam alveolli memproduksi air susu.
Air susu ini dikumpulkan dalam saluran-saluran air susu.
2. Refleks
mengeluarkan
(let
down
reflekx).
Hisapan bayi juga merangsang produksi hormon lain yang
disebut oksitosin (oxytocin), yang akan membuat sel-sel di
sekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong
menuju puting payudara.
Air Susu Ibu sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir.
Air susu pertama yang bertahan sekitar 4-5 hari, masih berupa
kolustrum. Banyaknya kolustrum yang disekresikan setiap hari
berkisar antara 10-100 cc, dengan rata-rata 30 cc. Air susu
sebenarnya baru keluar setelah hari kelima. Ibu harus menjulurkan
payudaranya ke mulut bayi hingga seluruh puting dan areola
tergenggam oleh mulut bayi.
Jumlah produksi ASI, bergantung pada :
Besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil

dan dalam batas tertentu,


Diet selama menyusui,
Faktor lingkungan seperti perilaku masyarakat terhadap

pemberian ASI,
Persiapan peng-ASI-an,
Kecanduan pada rokok dan alkohol,
kesegeraaran memberikan ASI setelah melahirkan,
Saat pemberian makanan lengkap,
Penggunaan tablet KB.

PERMASALAHAN

Ditemukan pasien bayi dan anak-anak di wilayah kerja


Puskesmas Pandaan yang terkena diare maupun infeksi saluran
pernafasan berulang sesuai dengan riwayat pemberian ASI tidak
eksklusif
Pengetahuan ibu menyusui yang masih rendah terhadap
manajemen laktasi di wilayah kerja Puskesmas Pandaan

PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

Melakukan intervensi secara pasif dengan melakukan edukasi


kesehatan mengenai manajemen laktasi pada semua petugas
kesehatan di Puskesmas Pandaan dengan harapan
meningkatkan pengetahuan dan edukasi terhadap pasien

PELAKSANAAN

Telah dilakukan penyuluhan di Puskesmas Pandaan pada 26


Februari 2014. Dalam pertemuan, peserta diberikan penjelasan
mengenai manajemen laktasi. Penyuluhan ini dilakukan di mulai
pukul 11.00-13.00, dihadiri oleh sekitar 30 orang petugas
puskesmas Pandaan.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanya jawab.
Dari penyampaian materi, ternyata banyak pertanyaan yang
mengemuka, seperti bagaimana manajemen laktasi yang benar,
perawatan payudara, serta cara penyimpanan dan penyajian
kembali ASI perah.

MONITORING
DAN EVALUASI

Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa


hambatan. Tidak ada gangguan teknis yag terjadi selama
penyuluhan berlangsung. Para petugas kesehatan juga merespon
dengan baik, ditandai dengan tingginya angka pertanyaan dan
tanggapan yang diberikan pada sesi tanya jawab.
Pengetahuan mengenai manajemen laktasi yang baik
diperlukan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pasien

Topik 2. DM
LATAR
BELAKANG

Menurut data WHO,Indonesia menempati


urutan keempat jumlah penderita Diabetes terbesar di
Dunia.Pada tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk
Indonesia yang mengidap Diabetes .Jumlah penderita
Diabetes di derah perkotaan Indonesia pada tahun 2003
adalah 8,2 juta orang,sedangkan di pedesaan 5,5 juta
orang.Diperkirakan,1 dari 8 orang di Jakarta mengidap
Diabetes.Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan
antara lain disebabkan gaya hidup.
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi
fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin.
Etiologi DM tipe 2 merupakan multifaktor yang
belum sepenuhnya terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan
pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan
terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak
dan rendah serat, serta kurang gerak badan. Obesitas atau
kegemukan merupakan salah satu faktor pradisposisi utama.
Berbeda dengan DM Tipe 1, pada penderita DM
Tipe 2, terutama yang berada pada tahap awal, umumnya dapat
dideteksi jumlah insulin yang cukup di dalam darahnya, di
samping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal
patofisiologis DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya
sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau
tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim
disebut sebagai Resistensi Insulin
Di samping resistensi insulin, pada penderita DM
Tipe 2 dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi
glukosa hepatik yang berlebihan. Namun demikian, tidak
terjadi pengrusakan sel-sel Langerhans secara otoimun
sebagaimana yang terjadi pada DM Tipe 1.
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun
demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai
isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang
air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak
makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu,
kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang
seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan
menurun tanpa sebab yang jelas
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat

menimbulkan komplikasi akut dan kronis.Antara lain


komplikasi hipoglikemia, hiperglikemia, komplikasi mikro dan
makrovaskular.
Penatalaksanaan diabetes meliputi pengaturan diet,
olahraga, dan terapi obat.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi
baik sebagai berikut:

Karbohidrat : 60-70%

Protein : 10-15%

Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,
status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada
dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat
mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel
terhadap stimulus glukosa. Selain jumlah kalori, pilihan jenis
bahan makanan juga sebaiknya diperhatikan.
Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan
melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang
berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh.
Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam
(terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak
mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita
diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Di samping
akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan
berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat
membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita
DM tanpa resiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu
makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar
umumnya kaya akan vitamin dan mineral.
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan
menjaga kadar gula darah tetap normal. Beberapa contoh olah
raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi,
bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini
paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari
didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri
pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak
jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam
tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan
untuk membantu penanganan pasien DM Tipe 2. Pemilihan
obat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukan
keberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkat
keparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapi
hipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu
jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan dan
penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus
mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes (tingkat

PERMASALAHAN

glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umum


termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.
Ditemukan pasien di wilayah kerja Puskesmas Pandaan
yang terkena Diabetes Mellitus Type 2, akan dilakukan
penyuluhan untuk memperbaiki kualitas hidup penderita DM
type 2 dan meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit
diabetes mellitus type 2.

Melakukan intervensi secara pasif maupun aktif.


PERENCANAAN
Penemuan penderita secara pasif
DAN PEMILIHAN
penemuan
penderita berdasarkan adanya orang yang datang
INTERVENSI

mencari pengobatan ke puskesmas/sarana kesehatan lainnya


atas kemauan sendiri atau saran orang lain.
Penemuan penderita secara aktif
pemeriksaan dilakukan jika ada anggota keluarga dengan
gejala diabetes mellitus type 2. Ditujukan pada masyarakat
pandaan dengan faktor resiko diabetes mellitus type 2.

PELAKSANAAN

Telah dilakukan penyuluhan di Puskesmas pembantu Desa


Karangjati pada Rabu, 20 November 2013. Dalam pertemuan,
peserta diberikan penjelasan mengenaidiabetes mellitus .
Penyuluhan ini dilakukan di Pendopo Dusun kalitengah mulai
pukul 09.00-10.00, dihadiri oleh sekitar 55 orang yang terdiri
dari kader posyandu dan ibu bidan.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanya
jawab. Dari penyampaian materi, ternyata banyak pertanyaan
yang mengemuka, sepertipenyebab diabetes mellitus, faktor
resiko, dan gaya hidup yang mempengaruhi diabetes mellitus.
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari penyuluhan ini
adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu mengenai
penyakit diabetes mellitus dan gaya hidup yang dapat
mempengaruhi penyakit ini.

MONITORING
DAN EVALUASI

Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa


hambatan. Tidak ada gangguan teknis yag terjadi selama
penyuluhan berlangsung. Para kader kesehatan juga merespon
dengan baik, ditandai dengan tingginya angka pertanyaan dan
tanggapan yang diberikan pada sesi tanya jawab.
Penatalaksanaan diabetes Mellitus secara oengaturan diet,
aktivitas tubuh, dan terapi farmakologi dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita. Dengan adanya
penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit ini dan meningkatkan kualitas
hidup penderita.

Topik 3. DHF
LATAR
BELAKANG

Keempat infeksi yang disebabkan oleh virusdengue


(den 1,2,3, dan 4) mungkin asimptomatis atau menuju ke
undifferentiated fever, dengue fever (DF), atau dengue
haemorrhagic fever (DHF) dengan plasma keluar yang
mungkin menuju ke hipovelemia shock atau dengue shock
syndrome (DSS)
Dengue Fever adalah demam akut dengan waktu
antara 2-7 hari (kadang disertai 2 puncak demam) dengan
disertai dua atau lebih manifestasi berikut: Pusing, Nyeri
retro orbital , myalgia/arthralgia, Rash, Manifestasi
perdarahan (petechiae dan positive tourniquet test),
leukopenia.
Pada anak anak, biasanya DF adalah kasus yang
ringan. Pada beberapa orang dewasa, DF mungkin menjadi
kasus klasik yang disertai dengan nyeri tulang yang hebat dan
fase penyembuhan biasanya terasosiasi dengan rasa lelah
yang lama dan depresi.
Dengue Haemorrhagic Fever ditandai dengan satu
atau lebih gejala berikut: Positive tourniquet test , Petechiae,
ecchymosis atau purpura , Perdarahan dari mukosa (mostly
epistaxis or bleeding from gums), injection sites or other
sites, Haematemesis atau melena, Thrombocytopaenia
(platelets 100,000/cu.mm atau kurang). Adanya tanda plasma
leakage karena peningkatan permeabilitas kapiler
Kenaikan permeabilitas kapiler yang ditandai
dengan: >20% peningkatan pada Hct sesuai dengan jenis
kelamin dan umur, >20% penurunan dari Hct bila diterapi
dengan cairan, tanda dari plasma leakage (efusi pleura, asites,
hipoproteinemia).
Dengue Shock Syndrome (DSS): semua kriteria
dari DHF yang sudah disebutkan diatas dengan disertai tanda
kegagalan sirkulasi yang termanifestasi dalam bentuk nadi
yang cepat dan lemah, jarak sistol-diastol yang menyempit (<
20 mmhg), hipotensi pada usia lanjut, turgor yang turun, dan
susah istirahat atau rewel.

PERMASALAHAN Ditemukan pasien di wilayah kerja Puskesmas Pandaan yang


terkena DHF grade III, akan dilakukan home visite dan
penyuluhan untuk mencegah kejadian dengue hemorrhagic
fever.
PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

Melakukan penyuluhan dengan topik Demam Berdarah


Dengue di desa Karangjati sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga mengenai
cara penularan dan pencegahan penyakit DBD.

PELAKSANAAN

Telah dilakukan penyuluhan di Puskesmas pembantu Desa


Karangjati pada Rabu, 20 November 2013. Dalam pertemuan,
peserta diberikan penjelasan mengenai apa itu demam
berdarah. Penyuluhan ini dilakukan di Pendopo Dusun
kalitengah mulai pukul 09.00-10.00, dihadiri oleh sekitar 55
orang yang terdiri dari kader posyandu dan ibu bidan.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanya
jawab. Dari penyampaian materi, ternyata banyak pertanyaan
yang mengemuka, seperti apa yang membedakan demam
berdarah dengan penyakit demam lainnya,bagaimana gejala
kritis demam berdarah,bagaimana memberantas penularannya
yang efektif dan sebagainya.
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari penyuluhan ini
adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu
mengenai penyakit demam berdarah dan upaya kebersihan
untuk pencegahannya.

MONITORING
DAN EVALUASI

Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa


hambatan. Tidak ada gangguan teknis yag terjadi selama
penyuluhan berlangsung. Para kader kesehatan juga merespon
dengan baik, ditandai dengan tingginya angka pertanyaan dan
tanggapan yang diberikan pada sesi tanya jawab.
Dengue Fever atau Dengue Hemorrhagic Fever atau lebih
dikenal masyarakat dengan demam berdarah masih menjadi
ancaman bagi masyarakat kecamatan Pandaan ditambah
dengan perubahan cuaca di kabupaten Pasuruan yang sangat
ekstrim menambah angka kejadian demam berdarah yang
terjadi dengan cukup signifikan.
Penanganan demam berdarah secara medis dan non-medis
yang dilakukan berupa penyuluhan bahaya demam berdarah
atau pemberantasan sarang nyamuk, atau usaha usaha yang
dilakukan oleh Puskesmas Pandaan secara keseluruhan
diharapkan dapat membantu mengurangi angka kejadian
dengue hemorrhagic fever di puskesmas Pandaan.

Komentar/Umpan Balik:

Peserta

Pandaan, 26 Februari2014
Pendamping

dt. Trixie Brevi Putri

dr. Titik Yuliani

NIP. 19760501 201001 2004

You might also like